Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001

6 Menurut SNI 19-14001-2005, manajemen puncak harus menetapkan kebijakan lingkungan organisasi dan memastikan bahwa kebijakan dalam lingkup sistem manajemen lingkungannya : 1. Sesuai dengan sifat, ukuran, dan dampak lingkungan dari kegiatan, produk dan jasanya. 2. Mencakup komitmen pada perbaikan berkelanjutan dan pencegahan pencemaran. 3. Mencakup komitemn untuk menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku dan persyaratan lain yang diikuti organisasi, yang terkait dengan aspek lingkungannya. 4. Menyediakan kerangka untuk menentukan dan mengkaji tujuan dan sasaran lingkungan 5. Didokumentasikan, diterapkan, dan dipelihara. 6. Dikomunikasikan kepada semua orang yang bekerja pada atau atas nama organisasi. 7. Tersedia untuk masyarakat.

2.4 Aspek Lingkungan

Aspek lingkungan adalah elemen dari aktivitas-aktivtas organisasi atau produk atau jasa yang dapat berinteraksi dengan lingkungan Gaspersz 2012. Aspek lingkungan yang signifikan memiliki atau dapat memberikan dampak lingkungan yang signifikan. Dalam kegiatannya, perusahaan harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk : 1. Mengidentifikasi aspek lingkungan dari aktivitas-aktivitasnya, produk- produk dan jasa-jasa dalam lingkup sistem manajemen lingkungan yang dapat dikendalikan dan yang dapat dipengaruhi dengan mempertimbangkan pengembangan yang direncanakan atau baru, atau aktivitas-aktivitas baru atau yang dimodifikasi, produk-produk dan jasa- jasa, dan 2. Menentukan aspek-aspek yang memiliki atau dapat memiliki dampak yang signifikan pada lingkungannya yang disebut aspek lingkungan penting. Organisasi harus menjamin bahwa aspek lingkungan penting diperhitungkan dalam penetapan, penerapan, dan pemeliharaan sistem manajemen lingkungannya. Analisa aspek lingkungan bertujuan untuk mengukur dan mengetahui apa dan berapa besar input yang digunakan serta apa dan berapa besar output yang berpengaruh terhadap lingkungan. Namun demikian, persyaratan standar tidak menghalangi organisasi untuk melakukan penilaian lengkap resiko lingkungan. Hal terpenting yang ingin dicapai dengan dilakukannya identifikasi dan evaluasi aspek lingkungan adalah organisasi memahami apa yang terjadi dan dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan. 7 Gambar 2 Diagram penerapan SML di PT Unilever Indonesia Tbk

2.5 Aspek Lingkungan Penting

Suatu organisasi mempunyai banyak aspek lingkungan dan dampak lingkungan terkait, organisasi tersebut seharusnya menetapkan kriteria dan metode untuk menentukan aspek lingkungan yang akan dipertimbangkan sebagai aspek lingkungan penting. Tingkat kepentingan adalah suatu konsep yang relatif, tidak dapat dijelaskan dalam ukuran yang bersifat mutlak. Apa yang penting dari satu organisasi mungkin tidak penting untuk yang lainnya. Evaluasi tingkat kepentingan membutuhkan penerapan analisa teknik dan penilaian oleh organisasi 8

2.5.1 Limbah B3

Menurut Peraturan Pemerintah No.18 tahun 1999 limbah B3 adalah sisa suatu usaha danatau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya danatau beracun yang karena sifat danatau konsentrasinya danatau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan danatau merusak lingungan hidup danatau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain. Sampai saat ini sektor industri merupakan penyumbang limbah B3 terbesar. Mengingat besarnya resiko yang dapat ditimbulkan, maka perlu diupayakan suatu pengelolaan terpadu dan berkesinambungan. Unsur manajemen akan memegang peranan penting dalam sistem penegelolaannya Soetiyono 2005. Pengelolaan limbah B3 adalah proses untuk mengubah karakteristik dan komposisi limbah B3 untuk menghilangkan dan atau mengurangi sifat bahaya danatau sifat racun Wentz 1995 dan Freeman 1988. PP No.18 Tahun 1999 Jo PP No.85 Tahun 1999 mengatur tentang pengelolaan limbah B3 dan karakteristiknya. Karakteristik imbah yang termasuk limbah B3 adalah : 1. Limbah mudah meledak. 2. Limbah mudah terbakar. 3. Limbah yang bersifat reaktif. 4. Limbah beracun. 5. Limbah yang menyebabkan infeksi. 6. Limbah yang bersifat korosif. Jenis limbah B3 menurut sumber meliputi : 1. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik. 2. Limbah B3 dari sumber spesifik. 3. Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan, dan buagan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.

2.5.2 Limbah Cair

Menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 tahun 1995 limbah cair adalah limbah dalam wujud cair yang dihasilkan oleh kegiatan industri yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingungan. Ada banyak parameter yang harus diukur untuk memastikan kualitas limbah cair industri. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Kawasan Industri dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 3 Tahun 2010, ada beberapa parameter yang harus diukur dari hasil pemrosesan air limbah industri. Parameter tersebut antara lain pH, BOD, COD, kadmium, seng, mangan, timbal, sulfida, deterjen, minyaklemak, dan TSS. Semua parameter tersebut dipantau dan diukur untuk mengetahui kualitas air limbah industri. Dampak limbah cair yang mencemari badan air adalah berkurangnya oksigen yang ada di dalam badan air dan terhalangnya sinar matahari untuk masuk ke dalam badan air.

2.5.3 Limbah Padat