59
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dibuat adalah metode korelasional yaitu metode penelitian yang bertujuan melihat hubungan antara satu variabel dengan variabel
yang lain.
III.1. Identifikasi Variabel Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka dalam penelitian ini variabel yang terlibat adalah sebagai berikut :
1. Variabel Bebas
: Pemanfaatan Layanan Bimbingan Karir 2.
Variabel Tergantung : Perencanaan Karir
III.2. Definisi Operasional
Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah :
III.2.1. Perencanaan Karir
Perencanaan karir adalah proses berkelanjutan dimana individu melakukan penilaian diri dan penilaian dunia kerja, merencanakan langkah-langkah yang
harus dilakukan untuk mencapai pilihan karir dan membuat penalaran yang rasional sebelum mengambil keputusan mengenai karir yang diinginkan.
Perencanaan karir siswa diukur dengan menggunakan skala perencanaan karir yang disusun oleh peneliti berdasarkan tiga aspek perencanaan karir yang
dikemukakan oleh Parsons dalam Winkel Hastuti, 2006, yaitu pengetahuan dan pemahaman diri sendiri, pengetahuan dan pemahaman dunia kerja, dan
Universitas Sumatera Utara
60
penalaran yang realistis akan hubungan pengetahuan dan pemahaman diri sendiri dengan pengetahuan dan pemahaman dunia kerja.
III.2.2. Pemanfaatan Layanan Bimbingan Karir
Pemanfaatan layanan bimbingan karir adalah penggunaan berbagai layanan bimbingan karir, yaitu layanan informasi, layanan
penempatanpenyaluran, layanan konseling individual, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, untuk mencapai tujuan pemberian
bimbingan karir. Pemanfaatan layanan bimbingan karir diukur dengan menggunakan skala
Pemanfaatan Layanan Bimbingan Karir yang disusun peneliti berdasarkan frekuensi pemanfaatan layanan bimbingan karir yang dikemukakan oleh Hallen
2005 yang terdiri dari lima jenis layanan, yaitu layanan informasi, layanan penempatanpenyaluran, layanan konseling individual, layanan bimbingan
kelompok, layanan konseling kelompok.
III.3. Subjek Penelitian III.3.1. Populasi
Dalam penelitian masalah populasi dan sampel yang dipakai merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan. Menurut Hadi 2000 populasi
adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki. Populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk yang sedikitnya memiliki satu sifat yang sama sebagai
karakteristik.
Universitas Sumatera Utara
61
Sampel adalah proses memilih sejumlah individu untuk riset sedemikian rupa sehingga individu-individu tersebut mewakili kelompok dari mana mereka
dipilih. Kegunaan sampel adalah untuk mendapatkan informasi mengenai populasi Sukadji, 2000.
Suryabrata 2006 menyatakan bahwa penelitian hanya dilakukan terhadap sampel, tidak terhadap populasi. Namun kesimpulan-kesimpulan penelitian
mengenai sampel itu akan dikenakan atau digeneralisasikan terhadap populasi. Generalisasi dari sampel ke populasi ini mengandung resiko bahwa akan terdapat
kekeliruan atau ketidaktepatan, karena sampel tidak akan mencerminkan secara tepat keadaan populasi. Makin tidak sama keadaan sampel dengan populasi maka
makin besar kemungkinan kekeliruan dalam generalisasi itu, oleh karena itu teknik penentuan sampel menjadi sangat penting peranannya dalam penelitian.
