Hubungan Antara Pemanfaatan Layanan Bimbingan Karir Dengan Perencanaan Karir

56

II.5. Hubungan Antara Pemanfaatan Layanan Bimbingan Karir Dengan Perencanaan Karir

Mappiare 2001 menyatakan bahwa salah satu tugas perkembangan remaja adalah memilih dan mempersiapkan diri ke arah suatu pekerjaan atau jabatan. Menurut Witko et.al. 2005, perencanaan karir menjadi suatu hal yang penting karena dengan adanya perencanaan karir maka akan mengurangi ketegangan dan kekalutan siswa dalam mencari informasi karir untuk pengambilan keputusan akan karir yang diinginkan. Penelitian yang dilakukan oleh Witko et.al 2005 menemukan bahwa perencanaan karir ternyata penting bagi siswa SMU. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Triana dalam Wati, 2005 bahwa perencanaan karir merupakan salah satu komponen yang penting dalam mempersiapkan diri untuk memilih pendidikan lanjutan atau pekerjaan yang diinginkan. Menurut Corey Corey 2006, perencanaan karir adalah suatu proses yang mencakup penjelajahan pilihan karir dan persiapan diri untuk sebuah karir. Selanjutnya Triana 2004, dalam Wati, 2005 menyatakan bahwa perencanaan karir terdiri dari persiapan diri dan menyusun daftar pilihan karir dengan lebih baik, yang dapat dilakukan dengan cara memperbanyak informasi tentang persyaratan dalam dunia kerja yang dibutuhkan, menambah keterampilan, dan lain sebagainya. Dalam perencanaan karir, remaja membutuhkan bimbingan dari guru, konselor, orangtua, atau orang dewasa lainnya dalam merencanakan masa depan yang sesuai dengan bakat, minat, atau kemampuan yang dimilikinya. Kosteck- Universitas Sumatera Utara 57 Bunch dalam Turner Lapan, 2002 menyatakan bahwa dasar program bimbingan karir di sekolah bertujuan untuk memberi bantuan kepada siswa mengenai informasi pendidikan dan perencanan karir serta memberikan bantuan materiil dan sumber-sumber yang diperlukan. Menurut Rahman 2003, inti dari pemberian layanan bimbingan adalah pengembangan diri. Dengan demikian seluruh peserta didik berhak mendapatkan layanan guna optimalisasi potensi. Sependapat dengan pernyataan diatas, Wati 2005 menyatakan bahwa pemahaman diri menjadi hal yang penting bagi individu supaya dapat berperilaku secara realistis, baik dalam pemilihan pendidikan maupun pemilihan karir. Bimbingan karir di sekolah diarahkan untuk membantu siswa dalam memahami dirinya dalam perencanaan dan pengarahan kegiatan serta dalam pengambilan keputusan yang membentuk pola karir tertentu dan pola hidup yang memberikan kepuasan bagi dirinya dan lingkungannya. Agar siswa dapat mengambil keputusan yang tepat, maka layanan dalam bimbingan karir membantu siswa memahami diri, tidak hanya bakat tetapi juga minat, nilai-nilai, dan kepribadiannya. Pemahaman diri menjadi hal yang penting dalam perencanaan karir supaya individu dapat berpikir realistis, baik dalam pemilihan maupun pemilihan karir. Walaupun pemahaman diri tidak menjadi jaminan bagi pengambilan keputusan yang baik, tetapi keputusan yang baik tidak mungkin dapat dicapai tanpa adanya gambaran yang realistis tentang kemampuan, bakat, dan minat yang dimiliki Wati, 2005. Akan tetapi, belum dimanfaatkannya layanan bimbingan karir yang diberikan guru pembimbing di sekolah oleh siswa mengakibatkan tidak jarang Universitas Sumatera Utara 58 dijumpai mahasiswa yang mengalami kesulitan di Perguruan Tinggi karena bidang yang dipilih ternyata kurang sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuannya. Apabila layanan bimbingan karir dimanfaatkan sebaik mungkin, hal ini dapat mengurangi kecemasan peserta didik dalam merencanakan masa depannya, karena dengan bimbingan karir peserta didik dibantu untuk memahami dirinya dan potensinya serta memahami dunia kerja yang berguna dalam perencanaan sebelum mengambil keputusan penting mengenai karir masa depan atau pendidikan lanjutan yang diinginkan Wati, 2005. Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa melalui pemanfaatan layanan bimbingan karir maka siswa akan terbantu untuk memahami dan mengenal potensi dirinya dan hal ini akan memudahkan mereka dalam perencanaan karir. Semakin dini perencanaan karir dilakukan maka akan mengurangi kekalutan dan kesalahan pengambilan keputusan di masa depan mengenai pilihan karir dan pendidikan lanjutan yang diinginkan.

II.6. Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY KARIR DENGAN KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 KARANGANYAR KAB.DEMAK

21 65 155

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KARIER DAN SELF- Hubungan Layanan Bimbingan Karier Dan Selfefficacy Dengan Keputusan Karir Siswa.

0 1 16

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR DAN SELF EFFICACY DENGAN KEPUTUSAN KARIR SISWA Hubungan Layanan Bimbingan Karier Dan Selfefficacy Dengan Keputusan Karir Siswa.

1 2 22

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA SISWI KELAS XII SMK NEGERI 4 SURAKARTA Hubungan Antara Konsep Diri dengan Perencanaan Karir Pada Siswa Siswi Kelas XII SMK Negeri 4 Surakarta.

0 2 15

PENDAHULUAN Hubungan Antara Konsep Diri dengan Perencanaan Karir Pada Siswa Siswi Kelas XII SMK Negeri 4 Surakarta.

0 0 7

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA SISWI KELAS XII SMK Hubungan Antara Konsep Diri dengan Perencanaan Karir Pada Siswa Siswi Kelas XII SMK Negeri 4 Surakarta.

0 4 16

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN VOKASIONAL Hubungan Layanan Bimbingan Karir Dan Dukungan Keluarga Dengan Kematangan Vokasional Siswa SMP.

0 3 15

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN VOKASIONAL Hubungan Layanan Bimbingan Karir Dan Dukungan Keluarga Dengan Kematangan Vokasional Siswa SMP.

1 3 17

PERENCANAAN KARIR siswa smk DAN

0 1 14

LAYANAN BIMBINGAN KARIR DALAM MENINGKATKAN PERENCANAAN KARIR SISWA KELAS XI MIA 3 DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 3 MEDAN

4 12 150