Tabel 4.5 Karakteristik Informan Utama Kode
Informan Usia saat
diwawancara tahun
Usia menikah
tahun Istri
ke An
ak ke
Dari Agama Jumlah anak
Usia suami
tahun
I-1 19
17 I
2 6
Islam 1
20 I-2
19 17
I 2
6 Islam
1 20
I-3 17
15 I
3 7
Islam 2
23 I-4
19 17
I 2
2 Kristen 1
22 I-5
18 18
I 3
3 Islam
1 24
Tabel 4.6 Karakteristik Informan Tambahan Kode
Informan Usia saat
diwawancara tahun
Pendidika n terakhir
Agama Pekerjaan Jumlah
anak
I-6 54
Sarjana pendidika
n Islam
Guru SD dan guru mengaji
2
I-7 60
D-III Kebidanan
Kristen Pensiunan PNS
dan pemilik Balai pengobatan
6
4.5.2 Faktor yang mempengaruhi Pernikahan Dini 4.5.2.1 Faktor Ekonomi
Tabel 4.7 Faktor Ekonomi Kode
Informan Faktor Ekonomi pekerjaan orangtua, penghasilan orangtua,
jumlah tanggungan orangtua, pekerjaan sebelum menikah, keuangan keluarga,
I-1 “Bapak saya bekerja sebagai tukang las di bengkel las dan ibu saya
Cuma ibu rumah tangga biasa, penghasilannya Kira-kira 700 ribu perbulan. Kami ada 5 orang bersaudara yang menjadi tanggungan
orang tua saya ”
“Sebelum menikah Ya.. saya bekerja di depot air minum, kebetulan ada dibangun dekat rumah . jadi saya yang jaga. Saya jadi
pegawailah bisa dibilang, penghasilan saya lumayan perbulan 500 ribu. Ya, sebagian saya kasih sama ibu untuk bantu beli keperluan,
selebihnya saya pakai untuk keperluan saya sendiri ”.
“Ya..,, begitulah, keluarga kami sering kesulitan, kadang ayam di
Universitas Sumatera Utara
belakang rumah kami jual walaupun belum besar untuk keperluan sehari-hari, kadang daun ubi yang di belakang kami ikat-ikatin
segenggam, itu kami jual buat beli perlengkapan sekolah. Kalau menikah cepatkan lumayan juga terlepas kan dari orangtua,
kan dah jadi beban orang tua lagi, pokoknya berkuranglah sedikit biaya yang keluar. jadi suami yang nanggungnya
”. I-2
“Orangtua saya bekerja sebagai Tukang bangunan, perbulan penghasilannya 800 ribu, tanggungan orang tua 8 orang,
“Sebelum menikah saya bekerja. saya bekerja di rumah bidan mencuci pakaian dan sekalian bersih-bersih rumah lumayan bantu
untuk perekonomian keluarga, lumayan sedikit bisa membantu kan dan juga untuk memenuhi kebutuhan dirinya seperti untuk membeli
bedak, pulsa, dan pakaian”. “Keuangan pas-pasan. menikah diusia muda akan membantu
perekonomian keluarga saya Ya, tentu saja. Karena bisa mengurangi beban orangtua, kita akan menjadi tangguan dari suami kita nanti
”. I-3
“Ayah buruh di kebun karet orang, ibu ga kerja cuma ibu rumah tangga biasa, di rumah. Hasilnya Kira-kira Cuma 800 ribuan gitulah,
tanggungan orangtua 4 orang kami anaknya, karna 2 lagi saudara aku dah nikah
”. “Kalo kerja, ga juga sih,paling jemurin coklat di halaman rumah
sama sama ngupasin coklat itu trus di cuci langsung di jemur, depan rumah kan ada 4 pokok pohon coklat
”. “Lumayan juga kalo coklat juga, bisa untuk belanjain sebulan buat
kami. kesulitan dalam keuangan ya ? begitulah, kami susah ,, ga punya banyak uang. menikah diusia muda akan membantu
perekonomian keluarga ya?? Sebenarnya kalo laki kita berduit kenapa ga kan, orangtua pun ga susah-susah lagi ngasih makan
”. I-4
“Bapak saya kerja di pabrik di PT. Sochfndo jadi mandor disana, disana dia kerja jadi ibu ga kerja, di rumah masak, kalo bapak
pulang langsung menyediakan minum bapak. Bapakku kan udah lama kerja disana, gajinya sekarang dah sampe 5 juta gitu, kadang
Universitas Sumatera Utara
dapat tunjangan, lumayanlah kalau gaji bapak. tanggungan orang tua? Kami anaknya 2 orang sama ibu satu, jadi 3 deh. Sebelum
menikah saya ga kerja, Keluarga saya cukuplah kalau masalah keuangan, ga susah, kalau minta bapak pasti ga susah lah untuk
ngabulinnya ”.
“Menikah diusia muda membantu perekonomian keluarga ya? Sebenarnya tidak. Dulu aku pernah dengar ada akibat pernikahan dini
itu, katanya mungkin akan lebih sering terjadi pertengkaran dalam rumah tangga dan juga dapat mengakibatkan kematian pada bayi
yang dikandung ”.
