Hasil Analisis Gerombol Pengembangan Sarana dan Prasarana Wilayah,

75 faktor ini, semakin lengkap sarana kesehatan yang dimilikinya. Nilai keragaman data yang dapat dijelaskan oleh Faktor 5 ini adalah sebesar 5.22. Faktor 7 sebagai indikator pertanian, yang secara nyata berkorelasi negatif dengan persentase keluarga pertanian. Semakin besar skor suatu daerah pada faktor ini, semakin kecil persentase keluarga pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa semakin maju suatu wilayah maka keluarga yang berkerja di sektor pertanian akan semakin sedikit. Nilai keragaman data yang dapat dijelaskan oleh Faktor 7 ini adalah sebesar 4.13.

b. Hasil Analisis Gerombol

Untuk menentukan tipologi wilayah dalam hal ini wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten Purwakarta dilakukan dengan analisis gerombol clustering analysis, yang bertujuan untuk mengelompokkan wilayah-wilayah ke dalam beberapa kelompok wilayahkawasan tertentu yang memiliki kemiripan ciri dan sifat fisik dan sosial-ekonomi antar wilayah. Tabel 21. Factor Scores Rotation : varimax normalized Extraction: Principal Components Case F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 Jatiluhur -0.18 0.11 1.18 0.73 1.12 1.29 2.77 Sukasari -0.06 0.35 -1.72 -1.46 -2.01 0.97 1.40 Maniis -0.43 0.31 -1.35 -0.10 0.00 -1.45 0.62 Tegalwaru -0.34 -1.04 -0.10 -0.46 -0.81 -0.11 -0.45 Plered 0.70 -0.98 -0.36 -0.23 0.48 -0.41 -1.00 Sukatani -0.47 -0.03 -0.01 1.21 -0.22 0.12 -0.43 Darangdan -0.21 -1.89 -0.85 -0.38 1.28 1.74 -0.93 Bojong -0.68 0.08 -1.55 2.22 -0.03 -0.80 -0.03 Wanayasa 0.08 -0.60 0.08 1.35 -0.07 -0.04 0.48 Kiarapedes -0.03 -0.85 0.67 -1.65 -0.01 -1.16 0.88 Pasawahan 0.22 -0.03 1.82 0.39 -0.94 -1.47 -0.01 Pondoksalam -0.38 -0.94 0.86 -0.34 -0.10 -0.59 -0.29 Purwakarta 3.56 0.40 -0.17 0.12 0.40 0.09 -0.06 Babakancikao 0.17 1.31 0.72 0.53 -1.84 1.51 -1.16 Campaka -0.72 1.00 0.55 -0.85 0.33 -0.12 -0.97 Cibatu -0.97 0.55 0.87 -0.33 0.66 0.99 -0.53 Bungursari -0.26 2.24 -0.65 -0.76 1.78 -0.55 -0.29 76 Variabel yang digunakan dalam analisis gerombol adalah factor score untuk faktor utama tiap kecamatan yang diperoleh dari hasil analisa komponen utama, seperti terlihat pada Tabel 21. Berdasarkan analisis gerombol terhadap ketujuh faktor di atas mengelompokkan kecamatan-kecamatan di Kabupaten Purwakarta menjadi tiga gerombol cluster, yaitu: 1. Cluster 1 meliputi: Kecamatan Jatiluhur, Tegalwaru, Plered, Sukatani, Darangdan, Wanayasa, Kiarapedes, Pasawahan, Pondoksalam dan Kecamatan Purwakarta 2. Cluster 2 meliputi:Kecamatan Babakancikao, Campaka, Cibatu dan Kecamatan Bungursari, 3 Cluster 3 meliputi: Kecamatan Sukasari, Maniis dan Kecamatan Bojong. Secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Hasil analisis cluster No Kecamatan F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 Cluster 1 Jatiluhur -0.18 0.11 1.18 0.73 1.12 1.29 2.77 1 2 Tegalwaru -0.34 -1.04 -0.10 -0.46 -0.81 -0.11 -0.45 1 3 Plered 0.70 -0.98 -0.36 -0.23 0.48 -0.41 -1.00 1 4 Sukatani -0.47 -0.03 -0.01 1.21 -0.22 0.12 -0.43 1 5 Darangdan -0.21 -1.89 -0.85 -0.38 1.28 1.74 -0.93 1 6 Wanayasa 0.08 -0.60 0.08 1.35 -0.07 -0.04 0.48 1 7 Kiarapedes -0.03 -0.85 0.67 -1.65 -0.01 -1.16 0.88 1 8 Pasawahan 0.22 -0.03 1.82 0.39 -0.94 -1.47 -0.01 1 9 Pondoksalam -0.38 -0.94 0.86 -0.34 -0.10 -0.59 -0.29 1 10 Purwakarta 3.56 0.40 -0.17 0.12 0.40 0.09 -0.06 1 11 Babakancikao 0.17 1.31 0.72 0.53 -1.84 1.51 -1.16 2 12 Campaka -0.72 1.00 0.55 -0.85 0.33 -0.12 -0.97 2 13 Cibatu -0.97 0.55 0.87 -0.33 0.66 0.99 -0.53 2 14 Bungursari -0.26 2.24 -0.65 -0.76 1.78 -0.55 -0.29 2 15 Sukasari -0.06 0.35 -1.72 -1.46 -2.01 0.97 1.40 3 16 Maniis -0.43 0.31 -1.35 -0.10 0.00 -1.45 0.62 3 17 Bojong -0.68 0.08 -1.55 2.22 -0.03 -0.80 -0.03 3 Mean Cluster 1 0.30 -0.58 0.31 0.08 0.11 -0.05 0.10 Mean Cluster 2 -0.44 1.27 0.37 -0.35 0.23 0.46 -0.74 Mean Cluster 3 -0.39 0.25 -1.54 0.22 -0.68 -0.43 0.66 Sumber : Data Olahan Perbedaan karakteristik setiap cluster hasil penggerombolan terhadap faktor utama tiap kecamatan, dapat terlihat pada gambar 10 yang merupakan grafik nilai tengah dari setiap faktor untuk masing-masing cluster. 77 Gambar 10. Grafik nilai tengah dari faktor utama pada setiap cluster. Dengan melihat grafik nilai tengah dari faktor utama maka dapat diidentifikasi karakteristik atau perbedaanpenciri pada setiap cluster. Penciri antar cluster antara lain varibel F2, F3, F5 dan F7, dengan penjelasan sebagai berikut : 1. F2 merupakan variabel indikator keuangan daerah, terdiri dari variabel pendapatan asli tiap kecamatan, jarak tiap kecamatan ke Bandung, jarak tiap kecamatan ke Jakarta dan keluarga yang berlangganan PLN. F2 menjadi penciri pada cluster 2, berdasarkan indikator keuangan daerah maka pendapatan asli daerah dan persentase pelanggan PLN dominan terdapat pada cluster 2 yaitu di Kecamatan Babakancikao, Campaka, Cibatu dan Kecamatan Bungursari. Karakteristik tingginya tingkat keuangan daerah juga terjadi karena kecamatan-kecamatan tersebut relatif dekat ke Kota Jakarta dan relatif jauh dari Kota Bandung. 2. F3 merupakan variabel indikator fisik wilayah, terdiri dari persentase luas wilayah dengan kelerengan 8-15 dan persentase luas areal dengan lereng 40. F3 menjadi penciri pada cluster 3, berdasarkan indikator fisik wilayah persentase luas wilayah dengan kelerengan 40 paling dominan dan persentase luas wilayah dengan kelerengan 8-15 paling sedikit Plot of Means for Each Cluster Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3 F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 Variables -2.5 -2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 78 terdapat pada cluster 3 meliputi Kecamatan Sukasari, Maniis dan Kecamatan Bojong. 3. F5 merupakan variabel indikator aksesibilitas, terdiri dari jalan dengan kondisi baik, tempat pelayanan kesehatan dan rasio jumlah mesjid. F5 menjadi penciri pada cluster 3, berdasarkan indikator aksesibilitas maka persentase panjang jalan dengan kondisi paling buruk di Kabupaten Purwakarta dominan terdapat pada cluster 3 meliputi Kecamatan Sukasari, Maniis dan Kecamatan Bojong. Namun meskipun demikian tempat-tempat kesehatan tersedia cukup memadai bagi masyarakatnya pada kecamatan- kecamatan ini. Sedangkan persentase kondisi jalan baik paling tinggi terdapat pada cluster 2 meliputi: Kecamatan Babakancikao, Campaka, Cibatu dan Kecamatan Bungursari. Hal ini dapat dimengerti karena kecamatan ini merupakan daerah pengembangan industri dan pengolahan sehingga membutuhkan infrastruktur jalan yang baik. 4. F7 merupakan variabel indikator pertanian, yaitu persentase keluarga pertanian. F7 menjadi penciri pada cluster 2 dan cluster 3. Berdasarkan varibel ini, persentase keluarga pertanian paling tinggi terdapat pada cluster 3 meliputi Kecamatan Sukasari, Maniis dan Kecamatan Bojong. Sedangkan pada cluster 2 yaitu pada Kecamatan Babakancikao, Campaka, Cibatu dan Kecamatan Bungursari persentase keluarga pertanian sangat rendah, hal ini karena pada kecamatan tersebut berkembangan sektor non pertanian industri dan pengolahan. 