1
I. PENDAHULUAN
Ikan mas Cyprinus carpio merupakan ikan konsumsi air tawar yang banyak digemari oleh masyarakat karena rasa dagingnya yang gurih dan memiliki kadar
protein tinggi, dan ikan koi adalah jenis ikan hias yang banyak menarik perhatian para peminat ikan hias. Kelebihan lainnya yang dimiliki ikan mas adalah cukup
mudah dalam pemeliharaannya Lentera, 2002. Namun sejak bulan Maret 2002, pembudidaya ikan mas dan koi di Indonesia menghadapi masalah dengan
munculnya wabah yang serius akibat koi herpes virus KHV Sunarto et al., 2004 dan pada bulan April 2002, serangan koi herpes virus telah menghancurkan
usaha budidaya ikan mas di pulau Jawa Yuasa, 2003. Patogenitas KHV sangat tinggi dan sangat cepat penyebarannya sehingga dianggap sebagai salah satu
penyakit paling serius dalam budidaya ikan mas. Koi Herpes Virus KHV merupakan penyakit viral yang menyerang ikan
mas dan koi. Penyakit ini dipicu oleh penurunan suhu lingkungan sehingga disebut sebagai virus yang menyerang saat dingin a cold virus. Virus golongan
herpes bersifat laten, yaitu seumur hidup berada dalam tubuh inangnya Arvin, 1996. Koi Herpes Virus dapat menyerang pada semua umur inang dan semua
sistem budidaya Taukhid et al., 2004. Infeksi KHV pertama kali ditemukan di Israel pada tahun 1998. Koi Herpes Virus menyebar ke berbagai negara di Eropa,
Amerika serta Asia. Titik masuk KHV ke Indonesia berasal dari import ikan koi yang berasal dari Cina yang masuk ke Surabaya melalui Hongkong pada bulan
Desember 2001. Pertama kali virus ini merebak di Blitar pada awal 2002, kemudian berlanjut ke beberapa sentra budidaya di Jawa, Sangeh dan Badung
Bali, Sumatera Selatan dan Sumbawa. Infeksi ini bisa menyebabkan kematian yang tinggi mencapai 100 dalam waktu singkat Wakita, 2005.
Upaya penanggulangan wabah KHV di daerah yang terserang infeksi telah dilakukan dengan menggunakan obat-obatan. Ternyata pengobatan dengan obat-
obatan tidak efektif, hanya membantu mengatasi infeksi sekunder oleh bakteri, fungi atau parasit. Penggunaan obat-obatan pada ikan selain harganya mahal juga
diduga dapat berdampak negatif pada lingkungan dan dapat menimbulkan residu. Oleh karena itu perlu dicari alternatif pengobatan murah dan ramah lingkungan,
2 dalam hal ini penggunaan bahan-bahan alami menjadi alternatif yang dilakukan
untuk pengobatan serta pencegahan infeksi penyakit. Pada penelitian ini digunakan ekstrak bawang putih untuk mencegah penyakit Koi Herpes Virus
KHV. Bawang putih merupakan salah satu tumbuhan yang banyak digunakan
untuk pengobatan pada manusia. Zat aktif yang terdapat dalam bawang putih diantaranya alisin, alliin, enzim allinase, germanium, sativini, sinistrine, selenium,
scordinin dan nicotinic acid. Protein yang terkandung di dalam bawang putih adalah protein bersulfur yang bertanggung jawab terhadap pembentukan aroma.
Salah satu kandungan kimia dari bawang putih adalah alisin. Alisin adalah komponen utama hasil degradasi secara enzimatis dari alliin yang tidak stabil dan
sangat reaktif Block, 1992. Alisin merupakan komponen utama yang terdapat pada bawang putih yang berfungsi sebagai antimikroba spektrum luas. Alisin
mampu melawan infeksi yang disebabkan oleh parasit, bakteri, jamur, atau virus. Pada manusia, alisin mampu menghambat virus yang menyebabkan bronkhitis,
batuk rejan dan tuberkulosis. Alisin memiliki mekanisme molekuler untuk memblokade aktivitas enzim yang menyebabkan infeksi dan gangguan
metabolisme, yaitu enzim cystein proteinase dan enzim alkohol dehidrogenase. Bawang putih dapat dibudidayakan dengan mudah dan tumbuh baik pada dataran
rendah maupun dataran tingi. Tanaman ini tumbuh dan berkembang sepanjang tahun, sehingga mudah diperoleh setiap waktu.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji lama pemberian ekstrak bawang putih yang optimum pada pakan untuk mencegah infeksi Koi Herpes Virus pada
ikan mas.
3
II. BAHAN DAN METODE