I-5 “Bapak bekerja sebagai supir truk untuk mengangkut kelapa sawit,
sedangkan ibu tidak bekerja, tetapi terkadang ibu membantu nenek berjualan sembako disebelah rumah. Sekitar satu jutaanlah
penghasilan Bapak. tanggungan orang tua? Kami anaknya ada 3 orang sama ibu jadi 4 oranglah tanggungan bapak. saya tidak bekerja
sebelum nikah, karna saya pengangguran trus ga bisa lanjut ke kuliah makanya bapak nyuruh nikah, aku kan dah punya pacar temanku
waktu SMA. ”
“Kalau kesulitan keuanganya? Kesulitan sih ngak ya, kami cukuplah untuk makan sama beli baju.
” “Menikah diusia muda akan membantu perekonomian keluarga ?,
Ya, bisalah,bisa mengurangi biaya makan, biaya hiduplah.. tanggungan orang tua berkurang
”.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa 4 informan memiliki kesulitan ekonomi I-1, I-2, I-3, I-4, hal itu dapat dilihat dari penghasilan
orangtua yang pas-pasan dengan tingkat pendidikan tergolong rendah. Ibu dari 5 informan merupakan ibu rumah tangga sehingga yang menjadi pencari nafkah
hanyalah tanggung jawab orangtua laki-laki sedangkan jumlah tanggungan yang banyak membuat beberapa diantara mereka harus ikut bekerja membantu
Universitas Sumatera Utara
orangtuanya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sebelum ia menikah. Akan tetapi ada juga 1 informan I-5 yang berasal dari keluarga yang berkecukupan
sehingga keuangan bukanlah hal yang menjadi faktor penyebab ia menikah di usia muda.
4.5.2.2 Faktor pendidikan Tabel 4.8 Faktor Pendidikan
Kode Informan
Faktor Pendidikan jenjang pendidikan orangtua, jenjang pendidikan informan, cita-cita seaktu kecil, mendengar atau
membaca dampak pernikahan dini, usia ideal menikah
I-1 “Orangtua saya sekolah juga dulunya. Tapi Cuma tama SMP bapak
saya, kalau ibu saya SD pun ga tamat, tapi bisa baca sama nulis kok. Ya, itu karna kakek nenek saya dari kedua orangtua saya kurang
berada, jadi ga sanggup menyekolahkan anaknya. kalau saya sekolah tapi Cuma sampai SMA aja lumayan kan,, Cita-cita sih pengen jadi
guru dulunya tapi ga ke sampaian, mahal katanya. Alasan ga lanjut Biaya ga ada, makan dan pakean bagus aja dah syukur. Kami kan
banyak, ada 6 orang jadi susah buat kuliah, ngalah aja sama adik- adik, mudah-mudahan dapat rejeki banyak nantinya. aku ga pernah
dengar, ga tau deh apa dampak pernikahan muda itu. Menurut saya Usia ideal nikah ya, kayaknya 18 dah cocok mungkin ya untuk
cewek, karna cewek kan dah matang usia segitu ”.
I-2 “Ayah saya sampai SD saja ijasahnya, pernah SMP tapi tidak sampai
selesai katanya, kalau ibu saya tamatan SMA. Kalau saya Ya... hanya sampai SMP. Saya Pernah sempat ingin jadi perawat tapi sejak kelas
VI SD ga pernah lagi, ibu saya selalu bilang ga usah punya cita-cita tinggi dapat uang dari mana untuk bayar sekolahnya, lagian kalau
perempuan tugasnya kan melayani suami dan mengurusi dapur, katanya ga perlu cita-cita tinggi, sekolahan itu bukan untuk orang
seperti kami katanya. Saya tidak pernah baca pernikahan muda, Menurut saya usia ideal untuk menikah ya? Mungkin 19 ya kalau
perempuan, laki- laki 27 ya”.
Universitas Sumatera Utara
I-3 “Ayah itu hanya tamatan SMP dan ibunya juga tamatan SMP, kalau
saya juga Cuma tamat SMP. Dulu watu kecil sebenarnya pengen jadi guru. keluarga saya, termasuk bapak sama ibu bilang perempuan ga
perlu pendidikan tinggi-tinggi pada ujung ujungnya hanya akan mengurus keluarga saja nanti. Dampak pernikahan usia muda ya? Ga
tau saya, belum pernah dengar. Menurut saya..... usia ideal untuk menikah kan? 20 ya... laki-laki 20, perempuan 20 juga mungkin
”. I-4
“Bapak ya sekolahnya sampai ke jenjang perguruan tinggi DIII, sedangkan ibu Cuma tamatan SMA. Kalau saya pendidikan saya
sampai SMA, dulu cita-cita saya ingin menjadi bidan. Karena saya tidak melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi dikarenakan
biaya yang kurang dan saya tidak mencari pekerjaan setelah lulus SMA, hanya berada dirumah saja maka saya segera diminta untuk
menikah oleh orang tua. Padahal pada saat itu pacar saya belum ada persiapan finansial pendapatan gaji untuk menikah, namun karena
sudah dipaksa oleh orang tua saya maka saya terima saja untuk menikah dengan pacar saya. Orang tua saya juga berjanji akan
memberikan pekerjaan untuk pacar saya dan jika sudah menikah tinggal bersama orang tua saya. Saya tidak keberatan begitu juga
denga pacar saya karena kami saling mencintai. Saya segera menikah walaupun umur saya masih muda karena adanya dorongan dari orang
tua saya,” Ketika duduk dibangku SMA saya pernah mendengar dampak dari
pernikahan diusia muda, menurut saya akan lebih sering terjadi pertengkaran dalam rumah tangga dan juga dapat mengakibatkan
kematian pada bayi yang dikandung ”.
