-1.10 Pengembangan Sarana dan Prasarana Wilayah,

mempertimbangkan penyebaran sarana dan prasarana pelayanan umum atau kebutuhan masyarakat, akan tetapi ditetapkan hanya secara kedekatan spasial atau bahkan hanya kelompok kumpulan kecamatan-kecamatan saja. Analisis diskriminan juga dapat menduga fungsi diskriminan lain untuk membedakan antar kelompok satu dengan kelompok lain. Hal ini dilakukan dengan analisis kanonikal yang akan menghasilkan fungsi diskriminan yang jumlahnya sama dengan kelompok dikurangi satu. Untuk pembagian kelompok berdasarkan hasil cluster diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 24. Koefisien Hasil Standarisasi untuk pembeda antar kelompok Varibel Akar 1 Akar 2 F1 -0.80 -0.75 F2 1.81 0.75 F3

1.20 -1.10

F4 -0.97 0.01 F5 0.89 -0.63 F6 1.30 -0.18 F7 -1.91 0.24 Eigenvalue 20.16 4.38 Cum.Prop 0.82 1.00 Tabel 25. Tes Chi-Square untuk masing-masing akar Eigen- Canonicl Wilks Chi-Sqr. df p-level value R Lambda 0 20.161 0.976 0.009 52.077 14 0.000 1 4.377 0.902 0.186 18.503 6 0.005 Berdasarkan fungsi diskriminan seperti terlihat pada tabel 24, maka varibel yang membedakan pengelompokkan berdasarkan cluster adalah F2, F3, F6 dan F7 yaitu : variabel pendapatan asli tiap kecamatan, jarak tiap kecamatan ke Bandung, jarak tiap kecamatan ke Jakarta dan keluarga yang berlangganan PLN; persentase luas wilayah dengan kelerengan 8-15 dan persentase luas areal dengan lereng 40; tenaga kesehatan seperti: dokter, bidan dan dukun bayi serta persentase keluarga pertanian. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dalam menentukan tipologi wilayah kecamatan di Kabupaten Purwakarta, diperoleh karakteristik tiap tipologi, seperti tercantum dalam Tabel 26. Tabel 26 Karakteristik Tipologi Wilayah Kecamatan di Kabupaten Purwakarta Tipologi Wilayah Karakteristik Wilayah Tipologi Wilayah Transisi berbasis pertanian Tipologi Wilayah Transisi berbasis industri Tipologi Wilayah Pedesaan berbasis Pertanian Kepadatan penduduk, jumlah sarana komunikasi wartel, warnet, kantor pos, panjang jalan, persentase keluarga yang berlangganan telpon dan jumlah lembaga keuangan seperti jumlah Bank, BPR, KUD, koperasi Sedang Sedang Sedang Pendapatan Asli Daerah tiap kecamatan, persentase keluarga yang berlangganan PLN, Jarak ke Kota Bandung Rendah Tinggi Sedang Jarak ke Kota Jakarta Tinggi Rendah Sedang Persentase luas wilayah dengan kelerengan 8-15 Sedang Sedang Rendah Persentase luas wilayah dengan kelerengan 40 Sedang Sedang Tinggi Jumlah sarana pendidikan dasar dan menengah Jumlah TK, SD, SMP,SMASMK negeri dan swasta Sedang Sedang Sedang Panjang jalan dengan kondisi baik Sedang Sedang Rendah Jumlah mesjid dan jumlah tempat pelayanan kesehatan seperti RSU, rumah bersalin, poliklinik, puskesmas, tempat dokter bidan dan posyandu Sedang Sedang Tinggi Jumlah tenaga kesehatan dokter, bidan dan dukun bayi Sedang Sedang Sedang Persentase keluarga pertanian Sedang Rendah Sedang Hasil Analisis Disparitas Permasalahan disparitas antar wilayah dapat juga dianalisa dengan menggunakan indeks williamson. Indeks Williamson akan menghasilkan indeks yang lebih besar atau sama dengan nol. Jika dihasilkan nilai indeks sama dengan nol, berarti tidak adanya disparitas perekonomian atau pembangunan antar wilayah, sedangkan indeks lebih besar dari nol menunjukkan adanya disparitas perekonomian atau pembangunan antar daerah. Semakin besar indeks yang dihasilkan semakin besar tingkat kesenjangan antar wilayah di suatu wilayah yang lebih luas. Dalam analisis ini data yang digunakan adalah PDRB per Kecamatan Tahun 2002. Berdasarkan hasil perhitungan, Kabupaten Purwakarta memiliki nilai indeks williamson sebesar 1.41. Nilai ini lebih tinggi jika di bandingkan nilai indeks williamson Provinsi Jawa Barat yang hanya mencapai 0.64. Hal ini