Initial Public Offering

(1)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

DEFINISI DAN SINGKATAN iii

RINGKASAN viii

I. PENAWARAN UMUM 1

II. RENCANA PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUM 5

III. PERNYATAAN HUTANG 6

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN 12

4.1 Umum 12

4.2 Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Penting 14

4.3 Keuangan 23

4.4 Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas 36

4.5 Manajemen Risiko 37

4.6. Prospek Usaha 39

V. RISIKO USAHA PERSEROAN 40

VI. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 42

VII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN 43

Riwayat Singkat Perseroan

1.1. 43

Perkembangan Struktur Permodalan dan Pemilikan Saham Perseroan

1.2. 45

Keterangan Singkat Mengenai Pemegang Saham Berbentuk Badan Hukum

1.3. 53

Struktur Organisasi Perseroan

1.4. 56

Manajemen dan Pengawasan Perseroan

1.5. 56

Struktur Hubungan Kepemilikan, Pengawasan Dan Pengurusan Perseroan 1.6.

Dengan Pemegang Saham

61 Sumber Daya Manusia

1.7. 62

Penerapan Tata Kelola Perusahaan (

1.8. Good Corporate Governance) 64

Perkara Hukum Yang Sedang Dihadapi Perseroan

1.9. 65

Perjanjian dengan Pihak Ketiga

1.10. 66

Keterangan Mengenai Aset Tetap Perseroan

1.11. 73

7.12 Transaksi Dengan Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa 74

VIII. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN 76

Umum

1.1. 76

Kegiatan Usaha

1.2. 76

Pemasaran


(2)

Kebijakan Penagihan Piutang yang Telah Jatuh Tempo

1.6. 86

Prospek Usaha

1.7. 86

Tingkat Kesehatan Perseroan

1.8. 88

Persaingan Usaha

1.9. 88

Corporate Social Responsibility

1.10. (CSR) 89

Industri Pembiayaan

1.11. 89

Industri Alat Berat

1.12. 92

IX. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING 94

X. EKUITAS 97

XI. KEBIJAKAN DIVIDEN 98

XII. PERPAJAKAN 99

XIII. PENJAMINAN EMISI EFEK 101

XIV. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL 103

XV. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM 105

XVI. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN LAPORAN KEUANGAN PERSEROAN 116

XVII. ANGGARAN DASAR PERSEROAN 189

XVIII. KETERANGAN TENTANG PENAWARAN UMUM SAHAM 213

XIX. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM 214

XX. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN


(3)

DEFINISI DAN SINGKATAN

Ailiasi : Yang dimaksud ailiasi adalah:

a. hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horisontal maupun vertikal; b. hubungan antara satu pihak dengan pegawai, Direktur, atau

Komisaris dari pihak tersebut;

c. hubungan antara 2 (dua) perseroan dimana terdapat satu atau lebih anggota Direksi atau Komisaris yang sama;

d. hubungan antara perseroan dengan suatu pihak, baik langsung maupun tidak langsung, mengendalikan atau dikendalikan oleh perseroan tersebut;

e. hubungan antara 2 (dua) perseroan yang dikendalikan baik langsung maupun tidak langsung oleh pihak yang sama; atau f. hubungan antara perseroan dan pemegang saham utama.

BAE : Biro Administrasi Efek.

Bagian Penjaminan : Bagian Penjaminan dari masing-masing Penjamin Emisi Efek dalam Penawaran Umum ini berdasarkan mana masing-masing Penjamin Emisi Efek berjanji dan mengikat diri dengan kesanggupan penuh (Full Commitment) akan menawarkan dan menjual saham kepada masyarakat pada Pasar Perdana dan akan membeli sendiri sisa saham yang tidak habis terjual pada tanggal penutupan Masa Penawaran yang akan ditetapkan kemudian dalam perjanjian tambahan/perubahan atas Perjanjian Penjamin Emisi Efek. Bapepam : Badan Pengawas Pasar Modal sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 3 Undang-Undang Pasar Modal.

