Pernikahan Masyarakat Desa Panyingkiran Jawa Barat

28 nyeureuhan atau ngalamar yang dalam bahasa Indonesia disebut melamar atau meminang. b. Upacara seserahan Upacara seserahan biasanya berlangsung satu hari atau dua hari sebelum perkawinan dilaksanakan dan biasanya dilangsungkan pada sore hari. Dalam upacara ini orang tua calon pengantin pria menyerahkan putranya kepada orang tua calon pengantin wanita dengan membawa barang-barang keperluan calon pengantin wanita. Namun dalam acara seserahan ini biasanya sudah dibicarakan dengan pihak calon pengantin wanita dalam acara ngalamar. c. Upacara nguyeuk seureuh Kata ngeuyeuk seureuh sendiri berasal dari ngaheuyeuk yang artinya mengolah. Ngeuyeuk Seureuh biasanya diselenggarakan sehari sebelum akad nikah, dapat juga pada sore hari atau malam hari sebelum akad nikah maupun setelah akad nikah yang bertempat di kediaman mempelai wanita. Ngeuyeuk seureuh biasanya dipimpin oleh orang yang paham betul tentang cara ngeuyeuk seureuh. Acara ini biasanya dihadiri oleh kedua calon pengantin beserta keluarganya yang dilaksanakan pada malam hari sebelum akad nikah. Lewat prosesi Ngeuyeuk Seureuh pula orang tua memberikan nasihat lewat benda-benda yang ada dalam prosesi. Perlengkapan alat atau benda pada prosesi Ngeuyeuk Seureuh adalah: 29 1 Seureuh saranggeuyan satu ikat tangkai sirih; 2 Jambe saranggeuyan satu ikat pinang muda; 3 Pari gedengan padi yang diikat; 4 Mayang jambe bunga pinang yang belum mekar; 5 Bumbu ramuan sirih yaitu: gambir, kapur sirih, tembakau, sugi dan kapol; 6 Pakara peralatan tenun; 7 Kasang jinten selembar kain polenglereng panjang hasil tenun tangan yang berwarna merah; 8 Endog hayam telur ayam; 9 Harupat lidi; 10 Rambu 7 benang kantek atau benang tenun; 11 Ajug-ajug lentera; 12 Kendi berisi air; 13 Samak tikar yang berukuran panjang dan lebar; 14 Coet jeung mutuna Mortar dan alu; 15 Lulumpang jeung haluna tempat tumbuk padi yang terbuat dari kayu; 16 Bokor berisi air dan kembang setaman; 17 Parukuyan tempat membakar kemenyan; 18 Ayakan alat penyaringan; 19 Cecempeh atau nyiru ayakan yang dipakai untuk membersihkan beras; 30 20 Suluh kayu bakar; 21 Parawanten bahan pangan; 22 Seperangkat pakaian pengantin; 23 Kain batik yang berjumlah ganjil. d. Upacara siraman Upacara siraman atau ngebakan dimulai dengan ngecang keun aisan, yang artinya ibu dari mempelai wanita melepaskan gendongan untuk menuju tempat siraman ditemani ayah yang setia mendampingi dengan membawa lilin. Hal itu mengandung makna bahwa kedua orang tua akan segera menyudahi tanggung jawabnya, karena akan digantikan oleh suami putrinya. Lilin yang dibawakan sang ayah melambangkan tugasnya yang wajib member penerangan bagi putra-putrinya. Setelah itu dilanjutkan dengan acara dipangkon, yakni calon mempelai wanita dipangku kedua orang tuanya. Berikutnya ngaras, mencuci kaki kedua orang tua yang diawali dengan membasuh kedua kaki sang ayah. Usai mebasuh kaki kedua orang tua, disemprotkan juga minyak wangi yang mengungkapkan agar sampai kapanpun sang putri dapat membawa nama harum keluarga. Lalu calon mempelai wanita harus melewati tujuh lembar kain yang menyiratkan permohonan supaya kelak calon mempelai wanita senantiasa diberi kesabaran, kesehatan, ketawakalan, ketabahan, keteguhan