I-5 “Bapak saya ya hanya tamatan SMP saja dan ibu saya tidak tamat
SD. Keluarga saya itu keluarga yang mengalami kesulitan ekonomi padahal orangtua saya harus menghidupi saya dan saudara saya.
Adanya keterbatasan ekonomi keluarga saya membuat saya hanya sekolah sampai tingkat SMA
”. Sebenarnya cita-cita saya tinggi dulunya, saya ingin jadi dosen di
Universitas Sumatera Utara
perguruan tinggi, keluarga saya kan ada yang dosen gitu di Medan, saya pengen seperti dia tapi saya harus ngalah lah sama
keadaan.dampak dari pernikahan usia muda? tidak , saya tidak tahu dampaknya. Usia ideal ya, mungkin usia 20 tahun ya buat perempuan
dan 24 buat laki- laki”.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pendidikan orangtua 4 orang responden berpendidikan rendah, hanya 1 informan I-5 yang memiliki orangtua
berpendidikan sarjana. Dan semua informan mengenyam pendidikan SMA atau SMP. Akan tetapi dulunya semua informan memiliki cita-cita yang tinggi dan
menghentikan cita-cita itu karena berbagai alasan. Berdasarkan tabel diatas juga dapat dilihat bahwa 4 responden I-1, I-2, I-
3, I-4 tidak pernah mendengar atau mengetahui dampak pernikahan dini dan ketika responden ditanyai tentang usia ideal menikah, ada yang 18 tahun, ada juga
yang menyebutkan 19 tahun dan 20 tahun.
4.5.2.3 Faktor Kemauan Sendiri Tabel 4.9 Faktor kemauan Sendiri
Kode Informan
Faktor kemauan Sendiri
I-1 “Pacaran ya, SMP dah mulailah , cinta monyet kata orang kan. Kalau
ganti pasangan berpacaran Ada 4 kali lah ya, ikut pacaran sama suamiku yang sekarang ini.
Lama berpacaran dengan suami saya ? Sekitar 3 tahunan gitulah. Ya, saya menikah dengan pacar saya. Kalau dibilang kehendak sendiri ya
iya kehendak sendiri tapi sebenarnya sih belum pengen nikah tapi karna terpaksa.
Universitas Sumatera Utara
Pernikahan saya ya ,,, Tidak, tidak direncanakan.alasannya Ya karna dah sama-sama cinta kalau berbicara Keuangan kami nantinya
ya, nah, itu kami nikahnya ga pake acara peesta-pestaan, Cuma panggil penghulu di KUA, nikahnya kami di KUA. Trus daftar di
catatan sipil lah ”.
I-2 ͞saya sudah mulai berpacaran sejak SMP , berganti pasangan selama
berpacaran ya? dah sering kan masih muda, jadi ga maslah kan kalau pacaran, asal jangan nikah aja gonta-ganti.
Dan lama anda berpacaran dengan pasangan saya Kalau sama suami saya sudah berpacaran selama lima tahun, walaupun hubungan
kami sering putus nyambung. Tapi kan Kami sama-sama sudah sempat berpacaran dengan orang lain tapi kan akhirnya balik juga ke
jodohnya Ya saya menikah dengan pacar saya..
saya memutuskan menikah diusia yang tergolong muda juga di dorong faktor ekonomi keluarga saya yang rendah. Dengan saya
menikah maka suaminya bisa membantu mengurangi beban orang tua saya. Untungnya saat itu suami saya sudah memiliki pekerjaan
dan pendapatannya yang cukup untuk keluarga kecil kami”
kedua orang tua mereka sudah mengenal dan menyetujui hubungan kami, lagi pula orang tuaku sudah sering menanyakan kapan aku
menikah mungkin pikirannya kalau aku sudah menikah mungkin beban ekonomi keluarga bisa lebih ringan lagi, Sebenarnya tidak,
Cuma karna saya hamil, makanya saya nikah. Kalau masalah kesiapan uang ya sudah diperhitungkan suami saya
dah ada kerjaanlah dibilang waktu itu, kebetulan mertua saya punya kebun sawit jadi aku pikir ga mungkin lah kami dibiarin ga makan
kan, seidaknya pasti adalah caranya nanti gimanapun itu ”.
I-3 “Saya berpacaran Semenjak SMA kelas X, berganti pasangan selama
berpacaran ya? Blom pernah, suami saya pacar pertama saya dan lamanya 1 tahunan gitulah dahitu kami langsung nikah. sebenarnya
orangtua saya dan orangtua pacar saya waktu itu dah senang kami
Universitas Sumatera Utara
pacaran, malah saya dan pacar saya dah diminta untuk menikah saja kalau dah tamat SMA, menikah cepat Kalau direncanakan sih
memang tapi nantinya harusnya setelah kami kelar sekolahnya dan memang sih kami belum bisa hasilkan duit sendiri tapi orangtua
suami ku mau kok menanggung kami sampai kami bisa cari uang sendiri dan sampe sekarang saya dan suami masih tinggal sama
mertua. ”
I-4 “Mmm... pacaran ya.. Aku tuh da pacaran dari SMP dan dah sering
berpacaran, tapi sering putus nyambung gitu sama pacar pacar aku. Kalau lama Aku dah pacaran selama 4 tahun gitulah. Ia, saya
menikah dengan pacar saya. Memang pernikahan ini kehendak kami berdua, meskipun
permulaannya merasa terpaksa ya tapi akhirnya mungkin memang harus begini jalannya tapi sebenarnya tidak direncanakan menikah
muda alasannya Karna dah terlanjur mengandung, apa lagi rupanya yang bisa diperbuat kan, harus nikahlah. Kalau masalah kesiapan
keuangan belum yah, tapi karna orangtua saya mau membantu, saya merasa lega, karna kalau ada apa-apa orangtua saya masih ada
sebagai penolong saya. ”
I-5 “Mulai berpacaran saya itu sejak SMP tapi sembunyi-sembunyi,
orangtua saya gak tahu saya dah pacaran, dulu saya dekat sama tetangga rumah saya, tapi orangtua saya melarang karna masih
tetanggaan rumah katanya dah itu gak lanjutin lg hubungannya. Berpacaran ya? Dah 2 kali kali. berpacaran dengan pasangan saya
mmmm... sekitar satu tahunlah dulu sama suami saya sekarang ini untuk menikah diusia muda didorong sama orangtua, orangtua lihat
kami dah cocok dan lanjut terus hubungannya sampai dah lulus SMA maka orangtua saya bilang dah sebaiknya kami itu menikah dan
memang kami masih muda waktu itu tapi ga bisa nolak kami karna kami juga sama-sama saling sayang.
