Macam-Macam Pernikahan Adat Sunda

38 sebuah pendok keris milik dari laki-laki tersebut, jadi yang melakukan ijab qabul di depan penghulu atau KUA adalah sang wakil namun dengan membawa pendok keris tersebut, ini sebagai tanda bahwa dia hanya mewakili pernikahan tersebut. Ada 2 alasan kenapa bisa terjadi perkawinan semacam ini, Pertama ; Karena mempelai pria menjaga martabatnya gengsi karena harus menikah dengan wanita yang tidak selevel dengannya, Kedua; Menjaga agar jangan sampai pernikahan tersebut diketahui baik oleh istri, keluarga ataupun orang banyak. 4. Kawin Sembunyi Perkawinan yang dilangsungkan oleh suami yang sudah beristri, namun ingin menikah lagi tanpa diketahui oleh istri sebelumnya, ini sama dengan perkawinan pendok keris hanya bedanya pengantin pria datang sendiri untuk melangsungkan perkawinan tanpa harus menggunakan wakil. 5. Kawin dengan Pria Pendatang Perkawinan yang dilangsungkan oleh orang tua sang gadis kepada pria pendatang, tamu atau perantau dari daerah lain. 6. Ditarik Kawin Khusus Untuk Ditarik Kawin ada 2 Persepsi: a. Ditarik Kawin I Perkawinan yang dilakukan karena dorongan atau adanya desakan dari kedua orang tua calon pengantin, khususnya orang tua pengantin wanita kepada pengantin pria, karena mereka menganggap hubungan yang 39 terjalin sudah cukup lama namun belum juga diresmikan, apabila sang pengantin pria atau orang tuanya belum mampu secara materi, maka orang tua dari pengantin wanita siap menanggung semua biaya pernikahan dan segala resikonya asalkan pernikahan tersebut bisa segera dilangsungkan. b. Ditarik Kawin II Perkawinan yang dilangsungkan karena sudah terjadi kehamilan sebelum menikah, akibat dari sudah terlalu lama bergaul atau berhubungannya kedua pasangan tapi belum juga menikah, pernikahan ini diminta oleh orang tua perempuan kepada orang tua laki-laki sebagai bentuk tanggung jawab. Perkawinan ini biasanya dilakukan tanpa adanya resepsi atau berlangsung biasa-biasa saja. 7. Kawin Panyela Perkawinan yang menggunakan orang ketiga. Perkawinan ini dilakukan oleh suami yang telah mentalak istriinya dengan talak tiga, namun ingin rujuk kembali dengan istrinya, oleh karena itu sang istri harus menikah dulu dengan orang lain kemudian setelah habis masa iddahnya orang tersebut harus menceraikan sang wanita, agar dapat menikah lagi dengan suaminya, oleh karena itu orang lain tersebut adalah orang dari suruhan suami. Untuk seluruh biaya perkawinan, orang lain tersebut yang membayar, namun orang lain tersebut mendapatkan upah atau bayaran dari sang suami, jadi setelah habis masa iddahnya sang suami bisa langsung menikah lagi dengan mantan istrinya. 40 8. Kawin Tua Sama Tua Perkawinan yang dilakukan oleh duda yang sudah tua dengan janda yang sudah tua pula. 9. Nyalindung Ka Gelung Perkawinan Nyalindung Ka Gelung yang menurut bahasa Indonesia adalah berlindung di bawah sanggul. Artinya adalah seorang suami yang menikahi istrinya, namun sang istri lebih kaya dan mempunyai kemampuan lebih daripada suaminya, oleh karena itu dipribahasakan berlindung di bawah sanggul istrinya. 10. Manggih Kaya Perkawinan ini adalah kebalikan dari Nyalindung Ka Gelung, yaitu Perkawinan antara lelaki yang kaya dengan perempuan yang miskin, bagi perkawinan ini juga tidak ada syarat yang nyata, ini hanya pendapat dilingkungan hukum adat yang berlaku disana. 11. Kawin Turun Karanjang Maksudnya adalah Perkawinan yang terjadi apabila sang pengantin menikah dengan adik bekas istrinya atau adik bekas suaminya. 12. Kawin Unggah Karanjang Ini kebalikan dari Kawin Turun Karanjang, yaitu Perkawinan yang terjadi apabila sang pengantin menikah dengan kakak mantan istrinya atau kakak mantan suaminya. 41 Dari semua macam-macam pernikahan yang diatas tidak ada acara khusus dalam melaksanakan pernikahan tersebut, sehingga dalam pelaksanaanya sama saja dengan pernikahan biasa pada umumnya, namun, apabila terdapat pernikahan yang statusnya sama dengan salah satu pernikahan diatas maka pernikahan tersebut dinamakan dengan pernikahan adat. Semua prosesi yang dilakukan adalah suatu penghormatan terhadap hukum adat dengan mengharapkan dapat ridho dari masyarakat dan Allah SWT, karena dengan adanya hukum adat dan budaya pernikahan begitu meriah dan berwarna. 42

