penelitian. Di alam politik, wacana ini juga benar-benar mengemuka ketika berbagai negara ramai meratifikasi konvensi PBB yang tertuang dalam
CEDAW Convention of All Form of Discrimination Againts Woman. Di antaranya adalah Indonesia. Konvensi tersebut juga acuan DPR RI dalam
membahas RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender KKG pada kisaran April 2012.
Dengan kata lain, gender telah menjadi wacana global baik di Timur maupun Barat. Oleh karena itu penerjemah seyogyanya memperkaya diri
akan wacana tersebut. Terutama sekali bagi penerjemah yang concern pada penerjemahan teks keagamaan bertema gender atau penerjemah yang
berhadapan dengan teks bertema gender secara khusus. Setidaknya penguasaan terhadap wacana tersebut akan membantu penerjemah dalam dua
hal: Pertama, penerjemah akan terhindar dari kesalahan interpretasi yang akan berakibat fatal dalam penerjemahan. Kedua, penerjemah akan mampu
mereproduksi berbagai istilah khusus dalam kajian gender dengan baik sehingga mampu menghadirkan terjemahan yang dapat memberikan
pemahaman yang utuh bagi pembaca.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti memberikan batasan kajian pada terjemahan hadis-hadis Kitab Mukhtashar Shahih Al-Bukhari. Adapun
rumusan masalahnya adalah:
1. Apa saja klasifikasi hadis-hadis feminim gender dalam kitab Mukhtashar
Shahih Al-Bukhari? 2.
Bagaimana efektivitas kalimat dalam penerjemahan hadis-hadis feminim gender dalam Terjemahan Mukhtashar Shahih Al-Bukhari terbitan
Gema Insani Press GIP?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi hadis-hadis feminim gender dalam
kitab Mukhtashar Shahih Al-Bukhari. 2.
Untuk mengetahui bagaimana efektifitas kalimat dalam penerjemahan hadis-hadis gender Terjemahan Mukhtashar Shahih Al-Bukhari terbitan
Gema Insani Press GIP.
D. Tinjauan Pustaka
Sebelum melakukan penelitian ini peneliti telah melakukan tinjauan pustaka. Tinjauan ini dimaksudkan agar tidak terjadi plagiasi dan mengulang
penelitian yang terdahulu. Sejauh ini peneliti merujuk pada skripsi-skripsi yang terkait dengan penerjemahan dan bahasa. Peneliti membatasi diri pada
skripsi-skripsi yang terdapat di perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam pantauan peneliti, kajian gender dan penerjemahan telah dilakukan oleh Muhammad Heri Azh
ari dengan judul “Bias Gender dalam Penerjemahan: Kajian Hermeuneutik terhadap Tafsir Al-
Azhar.” „Pisau‟ analisis yang digunakan adalah hermeunetik. Sedangkan objek kajiannya
bukan hadis melainkan Al-Quran. Kemudian peneliti juga menemukan sejumlah skripsi yang menggunakan
„tata bahasa‟ dan „kalimat efektif‟ sebagai alat analisisnya namun belum ada yang menggunakan terjemahan buku Mukhtashar Shahih Al-Bukhari terbitan
Gema Insani Press GIP sebagai korpus dalam penelitiannya. Di antaranya adalah “Analisis Kalimat Efektif Studi Kasus Terjemahan Riyadhus Shalihin
Jilid I” oleh Fuad Ma‟ruf Nur, dan “Kalimat Efektif dalam Buku Terjemahan Fath Al-Muin Studi Kas
us Bab “Shalat” dan Adzan” oleh M. Khoas Rudin Sodik.
Peneliti juga menemukan skripsi dengan korpus kitab “Mukhtashar Shahih Al-Bukhari
”. Penelitian tersebut dilakukan oleh Tatam Wijaya dengan pendekatan studi kritik hadis. Berdasarkan pantauan tersebut, maka peneliti
berkesimpulan bahwa kajian analisis tata bahasa sub kajian kalimat efektif dengan korpus penelitian Mukhtashar Shahih Al-Bukhari belum pernah
dilakukan.
E. Metodologi Penelitian