Faktor Kepribadian Big Five

anggota keluarga, teman, dan rekan sekerja sebab dalam hubungan pribadia yang akrab dengan seseorang benar-benar merasa diperlukan dan memerlukan orang lain, dicintai dan mencintai orang lain tanpa mementingkan diri sendiri. d. Pendalaman tri nilai Yang dimaksud dengan pendalaman tri nilai adalah usaha-usaha untuk memahami benar-benar nilai kreatif, nilai penghayatan, dan nilai bersikap. e. Ibadah Ibadah adalah segala kegiatan melaksanakan apa yang diperintahkan Tuhan dan mencegah diri dari hal-hal yang dilarang-Nya menurut ketentuan agama. Ibadah yang dilakukan secara khidmat sering menimbulkan perasaan tentram, mantap, dan tabah seakan-akan mendapat bimbingan dalam melakukan tindakan-tindakan penting.

B. Faktor Kepribadian Big Five

1. Definisi Kepribadian Tipe kepribadian didefinisikan sebagai dimensi perbedaan individual yang menunjukkan pola pikiran, perasaan, dan perbuatan yang konsisten McCrae, 2002. Asumsi yang paling dasar dari pandangan trait adalah bahwa orang memiliki kecenderungan, yang disebut trait, untuk berespon dalam suatu cara tertentu. Dengan kata lain, diasumsikan bahwa kepribadian bisa dicirikan dengan istilah kecenderungan konsisten individu untuk berperilaku, merasa, atau berpikir Universitas Sumatera Utara dalam suatu cara tertentu, contoh : kecenderungan untuk berperilaku ramah, atau merasa cemas dan gelisah Pervin, 2005. 2. Model Kepribadian Lima Faktor Seperti yang kita ketahui, psikolog membangun teori kepribadian dari tipe- tipe variabel yang berbeda-beda. The Big Five Personality trait atau Five factor model ini dibangun dengan pendekatan yang lebih sederhana. Di sini, peneliti mencoba untuk menemukan unit dasar dari kepribadian dengan menganalisa kata- kata yang digunakan bukan hanya oleh psikolog tetapi orang awam untuk menjelaskan kepribadian. Prosedur dasar dalam penelitian ini adalah menyuruh individu merating diri mereka sendiri atau orang lain dalam trait yang beragam yang diambil secara hati-hati dari kamus. Rating itu kemudian dianalisis faktor untuk melihat trait-trait mana saja yang muncul bersamaan Pervin, 2005. Banyak psikolog trait yang melihat faktor-faktor kepribadian Big Five sebagai deskriptif, atau percaya bahwa masing-masing faktor berhubungan dengan sistem psikologis kompleks yang mendasarinya. Dalam beberapa tahun belakangan, pandangan teoritis yang lebih sederhana dikembangkan oleh McCrae dan Costa. Mereka menyebut ide mereka teori five factor. The five factor model adalah taksonomi tipe kepribadian yang komprehensif, yang bertujuan untuk menunjukkan pola pikiran, perasaan, dan tindakan yang konsisten. Teori five factor mengklaim bahwa kelima trait utama itu bukan hanya deskripsi tentang perbedaan individu. Dalam teori five factor, trait diperlakukan sebagai hal yang benar-benar ada, masing-masing dilihat sebagai struktur psikologis yang dimiliki Universitas Sumatera Utara semua orang dalam jumlah yang bervariasi. Trait itu dikatakan mempengaruhi perkembangan psikologis setiap individu Pervin, 2005. 3. Faktor-faktor dalam five factor model Faktor-faktor dalam teori kepribadian five factor model yaitu Neuroticism, Extraversion, Openness, Agreeableness, dan Conscientiousness. Definisi serta karakteristik orang dengan skor yang tinggi dan skor yang rendah dari faktor- faktor tersebut bisa dilihat dari tabel di bawah yang merupakan hasil penelitian dari Costa dan McCrae Pervin, 2005. Tabel 1. Indikator dan Karakteristik Faktor Kepribadian Karakteristik Orang dengan Skor Tinggi Skala Trait Karakteristik Orang denga Skor Rendah khawatir, gelisah, emosional, merasa tidak aman, tidak cakap, hypochodriacal Neuroticism Menilai penyesuaian versus ketidakstabilan emosi. Mengidentifikasi individu yang rentan terhadap distress, ide- ide yang tidak realistis, keinginan yang berlebih, dan respon coping yang maladaptif. Tenang, santai, tidak emosional, tegar, merasa aman, dan puas atau bangga terhadap diri sendiri. mudah berhubungan dengan orang lain, aktif, cerewet, person-oriented, optimis, suka bersenang-senang, dan penuh