5. Sedangkan variabel F1 yaitu variabel indikator sarana perkotaan seperti: kepadatan penduduk, sarana komunikasi, panjang jalan, persentase keluarga yang berlangganan telpon dan lembaga keuangan, F4 yaitu variabel pendidikan jumlah sarana pendidikan dasar dan menengah dan F6 yaitu variabel kesehatan tenaga kesehatan menyebar secara merata pada semua cluster. Namun pada cluster 1 sarana indikator perkotaan lebih memadai dibandingkan pada cluster lain baik jumlah maupun jangkauan pelayanannya. Jumlah sarana pendidikan dasar dan menengah pada cluster 3 tersedia lebih baik, sedangkan tenaga kesehatan tersedia lebih baik pada cluster 2. 79 Dari pemaparan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa cluster 1 yaitu meliputi: Kecamatan Jatiluhur, Tegalwaru, Plered, Sukatani, Darangdan, Wanayasa, Kiarapedes, Pasawahan, Pondoksalam dan Kecamatan Purwakarta merupakan tipologi wilayah yang relatif maju memiliki kelengkapan fasilitas perkotaan yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi, memiliki sarana komunikasi dan informasi yang lengkap dan infrastruktur jalan yang baik dan dilengkapi dengan ketersediaan lembaga keuangan. Tipologi wilayah ini memiliki tingkat kesehatan yang cukup baik, ketersediaan tenaga kesehatan maupun tempat kesehatan. Namun tipologi wilayah ini juga memiliki pendapatan perkapita dan persentase keluarga pertanian yang sedang dan wilayahnya sebagian besar terletak pada kelerengan 8-15 dan 15-40 dan terletak di bagian tengah wilayah Kabupaten Purwakarta. Dengan demikian cluster ini mencirikan tipologi wilayah transisi dari perdesaan ke perkotaan tapi masih berbasis pertanian. Cluster 2 yaitu meliputi: Kecamatan Babakancikao, Campaka, Cibatu dan Kecamatan Bungursari, merupakan tipologi wilayah yang sedang berkembang, ditandai dengan kepadatan penduduk yang sedang dan jumlah keluarga pertanian yang rendah, memiliki sarana pendidikan dasar dan menengah relatif lengkap. Sebagian besar tipologi wilayah ini berada pada dataran rendah dan relatif dekat dengan Jakarta dan terletak di bagian utara Kabupaten Purwakarta. Tipologi wilayah ini juga memiliki sarana kesehatan yang sangat memadai, baik tempat- tempat pelayanan kesehatan maupun ketersediaan tenaga kesehatan karena di dukung oleh infrastruktur jalan dalam kondisi baik yang cukup tinggi dibandingkan wilayah lainnya. Tipologi wilayah ini ternyata terletak pada daerah pengembangan industri dan pengolahan di Kabupaten Purwakarta di luar kecamatan Jatiluhur. Dengan demikian cluster ini mencirikan tipologi wilayah transisi dari perdesaan ke perkotaan dan berbasis industri Cluster 3 yaitu meliputi: Kecamatan Sukasari, Maniis dan Kecamatan Bojong merupakan tipologi wilayah yang relatif lambat perkembangannya ditandai dengan kepadatan penduduk yang rendah, tingginya keluarga pertanian, sarana komunikasi dan informasi yang minim dan prasarana jalan yang buruk, sehingga aksesibilitasnya rendah dan ketersediaan tenaga kesehatan dan tempat pelayanan kesehatan yang rendah. Tingkat keuangan daerah masih rendah dan 80 ditambah lagi keberadaan lembaga keuangan masyarakat yang minim. Namun pada tipologi wilayah ini memiliki tingkat pendidikan penduduknya relatif tinggi. Dengan demikian tingkat perekonomian pada tipologi wilayah ini masih rendah. Cluster ini merupakan wilayah perbukitan dan sebagian besar berada pada kemiringan lereng 40 dan terletak relatif jauh dari pusat Kabupaten Purwakarta. Dengan demikian cluster ini mencirikan tipologi wilayah pedesaan berbasis pertanian.. Peta tipologi wilayah Kabupaten Purwakarta berdasarkan analisis cluster dapat dilihat pada Gambar 11.

c. Hasil Analisis Diskriminan