Bapepam & LK : Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden No. 62 Tahun 2005 dan KMK No. 606/KMK.01/2005 tanggal 30 Desember 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Bapepam & LK.

Bursa Efek : Berarti, bursa efek sebagaimana dideinisikan dalam Undang-Undang Pasar Modal yang dalam hal ini adalah PT Bursa Efek Indonesia, berkedudukan di Jakarta Selatan, atau penerus, pengganti dan penerima hak dan kewajibannya.

Daftar Pemesanan Pembelian Saham (DPS)

: Berarti daftar yang memuat nama-nama pemesan Saham dan jumlah Saham yang dipesan yang disusun berdasarkan Formulir Pemesanan Pembelian Saham yang dibuat oleh masing-masing Agen Penjual dan/atau Penjamin Emisi Efek.

Emisi Tindakan EMITEN untuk menawarkan Saham kepada Masyarakat

melalui Penawaran Umum pada Pasar Perdana guna dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa Efek.

Emiten PT Tifa Finance Tbk, berkedudukan di Jakarta Selatan, yang didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara Republik Indonesia.

Formulir Pemesanan Pembelian Saham

: Berarti Formulir Pemesanan Pembelian Saham asli yang harus dibuat dalam rangkap 5 (lima) yang masing-masing harus diisi lengkap, dibubuhi tanda tangan asli dan diajukan oleh calon pembeli kepada Agen Penjual dan/atau Penjamin Emisi Efek.

Formulir Konirmasi Penjatahan Berarti formulir hasil penjatahan atas nama pemesan sebagai tanda bukti pemilikan Saham di Pasar Perdana.


(4)

Hari Bank Hari kerja bank yaitu hari pada saat mana Kantor Pusat Bank Indonesia di Jakarta menyelenggarakan kegiatan kliring antar bank.

Hari Bursa : Setiap hari diselenggarakannya perdagangan efek di Bursa Efek, yaitu Senin sampai dengan Jumat kecuali hari tersebut merupakan hari libur nasional atau dinyatakan sebagai hari libur oleh Bursa Efek

Hari Kalender : Setiap hari dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan kalender Gregorian tanpa kecuali, termasuk hari Minggu dan hari libur nasional yang ditetapkan sewaktu-waktu oleh Pemerintah.

Hari Kerja : Hari Senin sampai dengan hari Jumat, kecuali hari libur nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.

J a d u a l Wa k t u P e n a w a r a n Umum

Berarti jadual waktu Penawaran Umum yang akan ditentukan bersama-sama oleh Emiten dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan akan dimuat dalam Perubahan Perjanjian.

Konirmasi Tertulis Berarti surat konirmasi yang dikeluarkan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia dan/atau Bank Kustodian dan/atau Perusahaan Efek untuk kepentingan Pemegang Rekening di pasar sekunder KSEI : Singkatan dari Kustodian Sentral Efek Indonesia, yang bertugas

mengadministrasikan penyimpanan Efek berdasarkan Perjanjian Pendaftaran Efek pada Penitipan Kolektif, yang diselenggarakan oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, suatu perseroan terbatas berkedudukan di Jakarta.

Manajer Penjatahan Berarti PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas, selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek yang bertanggung jawab atas penjatahan Saham menurut syarat-syarat yang ditetapkan dalam Peraturan Nomor IX.A.7, Lampiran keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-48/PM/1996 tanggal 17-01-1996 (tujuh belas Januari seribu sembilan ratus sembilan puluh enam), sebagaimana diubah dengan Keputusan Nomor: Kep-45/PM/2000 tanggal 27-10-2000 (dua puluh tujuh Oktober dua ribu) tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan dalam rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum (selanjutnya disebut Peraturan Nomor IX.A.7) dan khusus untuk Penawaran Umum Pemegang Saham, penjatahannya dengan memperhatikan ketentuan dalam Peraturan Nomor: IX.A.12.

