Definisi Pernikahan Kalangkah PERNIKAHAN

44 Rasulullah SAW bersabda: رشع ي س ي ع ها ص ها سر ل ق: ق عس نب ها ع نع جرف ل نسحا رص ل ضغأ ن ف ج زتي ف ء لا ع طتسا ن شلا ل ن ل ن ف صل ب ي عف عطتسي ء ج س ر لا ا ر Artinya:” dari Abdullah bin Mas’ud ra. Ia berkata:”Rasulullah SAW bersabda kepada kita: wahai para pemuda, siapa diantara kamu yang telah mempunyai kemampuan, maka hendaklah menikah. Karena sesungguhnya nikah itu dapat memejamkan mata dan menjaga kemaluan, bagi siapa yang tidak mampu nikah, maka hendaknya berpuasa, sebab puasa itu dapat dijadikan obat.” HR Bukhori dan Muslim Dengan adanya hadits ini tentunya siapa saja seseorang yang telah siap dan mampu untuk menikah maka harus segera melaksanakanya baik itu seorang kakak maupun adik, dan jika seorang adik telah mampu dan siap untuk menikah maka tidak ada halangan untuk menunda pernikahan karena seorang kakak yang belum menikah atau membujang.

C. Pernikahan Kalangkah Menurut Hukum Islam

Pernikahan dalam pandangan Islam adalah sesuatu yang luhur dan sakral, bermakna ibadah kepada Allah, mengikuti Sunnah Rasulullah dan dilaksanakan atas dasar keikhlasan, tanggung jawab, dan mengikuti ketentuan- ketentuan hukum yang harus diindahkan. Dalam Undang-Undang RI Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan Bab I pasal 1, perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami-isteri dengan tujuan membentuk keluarga rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Sedangkan tujuan pernikahan adalah sebagaimana difirmankan Allah SWT. dalam surat Ar-Rum ayat 21 45 ءآ يت خ ق ف س ج ت س إ ي ج ع ي َّ ح ° َ ف ى ك أي ت َ ق ي تف َ Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan hidup dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih sayang mawaddah wa rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda-tanda kebesaran-Nya bagi orang-orang yang berfikir ”. Q.S. Ar-Rum ayat 21 Mawaddah wa rahmah adalah anugerah Allah SWT yang diberikan kepada manusia, ketika manusia melakukan pernikahan. Hal yang demikian tidak disebutkan Allah ketika binatang ternak berpasangan untuk berkembang biak. Karena tugas selanjutnya bagi manusia dalam lembaga pernikahan adalah untuk membangun peradaban dan menjadi khalifah di dunia Quraish Shihab dalam Wawasan al- Qur’an: bab pernikahan. Pernikahan tersebut dianggap sah menurut hukum Islam bila telah memenuhi syarat dan rukun pernikahan. Syarat pernikahan adalah 1. Persetujuan kedua belah pihak; 2. Adanya wali; 3. Adanya saksi; 4. Mahar mas kawin; 5. Tidak Boleh melanggar larangan-larangan perkawinan; 6. Dicatatkan oleh petugas pencatat nikah PPN. Sedangkan rukun pernikahan adalah 1. Calon suami; 2. Calon isteri;