52
kelompok, siswa dapat berperan aktif untuk membantu memecahkan masalah siswa lain dengan menyumbangkan pemikirannya.
II.4. Siswa Sekolah Menengah Umum SMU II.4.1. Siswa SMU Sebagai Remaja
Siswa SMU sebagai kelompok sosial menurut fase perkembangannya masuk dalam kelompok remaja akhir, yaitu berusia 16-18 tahun. Siswa SMU
sebagai remaja secara psikologis, adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkatan orang-
orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang- kurangnya dalam masalah hak, termasuk juga perubahan intelektual yang
mencolok, transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja, memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial yang dewasa,
yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini Hurlock, 2004.
II.4.2. Minat Remaja
Menurut Hurlock 2004, pada masa remaja terjadi perubahan minat seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Ada tujuh minat utama pada
masa remaja, yaitu 1 minat rekreasi; 2 minat sosial; 3 minat-minat pribadi; 4 minat pendidikan; 5 minat pekerjaan; 6 minat pada agama; dan 7 minat
pada simbol dan status. Dalam kaitanya dengan perencanaan karir remaja, ada dua minat remaja
yang penting, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
53
1. Minat pendidikan. Minat remaja terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh
minat mereka terhadap pekerjaan. Kalau remaja mengharapkan pekerjaan yang memerlukan pendididkan tinggi, maka mereka akan mengangap
pendidikan sebagai batu loncatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap remaja pada pendidikan antara lain: sikap teman sebaya, sikap orangtua, nilai-
nilai, sikap terhadap guru, keberhasilan remaja dalam mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler, dan derajat dukungan sosial.
2. Minat pada pekerjaan. Anak sekolah menengah mulai memikirkan masa depan
mereka secara sungguh-sungguh. Pada akhir masa remaja, minat pada karir seringkali menjadi pikiran. Hal ini disebabkan karena pada masa remaja,
individu belajar membedakan anatara pilihan pekerjaan yang disukai dan pekerjaan yang dicita-citakan. Remaja yang lebih tua akan lebih memikirkan
apa yang akan dilakukan dan apa yang mampu dilakukan. Semakin mereka mendengar dan membicarakan berbagai jenis pekerjaan, semakin ia kurang
yakin mengenai apa yang akan dilakukan. Selain itu remaja juga memikirkan cara untuk memperoleh pekerjaan yang diinginkan. Karena sikap terhadap
perkejaan lambat kaun menjadi realistik, sebagian besar remaja mengubah pandangannya tentang penjajakan dan mungkin bekerja sambilan sesudah
pulang sekolah. Pengalaman kerja akan memberikan informasi lebih banyak sehingga dapat dijadikan dasar dalam membuat keputusan akhir mengenai
karir.
Universitas Sumatera Utara
54
II.4.3. Perencanaan Karir Remaja
Winkel Hastuti 2006 mengemukakan bahwa tugas-tugas perkembangan yang dihadapi oleh siswa remaja antara lain adalah
mengembangkan rasa tanggung jawab, sehingga dapat melepaskan diri dari ikatan emosional yang kekanak-kanakan dan membuktikan diri pantas diberi kebebasan
yang sesuai dengan umurnya; mempersiapkan diri untuk memasuki corak kehidupan orang dewasa; memantapkan diri dalam memainkan peranan sebagai
pria dan wanita sexual role; merencanakan masa depannya di bidang studi dan pekerjaan sesuai dengan nilai-nilai kehidupan yang dianut dan keadaan
masyarakat yang nyata. Tantangan pokok bagi siswa remaja terletak dalam hal membentuk diri sendiri dan menginternalisasi seperangkat nilai dasar kehidupan
value yang patut diperjuangkan. Selanjutnya Super dalam Winkel Hastuti, 2006 menyatakan bahwa
ketika berada di usia remaja individu mulai merumuskan ide mengenai pekerjaan yang sesuai dan mulai mengembangkan konsepsi diri mengenai pekerjaan yang
berimplikasi terhadap keputusan tentang pilihan studi lanjutan. Remaja mulai mengenal dan menerima hal-hal yang diperlukan untuk membuat keputusan karir
dan memperoleh keputusan lain yang relevan. Remaja mulai menyadari minat dan bakatnya dan bagaimana bakat dan minat itu nantinya berhubungan dengan
kesempatan kerja. Remaja juga mulai mampu mengidentifikasi kemungkinan- kemungkinan yang ada sehubungan dengan bakat dan minat ini serta mengikuti
pelatihan untuk mengembangkan dan meningkatkan bakat dan minat mereka agar lebih optimal saat bekerja nanti.
Universitas Sumatera Utara
55
Menurut Super dalam Winkel Hastuti, 2006 perencanaan garis besar masa depan crystallizaion terjadi antara umur 14 sampai 18 tahun, yang
terutama bersifat kognitif dengan meninjau diri sendiri dan situasi hidupnya. Perencanaan karir merupakan tugas perkembangan karir pada fase eksplorasi
exploration, dari umur 15 sampai 24 tahun, dimana orang muda memikirkan berbagai alternatif jabatan, tetapi belum mengambil keputusan yang mengikat.
Fase ini merupakan fase paling penting sesudah fase paling awal yang harus dilalui pertama kali, yaitu fase pengembangan growth, dari saat lahir sampai
umur lebih kurang 15 tahun, dimana anak mengembangkan berbagai potensi, pandangan khas, sikap, minat, dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam
struktur gambaran diri self-concept structure.
II.4.4. Tipe Perencanaan Karir Remaja