Dikatakan direncanakan.. Iya. Sudah direncanakan karna orangtua saya khawatir saya ikut-ikutan lingkungan sekeliling saya, banyak
Universitas Sumatera Utara
sekali yang hamil duluan makanya saya di suruh nikah cepat Kalau masalah keuangan memang ia kami sudah mempertimbangkan
keuangan kami, orangtuaku bilang kami boleh tinggal sama mereka dan pasanganku akan dicarikan kerjaan katanya
“.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa semua informan sudah mulai berpacaran sejak SMP dan telah beberapa kali berganti ganti pasangan selama
berpacaran dan akhirnya menikah dengan pacar terakhir mereka. Semua informan menghendaki pernikahannya setelah menikah dan ada pula penyebab
pernikahan dini didorong oleh orangtua informan. Berdasarkan tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa 4 pernikahan mereka
tidak direncanakan sebelumnya, hanya ada 1 informan I-5 yang telah merencanakan menikah setelah lulus SMA walaupun pernikahan tersebut terjadi
sebelum menamatkan sekolah dan semua informan menikah tidak siap secara finansial.
4.5.2.4 Faktor media Massa Tabel 4.10 Faktor Media Massa
Kode Informan
Faktor Media Cetak dan Elektronik
I-1 “Artikel mengenai pernikahan usia muda ya? tidak pernah saya tidak
pernah baca majalah dewasa juga Tidak pernah.”
“filemsinetron bertema pernikahan usia muda ya? Peernah. Ya... saya lihat mereka walaupun masih muda bahagia kok, walaupun
banyak masalah disana sininya.tapi kebanyakan endingnya bahagia gitu. Kalau situs-situs porno dari media internet saya Tidak pernah,
filem porno dari kepingan CD juga Tidak pernah. menonton filem porno dengan pacar juga Tidak pernah “
I-2 “membaca artikel mengenai pernikahan usia muda ya saya tidak
Universitas Sumatera Utara
pernah apalagi majalah desawa ga punya saya. menonton filemsinetron bertema pernikahan usia muda ya,?
Sebenarnya pernah tapi Tidak pernah terlintas untuk menikah muda gara-gara nonton itu. Buka-buka situs porno Tidak pernah juga.tapi
kalau sama suami saya perna nonton tapi dari CD pernah sebelum nikah dulu, majalah dewasa sih pacar saya yang punya pernah
dikasih pinjam ke saya.” I-3
“Membaca artikel mengenai pernikahan usia muda ya saya tidak pernah, kalo majalah dewasa memang Tidak pernah saya baca.
menonton filemsinetron bertema pernikahan usia muda ya,? Sebenarnya pernah tapi Tidak pernah terlintas untuk menikah muda
gara-gara nonton itu. Buka-buka situs porno Tidak pernah juga.tapi kalau dari suami saya pernah nonton tapi dari CD pernah, dulu di
rumah pacarku waktu orangtuanya ga ada. Dia katanya nonton. ”
I-4 “Baca artikel pernikahan muda, saya ga pernah, ga tau saya,
apalagilah majalah dewasa sama sekali ga pernah.” “Menonton filemsinetron bertema pernikahan usia muda ya,
ehmmmm? tidak pernah, lupa kayaknya ga pernah, yang sering ya yang pacar-pacaran gitu kayaknya ya. Kalau membuka situs-situs
porno dari media internet saya juga Tidak pernah, ga ada warnet disini, kalau dari hp juga ga kok. menonton filem porno dari
kepingan CD ya? saya Tidak pernah. kalau menonton filem porno dengan pacar saya ya Tidak pernah, yang sering nonton pacar saya,
dia sering katanya nonton yang begituan sama teman-temannya kata dia kalau dah dewasa ga papa nonton film begituan, tapi aku ga mau
ga berani. ”
I-5 “Mmmmm,,,, baca artikel mengenai pernikahan usia muda? pernah,
yang nikah di bawah umur 20 tahun itu kan,,ia pernah, kalau membeli majalah dewasa saya nggak pernah”.
filemsinetron bertema pernikahan usia muda ya? ya, pernah saya tonton, kalau film seperti itu akibatnya ya si perempuan kalau masih
sekolah ya putus sekolah kan, karna dia hamil.
Universitas Sumatera Utara
Kalau gara-gara nonton itu aku nikah sebenarnyan Sebenarnya gak, aku kan dah ga sekolah lagi, makanya aku nikah aja, dari pada buat
dosa kan.situs-situs porno dari media internet? Tidak perrnah. menonton filem porno dari kepingan CD juga gak. menonton filem
porno dengan pacar saya juga nggak. “.
