Kadar Air Media Tanam
Tabel 14. Jarak Pembasahan Tanah Pada Irigasi Cincin dengan Bahan Kyramat.
Jarak Pembasahan ke arah
Waktu Kode Emitter
D1 D2
D3 D4
D5
R cm ½ Jam
5 3
8 1 Jam
8 4
16 2 jam
12 6
1 2
22 3 jam
15 12
5 6
22 4 jam
17 17
8 9
22 5 jam
20 25
11 12
22 1 hari
25 26
17 18
24
Z cm ½ Jam
9 8
5 6
10 1 Jam
13 12
7 8
14 2 jam
18.5 16
10 12
20 3 jam
18.5 17
10 15
20 4 jam
19 18
11 17
20 5 jam
19 19
12 19
21 1 hari
28 25
16 23
27
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2014. Tabel 15. Jarak Pembasahan Tanah Pada Irigasi Cincin berbahan Veronica.
Jarak Pembasahan ke arah
Waktu Kode Emitter
E1 E2
E3 E4
E5
R cm ½ Jam
15 3
16 1 Jam
17 4
18 2 jam
22 8
2 24
1 3 jam
22 11
6 24
4 4 jam
23 13
10 24
8 5 jam
24 15
15 24
13 1 hari
26 17
18 26
15
Z cm ½ Jam
7 6
5 10
6 1 Jam
10 8
7 13
9 2 jam
17 13
14 21
14 3 jam
17 14
15 21
15 4 jam
18 15
16 22
16 5 jam
19 16
17 22
17 1 hari
28 20
21 28
21
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2014. Kualitas sistem irigasi cincin tergantung dari bentuk bidang pembasahan.
Rancangan yang baik dari sistem ini menunjukkan bentuk bidang basah dan permukaan yang basah pula. Daerah pembasahan tergantung debit pemberian air
irigasi, jenis tanah, lama pemberian air dan karakteristik infiltrasi Jansen, 1983.
Dari penelitian yang dilakukan dapat dilihat bahwa air yang keluar dari dinding emitter merembes ke arah vertikal lebih besar dibandingkan ke arah
horizontal. Hal ini disebabkan karena emitter cincin ditempatkan di bawah permukaan tanah menyebabkan gaya gravitasi air ke bawah lebih besar sehingga
laju rembesan ke arah vertikal lebih besar. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Hermantoro 2006 tentang pola pembasahan oleh emitter gerabah dimana bentuk
pola pembasahan tanah dari penetes porus gerabah di dalam tanah adalah berupa garis mengeliling pusat rembesan. Pada media tanah pasiran pola pembasahan
mempunyai kecendrungan ke arah bawah lebih besar, sedangkan pada tanah liat mempunyai kecendrungan ke arah horizontal lebih besar.
Pola penyebaran air dari dinding emitter dipengaruhi oleh beda potensial tanah tidak jenuh dan kadar air tanah. penyebaran air ke arah horisontal lebih
sedikit karena a
ir yang bergerak ke atas tersebut terjadi pada kecepatan yang relatif rendah. Kecepatan pergerakan air ke atas dapat diperhitungkan dari konduktivitas
hidrolik tak jenuh. Tanah pada kondisi kering menyerap air lebih cepat dibandingkan tanah pada kondisi lembab. Besarnya laju rembesan juga mempengaruhi jarak
pembasahan tanah. semakin besar laju rembesan dari dinding emitter, semakin jauh jarak pembasahannya terbukti pada emitter dengan bahan Kyramat dan Veronica
memiliki jarak pembasahan yang paling jauh pada menit ke 30 yaitu sebasar 5 cm dari arah horizontal dan 15 cm dari arah horizontal. Pertambahan jarak pembasahan
semakin kecil seiring dengan lama penyiraman, diamana diawal pemberian air kondisi tanah kering sehingga pori-pori air masih berisi udara dan lambat laun air
mengisi pori-pori tanah, disaat tanah sudah lembab atau jenuh air bergerak dengan lambat sehingga kecepatan pergerakan air pada kondisi jenuh diperhitungkan dari
konduktivitas tanah jenuh.