Masa Penawaran : Jangka waktu untuk pemesanan saham yang dapat dilakukan oleh masyarakat dengan mengajukan FPPS kepada Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Penjamin Emisi Efek dan/atau Agen Penjualan sebagaimana ditentukan dalam Prospektus dan FPPS, kecuali jika masa Penawaran itu ditutup lebih dini yang dilakukan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Masyarakat : Perorangan baik Warga Negara Indonesia maupun Warga Negara Asing dan/atau badan hukum, baik badan hukum Indonesia maupun badan hukum asing, baik yang bertempat tinggal atau berkedudukan hukum di Indonesia ataupun di luar negeri. Pasar Perdana Penawaran dan penjualan Saham Emiten kepada Masyarakat

selama masa tertentu sebelum Saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek.

Pemegang Rekening Berarti pihak yang namanya tercatat sebagai pemilik rekening efek di KSEI atau Bank Kustodian dan/atau Perusahaan Efek.

Pemegang Saham Berarti pemegang saham Emiten yang melakukan Penawaran Umum yaitu PT Dwi Satrya Utama dan Tan Chong Credit Pte Ltd


(5)

Penawaran Awal (bookbuilding) : Ajakan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan Prospektus Awal sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal yang antara lain bertujuan untuk mengetahui minat calon pembeli atas saham yang akan ditawarkan dan atau perkiraan harga penawaran.

Penawaran Umum : Kegiatan penawaran saham yang dilakukan oleh Perseroan untuk menjual saham kepada Masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam Undang-Undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya.

Pendapat Hukum Berarti pendapat hukum (Legal Opinion) yang dikeluarkan oleh Konsultan Hukum Emisi yang dalam hal ini adalah Konsultan Hukum “HKGM & Partners” berdasarkan hasil uji tuntas dari segi hukum terhadap Emiten.

Penjamin Emisi Efek : Berarti PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas, PT Dinamika Usahajaya, PT_Erdhika Elit Sekuritas dan PT Paciic Capital yang mengadakan kontrak dengan Emiten dan Pemegang Saham, untuk melakukan Penawaran Umum atas nama Emiten dan atas nama Pemegang Saham serta melakukan pembayaran hasil Penawaran Umum di Pasar Perdana kepada Emiten dan kepada Pemegang Saham, melalui Penjamin Pelaksana Emisi Efek.

Penjamin Pelaksana Emisi Efek : Berarti pihak yang melaksanakan pengelolaan dan penyelenggaraan Penawaran Umum ini, yang dalam hal ini adalah PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas

Perjanjian Penjaminan Emisi Efek

: Berarti Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Saham PT Tifa Finance Tbk. No.62 tanggal 20 April 2011, yang dibuat dihadapan Fathiah Helmi, S.H, Notaris di Jakarta sebagaimana telah dirubah berdasarkan Akta Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 13 tanggal 6 Juni 2011, Akta Addendum Kedua Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Nomor xxx116 tanggal xxxxx24 Juni 2011 yang keduanya dibuat dihadapan Fathiah Helmi SH, Notaris di Jakarta.

Pernyataan Efektif : Berarti terpenuhinya seluruh persyaratan Pernyataan Pendaftaran sesuai dengan ketentuan angka 4 Peraturan Nomor IX.A.2 yaitu: Pernyataan Pendaftaran dapat menjadi efektif dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:

1. atas dasar lewatnya waktu, yakni:

a). 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal Pernyataan Pendaftaran diterima Bapepam dan LK secara lengkap, yaitu telah mencakup seluruh kriteria yang ditetapkan dalam peraturan yang terkait dengan Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum dan peraturan yang terkait dengan Penawaran Umum; atau b). 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal perubahan terakhir

yang disampaikan Perseroan atau yang diminta Bapepam dan LK dipenuhi; atau

2. atas dasar pernyataan efektif dari Bapepam dan LK bahwa tidak ada lagi perubahan dan/atau tambahan informasi lebih lanjut yang diperlukan.


