PERPAJAKAN Initial Public Offering

94 PT Tifa Finance Tbk Pajak Penghasilan atas dividen dikenakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2008 yang merupakan perubahan terakhir atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, penerima dividen atau pembagian keuntungan yang diterima oleh Perseroan Terbatas sebagai wajib pajak dalam negeri, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis atau Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia juga tidak termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan sepanjang seluruh syarat-syarat dibawah ini terpenuhi : Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan 1. Bagi Perseroan Terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang 2. menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25 dari jumlah modal yang disetor dan harus mempunyai usaha aktif di luar kepemilikan saham tersebut. Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 651KMK.041994 tanggal 29 Desember 1994 tentang Bidang-bidang Penanaman Modal Tertentu Yang Memberikan Penghasilan Kepada Dana Pensiun Yang Tidak Termasuk Sebagai Objek Pajak Penghasilan adalah penghasilan yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia antara lain berupa dividen dari saham pada Perseroan Terbatas yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 14 Tahun 1997 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek, ditetapkan sebagai berikut: Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak 1. Badan dari transaksi penjualan saham di Bursa Efek dikenakan Pajak Penghasilan sebesar 0,1 satu per seribu dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan dan bersifat inal. Penyetoran Pajak Penghasilan yang terhutang dilakukan dengan cara pemotongan oleh penyelenggara Bursa Efek melalui perantara pedagang efek pada saat pelunasan transaksi penjualan saham; Pemilik saham pendiri dikenakan tambahan Pajak Penghasilan yang bersifat inal sebesar 2. 0,5 lima per seribu dari nilai seluruh saham pendiri yang dimilikinya pada saat Penawaran Umum. Penyetoran tambahan Pajak Penghasilan yang terhutang dapat dilakukan oleh Perseroan atas 3. nama masing-masing pemilik saham pendiri dalam jangka waktu selambat-lambatnya 1 satu bulan setelah saham tersebut diperdagangkan di Bursa Efek. Namun apabila pemilik saham pendiri tidak memilih metode pembayaran berdasarkan 0,5 Pajak Penghasilan yang bersifat inal, maka penghitungan Pajak Penghasilannya dilakukan berdasarkan tarif Pajak Penghasilan yang berlaku umum sesuai Undang-Undang No. 36 tahun 2008. Peraturan pemerintah atas penghasilan dari transaksi penjualan saham di Bursa Efek di atas juga berlaku untuk Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia. Dividen yang diterima atau diperoleh pemegang saham Wajib Pajak Dalam Negeri selain dari pihak-pihak yang memenuhi syarat di atas dan bentuk usaha tetap dari Wajib Pajak Luar Negeri dikenakan Pajak Penghasilan sesuai pasal 23 Undang-Undang No. 36 tahun 2008. Perusahaan yang membayar dividen harus memotong pajak penghasilan pasal 23 sebesar 15 lima belas persen dari jumlah bruto sesuai dengan pasal 23 Undang-Undang Pajak Penghasilan. Pemotongan pajak penghasilan pasal 23 ini merupakan kredit pajak untuk pajak penghasilan tahunan yang terhutang oleh pemegang saham Wajib Pajak Dalam Negeri dan bentuk usaha tetap.

