Pola Pembasahan Emitter Desain dan Uji Kinerja Emitter Irigasi Cincin

Tabel 16. Neraca Air dan Pemberian Air pada Tanaman Melon Emitter Debit Emitter literjam Air yang diberikan liter Kebutuhan air tanaman liter Kelebihan kekeurangan Efisiensi Legacy 1.08 1940.40 1201.4 739.00 61.9 Colosal 0.52 943.20 1201.4 -258.20 127.4 Parasut 0.04 79.20 1201.4 -1122.20 1516.9 Kyramat 1.38 2487.60 1201.4 1286.20 48.3 Veronica 1.60 2876.40 1201.4 1675.00 41.8 Sumber : Data primer setelah dolah, 2014 Hasil neraca air yang disajikan pada Tabel 16 menunjukkan bahwa terjadi kelebihan pemberian pada tanaman yang diairi oleh emitter cincin dan terdapat kekurangan air dalam pemberian air oleh emitter berbahan Parasut dan Colosal dimana kekurangan air pada tanaman khususnya yang diairi oleh emitter Parasut dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu sehingga kualitas dan kuantitas bunga dan buah yang dihasilkan kurang baik. Namun Kekurangan air yang terjadi pada tanaman yang diairi dengan emitter berbahan porus Colosal masih bisa ditoleransi oleh tanaman dimana kekurangan air terjadi pada tahap pematangan buah sehingga masih menghasilkan buah yang besar dan pertumbuhannya masih menghasilkan respon yang baik. Pada penerapan dan skala pengembangan sistem irigasi cincin dengan emitter berbahan parasut perlu mempertimbangkan jenis tanaman yang bisa toleransi terhadap cekaman kekeringan dengan rata-rata kadar air tanah 30-35 . Kelebihan pemberian air pada tanaman yang diirigasi oleh emitter cincin berbahan porus jenis Legacy sebesar 739 liter, bahan Kyramat sebesar 1286.20 liter dan bahan Veronica sebesar 1675 liter mengakibatkan rendahnya efisiensi sistem irigasi cincin karena akan mnyebabkan besarnya biaya kehilangan air. Pemberian air dalam jumlah yang lebih besar menyebabkan pemborosan air tetapi jika dilihat dari sisi lain maka kelebihan air dapat mencegah atau mencuci penumpukan garam. Kecilnya efisiensi dari sistem irigasi cincin dengan berbahan porus Kyramat dan Veronica disebabkan karena besarnya nilai konduktivitas hidrolika emitter yang menyebabkan laju rembesan semakin besar dan pengoperasian sistem ini dilakukan secara terus menerus, sedangkan jenis media tanam pada penelitian ini memiliki porositas yang cukup tinggi 45.5 dan permeabilitas 62.14 cmjam sehingga mudah meloloskan air. Untuk meningkatkan efisiensi sistem irigasi cincin maka diperlukan penjadwalan irigasi dengan mempertimbangkan waktu dan interval pemberian air irigasi yang disesuaikan dengan konduktivitas hidrolika dan kelembaban tanah. Selain itu juga dapat diterapkan sistem pengontrolan irigasi cincin secara otomatis untuk meningkatkan efisiensi irigasi. Pemberian air yang berlebih juga mempengaruhi pola pembasahan yang terbentuk dan kadar air tanah menjadi tinggi melebihi kadar air pada kapasitas lapangnya. Pemberian air irigasi sebaiknya diperhatikan agar kondisi tanah selalu pada kapasitas lapang dimana pada kondisi ini pertumbuhan tanaman dapat optimal dan kelebihan air dapat dikurangi. Untuk menekan kelebihan air pada sistem irigasi oleh emitter cincin berbahan porus Kyramat dan Veronica dapat dilakukan dengan menurunkan nilai konduktivitas hidrolika bahan melalui penambahan lapisan bahan porus menjadi 2 lapis.

