Pertumbuhan Tanaman Analisis Neraca Air
Analisis biaya pemakaian dan hasil produksi tanaman melon disajikan pada Tabel 17 berikut :
Tabel 17. Biaya Pemakaian Air terhadap Produksi Tanaman Melon yang dihasilkan
Emitter Air yang Diberikan
liter Biaya
Air Rp Pendapatan
Produksi Rp. Keuntungan
Rp. Legacy
1940.4 2425.5
4038.75 1613.25
Colosal 943.2
1179 5385.15
4206.15 Parasut
79.2 99
1543.5 1444.5
Kyramat 2487.6
3109.5 3447
337.5 Veronica
2876.4 3595.5
4583.25 987.75
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2014. Hasil analisa biaya pemakaian air terhadap produksi tanaman melon yang
dihasilkan diperoleh keuntungan terbesar pada sistem irigasi cincin oleh emitter berbahan porus Legacy dan Colossal. Keuntungan diperoleh dari selisih biaya
yang dikeluarkan dari pemberian air selama musim tanam dengan pendapatan produksi tanaman melon dimana komponen biaya jaringan irigasi, penyusutan
bahan dan material, dan sarana produksi dianggap sama pada setiap jenis bahan porus emitter. Jika dibandingkan produktivitas air yang dihasilkan oleh tanaman
yang diirigasi dengan emitter berbahan parasut memiliki produktivitas tertinggi namun dari segi kelayakan ekonomi untuk skala pengembangan masih rendah dari
emitter yang berbahan porus Legacy dan Colosal. Oleh karenanya sistem irigasi cincin dengan emitter berbahan parasut dapat dikembangkan dengan
mempertimbangkan aspek jenis tanaman yang tahan terhadap kekeringan dengan kondisi kelembaban tanah berkisar antara 30
– 35 . Dengan demikian tanaman dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan pertumbuhan yang optimal.
5 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Konduktivitas hidrolika tanah yang digunakan pada penelitian berkisar antara
2.68 cmjam – 13.48 cmjam
.
2. Konduktivitas hidrolika bahan emitter berkisar antara 0.06 – 28.16 cmjam.
Laju rembesan emitter perlahan-lahan menurun seiring dengan pertambahan kadar air anah yang menunjukkan kemampuan emitter merespon perubahan
kelembaban tanah.
3. Produktivitas air tanaman melon yang dialiri oleh irigasi cincin dengan emitter
berbahan Colosal memiliki produktivitas air yang lebih baik yaitu sebesar 0.64 Kgm
3
- 1.90 Kgm
3
dan keuntungan sebesar Rp. 4206.15.
Saran
Dalam desain selanjutnya, dalam aplikasi bahan porus dari kain tekstil sebaiknya dijahit kemudian dimasukkan ke dalam selang plastik untuk
memperbaiki nilai konduktivitas emitter.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrachman, A., Dariah, A., Mulyani, A. 2008. Strategi dan Teknologi Pengelolaan Lahan Kering Mendukung Pengadaan Pangan Nasional.
Litbang Pertanian , II 27, 43-49. Badan Pusat Statistik. 2005. Statistik Indonesia Tahun 2005. Jakarta: BPS.
Batchelor, C., L.Crhristoper, M.Monica. 1996. Simple Micro Irrigation Tecniques for Improving Irrigation Efficiency on Vegetable Garden.
Agricultural Water Management 32, 37-48. Bejat, L., E, Perfect., G.R, Hazler., Quisenberry, Coyne. 2000. Solute
TRansport as Related to Soil Stucture in Unsaturated Intact Soil Blocks. Soil Science , 818-826.
Bodhiyanake, W., Cheng Shi, B., C, Xiao. 2004. New Methods for Determining Water Conductivity Macro and Mesoporosity from Tension Infiltrometer.
Soil Science , 760-769. Doorenbos, J., A. K. 1979. Yield Respons to Water. FAO and Agriculture
Organisazion of The United Nation. Rome: FAO. Doorenbos, J., W.O, Pruitt. 1977. Guidlines for Predicting Crop Water
Requirements Vol. 24. Rome: FAO Irrigation and Drainage Paper. Genutchen, Van. 1980. A Close Form Equation for Predicting the Hydraulic
Conductivity of Unsaturated Soils. Soil Science 44, 892-898. Hansen, V.E., O. W. Israelsen G. E. Stringhan. 1979. Irrigation Principles and
Practices Fourth Edition. New York : John Wiley and Sons, Inc. Hermantoro. 2006. Pengembangan Sistem Irigasi Gerabah Bawah Permukaan
pada Lahan Kering. Seminar Nasional Mekanisasi Pertanian pp. 1-10. Yogyakarta: Yogyakarta Press.
Jansen, M. 1983. Design and Operation of Farm Irrigation System. Michigan: ASAC St. Josepth.
Kramer, P. 1977. Plant and Soil Water Relationships : A Modern Synthesis. New Delhi: Tata McGraw-Hill Publishing Company Ltd.
Kusnadi, K., Setiawan, B., Sapei, A., Prastowo, Erizal. 2006. Perancangan Irigasi dan Drainase Interaktif Berbasis Teknologi Informasi. Institut
Pertanian Bogor, Teknologi Pertanian. Bogor: IPB.