I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tulang merupakan bagian tubuh yang memiliki banyak fungsi diantaranya pembentuk rangka tubuh, alat gerak tubuh, tempat penyimpanan kalsium dan pada
tulang panjang terdapat sumsum tulang yang memiliki sifat pluripoten yang dapat menghasilkan sel-sel lain bagi tubuh. Tulang terdiri atas interseluler material
terkalsifikasi, matriks tulang, dan tiga tipe sel yaitu osteosit yang dapat ditemukan di ruang lakuna diantara matriks; osteoblas yang merupakan tempat sintesis
komponen organik dari matriks; dan osteoklas yang merupakan sel raksasa multinuklear yang terlibat dalam proses resorpsi dan pembentukan jaringan tulang
Junqueira dan Carneiro 2005. Salah satu penyakit pada tulang adalah osteoporosis. Osteoporosis adalah
penyakit tulang sistemik yang ditandai dengan kepadatan tulang yang rendah dan kerusakan jaringan tulang pada struktur mikro tulang yang menyebabkan
terjadinya kerapuhan pada tulang WHO 2003. Osteoporosis sering dijumpai pada manusia usia lanjut terutama wanita pascamenopause Ott 2002. Salah satu
upaya untuk menanggulangi osteoporosis ini adalah dengan menggunakan preparat estrogen sintesis namun memiliki banyak efek samping diantaranya dapat
menyebabkan timbulnya kanker. Estrogen merupakan salah satu faktor yang sangat diperlukan dalam mengaktifkan osteoblas di jaringan endosteum di sekitar
jaringan myeloid sumsum merah pada individu dewasa. Faktor lain yang mempengaruhi aktivitas osteoblas adalah nutrisi, hormon paratiroid, vitamin D,
sitokin, kortisol, dan aktivitas individu Smith 1993. Kini telah banyak dikembangkan pengobatan osteoporosis antara lain dengan menambahkan asupan
mineral dalam tubuh, konsumsi vitamin A, vitamin C, vitamin D, peningkatan aktivitas fisik, dan penggunaan bahan alami dari tanaman yang mengandung
fitoestrogen. Sejak dahulu masyarakat telah mengenal beberapa tanaman untuk
mengobati berbagai penyakit. Di India, Malaysia, dan Sri Lanka Cissus quadrangularis Linn Cq banyak dipakai untuk mengatasi sakit sendi, sipilis,
penyakit kelamin, dan osteoporosis Shirwaikar et al. 2003. Di Indonesia,
khususnya di Aceh, telah diketahui tanaman yang memiliki khasiat mempercepat persembuhan tulang secara tradisional adalah tanaman sipatah-patah Cissus
quadrangula Salisb.. Tanaman sipatah-patah di Aceh sering digunakan untuk pengobatan beberapa penyakit di antaranya adalah rematik dan patah tulang.
Pengobatan rematik dilakukan dengan meminum rebusan daun tanaman tersebut, yang ditambahkan dengan unsur-unsur yang lain. Sementara itu untuk mengobati
patah tulang, dilakukan dengan cara menggerus daun sipatah-patah lalu ditempelkan pada tempat yang patah. Tanaman ini memiliki morfologi yang
hampir serupa dengan tanaman yang berasal dari India Cissus quadrangularis Linn.. Menurut Sabri 2011, kandungan kalsium, fosfor serta fitoestrogen yang
berasal dari ekstrak batang ini telah dibuktikan secara in vivo dapat mencegah osteoporosis pada tikus betina prapubertas dan mengobati osteoporosis pada tikus
ovariektomi. Kepadatan tulang sangat ditentukan oleh keutuhan mikroarsitektur tulang
sebagai hasil keseimbangan antara proses remodeling tulang yaitu proses formasi dan reabsorbsi tulang. Kepadatan tulang yang didapat selama masa pertumbuhan
merupakan faktor yang menentukan terjadinya kasus osteoporosis di kemudian hari. Individu dengan kepadatan tulang yang tinggi pada masa pertumbuhan
sampai masa premenopause akan terhindar dari osteoporosis pada masa pascamenopause Compston et al. 1993. Kepadatan tulang antara lain
dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni cara hidup pola makan, aktivitas fisik, asupan kalsium, dan merokok, obesitas, jumlah anak, laktasi, usia pertama kali
hamil, penyakit kelenjar tiroid, dan penggunaan obat-obat kontrasepsi hormonal Winarno 1998. Pada percobaan yang dilakukan oleh Sabri 2011 pada tikus
prapubertas, pemberian ekstrak batang sipatah-patah Cissus quadrangula Salisb. secara in vivo dapat meningkatkan kepadatan tulang dilihat dari densitas tulang
yang semakin radiopaque pada hasil gambaran radiologi tulang dibandingkan dengan kontrol. Kandungan kalsium, fosfor dan fitoestrogen yang tinggi dari
ekstrak ini dapat meningkatkan kepadatan tulang pada masa prapubertas dan dapat mencegah osteoporosis dikemudian hari.
Efek pemberian ekstrak batang sipatah-patah Cissus quadrangula Salisb. pada sel tulang tikus muda prapubertas secara in vitro belum diketahui sehingga
dilakukan penelitian untuk mengetahui efek ekstrak batang sipatah-patah Cissus quadrangula Salisb. terhadap proliferasi dan diferensiasi sel tulang tikus secara
in vitro.
1.2. Tujuan