Keguguran atau abortus Dampak Terhadap Kesehatan Reproduksi

prematuritas lahir sebelum waktunya besar kemungkinan cacat bawaan, fisik maupun mental , kebutaan dan ketulian. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan maka diperoleh beberapa dampak dari pernikahan usia dini di Desa Mangkai Baru Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara. Adapun dampak pernikahan usia muda di Desa Mangkai Baru adalah:

1. Keguguran atau abortus

. Pada kehamilan pertama ibu yang berusia muda yakni di bawah usia 20 tahun, masih ada beberapa faktor lain yang dapat mempermudah terjadinya keguguran. Di antaranya ialah keadaan neonatal, yakni ketika ibu masih belum menyadari kehamilannya atau tidak siap dengan kehamilan pertamanya. Juga pengetahuan yang salah tentang masalah reproduksi manusia karena penerangan yang keliru menyebabkan ibu melakukan hal-hal yang tak dapat dibenarkan, misalnya minum jamu atau obat-obatan dengan maksud agar haidnya kembali menjelang, seperti pernyataan yang di ungkap oleh informan IV : “Saya waktu itu ketakutan, Saya sempat berpikir untuk menggugurkan kandungan, sempat meminum jamu-jamu atau pun mengkonsumsi buah ” Proses keguguran biasanya dimulai dengan pendarahan yang terjadi pada lapisan kandungan, yakni pada tempat hasil konsepsi itu bermukim. Pendarahan ini kemudian diikuti oleh kematian jaringan, yang akhirnya akan dikeluarkan oleh tubuh si ibu karena adanya kontraksi. Ini dirasakan oleh ibu sebagai gejala mules- mules. adanya resiko keguguran terhadap bayi yang dikarenakan belum matangnya organ-organ reproduksi si anak perempuan yang melangsungkan pernikahan. Seperti yang di ungkapkan informan VII : Universitas Sumatera Utara “kalau keguguran biasanya dia pendarahan dulu kalo masih bisa dipertahankan dibantu kasih obat penguat rahim, kalau ga bisa ya harus dikeluarkanlah, kebanyakan anak-anak yang cepat kawin itu yang mengalaminya ”. 2. Persalinan lama dan sulit Jika dilihat dari sisi biologis manusia usia 20 - 35 merupakan tahun terbaik wanita untuk hamil karena selain di usia ini kematangan organ reproduksi dan hormon telah bekerja dengan baik juga belum ada penyakit-penyakit degenerative serta daya tahan tubuh masih kuat. Tidak semua ibu dengan usia kurang dari 20 tahun dipastikan mengalami partus lama, akan tetapi pada sebagian wanita dengan usia yang masih muda organ reproduksinya masih belum begitu sempurna dan fungsi hormon-hormon yang berhubungan dengan persalinan juga belum sempurna pula. seperti yang di ungkapkan oleh informan IV: “anakku susah lahir, katanya aku ga kuat ngedan, harus di infus biar kuat katanya, lahir- lahir, dah di infus baru mau keluar” Hal senada dengan pernyataan informan I : “masalahnya mungkin agak lama lahirnya, kata bidan dah lengkap tapi bayinya ga keluar- ke luar, saya sempat di infus waktu itu” Selain itu keadaan psikologis, emosional dan pengalaman yang belum pernah dialami sebelumnya dan mempengaruhi kontraksi uterus menjadi tidak aktif, yang nantinya akan mempengaruhi lamanya persalinan Amuriddin, 2009.

3. Anemia kehamilan