Sekolah yang menjadi tempat penelitian ini adalah sekolah yang memiliki kurikulum bimbingan karir bagi siswa tingkat akhir kelas XII, dimana dalam
pelaksanaan kurikulum itu, sekolah memberikan layanan bimbingan seperti layanan informasi, layanan penempatanpenyaluran, layanan konseling individual,
layanan bimbingan kelompok, dan layanan konseling melalui guru bimbingan konseling Guru BK baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMU yang duduk di kelas XII SMUN-4 Medan serta ada jam bimbingan di kelas
minimal satu kali dalam seminggu. Seluruh kelas XII terdiri dari 9 kelas, namun 4 kelas telah digunakan sebagai subjek uji coba alat ukur, sehingga tinggal 5 kelas
yang dapat digunakan sebagai subjek penelitian, dengan jumlah siswa per kelas adalah 40 orang, dan dengan demikian jumlah populasi penelitian sebanyak 200
Universitas Sumatera Utara
62
orang. Namun, karena keterbatasan peneliti dari segi waktu, dana dan kemampuan, maka peneliti tidak dapat melakukan penelitian terhadap populasi,
tetapi hanya meneliti sebagian dari populasi atau penelitian terhadap sampel.
III.3.2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini sampel diambil dengan menggunakan teknik random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dimana semua individu yang
memenuhi kriteria populasi memiliki kesempatan yang sama untuk diselidiki Hadi, 2000. Karakteristik subjek penelitian diperlukan untuk menjamin
homogenitas sampel penelitian. Dalam suatu penelitian yang bersifat korelasional pada umumnya jumlah
subjek minimal yang dapat diterima adalah 30 subjek Sukadji, 2000. Menurut Azwar 2000, secara tradisional statistika menganggap jumlah sampel yang lebih
dari 60 subjek sudah cukup banyak. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 100 orang, yang diambil secara
random dari lima kelas. Masing-masing kelas diambil 20 orang secara random Prosedur pengambilan sampel secara random berdasarkan nomor urut absensi
ganjil.
III.4. Metode Pengumpulan Data
Alat ukur yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan tujuan penelitian dan bentuk data yang akan diambil dan diukur Hadi, 2000. Data penelitian ini
diperoleh dengan menggunakan metode skala.
Universitas Sumatera Utara
63
Skala adalah suatu prosedur pengambilan data yang merupakan suatu alat ukur aspek afektif yang merupakan konstruk atau konsep psikologis yang
menggambarkan aspek kepribadian individu Azwar, 2000. Menurut Azwar 2000, karakteristik dari skala psikologis yaitu : a
Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut
yang bersangkutan; b Dikarenakan atribut psikologis diungkap secara tidak langsung melalui indikator-indikator perilaku sementara indikator perilaku
diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem, maka skala pskologis selalu berisi banyak aitem; c Respon subjek tidak diklasifikasi sebagai jawaban benar atau
salah. Semua jawaban dapat diterima sepanjang secara jujur dan sungguh- sungguh, hanya saja jawaban yang berbeda akan diinterpretasikan secara berbeda.
Hadi 2000 mengemukakan bahwa skala psikologis mendasarkan diri pada laporan-laporan pribadi self report. Selain itu, skala psikologis memiliki
kelebihan dengan asumsi sebagai berikut: 1.
Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya. 2.
Apa yang dikatakan oleh subjek kepada peneliti tentang dirinya adalah benar dan dapat dipercaya.
3. Interpretasi subjek tentang pernyataan-pernyataan yang diajukan sama
dengan apa yang dimaksud oleh peneliti. Dalam penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu Skala Perencanaan
Karir dan Skala Pemanfaatan Layanan Bimbingan Karir.
Universitas Sumatera Utara
64
III.4.1. Skala Perencanaan Karir
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala perencanaan karir yang disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek perencanaan karir yang
dikemukakan oleh Parsons dalam Winkel Hastuti, 2006, yaitu pengetahuan dan pemahaman diri sendiri, pengetahuan dan pemahaman dunia kerja, dan
penalaran yang realistis akan hubungan pengetahuan dan pemahaman diri sendiri dengan pengetahuan dan pemahaman dunia kerja.
