9
dilakukan untuk pengujian terhadap hipotesis-hipotesis. Hipotesis ini didasarkan atas pengalaman masa lampau atau teori yang telah
dipelajari sebelumnya. 2.
Sumber Data Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis
melakukan pengumpulan data berupa data primer dan data sekunder. a.
Data Primer, penulis dapatkan dari hasil wawancara langsung dengan masyarakat dan penduduk Desa Panyingkiran Majalengka Jawa Barat,
Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan dan KHI. b.
Data Sekunder, penulis dapatkan dari buku-buku, artikel atau tulisan yang terkait dengan biaya nikah yang berasal dari media cetak maupun
elektronik. 3.
Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam
menghimpun seluruh data dan fakta yang menunjang permasalahan adalah sebagai berikut:
a. Wawancara Interview
Wawancara dilakukan terhadap responden-responden yang telah dipilih sebelumnya, yaitu tokoh masyarakat dan penduduk Desa
Panyingkiran Majalengka Jawa Barat. b.
Dokumentasi Pengambilan data melalui dokumen tertulis maupun elektronik dari
lembagainstitusi. Dokumen
diperlukan untuk
mendukung
10
kelengkapan data yang lain. c.
Observasi Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
tidak hanya mengukur sikap dari responden wawancara dan angket namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang
terjadi situasi, kondisi. Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam
yang terjadi di lingkungan sekitar.
12
4. Pengolahan
Dari hasil berbagai penelitian yang dilakukan penulis, penulis mencoba merangkum dan mengolah dari hasil penelitian tersebut menjadi sebuah
tulisan yang mudah difahami. 5.
Analisis Deskriptif Memusatkan perhatian pada permasalahan yang ada pada saat
penelitian dilakukan
atau permasalahan
yang bersifat
aktual, Menggambarkan fakta tentang permasalahan yang diselidiki sebagaimana
adanya, diiringi dengan interpretasi rasional yang seimbang.
13
6. Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini penulis merujuk pada buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta 2012.
12
Sukandarrumidi, “Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula”,
Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2004, h.104
13
Sukrianto Uki “Ciri-ciri Analisis Deskriptif” Artikel diakses pada 30 Januari 2014 dari
http:uki-sukrianto.blogspot.com201203ciri-ciri-metode-deskriptif.html
11
F. Studi Review Terdahulu
Penulisan karya ilmiah ini penulis juga merujuk pada karya ilmiah lain yang sudah terdahulu dengan substansi dan pembahasan yang berbeda
tentunya, diantaranya sebagai adalah: No
Nama PenulisJudulTahun
Subtansi Pembeda
1 Nur
Faizah “Pernikahan
Melangkahi Kaka
Menurut Adat
Sunda” Studi
Kasus Di
Desa Cijurey
Sukabumi Jawa Barat
Di dalam skripsi ini membahas tentang
pernikahan yang
melangkahi seorang kakak
kandung perempuan
dan uang
pelangkah yang akan diberikan
kepada orang yang akan
dilangkahi, skripsi
ini juga
hanya membahas
tentang kakak
perempuan dan
apabila seorang
adik yang hendak menikah
dan mempunyai seorang
kakak laki-laki
yang akan
dilangkahi maka
tidak ada aturan Skripsi yang penulis
buat ini
membahas pernikahan kalangkah
yaitu pernikahan
seorang kakak laki-laki yang harus dinikahkan
dengan seorang nenek- nenek
yang dilaksanakannya
apabila seorang adik hendak
menikah terlebih dahulu.
12
adat yang berlaku.
G. Kerangka Teori
Pernikahan secara bahasa etimologi mempunyai arti mengumpulkan, menggabungkan, menjodohkan,
atau bersenggama wath’i. dalam istilah bahasa Indonesia, nikah sering disebut dengan “kawin”. Sedangkan menurut
istilah terminologi , pernikahan atau perkawinan ialah “ikatan lahir batin
antara seorang pria dan seorang wanita dalam sebuah rumah tangga, berdasarkan kepada tuntunan agama”. Ada juga yang mengartikan dengan
“suatu perjanjianaqad ijab-qabul antara seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk menghalalkan hubungan badaniyah sebagaimana suami-istri
yang sah yang mengandung syarat-syarat dan rukun-rukun yang ditentukan oleh syari’at Islam”.
14
Dalam Pasal 1 Bab I, UU perkawinan No. 1 Tahun 1974, perkawinanpernikahan didefinisikan sebagai berikut: “perkawinan ialah
ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri, dengan tujuan membentuk keluarga rumah tangga yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Nikah adalah suatu sendi pokok pergaulan masyarakat. Oleh karenanya,
agama memerintahkan kepada umatnya untuk melangsungkan pernikahan, sehingga malapetaka yang diakibatkan oleh perbuatan yang terlarang dapat
dihindari.
15
Menurut hukum adat, perkawinan bukan saja merupakan soal yang
14
Kementrian Agama RI “Modul TOT Kursus Pra Nikah” Jakarta 2010 hlm. 17
15
Ibid. hlm. 18
13
mengenai orang-orang yang bersangkutan sebagai suami istri, melainkan juga kepentingan seluruh keluarga dan bahkan masyarakat adat pun ikut
berkepentingan dalam soal perkawinan itu. Bagi hukum adat perkawinan itu adalah perbuatan-perbuatan yang tidak hanya bersifat keduniaan, melainkan
juga bersifat kebatinan atau keagamaan
16
. Mengenai tujuan perkawinan menurut hukum adat pada umumnya adalah
untuk mempertahankan dan meneruskan kelangsungan hidup dan kehidupan masyarakat adatnya. Namun karena sistem kekerabatan kekeluargaan masing-
masing masyarakat berlainan, maka penekanan dari tujuan perkawinan disesuaikan dengan system kekeluargaanya. Misalnya, pada masyarakat adat
patrilineal, perkawinan mempunyai tujuan untuk memepertahankan garis keturunan bapak. Sebaliknya pada masyarakat matrilineal, perkawinan
mempunyai tujauan untuk mempertahankan garis keturunan ibu
17
. Didalam penelitian yang akan penulis lakukan adalah pernikahan yang
hanya sementara waktu demi menghalalkan atau mengizinkan seorang adik yang menikah terlebih dahulu daripada kakak laki-lakinya, pernikahan ini
disebut dalam adat sunda sebagai pernikahan kalangkah, ada beberapa macam pernikahan adat dalam adat sunda diantaranya, adalah kawin gantung, kawin
ngarah gawe, kawin pendok, kawin sembunyi, ditarik kawin, kawin panyela, kawin nyalindung kagelung, kawin manggih kaya, kawin turun ranjang dan
16
Soepomo, Bab-Bab Tentang Hukum Adat, Jakarta: Pradnya Paramita, cet. 12, 1989, hal. 55.
17
Taufiqurrohaman Syahuri, legislasi hukum perkawinan di Indonesia. Jakarta: kencana prenada media group, 2013 hlm. 65