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 4 informan tidak pernah membaca artikel tentang pernikahan dini, juga di dapati bahwa informan tidak
pernah membeli majalah khusus dewasa akan tetapi ada satu informan yang pernah dipinjami majalah dewasa oleh pacarnya I-2.
Berdasarkan tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa semua informan tidak pernah membuka situs-situs porno dari media internet akan tetapi ada satu
informan yang mengatakan pernah menonton film porno dari kepingan CD bersama pacar di rumah pacarnya ketika orangtua pacarnya tidak ada di rumah I-
2. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat 4 informan yang pernah menonton
film sinetron bertema pernikahan dini I-1, I-2, I-3, dan I-5 dan I-1 menganggap bahwa pernikahan muda itu tampak menyenangkan walaupun banyak konflik
akan tetapi diakhir tetap bahagia.
4.5.2.5 Faktor Keluarga Orangtua Tabel 4.11 Faktor keluarga orangtua
Kode Informan
Faktor KeluargaOrangtua keluarga yang menikah muda, keinginan mengingkuti keluarga yang menikah muda, disetujui
orangtua atau tidak, dorongan keluarga, dijodohkan atau tidak
I-1 “Dikeluarga saya yang menikah diusia muda ya? Ada, anaknya
wawak saya ada 3 orang yang nikah muda, Keinginan untuk
mengikuti sebenarnya tidak ya. persetujuan kedua orang tua ya? Ya..
di setujui tapi bapak saya waktu marah sekali karna saya dah hamil,
Universitas Sumatera Utara
malu memang semua keluarga. dorongan dari keluarga untuk menikah muda sebenarnya tidak ada. pasangansaya sekarang ini ya,
dia pacar saya “
I-2 “Dikeluarga saya yang menikah diusia muda?, sepertinya Tidak ada,
kalau persetujuan orang tua Ya.. disetujui.kalau dorongan sih ada ya
dari orangtua, ya takut anaknya diapa-apain orang makanya cepat-
cepat disuruh nikah..
kalau di jodohkan sebenarnya tidak ya... tidak dijodohkan memang, saya sendiri yang nemu.
” I-3
“dikeluarga saya yang menikah diusia muda ya Tidak ada. Bapak saya sangat marah dan juga sempat memukuli pacar saya waktu itu
karna saya dah hamil kan. Namun pada akhirnya keluarga meminta keluarga pacar saya yang suami saya sekarang untuk bertanggung
jawab dan segera melangsungkan pernikahan dah itu langsung nikah kami. Karena mau ga mau rencana tersebut juga disetujui oleh orang
tua suami saya. Adakah dorongan untuk menikah muda sebenarnya ada, Cuma maksud orangtua saya kalau dah siap sekolah SMA ini,
bukan pada waktu masih sekolah, kalau pasangan saya sebenararnya Cuma pacar saya dulu, bukan dijodohkan..
” I-4
“Di keluarga saya yang menikah diusia muda? Tidak ada kayaknya. Kalau persetujuan sebenarnya ya disetujui kok, Cuma pertama-tama
kasih tau saya dah mau punya anak orangtua saya marah besar, pacar saya habis dipukuli bapak, saya juga di marah-marahi, karna ga
tahan sempat saya minggat ke tempat nenek beberapa hari, waktu itu aku takut sekali sama bapak, jadi nunggu marah bapak reda dulu baru
aku mau balik lagi, tapi ga beberapa lama bapak dah setuju kok aku nikah sama pacar aku, bapakku pergi ke rumah pacarku untuk minta
pertanggung jawaban dia untuk nikahi aku, ya akhirnya kami menikah.
“ I-5
“ Kalau nikah muda ya di keluarga saya tidak ada. Ya, pernikahan saya mendapat persetujuan orangtua saya. untuk menikahkan
muda?kalau dorongan sih memang ada, orangtua saya yang suruh
Universitas Sumatera Utara
supaya cepat nikah karna takut kalau saya sampai hamil duluan karna banyak orang disini nikah cepat-cepat karna hamil duluan, makanya
orangtua saya menganjurkan dupaya saya cepat nikah. Lagian saya dan suami saya dah saling cocok dan saling cinta. Kalau dijodohkan
sebenarnyatidak, Cuma karna dulu sewaktu berpacaran suami sering datang ke rumah dan kenal sama orang tua saya, ya akhirnya orang
tua saya menganggap dia pantas menjadi pasangan saya, jadi bukan karna dijodohkan sebenarnya..“.
Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat bahwa ada satu informan yang memiliki keluarga yang menikah dini I-1, akan tetapi dia tidak bermaksud
mengikuti jejak keluarganya tersebut. Dari tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa orangtua dari 4 informan marah karena mendengar keadaan informan yang harus
segera menikah akan tetapi akhirnya disetujui untuk segera menikah. akan tetapi ada pula informan yang memang di dorong orangtua untuk menikah muda karena
takut anak gadisnya hamil duluan sebelum menikah I-5. Berdasarkan tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa pasangan hidup semua
informan merupakan pilihan informan sendiri dan tidak ada unsur perjodohan.
4.5.2.6 Faktor MBA Marriage by Accident
Tabel 4.12 Faktor MBA Kode
Informan Faktor Mariage by accident pacaran berdua-duaan, pernah
melakukan hubungan sex pra nikah, menggunakan alat pengaman, hamil
I-1 “Kami sering pergi keluar rumah untuk jalan-jalan jika ada
kesempatan. Disaat ada kesempatan tersebut kami sering berdua- duaan..