5. Pertumbuhan Tanaman

Pengamatan pertumbuhan tanaman meliputi pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun dan panjang tulang daun pada ruas ke 13. Pengamatan dilakukan selama 10 kali dengan selang pengukuran 3 hari. Dari hasil pengamatan tinggi tanaman Lampiran 6 dan Gambar 10 diperoleh pertambahan tinggi tanaman bervariasi antara emitter dengan jenis bahan Legacy, Colosal, Parasut, Kyramat dan Veronica. Gambar 10. Parameter Pertumbuhan Tanaman Rata-rata pada ke lima Jenis Bahan Emitter Tanaman akan memberikan respon terhadap lingkungannya, seperti pemberian air yang cukup dan sesuai dengan kebutuhannya menyebabkan tanaman tumbuh dengan baik. Pertumbuhan tanaman yang baik dilihat dari laju pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun dan lebar daun. Berdasarkan hasil pengamatan tinggi tanaman yang diairi oleh irigasi cincin dengan variasi 5 bahan emitter diperoleh tinggi tanaman hampir seragam Lampiran 6 pada emitter dengan bahan Legacy 161 cm – 244 cm, bahan Colosal 174 cm – 258 cm, bahan Kyramat 176 cm – 247 cm dan bahan Veronica 161 cm – 251 cm, sedangkan tinggi tanaman yang diari oleh emitter berbahan parasut hanya berkisar 142 cm – 188 cm. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman merespon terhadap pemberian air dimana emitter dengan berbahan parasut merembeskan air paling kecil diantara ke 4 jenis bahan emitter tersebut. Hal ini juga berbanding lurus dengan pertumbuhan jumlah daun dan lebar daun Gambar 10 dimana pada pertumbuhan tanaman yang diairi dengan emitter berbahan parasut sangat lambat dibandingkan dengan ke 4 jenis bahan emitter lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman mengalami stres. Keadaan stres dicirikan dengan pertumbuhan yang lambat, daun yang menguningagak layu, daun yang tidak lebar dan tanaman kerdil. Debit air yang keluar dari emitter berbahan parasut sangat kecil 0.04 literjam dibandingkan dengan laju evapotranspirasi tanaman sehingga tanaman mengalami water stress. Stres pada tanaman terjadi apabila media tanam mencapai titik layu permanen. Pertambahan tinggi tanaman dipengaruhi oleh faktor-faktor klimatik lingkungan, antara lain suhu, kelembaban, radiasi sinar matahari, dan laju pemberian air. Semakin besar jumlah kandungan lengas tanah yang tersedia, maka semakin mudah tanaman menyerap air sehingga mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Tanaman melon selama pertumbuhannya juga diberikan nutrisi cair AB mix yang diberikan selama masa pertumbuhan dengan komposisi mengacu pada pemberian nutrisi yang dilakukan oleh Tanaman Buah Mekar Sari dalam budidaya tanaman melon di Rumah Kaca. Nutrisi cair diberikan bersamaan dengan pengaliran air irigasi atau yang dikenal dengan fertigasi. Kemampuan emitter mengalirkan air bersamaan dengan nutrisi memungkinkan terjadinya efisiensi distribusi unsur hara ke daerah perakaran tanaman dimana peletakan emitter di bawah permukaan tanah di sekitar daerah perakaran tanaman sehingga unsur hara betul-betul diserap baik oleh tanaman tanpa adanya penguapan di permukaan tanah. Dengan demikian salah satu efektivitas dengan irigasi cincin di bawah permukaan tanah adalah unsur hara terserap dengan baik oleh tanaman melalui pengairan dan pemupukan bersamaan yang dirembeskan dari emitter cincin.