Skala ini
terdiri dari 35 aitem dengan menggunakan skala model Likert dan penyusunannya terdiri dari dua kategori pernyataan, yakni pernyataan
favourable dan unfavourable yang masing-masing pernyataan menyediakan empat alternatif jawaban, yaitu: Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Tidak Sesuai TS, dan
Sangat Tidak Sesuai STS. Untuk aitem yang favourable pilihan SS akan mendapatkan skor empat,
pilihan S akan mendapatkan skor tiga, pilihan TS akan mendapatkan skor dua, dan pilihan STS akan mendapatkan skor satu. Sedangkan untuk aitem yang
unfavourable pilihan SS akan mendapatkan skor satu, pilihan S akan mendapatkan skor dua, pilihan TS akan mendapatkan skor tiga, dan pilihan STS
akan mendapatkan skor empat.
Universitas Sumatera Utara
65
Tabel 1. Distribusi Aitem-Aitem Skala Perencanaan Karir Sebelum Uji Coba Aspek-Aspek
Favourable Unfavourable Total
1. Pengetahuan dan
pemahaman diri 5, 7, 12, 15,
17, 20, 30 1, 3, 10, 22, 25,
34 13
37,14
2. Pengetahuan dan
pemahaman dunia kerja 16, 24, 27,
32, 35 4, 8, 13, 19, 28,
31 11 31,43
3. Penalaran yang realistis
6, 9, 21, 23, 26, 33
2, 11, 14, 18, 29
11 31,43
Total 18 17
35 100
III.4.2. Skala Pemanfaatan Layanan Bimbingan Karir
Skala pemanfaatan layanan bimbingan karir disusun oleh peneliti berdasarkan pada pemanfaatan bentuk dan jenis layanan bimbingan karir yang
dikemukakan oleh Hallen 2005, yaitu pemanfaatan layanan informasi, pemanfaatan layanan penempatanpenyaluran, pemanfaatan layanan bimbingan
kelompok, pemanfaatan konseling individual, dan pemanfaatan layanan konseling kelompok.
Model skala Pemanfaatan Layanan Bimbingan Karir dibuat dengan menggunakan model skala Likert. Jumlah aitem sebelum uji coba adalah sebanyak
52 aitem. Skala disajikan dalam bentuk favourable yang mencerminkan pemanfaatan layanan bimbingan karir oleh siswa. Setiap pernyataan terdiri dari
empat macam jawaban yang mengindikasikan frekuensi pemanfaatan layanan bimbingan karir, yaitu: Selalu SL, Sering SR, Kadang-Kadang KD, dan
Tidak Pernah TP. Skor setiap pilihan bergerak dari angka satu sampai empat. Untuk setiap pilihan jawaban SL akan mendapatkan skor empat, untuk setiap
Universitas Sumatera Utara
66
pilihan jawaban SR akan mendapatkan skor tiga, untuk setiap pilihan jawaban KD akan mendapatkan skor dua, dan untuk setiap pilihan jawaban TP akan
mendapatkan skor satu.
Tabel 2 . Distribusi Aitem-aitem Skala Pemanfaatan Layanan Bimbingan Karir Sebelum Uji Coba
Layanan Bimbingan Karir Favourable
Total
Layanan informasi 1, 2, 10, 20, 30, 40, 50
7 13,47
Layanan penempatanpenyaluran
5, 11, 13, 19, 21, 25, 29, 31, 35, 39, 41, 51
12 23,07
Layanan konseling individual 4, 7, 9, 14, 17, 23, 27, 33,
37, 43, 45, 47, 49, 13 26,92
Layanan bimbingan kelompok
3, 8, 15, 22, 28, 32, 36, 38, 44, 48
10 19,23
Layanan konseling kelompok 6, 12, 16, 18, 24, 26, 34,
42, 46, 52 10 17,31
Total 52
100
III.5. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur III.5.1. Validitas Alat Ukur
Menurut Sukadji 2000, validitas merupakan derajat yang menyatakan suatu tes mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas suatu tes tidak begitu
saja melekat pada tes itu sendiri, tetapi tergantung penggunaan dan subjeknya. Skala Perencanaan Karir dan Skala Pemanfaatan Layanan Bimbingan Karir dalam
Universitas Sumatera Utara
67
penelitian ini akan diuji validitasnya berdasarkan pada validitas isi content validity.
Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau profesional judgement. Validitas ini
digunakan karena asasnya sesuai dengan tujuan pemberian skala yaitu untuk mengetahui “sejauh mana aitem-aitem dalan tes mencakup keseluruhan kawasan
isi objek yang hendak diukur” Azwar, 2000. Adapun cara-cara untuk menguji validitas isi yaitu dengan membuat
blueprint berdasarkan teori. Blueprint disajikan dalam bentuk tabel yang memuat uraian komponen-komponen atribut yang harus dibuat aitemnya, proporsi aitem
dalam masing-masing komponen, dan juga indikator-indikator perilaku dalam setiap komponen. Dalam penulisan aitem, blueprint akan memberikan gambaran
mengenai isi skala dan mendukung isi skala Azwar, 2000. Melalui konsultasi dengan dosen pembimbing, akan diperoleh aitem-aitem mana yang layak dan
tidak layak untuk diuji coba sebagai alat ukur.
III.5.2. Uji Daya Beda Aitem
Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana item mampu untuk membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan
tidak memiliki atribut yang diukur. Dasar kerja yang digunakan dalam analisis aitem ini adalah dengan memilih item-item yang fungsi ukurnya selaras atau
sesuai dengan fungsi ukur tes. Atau dengan kata lain, memilih item yang mengukur hal yang sama dengan apa yang diukur oleh tes sebagai keseluruhan
Azwar, 2000.
Universitas Sumatera Utara
68
Pengujian daya beda item ini dilakukan dengan komputasi koefisen korelasi antara distribusi skor pada setiap aitem dengan suatu kriteria yang relevan
yaitu skor total tes itu sendiri dengan menggunakan koefisien korelasi Product Moment Pearson. Prosedur pengujian ini akan menghasilkan koefisen korelasi
item total yang dikenal dengan indeks daya beda aitem Azwar, 2000. Uji daya beda aitem ini akan dilakukan pada alat ukur dalam penelitian ini yaitu skala
perencanaan karir dan skala pemanfaatan layanan bimbingan karir. Setiap butir aitem pada skala ini akan dikorelasikan dengan skor total skala.
III.5.3. Reliabilitas Alat Ukur
Menurut Hadi 2000, reliabilitas alat ukur menunjukkan derajat keajegan atau konsistensi alat ukur yang bersangkutan bila diterapkan beberapa kali pada
kesempatan yang berbeda. Reliabilitas alat ukur dapat dilihat dari koefisien reliabilitas yang
merupakan indikator konsistensi butir-butir pernyataan tes dalam menjalankan fungsi ukurnya secara bersama-sama. Reliabilitas alat ukur ini sebenarnya
mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran Azwar, 2000.
Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan konsistensi internal, yang mana prosedurnya hanya memerlukan satu kali pengenaan tes kepada
sekelompok individu sebagai subjek. Pendekatan ini dipandang ekonomis, praktis, dan berefisiensi tinggi, dimana hasil dari penelitian dapat digeneralisasikan pada
populasi Azwar, 2002. Teknik yang digunakan adalah teknik koefisien alpha dari Cronbach Cronbach’s alpha coefficient yang nantinya akan menghasilkan
Universitas Sumatera Utara
69
reliabilitas dari skala perencanaan karir dan skala pemanfaatan layanan bimbingan karir.
III.6. Hasil Uji Coba Alat Ukur
Uji coba terhadap alat ukur dilakukan terhadap kedua skala, yaitu Skala Perencanaan Karir dan Skala Pemanfaatan Layanan Bimbingan Karir yang
dilakukan pada tanggal 4 sampai dengan tanggal 12 Januari 2008. Uji coba diberikan kepada 35 orang siswa SMUN-17 Medan dan 65 orang siswa SMUN-4
Medan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Subjek Uji Coba Alat Ukur Asal SMU
Laki-Laki Perempuan
Total
SMUN-17 Medan 19
16 35
SMUN-4 Medan 22
43 65
Total 41 59 100
Pada uji coba alat ukur ini, peneliti menyebarkan kedua skala sekaligus kepada siswa yang telah dipilih. Uji daya diskriminasi aitem dan reliabilitas skala
penelitian dilakukan dengan komputasi program SPSS for windows 12.0 version.
