dilakukan pengujian Durbin-watson DW dengan ketentuan yang dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi
Hipotesis nol Keputusan
Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak
0 DW dl
Tidak ada autokorelasi positif No decision
dl ≤ DW ≤ du
Tidak ada korelasi negatif Tolak
4-dl DW 4
Tidak ada korelasi negatif No decision
4-du ≤ DW ≤ 4-dl
Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak
du DW 4-du Sumber: Ghozali 2005:96
Keterangan : du = batas atas
dl = batas bawah
4. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi yang didapat signifikan. Ada dua jenis uji koefisien regresi yang
dapat dilakukan, yaitu:
a. Uji-F
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
terikat. Bentuk pengujiannya : H
: b
1
= b
2
= b
3
= b
4
= Artinya biaya operasional yang terdiri dari biaya produksi, biaya
promosi, honor dan kesejahteraan agen, serta biaya pembinaan pendidikan agen, secara serempak tidak berpengaruh signifikan terhadap
pendapatan premi PT Asuransi Jiwasraya Persero Regional Office Medan.
H1 : b
1
≠ b
2
≠ b
3
≠ b
4
≠ 0
Artinya biaya operasional yang terdiri dari biaya produksi, biaya promosi, honor dan kesejahteraan agen, serta biaya pembinaan
pendidikan agen, secara serempak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan premi PT Asuransi Jiwasraya Persero Regional Office
Medan. Pada penelitian ini nilai F
hitung
akan dibandingkan dengan F
tabel
pada tingkat signifikansi α = 5. Kriteria penilaian hipotesis pada uji-F ini
adalah: Terima H
bila F
hitung
≤ F
tabel
Tolak H Terima H
1
bila F
hitung
F
tabel
b. Uji Secara Parsial Uji t
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah setiap variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujian : H
: b
i
= 0, artinya biaya operasional yang terdiri dari biaya produksi, biaya promosi, honor dan kesejahteraan agen, serta biaya pembinaan
pendidikan agen, secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan premi PT Asuransi Jiwasraya Persero Regional Office
Medan. H
1
: b
i
≠ 0, artinya biaya operasional yang terdiri dari biaya produksi, biaya promosi, honor dan kesejahteraan agen, serta biaya pembinaan
pendidikan agen, secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
pendapatan premi PT Asuransi Jiwasraya Persero Regional Office Medan.
Pada penelitian ini nilai t
hitung
akan dibandingkan dengan t
tabel
pada tingkat signifikansi α = 5. Kriteria penilaian hipotesis pada uji-t ini
adalah: H
diterima jika : - t
tabel
≤ t
hitung
≤ t
tabel
H
1
diterima jika : t
hitung
t
tabel
dan t
hitung
- t
tabel
pada α = 5
BAB IV GAMBARAN UMUM PT ASURANSI JIWASRAYA
A. Sejarah Singkat PT Asuransi Jiwasraya Persero
PT Asuransi Jiwasraya merupakan gabungan dari 9 sembilan perusahaan asuransi milik Belanda diantaranya NILLMY VAN 1859. Nasionalisasi
perusahaan milik Belanda diintegrasikan dengan PT Pertanggungan Jiwa Dharma nasional menjadi PN Asuransi Jiwasraya kemudian menjadi PT Persero
Asuransi Jiwasraya berdasarkan perusahaan pemerintah No. 2 SK 66, dan peraturan pemerintah No. 33 tahun 1972.
Pada pelaksanaannya pemerintah segera membentuk Badan Pimpinan Umum BPU berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 213 tahun 1861. BPU ini
berfungsi mengelola, mengawasi, dan melaksanakan tertib administrasi serta manajemen perusahaan khusus perusahaan asuransi jiwa di Indonesia yang
dimiliki negara. Pada 9 sembilan asuransi jiwa tersebut berubah menjadi PN Asuransi
Jiwa Jasa Sejahtera berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 215 tahun 1967. Pada tanggal 27 Agustus 1964 keluar keputusan Presiden No. 214 yang menyatakan
bahwa PN Asuransi Jiwasraya Unit I. PT Pertanggungan Jiwa “Dharma Nasional” yang didirikan pada tanggal
27 April 1953, merupakan cikal bakal didirikannya PN Asuransi Jiwasraya Unit II. PN Asuransi Jiwasraya berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 1969
dan Undang-Undang No. 9 tahun 1969. Akhirnya pada tanggal 8 Desember 1972