6. Ukuran Buah dan Kedalaman Perakaran

Pemberian air juga berpangaruh pada ukuran buah dan kedalaman perakaran tanaman. Pada penelitian ini pengukuran berat buah dilakukan pada saat setelah panen, dimana buah dipanen disaat umur 75 hari. Buah yang telah dipanen dibersihkan dan dilakukan penimbangan berat buah dan pengukuran lingaran buah dari arah vertical dan horizontal. Berdasarkan pengukuran berat buah melon Lampiran 7 diperoleh hasil berat buah bervariasi pada setiap tanaman yang dialiri dengan irigasi cincin. Berat buah yang paling besar dihasilkan oleh emitter dengan berbahan colossal sebesar 1788.3 gram dan emitter berbahan Veronica dengan berat 1524 gram. Berat buah bervariasi pada setiap emitter karena dipengaruhi oleh debit aliran emitter yang juga bervariasi sehingga mempengaruhi besarnya air yang masuk ke dalam pot. Gambar 11. Berat buah melon pada setiap emitter Pada grafik diatas emitter berbahan porus Legacy A1 – A5 menghasilkan berat buah yang hamper seragam yaitu 808 gram – 987 gram. Jika dibandingkan dengan berat buah yang dihasilkan oleh emitter berbahan parasut C1 – C5 jauh lebih kecil yaitu 312 – 343 gram. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian air sangat mempengaruhi berat buah. Namun jika dibandingkan dengan berat buah yang dihasilkan melalui irigasi alur sesuai dengan penelitian Rafiah et al. 2003 yaitu sebesar 286 gram. Berat buah dengan irigasi cincin masih lebih baik jika dibandingkan dengan irigasi alur. Hal ini disebabkan karena irigasi alur air yang diberikan terlalu jauh dari perakaran sekitar 25 cm Rafiah et al., 2003. Sedangkan dengan irigasi cincin air diberikan di bawah permukaan tanah tepat di daerah perakaran tanaman, sehingga akar dengan mudah menyerap air dan unsure hara. Terbukti dengan panjang akar tanaman yang diairi dengan irigasi cincin lebih menyebar dalam radius 30 – 40 cm Lampiran 8 Gambar 12. Gambar 12. Panjang akar tanaman pada setiap emitter Sistem perakaran pada tanaman melon menyebar tetapi tidak dalam. Perkembangan akar ke arah horisontal lebih cepat daripada yang vertikal. Cabang akar dan rambut-rambut akar menyebar ke segala arah sampai dengan kedalaman 15-30 cm. Rambut-rambut akar dan cabang-cabangnya pada umumnya tumbuh pada bagian akar yang terdapat dekat dengan permukaan tanah Rukmana, 1994 . Akar tanaman pada tanah yang lembab akan menyerap air lebih banyak air daripada akar tanaman yang sama yang tumbuh pada tanah yang kering. Oleh karena itu jika kelembaban tanah berkurang di daerah permukaan tanah maka akar akan menyerap air dari kedalaman yang lebih bawah.

7. Produktivitas Air Tanaman Melon

Salah satu parameter keberhasilan suatu rancangan irigasi adalah kemampuan sistem irigasi mensuplai air yang yang cukup dan optimal terhadap pertumbuhan tanaman, selain itu hal yang paling penting dalam manajemen irigasi adalah penggunaan air irigasi yang sedikit dengan peningkatan produksi tanaman. Hal ini akan tercapai dengan penerapan konsep produktivitas air tanaman CWP. Penerapan konsep CWP akan dapat menghasilkan produksi tanaman yang tinggi dengan konsumsi air yang terbatas. Produktivitas air tanaman adalah perbandingan antara hasil yang diperoleh dengan jumlah air yang diberikan terhadap tanaman, dengan satuan kg-hasil per m 3 air yang digunakan. Berdasarkan hasil produksi tanaman melon yang dibudidayakan di rumah kaca dengan irigasi cincin, diperoleh produktivitas air tanaman dari rasio berat buah pada setiap emitter dengan air yang diberikan selama masa tumbuh hingga panen sebesar 0.18 Kgm 3 – 4.33 Kgm 3 Lampiran 7 dan Gambar 14. Produktivitas air terbesar diperoleh dari tanaman melon yang diairi oleh emitter parasut yaitu 3.22 Kgm 3 – 4.33 Kgm 3 . Tingginya produktivitas air tanaman melon pada emitter berbahan parasut disebabkan karena air yang dialirkan oleh emitter sangat kecil yaitu sebesar 79.2 liter selama masa pertumbuhan sedangkan berat maksimal yang dihasilkan adalah 0.343 Kg.