Sifat Fisik Media Tanam

Akar tanaman pada tanah yang lembab akan menyerap lebih banyak air daripada akar tanaman yang sama yang tumbuh pada tanah yang kering. Apabila tanah basah, sebagian besar kelembaban tanaman diambil dari tanah dekat permukaan. Namun karena kadar kelembaban di dekat permukaan berkurang, maka lebih banyak tanaman menyerap air di kedalaman yang berada di bawah. Kramer 1977 menemukan bahwa kejenuhan tanah pada penanaman Yellow- poplar sejenis pohon kuning menyebabkan berkurangnya transpirasi sebesar 68 dan menghasilkan defisit pada daun sebesar 47 dalam 3 hari dibandingkan. Jadi keadaan tanah yang jenuh akan mempengaruhi akar, sehingga absorbsi akan berkurang mengakibatkan terjadinya defisit air, yang akan menyebabkan tanaman layu dan pertumbuhan terhambat.

4. Kinerja Irigasi Cincin

a. Laju Rembesan Emitter

Kinerja irigasi cincin ditentukan dari kemampuan emitter cincin merembeskan air ke zona perakaran tanaman dalam hal ini laju rembesan air literjam dan pola pembasahan tanah pada arah horizontal dan vertical. Komponen irigasi cincin terdiri dari reservoir tabung mariot yang berfungsi sebagai wadah penampungan air. Penggunaan tabung mariot sebagai reservoir agar supaya air yang keluar dari tabung tekanannya samastabil. Air dari tabung mariot akan didistribusikan melalui jaringan perpipaan pipa dengan ukuran diameter ¾ inc menuju emitter seperti yang terlihat pada Lampiran 9 Gambar Layout jaringan irigasi cincin. Sedangkan emitter cincin diletakkan dalam pot pada kedalaman 10 cm dari permukaan tanah. Penurunan air dari tabung mariot diukur setiap 1 jam sehingga diperoleh laju rembesan atau aliran emitter dalam literjam. Hasil pengukuran laju rembesan air oleh emitter cincin dapat dilihat pada Gambar 9 berikut : Gambar 9. Debit Rata-rata maximum pada masing-masing jenis emitter Hasil pengukuran laju rembesan irigasi cincin untuk tanaman melon menunjukkan bahwa emitter dengan bahan parasut mampu merembeskan air ke daerah perakaran tanaman sebesar 0.04 literjam dan emitter dengan bahan parasut memiliki laju rembesan yang paling kecil. Hal ini dikarenakan oleh nilai konduktivitas bahan parasut yang sangat kecil yaitu 0.06 cmjam dibandingkan dengan jenis bahan emitter yang lainnya. Besarnya laju rembesan sangat dipengaruhi oleh nilai konduktivitas emitter. Jika dibandingkan antara laju rembesan 0.04 literjam dan kebutuhan air tanaman melon, maka emitter dengan jenis bahan parasut tidak mampu menyediakan air secara optimal atau melon mengalami kekurangan air karena laju rembesan yang sangat lambat menyebabkan melon mengalami stress dan menggangu pertumbuhan tanaman sehingga tanaman akan menjadi kerdil. Sedangkan laju rembesan emitter pada jenis bahan Legacy dan Colossal mampu memberikan air yang optimal untuk pertumbuhan tanaman melon sebesar 1.08 literjam dan 0.52 literjam. Dengan laju rembesan tersebut tidak terjadi perkolasi atau genangan di bawah pot tanaman sehingga tidak ada air yang terbuang dan semua air dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman melon. Lain halnya dengan emitter berbahan Kyramat dan Veronica yang memiliki laju rembesan 1.38 literjam dam 1.60 literjam dimana terjadi perkolasi pada bagian bawah pot tanaman sebesar 600 – 1800 ml sehingga terjadi kehilangan air. Adanya perkolasi disebabkan karena laju aliran air dari emitter cepat dan kondisi tanah lebih porus sehingga daya tahan air kurang dengan laju perkolasi 5.55 cmjam.

b. Pola Pembasahan Emitter

Pola pembasahan emitter merupakan salah satu kinerja dari irigasi cincin, pola pembasahan emitter menunjukkan air dari emitter terdistribusi dengan baik ke tanah dan daerah perakaran tanaman. Pengukuran pola pembasahan emitter dilakukan dengan melihat media tanam yang basah di dalam pot dari arah vertical dan horizontal dengan menggunakan mistar ukur. Hasil analisa pola pembasahan emitter tergambarkan pada data Tabel 11. berikut : Tabel 11. Jarak Pembasahan Tanah Pada Irigasi Cincin dengan Bahan Legacy. Jarak Pembasahan ke arah Waktu Kode Emitter A1 A2 A3 A4 A5 R cm ½ Jam 1 1 2 1 Jam 2 1 1 2 4 2 jam 5 3 4 5 7 3 jam 11 6 10 8 13 4 jam 16 8 18 14 19 5 jam 22 10 25 19 24 1 hari 24 15 27 22 26 Z cm ½ Jam 3 2 3 3 5 1 Jam 6 5 5 6 7 2 jam 10 9 11 13 15 3 jam 12 10 13 15 16 4 jam 15 11 16 18 17 5 jam 16 12 18 20 18 1 hari 27 19 29 30 28 Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2014 Pola pembasahan tanah di sekitar emitter cincin menunjukkan kemampuan emitter memberikan zona basah dalam memenuhi kebutuhan air tanaman. Hasil pengukuran pada Tabel 11.a, b, c, d, dan e, menunjukan bahwa semakin lama pemberian air semakin jauh jarak pembasahannya baik arah vertikal maupun arah horisontal. Pada zona basah tersebut perakaran tanaman dapat memperoleh air dan nutrisi dari dalam tanah untuk disebarkan ke seluruh bagian tanaman.