NILAI KALOR GEL BIOETANOL

75 Kemudian, syarat-syarat terjadinya proses pembakaran pada bahan bakar adalah sebagai berikut Daywin et al., 1991. 1. Adanya bahan bakar 2. Adanya udara oksigen 3. Adanya titik nyala sebagai pemicu pembakaran. Selanjutnya menurut Colannino dalam Baukal 2004, pembakaran merupakan pelepasan panas yang terkontrol dari reaksi kimia antara bahan bakar dan pengoksidasi. Bahan bakar yang biasa digunakan dalam industri maupun rumah tangga adalah hidrokarbon. Contoh dari bahan bakar ini adalah gas alam dan bahan bakar minyak. Terdapat empat elemen yang harus ada dalam proses pembakaran, yaitu 1 bahan bakar, 2 pengoksidasi, 3 panas, dan 4 reaksi kimia pembakaran. Api dalam pembakaran dapat didefinisikan sebagai reaksi cepat antara bahan bakar dan pengoksidasi dimana di dalamnya harus terdapat cukup panas untuk memulai dan mempertahankan reaksi pembakaran.

E. NILAI KALOR

Nilai kalor atau nilai energi adalah hasil pembakaran sempurna satu kilogram atau satu satuan bahan bakar atau satu satuan volume ASTM, 1980. Nilai kalor diukur dengan menggunakan alat Bomb Calorimeter. Ketika bahan bakar mengalami pembakaran sempurna, hidrogen yang terdapat dalam bahan bakar bereaksi dengan oksigen dari udara membentuk molekul air dan bercampur dengan produk pembakaran yang lain. Jika hasil pembakaran didinginkan dan uap air terkondensasi menjadi cairan, maka yang terukur adalah Higher Heating Value HHV atau nilai kalori kasar dan jika kandungan air dari hasil pembakaran tetap dalam fase gas, maka yang terukur adalah Lower Heating Value LHV atau nilai kalori bersih Robinson, 2006. 76

F. GEL BIOETANOL

Gel etanol adalah campuran berbasis air yang biasa diaplikasikan dalam bidang farmasi sebagai penghantar obat-obatan non polar non-polar drug delivery. Campuran tersebut dinamakan hydroalcoholic gels. Bahan pengental yang biasa digunakan adalah Carbopol atau pengental turunan selulosa yang dapat larut di dalam air dan alkohol Fresno et al., 2002 Saat ini telah banyak diproduksi bioetanol yang diaplikasikan sebagai bahan bakar rumah tangga karena sifatnya yang mudah terbakar. Bioetanol yang digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga tidak hanya dalam bentuk cair namun juga dalam bentuk gel gelfuel. Gelfuel yang telah dikembangkan di Afrika Selatan sebagai bahan bakar rumah tangga dibuat dari etanol cair 70-75 yang dicampur dengan air dan bahan pengental. Aplikasi gel bioetanol sebagai bahan bakar hampir sama dengan aplikasi paraffin. Namun gel bioetanol bersifat lebih ramah lingkungan dengan emisi hidrokarbon yang relatif rendah Llyod dan Visagie, 2007. Dengan penambahan bahan pengental, viskositas etanol akan meningkat dan menyerupai viskositas mayones dengan densitas 0, 71 kgL. Zat pewarna dan flavor juga ditambahkan untuk meningkatkan keamanan saat penggunaan. Llyod dan Visagie 2007 menambahkan bahwa gel bioetanol bersifat tidak mudah tumpah dan dapat dibuat dengan menggunakan bahan-bahan terbarui sehingga sangat prospektif dijadikan bahan bakar. Uji kalorimeter yang dilakukan pada gelfuel di atas menghasilkan Higher Heating Value HHV sebesar 19,6 MJkg dan Lower Heating Value LHV 16,4 MJkg dengan asumsi bahan pengental yang digunakan mempunyai kandungan hidrogen yang sama Robinson, 2006. 77 III. METODE PENELITIAN

A. ALAT DAN BAHAN