mempertimbangkan penyebaran sarana dan prasarana pelayanan umum atau kebutuhan masyarakat, akan tetapi ditetapkan hanya secara kedekatan spasial atau
bahkan hanya kelompok kumpulan kecamatan-kecamatan saja. Analisis diskriminan juga dapat menduga fungsi diskriminan lain untuk
membedakan antar kelompok satu dengan kelompok lain. Hal ini dilakukan dengan analisis kanonikal yang akan menghasilkan fungsi diskriminan yang
jumlahnya sama dengan kelompok dikurangi satu. Untuk pembagian kelompok berdasarkan hasil cluster diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 24. Koefisien Hasil Standarisasi untuk pembeda antar kelompok
Varibel Akar 1
Akar 2 F1 -0.80
-0.75 F2
1.81
0.75 F3
1.20 -1.10
F4 -0.97 0.01
F5 0.89 -0.63
F6 1.30
-0.18 F7
-1.91 0.24
Eigenvalue 20.16 4.38
Cum.Prop 0.82 1.00
Tabel 25. Tes Chi-Square untuk masing-masing akar
Eigen- Canonicl Wilks Chi-Sqr.
df p-level
value R Lambda
0 20.161 0.976
0.009 52.077
14 0.000
1 4.377 0.902
0.186 18.503
6 0.005
Berdasarkan fungsi diskriminan seperti terlihat pada tabel 24, maka varibel yang membedakan pengelompokkan berdasarkan cluster adalah F2, F3, F6 dan F7
yaitu : variabel pendapatan asli tiap kecamatan, jarak tiap kecamatan ke Bandung, jarak tiap kecamatan ke Jakarta dan keluarga yang berlangganan PLN; persentase
luas wilayah dengan kelerengan 8-15 dan persentase luas areal dengan lereng 40; tenaga kesehatan seperti: dokter, bidan dan dukun bayi serta persentase
keluarga pertanian. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dalam menentukan tipologi
wilayah kecamatan di Kabupaten Purwakarta, diperoleh karakteristik tiap tipologi, seperti tercantum dalam Tabel 26.
Tabel 26 Karakteristik Tipologi Wilayah Kecamatan di Kabupaten Purwakarta
Tipologi Wilayah Karakteristik Wilayah
Tipologi Wilayah
Transisi berbasis
pertanian Tipologi
Wilayah Transisi
berbasis industri
Tipologi Wilayah
Pedesaan berbasis
Pertanian Kepadatan penduduk, jumlah sarana
komunikasi wartel, warnet, kantor pos, panjang jalan, persentase keluarga yang
berlangganan telpon dan jumlah lembaga keuangan seperti jumlah Bank, BPR,
KUD, koperasi Sedang
Sedang Sedang
Pendapatan Asli Daerah tiap kecamatan, persentase keluarga yang berlangganan
PLN, Jarak ke Kota Bandung
Rendah Tinggi
Sedang Jarak ke Kota Jakarta
Tinggi Rendah Sedang
Persentase luas wilayah dengan kelerengan 8-15
Sedang Sedang Rendah
Persentase luas wilayah dengan kelerengan 40
Sedang Sedang Tinggi
Jumlah sarana pendidikan dasar dan menengah Jumlah TK, SD,
SMP,SMASMK negeri dan swasta Sedang
Sedang Sedang
Panjang jalan dengan kondisi baik Sedang
Sedang
Rendah
Jumlah mesjid dan jumlah tempat pelayanan kesehatan seperti RSU, rumah
bersalin, poliklinik, puskesmas, tempat dokter bidan dan posyandu
Sedang Sedang
Tinggi
Jumlah tenaga kesehatan dokter, bidan dan dukun bayi
Sedang Sedang Sedang Persentase keluarga pertanian
Sedang Rendah
Sedang
Hasil Analisis Disparitas
Permasalahan disparitas antar wilayah dapat juga dianalisa dengan menggunakan indeks williamson. Indeks Williamson akan menghasilkan indeks
yang lebih besar atau sama dengan nol. Jika dihasilkan nilai indeks sama dengan nol, berarti tidak adanya disparitas perekonomian atau pembangunan antar
wilayah, sedangkan indeks lebih besar dari nol menunjukkan adanya disparitas perekonomian atau pembangunan antar daerah. Semakin besar indeks yang
dihasilkan semakin besar tingkat kesenjangan antar wilayah di suatu wilayah yang lebih luas.
Dalam analisis ini data yang digunakan adalah PDRB per Kecamatan Tahun 2002. Berdasarkan hasil perhitungan, Kabupaten Purwakarta memiliki nilai
indeks williamson sebesar 1.41. Nilai ini lebih tinggi jika di bandingkan nilai indeks williamson Provinsi Jawa Barat yang hanya mencapai 0.64. Hal ini