(6)

Perubahan Perjanjian : Berarti Akta Addendum dan Pernyataan Kembali Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Saham PT Tifa Finance Tbk. Nomor 13 tanggal 6 Juni 2011, Addendum Kedua Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Nomor xxx116 tanggal xxxxx24 Juni 2011, yang keduanya dibuat dihadapan Fathiah Helmi SH, Notaris di Jakarta, Akta Addendum Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham Penawaran Umum PT Tifa Finance Tbk No. 12 tanggal 6 Juni 2011, Addendum Kedua Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham Penawaran Umum PT Tifa Finance Tbk Nomor xxxxx115 tanggal xxxxx24 Juni 2011, yang keduanya dibuat dihadapan Fathiah Helmi SH, Notaris di Jakarta,

Perusahaan Efek : Pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek, perantara pedagang efek dan/atau manajer investasi sebagaimana yang ditentukan dalam Undang-Undang Pasar Modal

Prospektus : Dokumen tertulis inal yang dipersiapkan oleh Emiten dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dalam rangka Penawaran Umum dan memuat seluruh informasi maupun fakta-fakta penting dan relevan mengenai EMITEN serta Saham yang ditawarkan dalam bentuk dan isi sesuai Peraturan Nomor IX.C.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor : Kep-51/PM/1996 tanggal 17-01-1996 Tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum (untuk selanjutnya disebut ”Peraturan Nomor IX.C.2”)

Prospektus Awal : Berarti dokumen tertulis yang dipersiapkan oleh Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dalam rangka Penawaran Umum dan memuat seluruh informasi dalam Prospektus yang disampaikan kepada Bapepam dan LK sebagai bagian dari Pernyataan Pendaftaran, kecuali informasi mengenai jumlah, harga penawaran saham, penjaminan emisi efek atau hal-hal lain yang berhubungan dengan persyaratan penawaran yang belum dapat ditentukan, sesuai dengan Peraturan Nomor IX.A.8. dan dengan memperhatikan Peraturan IX.A.2.

Prospektus Ringkas : Berarti ringkasan Prospektus mengenai fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan yang paling penting yang disusun dan diterbitkan oleh Emiten bersama-sama dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek sesuai dengan Peraturan Bapepam Nomor IX.C.3 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-43/ PM/2000 tanggal 27-10-2000 (dua puluh tujuh Oktober dua ribu), Tentang Pedoman Mengenai Bentuk Dan Isi Prospektus Ringkas Dalam Rangka Penawaran Umum.


(7)

Saham : Berarti saham biasa atas nama sebanyak 278.000.000 (dua ratus tujuh puluh delapan juta) saham yang terdiri dari :

• Sebanyak 55.800.000 (lima puluh lima juta delapan ratus ribu) saham baru yang dikeluarkan dari portepel.

• Penjualan saham yang telah dikeluarkan milik pemegang saham Perseroan, sebanyak 222.200.000 (dua ratus dua puluh dua juta dua ratus ribu) saham atas nama pemegang saham dengan rincian sebagai berikut:

• PT DWI SATRYA UTAMA, sebanyak 115.544.000 (seratus lima belas juta lima ratus empat puluh empat ribu) saham yang dimilikinya dalam Perseroan.

• TAN CHONG CREDIT PTE LTD, sebanyak 106.656.000 (seratus enam juta enam ratus lima puluh enam ribu) saham yang dimilikinya dalam Perseroan.

masing-masing saham tersebut dengan nilai nominal Rp 200,- (dua ratus Rupiah) yang ditawarkan dengan Harga Penawaran yang ditawarkan dan dijual melalui Penjamin Emisi Efek kepada Masyarakat melalui Penawaran Umum menurut Perjanjian ini dan yang akan dicatatkan pada Bursa Efek, yang kepastian jumlah sahamnya akan ditentukan dalam Perubahan Perjanjian ini.

RUPS : Rapat Umum Pemegang Saham.

Surat Saham : Surat saham dan/atau surat kolektif saham sebagaimana diatur dalam Pasal 6 dari anggaran dasar Emiten.

