9 Limbah padat adalah segala bentuk benda padat yang telah dikurangi atau
dihabiskan nilai gunanya dari suatu kegiatan sehingga tidak terpakai. Limbah padat yang tidak dikelola dengan baik akan menumpuk sehingga
menimbulkan timbulan. Timbulan tersebut akan mengurangi nilai estetika suatu kawasan dan menyebabkan gangguan lingkungan.
PT Unilever Indonesia Tbk memisahkan antara limbah padat dengan limbah padat B3 sehingga diperlukan pengelolaan yang berbeda. Limbah padat B3
dikelola oleh pihak yang berkompeten agar limbah yang berbahaya tidak mencemari lingkungan yang ada.
2.5.4 Emisi Udara
Emisi udara adalah satu, beberapa atau kombinasi bahan pencemar di atmosfer seperti: debu, uap air, gas, bau, asap dan uap lainnya yang dalam
kuantitas, sifat dan lama waktu keberadaanya dapat mengganggu kesehatan manusia, tumbuhan dan hewan atau gangguan pada kualitas benda atau bukan
karena sebab lain maka kenyamanan hidup manusia dan biota terganggu Canter 1977.
Sumber emisi udara dapat dibagi kedalam dua sumber, yaitu sumber bergerak seperti cerobong asap dan sumber tidak bergerak seperti kendaraan
bermotor. Bahaya dari bahan pencemar partikulat adalah menyebabkan gangguan dan
penyakit pada manusia, seperti: iritasi pada keongkongan, gangguan pada saluran pernapasan, penyakit paru-paru, jantung dan kanker, mengganggu proses
fotosintesis, berbahaya untuk hewan, mengurangi visibilitas atmosfer, mempengaruhi iklim dan cuaca Miller 1979.
2.6 Pemantauan dan Pengelolaan Lingkungan
Pemantauan dan pengukuran merupakan perangkat pemeriksaan kinerja aktual penerapan SML dalam rangka memastikan kesesuaian penerapan SML
terhadap rencana yang telah ditetapkan dalam tujuan dan sasaran lingkungan. Pemantauan adalah pemeriksaan berkala terhadap suatu proses atau kondisi yang
telah berjalan. Pemantauan tidak harus memerlukan data kuantitatif yang akurat, sehingga seringkali disebut dengan pengukuran indikatif. Pengukuran
menghasilkan data kuantitatif yang akurat dan cermat tentang suatu keadaan fisik maupun kimia dalam suatu proses.
Dengan pemantauan dan pengukuran memungkinkan organisasi untuk:
1.
Mengevaluasi kinerja lingkungan.
2.
Menganalisis akar penyebab masalah.
3.
Menilai penaatan peraturan lingkungan.
4.
Menyempurnakan kinerja dan meningkatkan efisiensi. Menurut UU RI No. 5 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Sumberdaya Alam
Hayati dan Ekosistemnya, pengelolaan lingkungan hidup adalah pengelolaan sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk
menjamin persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. Pada UU RI No. 23 tahun 1997 didefinisikan
10 lingkungan hidup adalah semua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup termasuk
manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk lain.
Pada undang-undang tersebut dijelaskan bahwa pengelolaan lingkungan ditujukan untuk mengelola seluruh sumberdaya maupun hasil dari sesuatu
kegiatan yang mempengaruhi lingkugan kehidupan dan kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan masa depan. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan
suatu perusahaan akan berpengaruh pada kehidupan lingkungan sekitarnya untuk jangka waktu yang lama. Pengelolaan ini bertujuan untuk mengurangi dampak
dari pencemaran yang dihasilkan perusahaan.
Karena terbatasnya lahan pengelolaan yang tersedia maka dibutuhkan suatu prosedur untuk meminimalisasi limbah. Prosedur ini mencakup 4R, yaitu Kuhre
1996 : 1.
Reduce atau pengurangan jumlah bahan yang mereka gunakan, sehingga hasil keluaran lebih sedikit.
2. Reuse atau pemakaian kembali bahan yang telah dipakai tetapi masih
bisa dimanfaatkan. 3.
Recycle atau pendaur-ulangan bahan yang telah dipakai. Biasanya dengan kerjasama pihak ketiga.
4. Repurchase atau pembelian kembali hasil dari daur ulang.
2.7 Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan lainnya
Untuk memenuhi salah satu komitmen fundamental ISO 14001 yaitu memenuhi peraturan perundangan, maka suatu perusahaan atau organisasi harus
memiliki standar pemantauan lingkungan untuk masing-masing aspek lingkungannya.
Elemen ISO 14001 mempersyaratkan adanya kesesuaian dengan persyaratan berdasarkan peraturan perundangan dibidang lingkungan pada umumnya.
Pemenuhan peraturan sesuai ISO 14001 memiliki dua sasaran sekaligus, yaitu dalam upaya memenuhi permintaan pasar dan sebagai perwujudan tanggung
jawab perusahaan dalam melestarikan lingkungan Chafid et all, 2006.
2.8 Pelatihan, Kepedulian dan Kompetensi
Pelatihan, kepedulian, dan kompetensi yang baik akan menjamin pengelolaan aspek lingkungan yang efektif. Hal ini dilakukan pada setiap subjek
yang berperan langsung pada penanganan aspek lingkungan mulai dari proses awal hingga proses akhir suatu perusahaan berjalan. Pelatihan yang diberikan
kepada karyawan mencakup pelatihan kepedulian dan pelatihan kompetensi dalam menangani masalah-masalah operasional, sedangkan pelatihan yang diberikan
kepada pemasok adalah pelatihan kepedulian agar pemasok menyadari bahwa kegiatannya juga memberikan aspek dan dampak terhadap lingkungan Clemens
1996.