III.6.1. Skala Perencanaan Karir
Hasil analisa terhadap Skala Perencanaan Karir menunjukkan dari 35 aitem terdapat 31 aitem yang memiliki daya diskriminasi aitem tinggi, yaitu
aitem-aitem yang memiliki indeks diskriminasi sama atau lebih besar dari 0.300. Terdapat empat aitem yang gugur, yaitu nomor 13, 14, 19, dan nomor 31. Dalam
Universitas Sumatera Utara
70
penelitian ini indeks daya diskriminasi aitem yang berdiskriminasi tinggi bergerak dari 0.308 sampai 0.623 yang berjumlah 31 aitem dan semuanya digunakan dalam
penelitian ini. Aitem-aitem yang memiliki daya diskriminasi tinggi tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.
Tabel 4. Aitem yang memiliki daya diskriminasi tinggi setelah uji coba pada Skala Perencanaan Karir
Indikator Favourable Unfavourable
Total
1. Pengetahuan dan
pemahaman diri 5, 7, 12, 15, 17,
20, 30 1, 3, 10, 22,
25, 34 13 42
2. Pengetahuan dan
pemahaman dunia kerja
16, 24, 27, 32, 35
4, 8, 28, 8
26
3. Penalaran yang
realistis 6, 9, 21, 23, 26,
33 2, 11, 18, 29
10 32
Total 18 13
31 100
Setelah dilakukan uji daya diskriminasi aitem, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas alpha dan diperoleh nilai reliabilitas alpha
sebesar 0.902. Aitem- aitem yang memiliki daya diskriminasi tinggi tersebut akan digunakan dalam
penelitian sehingga skala tersebut akan disusun kembali dengan melakukan penyesuaian nomor terhadap aitem-aitem yang ada dan selanjutnya digunakan
untuk proses pengambilan data. Distribusi aitem dengan nomor baru untuk Skala Perencanaan Karir dapat dilihat pada tabel 5.
Universitas Sumatera Utara
71
Tabel 5. Distribusi Aitem-Aitem Skala Perencanaan Karir dengan Nomor Baru
Indikator Favourable Unfavourable
Total
1. Pengetahuan dan
pemahaman diri 5, 7, 12, 13, 15,
17, 27 1, 3, 10, 19,
22, 30 13 42
2. Pengetahuan dan
pemahaman dunia kerja
14, 21, 24, 28, 31 4, 8, 25
8 26
3. Penalaran yang
realistis 6, 9, 18, 20, 23,
29 2, 11, 16, 26
10 32
Total 18 13
31 100
III.6.2. Skala Pemanfaatan Layanan Bimbingan Karir
Hasil analisa skala Pemanfaatan Layanan Bimbingan Karir menunjukkan dari 52 aitem semuanya memiliki daya diskriminasi tinggi, yaitu aitem-aitem yang
memiliki indeks diskriminasi sama atau lebih besar dari 0.300. Setelah mendiskusikan dengan dosen pembimbing, jumlah aitem-aitem ini dikurangi lagi
agar mencapai proporsi aitem yang seimbang pada semua indikator. Jumlah aitem tiap indikator yang tadinya tidak sama kini menjadi seimbang. Caranya ialah
dengan membuang aitem-aitem yang angka daya diskriminasinya paling rendah pada setiap indikator sebanyak proporsi jumlah yang diinginkan. Dengan
penyeimbangan ini, dari ke-52 aitem terdapat beberapa aitem yang digugurkan, yaitu aitem pada nomor: 4, 5, 6, 7, 9, 11, 13, 32, 42, 47, 48, dan 51. Dalam
penelitian ini indeks daya diskriminasi aitem yang berdiskriminasi tinggi bergerak dari 0.399 sampai dengan 0.746 yang berjumlah 40 aitem dan semuanya
Universitas Sumatera Utara
72
digunakan dalam penelitian ini. Distribusi aitem yang memiliki indeks daya diskriminasi tinggi dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Aitem yang memiliki daya diskriminasi tinggi setelah uji coba pada Skala Pemanfaatan Layanan Bimbingan Karir