iman yang kuat dan selalu menjalankan agama. Puncaknya upacara siraman, calon mempelai wanita disirami air 31 bunga yang masing-masing bunga memiliki artinya tersendiri. Bunga mawar agar calon pengantin selalu jujur, melati bermakna dapat membawa harum nama keluarga serta disukai oleh siapa saja, terakhir bunga kenanga yang diharap dapat membawa kesejukan dan keteduhan hati. Kemudian, sang ayah mengucurkan air wudhu kepada putrinya. Selesai siraman, mempelai wanita akan dibawa oleh perias untuk ngerik atau membersihkan bulu-bulu halus rambut di kamar pengantin. Terakhir, parebut bebetian dan hahampangan dimana diharapkan kedepannya kedua mempelai akan diberi kelancaran rezeki dan segera mendapatkan keturunan. 1 2. Upacara akad nikah Pada hari perkawinan atau pernikahan, calon pengantin pria diantar dengan iring-iringan dari suatu tempat yang telah ditentukan menuju kerumah calon pengantin wanita. Bila pengantin pria berdekatan rumah dengan pengantin wanita maka calon pengantin pria langsung menuju kerumah pengantin wanita. Iring-iringan rombongan calon pengantin pria dijemput oleh pihak calon pengantin wanita. Upacara pernikahan terdapat dua bagian upacara yaitu upacara akad nikah dan upacara panggih yang selanjutnya dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 Mery Desianti, Makna Ritual Siraman Pengantin Adat Sunda dan Jawa, http:www.weddingku.comblogspersiapan-pernikahan1016533makna-ritual-siraman-pengantin- adat-sunda-dan-jawa yang diunggah pada21 Maret 2014 dan diakses pada 20 maret 2015, pkl. 23:05 wib 32 a. Upacara akad nikah Sebelum acara akad nikah mulai, terlebih dahulu diadakan upacara penjemputan calon pengantin pria. Hal ini adalah sebagai adat sopan santun atau tatakrama yang telah menjadi kebiasaan umum, yaitu adanya saling menghargai. Untuk persiapan penjemputan, orang tua calon pengantin wanita membentuk panitia yang terdiri dari dua kelompok, yaitu: Kelompok I terdiri dari: 1 Seorang yang membawa payung dan langser seseorang yang menggandeng calon mempelai pria. 2 Seorang yang membawa nampan yang berisi mangle atau rangkaian bunga melati sebagai kalung. 3 Dua mojang membawa tempat lilin. 4 Dua mojang membawa bokor berisi perlengkapan upacara sawer dan nincak endog. 5 Dua bujang sebagai pengawal gulang-gulang jagasatru. Kelompok II terdiri dari: 1 Para mojang dan bujang berbaris di sisi kanan dan kiri pintu halaman yang akan dilalui oleh rombongan calon pengantin pria sampai kedepan pintu rumah. 2 Rombongan calon pengantin pria tiba, kemudian mereka dijemput diluar halaman oleh rombongan yang di pimpin lengser. Pembawa 33 payung segera memayungi calon pengantin pria dengan didampingi oleh dua gulang-gulang. Di sebelah depannya lagi seorang dayang berjalan membawa bakinampan yang berisi kalung bunga. Rombongan yang tiba di depan rumah calon pengantin wanita disambut oleh kedua calon mertua yang akan memberikan kalung rangkaian bunga melati kepada calon pengantin pria. Calon pengantin pria di gandeng oleh kedua calon mertua dan berjalan sambil ditaburi berbagai macam bunga oleh para mojang dan bujang yang telah berbaris di depan halaman rumah. Dengan didampingi oleh calon mertuanya pengantin pria dibawa masuk keruangan akad nikah dan