XII. PERPAJAKAN

95 PT Tifa Finance Tbk Besarnya tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang diterima atau diperoleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri berdasarkan ketentuan pasal 17 ayat 2c,tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang dibagikan kepada wajib pajak orang pribadi dalam negeri adalah paling tinggi sebesar 10 sepuluh persen dan bersifat inal. Penetapan mengenai besarnya tarif tersebut berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat 2d diatur dengan Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2009 tentang pajak Penghasilan atas Dividen yang Diterima atau diperoleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri. Berdasarkan Pasal 26 ayat 1, dividen yang dibayar atau terhutang kepada Wajib Pajak Luar Negeri yang berasal dari laba ditahan akan dikenakan tarif sebesar 20 dua puluh persen dari kas yang dibayarkan dalam hal dividen tunai atau 20 dua puluh persen dari nilai pari dalam hal dividen saham. Kepada mereka yang merupakan penduduk dari suatu negara yang telah menandatangani suatu Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda P3B dengan Indonesia, dengan memenuhi Surat Edaran Dirjen Pajak No.SE-03PJ.1011996 tanggal 29 Maret 1996 tentang Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda P3B, dapat memperoleh fasilitas tarif yang lebih rendah dengan ketentuan harus menyerahkan Sertiikat Domisili asli yang diterbitkan Kantor Pajak negara asal. Sertiikat ini berlaku untuk masa 1 satu tahun dan selanjutnya harus diperpanjang. Namun untuk bank, selama bank tersebut tidak mengubah alamat seperti yang tercantum pada sertiikat tersebut, sertiikat tersebut tetap berlaku. Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Oleh Perseroan Sebagai Wajib Pajak, Perseroan memiliki kewajiban perpajakan untuk Pajak Penghasilan PPh dan Pajak Pertambahan Nilai PPN. Perseroan telah memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan perundang-undangan dan peraturan perpajakan yang berlaku. Calon pembeli saham dalam Penawaran Umum ini diharapkan untuk berkonsultasi dengan Konsultan Pajak masing-masing mengenai akibat perpajakan yang timbul dari pembelian, pemilikan maupun penjualan saham yang dibeli melalui Penawaran Umum ini. 96 PT Tifa Finance Tbk Keterangan Tentang Penjaminan Emisi Efek 13.1 Sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang dinyatakan dalam Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran umum PT Tifa Finance Tbk, sebagaimana termaktub dalam Akta Nomor 62 tanggal 20 April 2011, yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi SH, Notaris di Jakarta, sebagaimana telah dirubah berdasarkan Akta Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Nomor 13 tanggal 6 Juni 2011, Akta Addendum Kedua Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Nomor xxx116 tanggal xxxxx24 Juni 2011 yang keduanya dibuat dihadapan Fathiah Helmi SH, Notaris di Jakarta, para Penjamin Emisi Efek yang namanya disebut dibawah ini, secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri, menyetujui sepenuhnya untuk menawarkan dan menjual Saham Yang Akan Ditawarkan Perseroan kepada masyarakat sesuai bagian penjaminannya masing-masing dengan kesanggupan penuh full commitment dan mengikat diri untuk membeli sisa saham yang tidak habis terjual dengan Harga Penawaran Perdana pada tanggal penutupan Masa Penawaran sesuai dengan bagian penjaminannya masing-masing. Perjanjian tersebut merupakan perjanjian lengkap yang menggantikan semua persetujuan yang mungkin telah dibuat sebelumnya mengenai perihal yang dimuat dalam Perjanjian yang dibuat oleh para pihak yang isinya bertentangan dengan Perjanjian tersebut. Selanjutnya para Penjamin Emisi Efek yang ikut serta dalam Penjaminan Emisi Saham Perseroan telah sepakat untuk melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai dengan Peraturan Bapepam Nomor IX.A.7 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan Dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-45PM2000 tanggal 27 Oktober 2000 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum Adapun susunan dan jumlah porsi penjaminan serta persentase dari anggota sindikasi Penjaminan Emisi dalam Penawaran Umum Perseroan adalah sebagai berikut : No Penjamin Emisi Efek Porsi Penjaminan Lembar Saham Nilai Rp Persentase Penjamin Pelaksana Efek 1 PT Andalan Artha Advisindo Seku- ritas 264.100.000 52.820.000.000 95,00 Penjamin Emisi Efek 1 PT Dinamika Usahajaya 4.170.000 834.000.000 1,50 2 PT Erdikha Elit Sekuritas 4.170.000 834.000.000 1,50 3 PT Paciic Capital 5.560.000 1.112.000.000 2,00 4 PT Victoria Sekuritas Sub Total 13.900.000 2.780.000.000 5,00 TOTAL 278.000.000 55.600.000.000 100,00 Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar modal dan Peraturan Pelaksanaannya, yang dimaksud dengan pihak yang mempunyai hubungan ailiasi adalah sebagai berikut: Hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua,baik secara horizontal 1. maupun vertikal; Hubungan antara para pihak dengan pegawai, Direktur atau Komisaris dari pihak tersebut; 2. Hubungan antara 2 perusahaan dimana terdapat satu atau lebih dari anggota Direksi atau Dewan 3. Komisaris yang sama; Hubungan antara perusahaan dengan pihak, baik langsung maupun tidak langsung, mengendalikan atau 4. dikendalikan oleh perusahaan tersebut; Hubungan antara 2 perusahaan yang dikendalikan, baik langsung maupun tidak langsung,oleh pihak 5. yang sama; atau

XIII. PENJAMIN EFEK