“Awal pacaran kami hanya berani berciuman itu juga jika penghuni rumah tidak ada, tetapi ternyata hasrat kami sudah tidak
terbendung lagi, sehingga pada suatu hari kami melakukan hubungan
Universitas Sumatera Utara
suami istri. Dan kami melakukan hubungan sex pranikah tidak hanya sekali”
“Kami sudah sering melakukan hubungan itu awal melakukan kami menggunakan kondom tapi setelah pernah melakukan tapi tidak
hamil, kami tidak menggunakannya lagi. Akan tetapi beberapa kami melakukannya ternyata saya hamil itupun saya tahu pada saat usia
kehamilan saya 2 bulan. “Saya memberi tahu dulu suami saya yang
pada saat itu masih pacar saya bahwa saya mengandung dan meminta pacar saya bertanggung jawab, dia mau bertanggung jawab dan kami
pun segera menghadap orangtua saya dan suami saya. Mendengar kabar tersebut orang tua saya sangat marah akan tetapi kami harus
segera dinikahkan meskipun akan menjadi pergunjingan masyarakat kampung karena cepat atau lambat semua orang pasti tahu. Kamipun
terpaksa menikah walaupun sebenarnya kami masih muda dan masih bau kencur apalagi hasil pendapatan calon suami saya pas-pasan.
Sampai saat ini saya dan suami masih tinggal di rumah orang tua suami saya. kami menikah hanya di kator urusan agama saja,
menginggat biaya pernikahan sangat besar. ͟
I-2 “Kalau berdua-duaan dengan kekasih sih Pernah, tidak terlalu sering,
paling kalau orangtua lagi ga ada di rumah, tapi kan ada saudaraku yang lain, ya.. pokoknya sembunyi-sembunyilah, jaranglah
dikatakan, kalau melakukan ya memag pernah tapi . ,, sekali saja, tapi langsung hamil dan ga pake alat pengaman
Dampaknya bagi keluarga ya Keluarga malu, diomongi tetangga, dikatain, jadi bahan gosip. Ketika saya tahu saya hamil saya langsung
mengajak pacar saya ketemuan Memberitahu pacar saya. Ya.. dia bertanggung jawab. ibu bilang kenapa ga nikah aja dari dulu, ibu
memang udah sering nanyain kapan. Kesal iya karna dah sempat buat malu duluan.
” I-3
“sering berdua-duaan dengan ya Ya kalo sering ya memang, namanya pacaran kan, kalau ga jumpa ngapain pacaran, main aja
sama tetangga, kalau berciuman sih ya pernahlah namanya pacaran
Universitas Sumatera Utara
pasti pernah kan. Untuk lepas rindu gitulah. melakukan hubungan sex sebelum nikah Ya.. Cuma dua kali sebenarnya.
Dan ketika kami melakukan hubungan sex pranikah kami tidak menggunakan alat pengaman kondom. Ya.. itulah, gara-gara ga
pakai pengaman tadi mungkin ya, makanya saya jadi hamil. Saat saya tau saya hamil, saya ketakutan, sempat ada keinginan untuk
menggugurkan, tapi akhirnya ga jadi, takut dosa saya bunuh janin ini. dampaknya ya, sepertinya ga terlalu ada ya, kalau malu juga dibilang
kan dah banyak disini seperti itu jadi ga terlalu jadi gosip panaslah. Ketika tahu saya hamil tindakan saya Saya memberi tahu pacar
sayalah, enak aja dia, dia yang buat kok. Ya.. harus bertanggung jawablah.
Kalau bapak ya memang sih marah besarlah, tapi kan dah biasanya seperti itu disini, jadi akhirnya disetujui juganya.”
I-4 “Selama berpacaran kami sering berdua-duaan dan kami juga sering
berciuman jika ada kesempatan, kami memang pernah hubungan intim, walaupun saat itu awalnya tidak pernah terlintas untuk
melakukan hubungan suami istri. Tetapi dikarenakan adanya dorongan pacar saja yang ters-terusan minta mungkin dia dah biasa
menonton porno dari temannya, ya akhirnya terjadilah.. Jarang ya.. kami jarang pake kondom. Ya.. akhirnya hamil. Sempat saya minum
jamu-jamu sama nanas banyak kata temanku bisa menjatuhkan kandunganku, tapi ga jatuh-jatuh, malah makin besar akhirnya saya
kasih tahu pacarku. Pertama dengar dia terkejut dan ga percaya aku hamil tapi akhirnya dia mau tanggung jawab dah itu Kami langsung
jumpa sama orangtua sama-sama. Sempat di pukul bapak saya dia, tapi akhirnya disetujui juga, ya kami kan memang belum mampu
membiayai hidup kami sendiri, tapi itulah baiknya orangtuaku sekali kali mau kok kasih bantuan untuk belanja dapur sama kami.
” I-5
“Berdua-duaan dengan kekasih , Tidak, saya jarang karna orangtua saya pasti selalu memantau saya dan pacar saya itu.
Tidak, saya tidak pernah melakukan hubungan sex pranikah dengan
Universitas Sumatera Utara
kekasih saya..“
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 4 informan pernah berdua- duaan bahkan ada I-1, I-3, I-4 sering berdua-duaan dengan pasangannya
sebelum menikah dan ke empat informan yang pernah berdua-duaan tersebut pernah melakukan sex sebelum menikah sehingga mengakibatkan kehamilan.