dipersilahkan duduk di kursi yang telah disiapkan. Selanjutnya pembawa acara mempersilahkan kedua orang tua calon pengantin, saksi, petugas dari kantor KUA serta beberapa orang tua dari kedua belah pihak. Calon pengantin wanita dipesilahkan duduk disamping calon suaminya yang selanjutnya dilakukan upacara Akad Nikah. b. Upacara panggih bertemu muka Sesudah upacara akad nikah, selanjutnya disusul dengan upacara panggih yang terdiri dari: 1 Upacara sungkem Arti sungkem yang dilakukan oleh kedua pengantin kepada orang tua serta keluarga yang lebih tua pinisepuh dari kedua belah pihak, menunjukan tanda bakti dan rasa terimakasih atas bimbingan dari lahir 34 hingga sampai keperkawinan. Selain itu kedua pengantin memohon doa restu dalam membangun kehidupan rumah tangga yang baru, agar mendapatkan rahamat Allah SWT. 2 Upacara sawer Upacara sawer dilakukan diluar rumah, yang disebut saweran biasanya upacara ini dilakukan oleh juru sawer, karena dalam upacara sawer akan ditembangkan syair-syair khusus pupuhan lagu tertentu yang disebut kidung sawer. Penyawer atau juru sawer menyediakan bahan-bahan sawer di dalam bokor yang berisi, antara lain: a Beras putih sebagai lambang kehidupan; b Kunyit sebagai lambang bahagia; c Bermacam-macam bunga atau rampai, sebagai lambang keharuman nama baik rumah tangga; d Uang logam sebagai lambang kekayaankecukupan; e Payung sebagai lambang kewaspadaan; f Sirih yang digulung dengan bentuk cerutu berisi gambir, kapur sirih, pinang, tembakau sebagai lambang kepaduan antara suami dan istri; g Permen sebagai lambang manis budi dan ramah tamah; h Kunyit yang dilarutkan kedalam air, kemudian diadukan dengan beras putih sehingga beras tersebut menjadi kuning. 35 3 Upacara nincak endog injak telur Mempelai pria menginjak telur di papan atau elekan Batang bambu muda, kemudian mempelai wanita mencuci kaki mempelai pria dengan air dari kendi, setelah membersihkan dan mengeringkan kaki suami sebagai melambangkan pengabdian istri kepada suami yang dimulai dari hari itu, lalu kendi dipecahkan berdua. 2 4 Upacara buka pintu Upacara buka pintu merupakan suatu percakapan antara pengantin pria yang berada di luar pintu dengan pengantin wanita yang berada di dalam rumah. Percakapan itu dilaksanakan oleh kedua pengantin itu sendiri, akan tetapi biasanya dapat digantikan oleh ahlinya yaitu juru mamaos. Hal ini karena isi syair merupakan Tanya jawab dan mengandung petuah-petuah atau nasihat-nasihat. 5 Upacara huap lingkung Huap lingkung adalah kedua mempelai saling menyuapi sebagai sebuah perumpamaan dari kehidupan suami istri yang harmonis, selalu penuh kerinduan, saling cinta mencintai, saling membutuhkan dan sebagainya. 6 Resepsipesta perkawinan Pertemuan perjamuan resmi yang diadakan untuk menerima tamu pada pesta perkawinan 3 2 sanggar Sekar Kinanti, https:sanggarsekarkinanti.wordpress.comabout11-nincak-endog- menginjak-telur diakses pada 11 april 2015 3 KBBI Online, http:kbbi.web.idresepsi diakses pada 11 April 2015 36 7 Upacara ngunduh mantu Upacara ini diselenggarakan oleh pihak pengantin pria, maksudnya untuk memperkenalkan kedua pengantin kepada kedua keluarga dan kaum kerabat pengantin pria. Jarak antara upacara perkawinan dengan upacara ngunduh mantu tidaklah tentu.