kasih sayang Extraversion Menilai kuantitas dan intensitas dari interaksi interpersonal, tingkat keaktifan, kebutuhan akan stimulasi, dan kapasitas untuk kesenangan. Lambat dalam menunjukkan perasaan, serius dan bertanggungjawab, tidak semangat, tidak ramah, berorientasi tugas, pendiam selalu ingin tahu, punya ketertarikan yang beragam, Openness Menilai pencarian yang proaktif dan menghargai pengalaman, toleransi dan Konvensional, apa adanya, tidak memiliki Universitas Sumatera Utara kreatif, orisinil, penuh daya khayal, tidak tradisional mengeksplorasi hal-hal yang tidak familiar. ketertarikan, tidak artistik, tidak analitis berhati lembut, bersifat baik, mudah percaya pada orang lain, suka membantu, pemaaf, mudah tertipu, dan jujur Agreeableness Menilai kualitas dari orientasi interpersonal seseorang yang bervariasi menurut suatu kontinum dari merasa kasihan sampai antagonis dalam pikiran, perasaan, dan perbuatan Sinis, kasar, curiga, tidak kooperatif, penuh dendam, mudah tersinggung, manipulatif Terorganisir, dapat dipercaya, pekerja keras, disiplin diri, tepat waktu, teliti, rapi, ambisius, dan tekun Conscientiousness Menilai tingkat keteraturan, ketahanan,dan motivasi individu dalam perilaku yang berorientasi pada tujuan. Tidak punya tujuan, malas, ceroboh, cuek, tidak punya keinginan yang kuat, hedonis. 4. Aplikasi dari Big Five Personality Trait a. Pilihan Karir Psikolog yang tertarik dalam area perilaku vocational atau karir mengemukakan bahwa kepribadian berhubungan dengan jenis karir yang akan dipilih oleh seseorang dan bagaimana mereka berfungsi dalam pekerjaannya. Pendapat ini menyatakan bahwa orang dengan karakteristik tertentu akan memilih pekerjaan tertentu dan berfungsi lebih baik dalam beberapa pekerjaan daripada yang lainnya. Sebagai contoh, menurut five factor model, individu yang tinggi pada skor extraversion akan memilih dan bekerja lebih baik dalam pekerjaan-pekerjaan sosial dan pengusaha daripada individu yang introvert. Contoh lainnya, orang yang tinggi pada Universitas Sumatera Utara skor openness to experience akan memilih dan lebih baik pada pekerjaan seni dan investigatif. b. Kesehatan dan panjang umur Pendapat tentang kepribadian berhubungan dengan kesehatan bisa dilihat pada masa Yunani kuno, yang percaya bahwa ada hubungan antara penyakit dan temperamen. Suatu studi jangka panjang menemukan pentingnya sikap teliti conscientiousness dalam memprediksi orang yang hidup lebih lama. Orang dewasa yang pada masa kanak-kanaknya lebih teliti menurut rating dari orang tua dan guru pada usia 11 tahun secara signifikan hidup lebih lama. c. Diagnosis dan treatment gangguan psikologis Sejumlah peneliti Big Five berpendapat bahwa banyak jenis perilaku abnormal merupakan versi ekstrim dari trait kepribadian normal. Contohnya, kepribadian kompulsi bisa dilihat sebagai seseorang yang sangat tinggi pada skor conscientiousness dan neuroticism dan kepribadian antisosial sebagai seseorang yang sangat rendah pada skor agreeableness dan conscientiousness Pervin, 2005. 5. Perbedaan Usia dan Jenis Kelamin dalam Kepribadian Studi yang dilakukan terhadap perkembangan kepribadian pada orang dewasa di Amerika Serikat menunjukkan bahwa ada perbedaan dalam tingkat mean dari kelima faktor antara remaja dan sekitar usia 30: N, E, dan O menurun, dan A dan C meningkat. Studi lintas budaya menunjukkan bahwa pola yang sama Universitas Sumatera Utara ditemukan pada budaya lain. Hal ini berarti perubahan usia adalah proses pematangan intrinsic McCrae, 2002. Costa, Terracciano, dan McCrae 2001 meneliti tentang perbedaan jenis kelamin pada 26 budaya. Di Amerika Serikat, wanita khususnya mempunyai skor lebih tinggi dibandingkan lelaki dalam faktor N dan A, begitu juga beberapa facet tertentu dari E dan O contohnya, kehangatan dan keterbukaan terhadap keindahan Lelaki biasanya lebih tinggi dalam facet tertentu pada E dan O, yaitu Asertivitas dan keterbukaan terhadap ide. Sedikit perbedaan jenis kelamin ditemukan pada faktor C dalam McCrae, 2002

C. Hubungan antara Sumber Makna Hidup dan Faktor Kepribadian Big