Informan mengatakan bahwa dampak dari hamil tersebut menjadi omongan masyarakat dan menjadi aib bagi keluarga. Ada informan yang setelah mengetahui
ia hamil ada malakukan tindakan pengguguran kandungan akan tetapi tidak berhasil I-3.
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui pula bahwa semua pasangan informan mau bertanggung jawab dan menikahi informan yang hamil sebelum
menikah tersebut. Kedua orangtua informan yang hamil tersebut semuanya marah atas perbuatan hamil diluar nikah tersebut.
Tabel 4.13 Informan Tambahan kode
Informan Faktor yang mempengaruhi pernikahan dini di Desa Mangkai
Baru
I-6 Jika dilihat pernikahan usia muda yang terjadi di daerah ini banyak
terjadi karena faktor hamil diluar nikah, selain itu ekonomi keluarga yang pas-pasan, juga rendahnya tingkat pendidikan mempengaruhi
keputusan sianak maupun orang tua untuk menikah menikahkan diusia muda. Banyaknya pernikahan usia muda ini terjadi karena
pengaruh pergaulan bebas dilingkungan kita. Ini, merupakan
Universitas Sumatera Utara
fenomena yang perlu kita cermati, banyak para orang tua yang menganggap remeh hal ini. Padahal pernikahan usia muda itu sangat
beresiko. I-7
Pernikahan usia dini yang di daerah ini banyak terjadi mayoritas karena hamil diluar nikah.
Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat bahwa informan mengatakan faktor yang mempengaruhi banyaknya pernikahan dini di Desa Mangkai Baru adalah
hamil di luar nikah, faktor ekonomi, faktor lingkungan, dan pendidikan yang rendah.
4.5.3 Dampak Pernikahan Dini Terhadap Kesehatan reproduksi Tabel 4.14 Dampak pernikahan Dini terhadap Kesehatan Reproduksi
Kode Informan
Dampak pernikahan Dini Terhadap Kesehatan Reproduksi Yang dirasa saat hamil, pemeriksaan kandungan, masalah
persalinan, keadaan bayi yang di lahirkan
I-1 “Yang saya rasakan ya? Saya bingung tidak tahu harus berbuat apa,
kalau dipikir-pikir saya sebenarnya belum siap waktu itu. memeriksakan kandungan ke petugas kesehatan ya... saya rutin, 2
kali sebulan. Kata bidannya sih kandungan saya baik-baik saja, Cuma katanya letak bayi agak turun jadi harus sering-sering kontrol, dan
katanya saya kurang darah mungkin karena saya masih muda dan makan pun agak kurang jadi saya sering di suntik penambah darah
sama bidannya. “saya melahirkan di rumah. Pada saat melahirkan masalahnya
mungkin agak lama lahirnya, kata bidan dah lengkap tapi bayinya ga keluar-ke luar, saya sempat di infus waktu itu.
Waktu untuk pulih ya mungkin karna waktu itu ada jahitan ya adalah 6 minggu saya bisa bergerak aktif seperti biasa, sebelum itu saya
masih takut lepas jahitannya. Kalau bayi saya ya,, syukur bayi saya lahir dengan selamat. kata
Universitas Sumatera Utara
bidannya beratnya sekitar 2,5 kilogram, bayi saya kalo masalah sih ga ada masalah, sehat-sehat aja. Cuma ga nangis pas keluarnya di
pukul dulu pantatnya baru dia nangis waktu itu ibu bidannya bilang bayi saya harus minum ASI karna katanya bayi saya kecil, jadi saya
harus kasih ASI. Sekarang bayi saya sehat- sehat saja, kadang batuk tapi dah di kasih obat langsung baik kok.
“ I-2
“Saat hamil ya... rasanya takut , tapi aku banyak dikasih tahu ibu , saya akan muntah-muntah, pokoknya ibu saya dah bilang, jadi kalau
ada yang aku ingin tanyain langsung ke ibu, dia kan dah pengalaman. Periksa kandungan satu kali 4 bulan, karna aku kuat makan jadi kata
ibuku harus kuat makan jadi bayi aku sehat nanti saat memeriksakan kandungan katanya Saya sehat, bayi saya sehat.
Saya kan periksa ke bidan, katanya baik semua kalau melahirkan saya memang di rumah, masalah waktu melahirkan
ya waktu itu aku dimasukkan selang yang ditangan itu, trus ada di suntikkan warna merah ke dalam botol aku lihat. Waktu itu aku
sempat pucat siap salin, banyak aku ngeluarin darah katanya. aku kan di jahit jadi agak lama pulihnya, sebulanan lah
ya, bayiku syukurlah bayiku selamat. Bidanny bilang beratnya sekitar 3 kilogram, masalah pada bayi saya ya? Mmmm.. Ga ada,
sehat-sehat saja, langsung nangis kok waktu lahir keadaan anak saya sekarang ? sehat sehat aja, lincah gitu dia.
Kalau KB ya Saya sih kepengen ga pake KB, tapi suamiku bilang harus pake, namanya istri harus KB kan katanya, kalau ga bisa
sekampung anaknya .”
