74
D. PROSES PEMBAKARAN
Menurut Levy 1983, etanol telah diketahui dapat menjadi bahan bakar yang sesuai untuk kendaraan bermotor hingga 10 campuran dengan bensin.
Penggunaan etanol sebagai bahan bakar dapat dikembangkan lebih luas. Keseimbangan energi yang menguntungkan untuk proses tersebut juga
merepresentasikan keuntungan etanol untuk produksi bahan bakar cair. Tabel 2 memperlihatkan perbandingan densitas energi dari beberapa bahan bakar berbasis
alkohol.
Tabel 2. Densitas Energi dari Beberapa Bahan Berbasis Alkohol Bahan Bakar
Panas Pembakaran Btulb
calgram Metanol
9.600 5.333
Etanol 12.820
7.122 Propanol
14.420 8.011
Butanol 15.530
8.628 Pentanol
16.350 9.083
Sumber: Diolah dari Levy dalam Wise, 1983
Menurut Daywin et al. 1991, yang dimaksud dengan pembakaran adalah proses pencampuran antara bahan bakar dengan udara oksigen sehingga terbakar
dan menghasilkan gas CO
2
dan H
2
O ditambah dengan energi. Salah satu reaksi pembakaran adalah sebagai berikut.
2CH
3
CH
2
OH + 2O
2
2CO
2
+ 2H
2
O + Energi
Oksigen yang diperlukan diambil dari udara yang terdiri dari 79 gas nitrogen N
2
, 20 oksigen O
2
dan 1 gas lainnya.
75 Kemudian, syarat-syarat terjadinya proses pembakaran pada bahan bakar
adalah sebagai berikut Daywin et al., 1991. 1.
Adanya bahan bakar 2.
Adanya udara oksigen 3.
Adanya titik nyala sebagai pemicu pembakaran.
Selanjutnya menurut Colannino dalam Baukal 2004, pembakaran merupakan pelepasan panas yang terkontrol dari reaksi kimia antara bahan bakar
dan pengoksidasi. Bahan bakar yang biasa digunakan dalam industri maupun rumah tangga adalah hidrokarbon. Contoh dari bahan bakar ini adalah gas alam
dan bahan bakar minyak. Terdapat empat elemen yang harus ada dalam proses pembakaran, yaitu 1 bahan bakar, 2 pengoksidasi, 3 panas, dan 4 reaksi
kimia pembakaran. Api dalam pembakaran dapat didefinisikan sebagai reaksi cepat antara bahan bakar dan pengoksidasi dimana di dalamnya harus terdapat
cukup panas untuk memulai dan mempertahankan reaksi pembakaran.
E. NILAI KALOR