Layanan Bimbingan Karir Favourable
Total
Layanan informasi 1, 2, 10, 20, 30, 40, 50
7 18
Layanan penempatanpenyaluran 19, 21, 25, 29, 31, 35, 39, 41
8 20
Layanan konseling individual 14, 17, 23, 27, 33, 37, 43, 45, 49
9 22
Layanan bimbingan kelompok 3, 8, 15, 22, 28, 36, 38, 44
8 20
Layanan konseling kelompok 12, 16, 18, 24, 26, 34, 46, 52
8 20
Jumlah 40 40
100
Dari tabel 6 diatas dapat diketahui bahwa setelah uji coba, berdasarkan nilai r product moment dengan interval kepercayaan 95 dan standar untuk nilai r
sebesar 0.300 didapat sejumlah aitem yang lolos seleksi yaitu 40 aitem. Peneliti menggunakan nilai r = 0.300 sebagai standar karena menurut
Azwar 2000 nilai r = 0.300 menunjukkan daya diskriminasi aitem yang memuaskan. Setelah dilakukan uji daya diskriminasi aitem, kemudian dilakukan
uji reliabilitas alpha dan menghasilkan angka reliabilitas alpha sebesar 0.960.
Aitem-aitem yang memiliki daya diskriminasi yang tinggi kemudian diberikan nomor baru untuk menyesuaikan dengan nomor aitem yang tersisa yang
dapat dilihat dalam tabel 7.
Universitas Sumatera Utara
73
Tabel 7. Distribusi Aitem-Aitem Skala Pemanfaatan Layanan Bimbingan Karir dengan Nomor Baru
Layanan Bimbingan Karir Favourabel
Total
Layanan informasi 1, 2, 5, 13, 23, 32, 39
7 18
Layanan penempatanpenyaluran 12, 14, 18, 22, 24, 27, 31, 33
8 20
Layanan konseling individual 7, 10, 16, 20, 25, 29, 34, 36
9 22
Layanan bimbingan kelompok 3, 4, 8, 15, 21, 28, 30, 35
8 20
Layanan konseling kelompok 6, 9, 11, 17, 19, 26, 37, 40
8 20
Jumlah 40 40
100
III.7. PROSEDUR PENELITIAN III.7.1. Tahap Persiapan
Hal-hal yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi orientasi kancah, pengurusan suat izin penelitian, penyusunan alat ukur, dan mengujicobakan alat
ukur penelitian.
III.7.1.1. Orientasi Kancah
Sebelum melakukan uji coba alat ukur, peneliti terlebih dahulu melakukan survei awal ke sekolah yang akan dijadikan objek utama penelitian dan sekolah
lain yang memungkinkan. Untuk itu, pada bulan Desember 2007, peneliti melakukan kunjungan lapangan ke SMUN-4 Medan untuk mengetahui bagaimana
kurikulum bimbingan karir dilaksanakan dan bagaimana peran guru BK di sekolah dalam pemberian layanan bimbingan karir di sekolah tersebut. Selain
Universitas Sumatera Utara
74
kedua hal tersebut, dari kunjungan ini peneliti mendapatkan data tentang jumlah siswa kelas XII di sekolah tersebut.
Pada bulan yang sama, peneliti juga mencari sekolah lain yang sesuai dengan karakteristik sampel penelitian. Tujuan pencarian sekolah yang lain
dimaksudkan untuk alternatif sebagai persiapan bila sekolah utama tiba-tiba memiliki kepentingan lain yang mungkin saja dapat menghambat peneliti untuk
mengambil data di sekolah tersebut. Kemudian peneliti mendapatkan bahwa sekolah SMUN-17 Medan memiliki karakteristik yang sama dengan SMUN-4
Medan, yaitu memiliki kurikulum bimbingan karir dan ada jam bimbingan di kelas minimal satu kali dalam seminggu. Kunjungan pertama ke SMUN-17
Medan juga dimaksudkan peneliti untuk mengetahui bagaimana penerapan kurikulum bimbingan karir di kelas XII dan bagaimana peran guru BK di sekolah
tersebut dalam pemberian layanan bimbingan karir.