I-3 “Yang saya rasakan,,,,, apa ya rasanya seperti ibu hamil pertama
kalilah, ga enak, pusing-pusing terus, mual lagi. ia rutin saya periksanya , mertuaku bilang tiap bulan harus priksa,
biayanya dari dia. Jadi karna tiap bulan priksa kalau ada apa-apa bidannya langsung kasih obatnya, bidannya bilang di awal kehamilan
aku tensiku rendah, di kasih obat sama bidannya saya melahirkan di rumah dan gak ada masalah sih, lancar-lancar,
Universitas Sumatera Utara
waktu dah sakit-sakit , ketubannya dah pecah, bidannya di telepon, langsung datang dia.Pemulihan ya... 1 bulan dah bisa lari-lari saya
iya, syukur alhamdulilah bayi saya selamat dan sehat-sehat. Beratnya 3.2 kilo dan ga ada masalah sehat kok. Keadaan anakku sekarang ya
? kadang batuk, ingus-ingusan namanya ank-anak kan. Kalau untuk KB Mertuaku bilang suntik 3 bulan aja, kalau pil kan
bisa jadi nanti kalau lupa katanya, .”
I-4 “pada saat hamil yang saya rasakan Saya waktu itu ketakutan, Saya
sempat berpikir untuk menggugurkan kandungan, sempat meminum jamu-jamu atau pun mengkonsumsi buah nanas.
iya, setelah menikah saya sering cek ke bidan, 1 bulan sekali. Kata bidannya saya harus sering priksa, karna katanya aku lemas, jadi
harus sering dikasih vitamin saya melahirkan di rumah, anakku susah lahir, katanya aku ga kuat
ngedan, harus di infus biar kuat katanya tapi untunglah bayiku lahir selamat,3 kg beratnya. Waktu lahir badannya Agak biru katanya dah
itu dililit tali pusat bidannya bilang, makanya harus di pukul-pukul bidan
kalau sekarang susah makan dia, tapi harus di paksa karena agak kurusan anakku mungkin karna peng
aruh lilitan tali pusat itu ya.” Ya, sesudah melahirkan mamak mertuaku bilang aku harus KB
dulu, paling bagus katanya suntik aja, biar ga susah-susah. Yang menentukan jumlah anak adalah informan dan suami yaiitu sebanyak
3 orang saja ”.
I-5 “Pada saat hamil Ya pasti senanglah, dah punya anak, banyak orang
di luar sana yang susah dapat anak, aku yang nikah cepat, cepat juga di kasih anak, itu kan rejeki.
Periksa hamil saya rutin, kata bidannya harus sering paling lama 2 kali se bulan, dah usia 7 bulan sering kali malah, bisa 2 kali atau 3
kali dalam sebulan. kalau keadaan bayi saya dan keadaan saya waktu itu Baik, karna di
pantau terus perkembangannya, trus aku kan minum susu ibu hamil
Universitas Sumatera Utara
jadi ya syukurlah semuanya sehat-sehat. Saya melahirkan di rumah bidannya yang dipanggil. Masalahnya
aku ga pandai ngedan, jadi agak lama kata bidan padahal dah pecah ketuban, tapi tiba-tiba aku ada kekuatan untuk ngedan, akhirnya ga
lama keluar Kalau untuk bisa pulih seperti biasa kurang dari sebulan kayaknya
ya syukurlah, bayiku selamat dan sehat beratnya 3.5 kilo gram dan ga ada masalah. Sekarang juga sehat-sehat, jarang sakit
kalau KB Ga dipaksain sih, malah aku yang tanya sana sini, ibu mertuaku ga terlalu ikut campurlah, suamiku bilang tanya sama
mamakku aja.Kalau nentuin sih aku nanya sama mamakku apa yang bagus, katanya lebih baik pakai susuk aja, nanti kalau mau punya
anak lagi lepas aja langsung” I-6
“Dampaknya ya... jarang bisa menafkahi keluarganya sendiri dan kebanyakan anak yang dilahirkan bermasalah
”. I-7
kalau dampaknya itu banyak sekali , adanya resiko keguguran terhadap bayi yang dikarenakan belum matangnya organ-organ
reproduksi si anak perempuan yang melangsungkan pernikahan dan cacat pada bayi. Juga banyak resiko bagi si ibu yang melahirkan
antara lain pinggul sempit, perdarahan, cacat, mati luka robek yang parah pada organ
reproduksi”. kalau keguguran biasanya dia pendarahan dulu kalo masih bisa
dipertahankan dibantu kasih obat penguat rahim, kalau ga bisa ya harus dikeluarkanlah, kebanyakan anak-anak yang cepat kawin itu
yang mengalaminya
”
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa 4 responden utama pada saat hamil merasa ketakutan karena informan merasa belum pernah merasakan
kehamilan sebelumnya dan belum mengetahui perubahan fisik maupun mental
Universitas Sumatera Utara
yang akan dialalami pada saat hamil. Semua responden utama melakukan pemeriksaan rutin kehamilan, akan tetapi ada 1 responden yang memeriksakan
kehamilan hanya 1 kali dalam 4 bulan akibat dari anjuran ibu responden tersebut I-2. Menurut responden utama pada saat memeriksakan kehamilan responden
utama ada memiliki masalah akan tetapi karena cepat ditangani oleh bidan maka dapat ditangani lebih cepat.
Berdasarkan tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa dalam proses persalinan beberapa responden memiliki masalah antara lain : partus lama, dan
kurangnya tenaga saat mengedan dan mengalami luka robek pada saat partus sehingga harus di hecting atau di jait, begitu pula dengan bayinya beberapa
bayi memiliki masalah antara lain tidak langsung menangis pada saat di lahirkan. Dalam penentuan proses pengambilan keputusan dalam pemilihan KB dan
jumlah anak, mertua masih tergolong dominan sebagai pengambil keputusan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Analisis Data