Tanggal Distribusi : Tanggal penyerahan Saham beserta bukti kepemilikan Saham yang wajib dilakukan kepada pembeli Saham dalam Penawaran Umum, yang akan didistribusikan secara elektronik paling lambat 2 (dua) Hari Kerja terhitung setelah Tanggal Penjatahan.

Tanggal Pembayaran : Berarti tanggal pembayaran Penjamin Emisi Efek melalui Penjamin Pelaksana Emisi Efek kepada Emiten dan Pemegang Saham, atas seluruh hasil penjualan Saham mereka masing-masing melalui Penawaran Umum Saham termasuk hasil Penawaran Umum Saham oleh Para Pemesan Khusus, yaitu 1 (satu) Hari Bank sebelum Tanggal Distribusi, yang kepastian tanggalnya akan ditentukan dalam Perubahan Perjanjian.

Tanggal Pencatatan : Berarti tanggal pencatatan Saham untuk diperdagangkan pada Bursa Efek, dalam waktu paling lambat 1 (satu) Hari Kerja setelah tanggal penyerahan Saham, yang kepastian tanggalnya akan ditentukan dalam Perubahan Perjanjian.

Tanggal Pengembalian : Berarti tanggal pengembalian uang oleh Penjamin Emisi Efek kepada para pemesan Saham (tidak termasuk Para Pemesan Khusus) yang pemesanannya tidak dapat dipenuhi karena adanya penjatahan namun bagaimanapun juga tidak boleh lebih lambat dari 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan atau setelah pembatalan sebagaimana disebut dalam Pasal 16 Perjanjian tersebut diumumkan, yang akan ditentukan dalam Perubahan Perjanjian.

Tanggal Penjatahan : Berarti tanggal yang disetujui oleh Perseroan bersama-sama dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja terhitung setelah tanggal penutupan Masa Penawaran sebagaimana tercantum dalam Bab XIX Prospektus tentang Persyaratan Pemesanan Pembelian Saham.


(8)

Ringkasan dibawah ini merupakan fakta–fakta dan pertimbangan–pertimbangan penting yang merupakan bagian tidak terpisahkan dan harus dibaca dalam kaitannya dengan keterangan yang lebih rinci dan data keuangan yang tercantum dalam prospektus ini. Semua informasi keuangan Perseroan disusun dalam mata uang Rupiah dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Umum 1.

Perseroan pada awalnya didirikan dengan nama “PT TIFA MUTUAL FINANCE CORPORATION”, berdasarkan Akta Pendirian nomor 42 tanggal 14 Juni 1989 dari Esther Daniar Iskandar, SH, notaris di Jakarta. Akta ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-6585.HT.01.01-TH.89 tanggal 25 Juli 1989, didaftarkan pada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan No. 344/Not/1990/PN.JKT.SEL tanggal 17 Mei 1990, dan diumumkan dalam Tambahan No. 2257 pada Berita Negara Republik Indonesia No. 61 tanggal 30 Juli 1991.

Anggaran Dasar Perseroan telah beberapa kali mengalami perubahan. Perubahan Anggaran Dasar Perseroan sehubungan dengan perubahan nama dari “PT TIFA MUTUAL FINANCE CORPORATION” menjadi “PT TIFA FINANCE” disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 16 Desember 1999. Keputusan pemegang saham tersebut didokumentasikan dalam Akta No. 39 tanggal 16 Agustus 2000 dari Adam Kasdarmadji, SH, notaris di Jakarta. Akta ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-6276.HT.01.04. TH.2001 tanggal 27 April 2001 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai Undang-Undang No.3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Selatan di bawah No.160/RUB.09.03/II/2002 tanggal 13 Pebruari 2002.