III.7.1.2. Perizinan
Penelitian dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara pemanfaatan layanan bimbingan karir dengan perencanaan karir pada siswa kelas XII SMUN-4
Medan. Oleh karena itu, terlebih dahulu dilakukan proses perizinan untuk meneliti instansi pendidikan terkait. Proses perizinan dmulai dari Fakultas Psikologi
Universitas Sumatera Utara, dalam hal ini pihak Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara mengajukan surat permohonan izin melakukan penelitian kepada
kepala sekolah terkait dan Dinas Pendidikan Kota Medan. Lalu Dinas Pendidikan Kota Medan akan mengeluarkan surat izin pengambilan data pada sekolah yang
akan menjadi tempat penelitian termasuk SMUN-17 Medan. Surat izin
Universitas Sumatera Utara
75
pengambilan data yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Kota Medan dan surat izin kepada kepala sekolah yang dikeluarkan oleh Fakultas Psikologi Universitas
Sumatera Utara diserahkan peneliti kepada pihak sekolah yang akan diteliti pada saat melakukan uji coba dan pengambilan data sesungguhnya.
III.7.1.3. Persiapan Alat Ukur Penelitian
Peneliti menyusun dan menyiapkan terlebih dahulu alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu Skala Pemanfaatan Layanan Bimbingan
Karir dan Skala Perencanaan Karir. Dalam penyusunan alat ukur berupa skala, hal pertama yang dilakukan peneliti adalah mengidentifikasi kawasan ukur atribut
yang ingin diukur, kemudian dibuat sejumlah pernyataan-pernyataan atau aitem- aitem. Aitem-aitem yang telah disusun kemudian diuji validitas isinya dengan
memastikan bahwa aitem-aitem yang disusun sesuai dengan blueprint dan mewakili aspek-aspek yang ada dengan analisa rasional dari dosen pembimbing
peneliti.
III.7.1.4. Uji Coba Alat Ukur Penelitian
Sebelum dijadikan alat ukur yang sebenarnya, maka skala tersebut diuji coba telebih dahulu kepada sejumlah responden yang sesuai dengan karakteristik
sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Uji coba dilaksanakan setelah mendapatkan izin dari pihak sekolah SMUN-4 Medan. Uji coba alat ukur
dilakukan untuk memperoleh alat ukur yang memiliki validitas dan reliabilitas memadai. Uji coba dilakukan pada sebagian siswa SMUN-4 Medan. Kelas yang
dipakai untuk uji coba adalah kelas XII IPS 1, XII IPA 1, XII IPA 2, XII IPA 3
Universitas Sumatera Utara
76
dengan jumlah siswa 65 orang. Jumlah ini bukanah jumlah siswa secara keseluruhan, hal ini disebabkan banyak siswa yang tidak masuk sekolah setelah
libur, kemudian peneliti membagikan skala ukur kepada 65 orang siswa tersebut. Menurut Azwar 2000, di dalam uji coba aitem, agar menghasilkan
parameter-parameter yang cukup akurat dan stabil antar kelompok sampel, maka data empiris dari uji coba ini harus diperoleh dari subjek dalam jumlah yang
cukup banyak. Dengan subjek yang jumlahnya cukup banyak diharapkan dapat diperoleh skor-skor yang variasinya menyebar secara normal atau mengikuti
distribusi normal. Parameter-parameter aitem yang diperoleh dari skor yang terdistribusi secara normal akan lebih representatif dan menggambarkan estimasi
yang cermat terhadap sifat-sifat aitem yang dianalisis. Menyadari hal tersebut, peneliti bermaksud untuk menambah jumlah
subjek dalam uji coba. Oleh karena itu, pada siang hari yang sama, setelah melakukan uji coba di SMUN-4 Medan, peneliti mendatangi SMUN-17 Medan
untuk menjajaki kemungkinan melakukan uji coba skala di sekolah tersebut. Atas dasar kesepakatan dengan kepala sekolah, uji coba skala dilakukan pada hari
Jumat, 8 Januari 2008. Pada pagi hari yang ditentukan, peneliti tiba di SMUN-17 Medan. Setibanya disana, guru BK yang berwenang, atas instruksi kepala sekolah,
membawa peneliti ke salah satu kelas, yaitu kelas XII IPA 3, yang kebetulan gurunya tidak masuk sekolah untuk mengajar pada hari itu. Di kelas tersebut
peneliti hanya mendapati 35 orang siswa-siswi, kemudian peneliti membagikan kedua skala kepada subjek untuk diisi.
