Kategorisasi Perencanaan Karir Deskripsi Data Penelitian 1. Kategorisasi Pemanfaatan Layanan Bimbingan Karir

86

IV.4.2. Kategorisasi Perencanaan Karir

Deskripsi data perencanaan karir dalam penelitian ini dapat dilihat dari skor mean empirik dan skor mean hipotetik pada tabel 15. Tabel 15. Deskripsi Data Perencanaan Karir Variabel EMPIRIK HIPOTETIK Perencanaan Karir Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD 70 108 89.93 7.86 31 124 77.5 15.5 Skala perencanaan karir terdiri dari 31 aitem dengan 4 pilihan jawaban yang bergerak dari skor 1 sampai 4. Berdasarkan tabel diatas diperoleh mean empirik untuk skala pemanfaatan layanan bimbingan karir sebesar 89.93 X E = 89.93 dengan SD empirik sebesar 7.86, sedangkan mean hipotetik pemanfaatan layanan bimbingan karir sebesar 77.5 X H = 77.5 dengan SD hipotetik sebesar 15.5. Hasil perbandingan antara skor mean empirik yang lebih kecil dari skor mean hipotetik X E = 89.93 X H = 77.5 menunjukkan bahwa perencanaan karir pada subjek penelitian lebih rendah dibandingkan perencanaan karir pada populasi. Pada penelitian ini, subjek penelitian akan dikelompokkan menjadi dua kelompok berdasarkan skor perencanaan karirnya, yaitu tinggi early career plans dan rendah late career plans. Untuk mengelompokkan subjek penelitian ke dalam masing-masing kelompok digunakan kategorisasi standar eror pengukuran standar error of measurement dengan rumusan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 87 1 xx x e r S S   Besarnya nilai S e akan memperlihatkan kisaran estimasi skor sebenarnya pada taraf kepercayaan tertentu. Selanjutnya nilai S e akan digunakan untuk melihat nilai Z pada tabel deviasi normal.   e S Z X 2   r xx ’ = koefisien reliabilitas skala S x = deviasi standar skor S e = eror standar dalam pengukuran  = taraf kepercayaan pengukuran Untuk Skala Perencanaan Karir dengan mean = 89.93 yang dibulatkan menjadi 90, standar deviasi = 7.86 dan r xx ’ = 0.902 pada taraf kepercayaan 95, maka nilai Z tabel adalah 1.96, sehingga diperoleh standar eror pengukuran perencanaan karir sebesar:   46 . 2 902 . 1 86 . 7    e e S S Gambaran kecermatan skor skala perencanaan karir adalah 1.962.46 = 4.82 yang dibulatkan menjadi ± 5, maka fluktuasi skor menjadi 90 ± 5, sehingga diperoleh skor X ≥ 95 untuk skor perencanaan karir tinggi dan X ≤ 85 untuk skor perencanaan karir rendah. Sedangkan skor untuk 85 X 95 berada pada kategori tidak tergolongkan. Dari pengolahan data yang dilakukan maka gambaran skor perencanaan karir dapat dilihat dalam tabel 16. Universitas Sumatera Utara 88 Tabel 16. Kategorisasi data empirik perencanaan karir Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase Perencanaan Karir X ≥ 95 Terarah 31 orang 31 85 X 95 Tak Tergolongkan 40 orang 40 X ≤ 85 Tidak Terarah 29 orang 29 Total 100 orang 100 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 40 orang siswa 40 tidak tergolongkan dalam kategori terarah atau tidak terarah. Sebanyak 31 orang subjek 31 telah memiliki perencanaan karir terarah, dan sisanya 29 orang 29 tergolong dalam kategori tidak memiliki perencanaan karir yang terarah. Universitas Sumatera Utara 89

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan, diskusi, dan saran-saran sehubungan dengan hasil penelitian. Pada bagian pertama akan dijabarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang dilanjutkan dengan pembahasan, diskusi hasil penelitian yang didapat berdasarkan teori-teori maupun penelitian-penelitian yang ada, dan pada bagian terakhir dikemukakan saran-saran praktis dan metodologis yang mungkin berguna bagi penelitian yang akan datang dengan tema yang serupa.

V.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka diperoleh kesimpulan utama yaitu ada hubungan yang positif antara pemanfaatan layanan bimbingan karir dengan perencanaan karir, dengan nilai korelasi r xy = 0.388 dan p = 0.000. Artinya, semakin sering pemanfaatan layanan bimbingan karir maka perencanaan karir juga semakin terarah, dan sebaliknya semakin jarang pemanfaatan layanan bimbingan karir maka semakin tidak terarah perencanaan karirnya. Selain itu diperoleh pemanfaatan layanan bimbingan karir subjek pada umumnya berada pada kategori sedang 60. Untuk perencanaan karir subjek umumnya, jika dibandingkan antara dua kategori yaitu terarah dan tidak terarah, maka dapat disimpulkan bahwa subjek yang memiliki perencanaan karir terarah lebih banyak daripada subjek yang memiliki perencanaan karir tidak terarah. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY KARIR DENGAN KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 KARANGANYAR KAB.DEMAK

21 65 155

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KARIER DAN SELF- Hubungan Layanan Bimbingan Karier Dan Selfefficacy Dengan Keputusan Karir Siswa.

0 1 16

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR DAN SELF EFFICACY DENGAN KEPUTUSAN KARIR SISWA Hubungan Layanan Bimbingan Karier Dan Selfefficacy Dengan Keputusan Karir Siswa.

1 2 22

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA SISWI KELAS XII SMK NEGERI 4 SURAKARTA Hubungan Antara Konsep Diri dengan Perencanaan Karir Pada Siswa Siswi Kelas XII SMK Negeri 4 Surakarta.

0 2 15

PENDAHULUAN Hubungan Antara Konsep Diri dengan Perencanaan Karir Pada Siswa Siswi Kelas XII SMK Negeri 4 Surakarta.

0 0 7

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA SISWI KELAS XII SMK Hubungan Antara Konsep Diri dengan Perencanaan Karir Pada Siswa Siswi Kelas XII SMK Negeri 4 Surakarta.

0 4 16

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN VOKASIONAL Hubungan Layanan Bimbingan Karir Dan Dukungan Keluarga Dengan Kematangan Vokasional Siswa SMP.

0 3 15

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN VOKASIONAL Hubungan Layanan Bimbingan Karir Dan Dukungan Keluarga Dengan Kematangan Vokasional Siswa SMP.

1 3 17

PERENCANAAN KARIR siswa smk DAN

0 1 14

LAYANAN BIMBINGAN KARIR DALAM MENINGKATKAN PERENCANAAN KARIR SISWA KELAS XI MIA 3 DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 3 MEDAN

4 12 150