BAB IV PERNIKAHAN

KALANGKAH MENURUT ADAT SUNDA

A. Definisi Pernikahan Kalangkah

Kalangkah dalam arti bahsa Indonesia adalah langkah yang mempunyai arti lewat, kata awalan ka dalam ka-langkah bisa bermakna imbuhan ke-, ter-i atau di-i yang menunjukan kata kerja pasif atau kata sifat. 1 Bagi penulis dalam pernikahan kalangkah terdapat empat pegertian, yaitu: pertama; ngalangkah bahsa sunda adalah orang yang melewati, kedua; kalangkah adalah orang yang dilewati, ketiga; pelangkah adalah barang yang diberikan pada kakak calon mempelai wanita, keempat; pelangkahan adalah acara atau prosesi dalam melangkahi atau melangkahkan. 2 Penulis akan memberikan sedikit penjelasan tentang perbedaan antara ngalangkah orang yang akan melewati atau melangkahi kakak calon mempelai wanita khususnya dan kalangkah orang yang dilewati atau dilangkai oleh calon mempelai wanita yaitu adik perempuan, perbedaanya adalah: 1. Ngalangkah Di atas telah sedikit di jelaskan bahwa ngalangkah-an adalah orang yang akan melewati kakak calon mempelai wanita yang artinya seorang adik perempuan akan menikah terlebih dahulu daripada kakaknya. 2. Kalangkah 1 T.p, http:www.penulisartikelbagus.commacam-macam-awalan-dan-maknanya Di akses pada hari rabu-03-09-2014 2 KBBI Online 43 Kalangkah atau yang kita pahami adalah seorang kakak yang dilewati adiknya dalam hal prosesi pernikahan dan dalam aturan adat tidak diperbolehkan seorang adik melangkahi seorang kakak.

B. Pandangan Masyarakat

Masyarakat yang sudah berkembang tentunya akan melihat realita yang ada tanpa menghiraukan hukum adat maupun sosial, akan tetapi tidak sedikit juga masyarakat yang masih berpegang pada hukum adat dan hukum sosial, seperti dalam kasus pernikahan kalangkah yang menjadi pro dan kontra di kalangan masyarakat Desa Panyingkiran Majalengka Jawa Barat. Bagi masyarakat yang masih berpegang pada hukum adat mereka percaya bahwa seseorang yang akan dilangkahi oleh seorang adik perempuan maka akan berimbas tidak baik pada seorang kakak laki-laki yang belum menikah, dengan alasan seperti itulah banyak orang tua yang tidak menginginkan adanya imbas dari dilangkahinya pernikahan seorang adik terhadap kakaknya. Masyarakat yang memegang hukum adat tentunya percaya bahwa seseorang yang dilangkahi dalam pernikahan akan mengalami hal-hal yang tidak baik seperti jauh dari rezeki, jauh jodoh dan menjadi beban mental. Masyarakat yang meninggalkan hukum adat melihat bahwa pernikahan kalangkah sudah tidak relevan lagi dengan masyarakat yang sedang berkembang. Karena pernikahan harus atas dasar kerelaan tanpa adanya intervensi dari manapun, sedangkan dalam pernikahan kalangkah adalah pernikahan yang harus dilakukan seorang kakak laki-laki apabila seorang adik perempuan hendak menikah lebih dulu. 44 Rasulullah SAW bersabda: رشع ي س ي ع ها ص ها سر ل ق: ق عس نب ها ع نع جرف ل نسحا رص ل ضغأ ن ف ج زتي ف ء لا ع طتسا ن شلا ل ن ل ن ف صل ب ي عف عطتسي ء ج س ر لا ا ر Artinya:” dari Abdullah bin Mas’ud ra. Ia berkata:”Rasulullah SAW bersabda kepada kita: wahai para pemuda, siapa diantara kamu yang telah mempunyai kemampuan, maka hendaklah menikah. Karena sesungguhnya nikah itu dapat memejamkan mata dan menjaga kemaluan, bagi siapa yang tidak mampu nikah, maka hendaknya berpuasa, sebab puasa itu dapat dijadikan obat.” HR Bukhori dan Muslim Dengan adanya hadits ini tentunya siapa saja seseorang yang telah siap dan mampu untuk menikah maka harus segera melaksanakanya baik itu seorang kakak maupun adik, dan jika seorang adik telah mampu dan siap untuk menikah maka tidak ada halangan untuk menunda pernikahan karena seorang kakak yang belum menikah atau membujang.

C. Pernikahan Kalangkah Menurut Hukum Islam

Pernikahan dalam pandangan Islam adalah sesuatu yang luhur dan sakral, bermakna ibadah kepada Allah, mengikuti Sunnah Rasulullah dan dilaksanakan atas dasar keikhlasan, tanggung jawab, dan mengikuti ketentuan- ketentuan hukum yang harus diindahkan. Dalam Undang-Undang RI Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan Bab I pasal 1, perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami-isteri dengan tujuan membentuk keluarga rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Sedangkan tujuan pernikahan adalah sebagaimana difirmankan Allah SWT. dalam surat Ar-Rum ayat 21