Laju Rembesan Emitter Desain dan Uji Kinerja Emitter Irigasi Cincin

Dari penelitian yang dilakukan dapat dilihat bahwa air yang keluar dari dinding emitter merembes ke arah vertikal lebih besar dibandingkan ke arah horizontal. Hal ini disebabkan karena emitter cincin ditempatkan di bawah permukaan tanah menyebabkan gaya gravitasi air ke bawah lebih besar sehingga laju rembesan ke arah vertikal lebih besar. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Hermantoro 2006 tentang pola pembasahan oleh emitter gerabah dimana bentuk pola pembasahan tanah dari penetes porus gerabah di dalam tanah adalah berupa garis mengeliling pusat rembesan. Pada media tanah pasiran pola pembasahan mempunyai kecendrungan ke arah bawah lebih besar, sedangkan pada tanah liat mempunyai kecendrungan ke arah horizontal lebih besar. Pola penyebaran air dari dinding emitter dipengaruhi oleh beda potensial tanah tidak jenuh dan kadar air tanah. penyebaran air ke arah horisontal lebih sedikit karena a ir yang bergerak ke atas tersebut terjadi pada kecepatan yang relatif rendah. Kecepatan pergerakan air ke atas dapat diperhitungkan dari konduktivitas hidrolik tak jenuh. Tanah pada kondisi kering menyerap air lebih cepat dibandingkan tanah pada kondisi lembab. Besarnya laju rembesan juga mempengaruhi jarak pembasahan tanah. semakin besar laju rembesan dari dinding emitter, semakin jauh jarak pembasahannya terbukti pada emitter dengan bahan Kyramat dan Veronica memiliki jarak pembasahan yang paling jauh pada menit ke 30 yaitu sebasar 5 cm dari arah horizontal dan 15 cm dari arah horizontal. Pertambahan jarak pembasahan semakin kecil seiring dengan lama penyiraman, diamana diawal pemberian air kondisi tanah kering sehingga pori-pori air masih berisi udara dan lambat laun air mengisi pori-pori tanah, disaat tanah sudah lembab atau jenuh air bergerak dengan lambat sehingga kecepatan pergerakan air pada kondisi jenuh diperhitungkan dari konduktivitas tanah jenuh.

c. Analisis Neraca Air

Tanaman memerlukan air dalam jumlah yang cukup agar pertumbuhannya tidak terhambat. Akar tanaman menyerap kandungan air dalam tanah untuk tumbuh pada batas kondisi titik layu permanen dan kapasitas lapang. Jika kondisi kadar air yang tersimpan dalam tanah berada dalam jumlah yang semakin kecil maka diperlukan penambahan air irigasi agar pertumbuhan tanaman dapat terus berlangsung. Tanaman melon sensitif terhadap kekurangan air pada tahap pembungaan dan pembentukan buah. Jika terjadi kekurangan air pada tahap tersebut akan menyebabkan penurunan hasil produksi. Neraca air merupakan perimbangan antara masukan input dan keluaran output air di suatu tempat pada suatu periode tertentu. Perhitungan Neraca air digunakan untuk mengetahui kondisi agroklimatik terutama dinamika kadar air tanah dan kondisi ketersediaan-kebutuhan air. Analisis neraca air pada penelitian ini dihitung berdasarkan neraca antara pemberian air irigasi dan kebutuhan irigasi yang dinyatakan oleh kebutuhan air tanaman ETc. pemberian air irigasi dimulai pada tahap vegetatif ketika tanaman telah dipindahkan ke pot tanaman dan dihentikan pada saat panen. Efisiensi pemberian air pada tanaman melon diperoleh dengan membandingkan jumlah air yang diberikan dengan kebutuhan air tanaman. Pemberian air irigasi melalui emitter cincin dan neraca air disajikan pada tabel berikut : Tabel 16. Neraca Air dan Pemberian Air pada Tanaman Melon Emitter Debit Emitter literjam Air yang diberikan liter Kebutuhan air tanaman liter Kelebihan kekeurangan Efisiensi Legacy 1.08 1940.40 1201.4 739.00 61.9 Colosal 0.52 943.20 1201.4 -258.20 127.4 Parasut 0.04 79.20 1201.4 -1122.20 1516.9 Kyramat 1.38 2487.60 1201.4 1286.20 48.3 Veronica 1.60 2876.40 1201.4 1675.00 41.8 Sumber : Data primer setelah dolah, 2014 Hasil neraca air yang disajikan pada Tabel 16 menunjukkan bahwa terjadi kelebihan pemberian pada tanaman yang diairi oleh emitter cincin dan terdapat kekurangan air dalam pemberian air oleh emitter berbahan Parasut dan Colosal dimana kekurangan air pada tanaman khususnya yang diairi oleh emitter Parasut dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu sehingga kualitas dan kuantitas bunga dan buah yang dihasilkan kurang baik. Namun Kekurangan air yang terjadi pada tanaman yang diairi dengan emitter berbahan porus Colosal masih bisa ditoleransi oleh tanaman dimana kekurangan air terjadi pada tahap pematangan buah sehingga masih menghasilkan buah yang besar dan pertumbuhannya masih menghasilkan respon yang baik. Pada penerapan dan skala pengembangan sistem irigasi cincin dengan emitter berbahan parasut perlu mempertimbangkan jenis tanaman yang bisa toleransi terhadap cekaman kekeringan dengan rata-rata kadar air tanah 30-35 . Kelebihan pemberian air pada tanaman yang diirigasi oleh emitter cincin berbahan porus jenis Legacy sebesar 739 liter, bahan Kyramat sebesar 1286.20 liter dan bahan Veronica sebesar 1675 liter mengakibatkan rendahnya efisiensi sistem irigasi cincin karena akan mnyebabkan besarnya biaya kehilangan air. Pemberian air dalam jumlah yang lebih besar menyebabkan pemborosan air tetapi jika dilihat dari sisi lain maka kelebihan air dapat mencegah atau mencuci penumpukan garam. Kecilnya efisiensi dari sistem irigasi cincin dengan berbahan porus Kyramat dan Veronica disebabkan karena besarnya nilai konduktivitas hidrolika emitter yang menyebabkan laju rembesan semakin besar dan pengoperasian sistem ini dilakukan secara terus menerus, sedangkan jenis media tanam pada penelitian ini memiliki porositas yang cukup tinggi 45.5 dan permeabilitas 62.14 cmjam sehingga mudah meloloskan air. Untuk meningkatkan efisiensi sistem irigasi cincin maka diperlukan penjadwalan irigasi dengan mempertimbangkan waktu dan interval pemberian air irigasi yang disesuaikan dengan konduktivitas hidrolika dan kelembaban tanah. Selain itu juga dapat diterapkan sistem pengontrolan irigasi cincin secara otomatis untuk meningkatkan efisiensi irigasi. Pemberian air yang berlebih juga mempengaruhi pola pembasahan yang terbentuk dan kadar air tanah menjadi tinggi melebihi kadar air pada kapasitas lapangnya. Pemberian air irigasi sebaiknya diperhatikan agar kondisi tanah selalu pada kapasitas lapang dimana pada kondisi ini pertumbuhan tanaman dapat optimal dan kelebihan air dapat dikurangi. Untuk menekan kelebihan air pada sistem irigasi oleh emitter cincin berbahan porus Kyramat dan Veronica dapat dilakukan dengan menurunkan nilai konduktivitas hidrolika bahan melalui penambahan lapisan bahan porus menjadi 2 lapis.