B. Macam-Macam Pernikahan Adat Sunda

Seperti yang telah penulis utarakan di atas bahwa para penduduk Desa Panyingkiran atau masyarakat sunda masih sangat kental dalam menjalankan tradisi yang ada di desa mereka, khususnya dalam hal Pernikahan. Bahkan mereka mempunyai spefiikasi terhadap sebuah Pernikahan, Pernikahan dalam adat sunda diantaranya sebagai berikut : 4 1. Kawin Gantung Kawin yang ditangguhkan, baik itu kawinnya yang ditangguhkan atau cara bergaulnya. Maksudnya disini adalah, adanya kesepakatan dari kedua orang tua dari dua orang anak kecil yang berlainan jenis laki-laki dan perempuan yang mana kedua orang tua tersebut mempunyai rencana apabila dua orang anak kecil tersebut laki-laki dan perempuan sudah dewasa, mereka akan menyatukan kedua anak kecil tersebut kedalam sebuah ikatan pernikahan, kesepakatan ini dilakukan ketika kedua anak kecil tersebut masih kecil dan belum mengerti akan arti dari sebuah pernikahan, kesepakatan ini 4 Proyek inventarisasi dan dokumentasi kebudayaan daerah Jakarta: upacara perkawinan di jawa barat, departemen pendidikan dan kebudayaan Jakarta, 1982, h. 64-69 37 hanya dilaksanakan oleh kedua orang tua dari anak kecil tersebut dan disaksikan oleh sanak saudara dari kedua belah pihak yang diikuti oleh acara selamatan sekedarnya saja, tanpa perlu dihadiri oleh petugas dari KUA. 2. Kawin Ngarah Gawe Perkawinan yang dilakukan antara anak perempuan yang belum dewasa dan belum akil balig dengan seorang lelaki dewasa, yang sesudah perkawinan dilangsungkan pengantin wanita wajib mondok atau tinggal di rumah mertuanya. Karena pengantin perempuannya belum balig, maka tidak dibolehkan adanya hubungan suami istri antara pengantin perempuan dan pengantin laki-laki. Tujuan sebenarnya dari adanya perkawinan ini adalah sang mertua menjadikan sang menantu sebagai tenaga pembantu Ngarah Gawe baik itu untuk membantu dirumah ataupun di kebun, karena tujuan awal dari diadakannya perkawinan ini adalah agar sang mertua mempunyai tenaga pembantu baik untuk dirumah ataupun di kebun, tanpa harus memberikan upah atau gaji kepada menantunya. 3. Kawin Pendok Keris Perkawinan yang dilakukan oleh orang yang sudah beristri. Maksudnya adalah, seorang suami yang ingin mempunyai istri lagi tapi tidak mau diketahui oleh istri pertamanya, cara yang dilakukan agar tidak diketahui oleh istri pertamanya adalah, laki-laki tersebut tidak datang sendiri ketempat calon istrinya dan melangsungkan akad nikah bersama, melainkan mengutus orang lain sebagai wakilnya yang wakilnya tersebut membawa 38 sebuah pendok keris milik dari laki-laki tersebut, jadi yang melakukan ijab qabul di depan penghulu atau KUA adalah sang wakil namun dengan membawa pendok keris tersebut, ini sebagai tanda bahwa dia hanya mewakili pernikahan tersebut. Ada 2 alasan kenapa bisa terjadi perkawinan semacam ini, Pertama ; Karena mempelai pria menjaga martabatnya gengsi karena harus menikah dengan wanita yang tidak selevel dengannya, Kedua; Menjaga agar jangan sampai pernikahan tersebut diketahui baik oleh istri, keluarga ataupun orang banyak. 4. Kawin Sembunyi Perkawinan yang dilangsungkan oleh suami yang sudah beristri, namun ingin menikah lagi tanpa diketahui oleh istri sebelumnya, ini sama dengan perkawinan pendok keris hanya bedanya pengantin pria datang sendiri untuk melangsungkan perkawinan tanpa harus menggunakan wakil. 5. Kawin dengan Pria Pendatang Perkawinan yang dilangsungkan oleh orang tua sang gadis kepada pria pendatang, tamu atau perantau dari daerah lain. 6. Ditarik Kawin Khusus Untuk Ditarik Kawin ada 2 Persepsi: a. Ditarik Kawin I Perkawinan yang dilakukan karena dorongan atau adanya desakan dari kedua orang tua calon pengantin, khususnya orang tua pengantin wanita kepada pengantin pria, karena mereka menganggap hubungan yang