Universitas Sumatera Utara
77
Dalam pelaksanaannya, baik di SMUN-4 Medan maupun di SMUN-17 Medan, peneliti memberikan reward kepada setiap anak setelah mengisi kedua
skala dengan baik.
III.7.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Penelitian untuk memperoleh data sebenarnya dilakukan setelah diperoleh alat ukur yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Pengambilan data penelitian
dilakukan di SMUN-4 Medan di lima kelas, yaitu kelas XII IPS 2, XII IPA 4, XII IPA 5, XII IPA 6, dan XII IPA 7 dari tanggal 1 sampai 10 Februari 2008. Kedua
skala tersebut, yaitu Skala Perencanaan Karir dan Skala Pemanfaatan Layanan Bimbingan Karir, diberikan kepada 100 orang siswa yang diambil secara random
dari tiap kelas masing-masing 20 orang.
III.7.3. Tahap Pengolahan Data
Setelah data diisi oleh setiap responden dan telah terkumpul seluruhnya, data tersebut diolah dengan menggunakan SPSS for windows 12.0 versions.
III.7.3.1. Metode Analisa Data
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional, maka teknik penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah korelasi Pearson Product-Moment. Alasan
peneliti menggunakan analisa ini adalah karena metode ini cocok digunakan untuk menghubungkan dua variabel dengan skala interval Azwar, 2000. Keseluruhan
analisa diolah dengan menggunakan fasilitas program komputer SPSS for windows 12.0 version.
Universitas Sumatera Utara
78
Koefisien korelasi bergerak dari nilai 0 hingga +1. Bila koefisien korelasi bergerak dari 0 hingga +1 maka dinyatakan berkorelasi positif dan sebaliknya
apabila koefisien korelasi bergerak dari 0 hingga -1 maka dinyatakan berkorelasi negatif Sukadji, 2000.
Sebelum data-data yang terkumpul dianalisa secara statistik, maka terlebih dahulu akan dilakukan uji asumsi yang meliputi:
III.7.3.1.1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah data penelitian telah terdistribusi secara normal dan tidak cenderung pada suatu titik tertentu. Hal ini
perlu dilakukan karena kalau populasi yang dari sampel diambil tidak bersifat normal maka tes statistik bergantung pada asumsi normalitas itu menjadi cacat,
sehingga kesimpulannya menjadi tidak berlaku Kerlinger, 1953. Uji normalitas sebaran data digunakan dengan menggunakan uji one-sample Kolmogorov-
Smirnov. Data dikatakan terdistribusi normal jika nilai p0.05.
III.7.3.1.2. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian, yaitu variabel bebas pemanfaatan layanan bimbingan karir dan
variabel tergantung perencanaan karir memiliki hubungan linear. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan teknik scatterplot dari SPSS for windows 12.0
version. Alasan peneliti menggunakan teknik ini karena dinilai efektif dalam hal waktu dan tenaga.
Universitas Sumatera Utara
79
BAB IV ANALISA dan INTERPRETASI DATA