Perubahan Anggaran Dasar Perseroan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 16 Juni 2005, yang didokumentasikan dalam Akta No. 1 tanggal 4 Juli 2005, dari Fatma Agung Budi Wijaya, S.H., notaris di Jakarta, mengenai peningkatan modal dasar Perseroan dari Rp 98.500.000.000 menjadi Rp 150.000.000.000, dengan nilai nominal Rp 1.000 per lembar saham. Perubahan ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C-21925.HT.01.04.TH.2005 tanggal 8 Agustus 2005 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai Undang-Undang No.3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Selatan di bawah No.1165/BH09.03/IX/2005 tanggal 26 September 2005. Perubahan terakhir anggaran dasar Perseroan dilakukan dengan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No.1 tanggal 2 Agustus 2010 yang dibuat oleh Fathiah Helmi, SH, Notaris di Jakarta sebagaimana telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan surat keputusan No.AHU-41304.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 23 Agustus 2010 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan dibawah No.AHU-0062854.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 23 Agustus 2010 (“Akta BAR No.1/2010”) yang berisikan antara lain mengenai perubahan seluruh anggaran dasar Perseroan dalam rangka menjadi perusahaan terbuka termasuk perubahan nama Perseroan dari nama PT Tifa Finance menjadi PT Tifa Finance Tbk juncto Akta Pernyataan Keputusan Persetujuan Bersama Seluruh Pemegang Saham No.16 tanggal 7 Maret 2011 yang dibuat oleh Fathiah Helmi, SH, Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan surat keputusan No.AHU-13080.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 15 Maret 2011 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan dibawah No.AHU-0020998.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 15 Maret 2011 (“Akta PK No.16/2011”), yang antara lain berisikan mengenai perubahan pasal 3 Anggaran Dasar mengenai Maksud dan Tujuan dan penegasan kembali seluruh isi anggaran dasar Perseroan sebagaimana termuat dalam AktaBAR No.1/2010.

Dan susunan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan yang terakhir adalah sebagaimana Akta Pernyataan Keputusan Persertujuan Bersama Seluruh Pemegang Saham PT Tifa Finance Tbk No. 35 tanggal 15 April 2011 yang dibuat dihadapan Fathiah Helmi, SH, Notaris di Jakarta, yang telah dilaporkan kepada Direktur Jendral Administrasi Hukum Umum-Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan Nomor AHU-AH.01.10-15192 tanggal 20 Mei 2011 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan Nomor AHU-0040620.AH.01.09 Tahun 2011 tanggal 20 Mei 2011 (“Akta PK Nomor 35/2011”).


(9)

Perseroan memperoleh ijin usaha untuk melakukan usaha dalam bidang kegiatan modal ventura, pembiayaan konsumen dan anjak piutang dari Menteri Keuangan melalui Surat Keputusan Nomor 1085/ KMK.013/1989. Perubahan terakhir atas ijin usaha Perseroan adalah berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor KEP-076/KM.6/2003 tanggal 24 Maret 2003 tentang izin untuk melakukan usaha dalam bidang sewa guna usaha, anjak piutang dan pembiayaan konsumen. Dan sesuai dengan surat dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor U-375/DSN-MUI/XI/2010 pada tanggal 1 Desember 2010 Perseroan mendapatkan rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional - MUI untuk secara resmi mengoperasikan sektor pembiayaan yang sesuai dengan syariah. Perseroan berdomisili di Gedung Tifa lantai 4, Jalan Kuningan Barat No. 26, Jakarta.

Struktur Penawaran 2.

a. Jumlah saham yang ditawarkan : Sebanyak 278.000.000 (dua ratus tujuh puluh delapan juta) Saham atau sebesar 25,75% (dua puluh lima koma tujuh puluh lima persen) dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah Penawaran Umum, yang terdiri dari :

- Sejumlah 55.800.000 (lima puluh lima juta delapan ratus ribu) saham baru; dan

- Sejumlah 222.200.000 (dua ratus dua puluh dua juta dua ratus ribu) saham divestasi, yang berasal dari pemegang saham yaitu 115.544.000 (seratus lima belas juta lima ratus empat puluh empat ribu) saham PT Dwi Satrya Utama dan 106.656.000 (seratus enam juta enam ratus lima puluh enam ribu) saham Tan Chong Credit Pte Ltd. b. Nilai Nominal : Rp 100,- (seratus Rupiah) per saham

c. Harga Penawaran : Rp 200,- (dua ratus Rupiah) per saham

d. Total Penawaran Umum : Rp 55.600.000.000,- (lima puluh lima miliar enam ratus juta Rupiah)

Semua saham yang ditawarkan ini akan meberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan Saham Biasa Atas nama lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk antara lain hak atas pembagian dividen, hak untuk mengeluarkan suara dalam RUPS, hak atas pembagian saham bonus dan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.

3 Rencana Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum

Dana hasil Penawaran Umum Saham baik saham baru dari portepel Perseroan yang berjumlah Rp 11.160.000.000,- (sebelas miliar seratus enam puluh juta Rupiah) setelah dikurangi biaya-biaya terkait dengan emisi efek akan digunakan seluruhnya untuk penambahan modal kerja Perseroan dalam melakukan pembiayaan Sewa Guna Usaha (Leasing).

Pernyataan Hutang

4.

Sesuai dengan laporan keuangan Perseroan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Mulyamin Sensi Suryanto untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dengan Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan mengenai penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), Perseroan mempunyai kewajiban yang seluruhnya berjumlah Rp 575.673 juta (lima ratus tujuh puluh lima ribu enam ratus tujuh puluh tiga juta Rupiah).


(10)

Struktur Permodalan dan Pemegang Saham

5.

Komposisi modal saham Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut :

Nilai Nominal Rp 100,- per saham

Nama Pemegang Saham Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %

Modal dasar 4.000.000.000 400.000.000.000

Modal ditempatkan dan disetor penuh

PT Dwi Satrya Utama 532.428.000 53.242.800.000 52,00

Tan Chong Credit Pte Ltd 491.472.000 49.147.200.000 48,00

Jumlah Modal ditempatkan dan disetor penuh 1.023.900.000 102.390.000.000 100,00

Saham Dalam Portepel 2.976.100.000 297.610.000.000

Dengan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan Perseroan dalam Penawaran Umum Perdana ini, maka susunan modal saham dan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah Penawaran Umum Perdana adalah sebagai berikut:

Keterangan

Sebelum Penawaran Umum Perdana Setelah Penawaran Umum Perdana Jumlah

Saham

Jumlah

Nominal (Rp) %

Jumlah Saham

Jumlah Nominal

(Rp) %

Modal Dasar 4.000.000.000 400.000.000.000 4.000.000.000 400.000.000.000

Saham Biasa Atas Nama

PT Dwi Satrya Utama 532.428.000 53.242.800.000 52,00 416.884.000 41.688.400.000 38,61 Tan Chong Credit Pte Ltd 491.472.000 49.147.200.000 48,00 384.816.000 38.481.600.000 35,64

Masyarakat - - - 278.000.000 27.800.000.000 25,75

Total Modal Ditempatkan

dan Disetor Penuh 1.023.900.000 102.390.000.000 100,00 1.079.700.000 107.970.000.000 100,00 Saham Dalam Portepel 2.976.100.000 297.610.000.000 2.920.300.000 292.030.000.000

Tidak ada saham-saham yang diperoleh pemiliknya dengan harga dan atau nilai konversi dan atau harga pelaksanaan di bawah harga Penawaran Umum dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sebelum Pernyataan Pendaftaran disampaikan ke Bapepam dan LK.

Kebijakan Dividen

6.

Para Pemegang Saham Perseroan yang merupakan hasil dari pelaksanaan Penawaran Umum Perdana Saham ini mempunyai hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan pemegang saham lama sesuai dengan ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar Perseroan termasuk hak atas Dividen.

Pada saat ini Perseroan merencanakan untuk membagikan dividen minimal 20% (dua puluh persen) dari laba bersih konsolidasi Perseroan mulai tahun buku 2011 dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Hasil operasi, arus kas, kecukupan modal dan kondisi keuangan Perseroan dalam rangka mencapai a.

tingkat pertumbuhan yang optimal di masa yang akan datang; Kewajiban pemenuhan pembentukan dana cadangan; b.

Kewajiban-kewajiban Perseroan berdasarkan perjanjian-perjanjian dengan pihak ketiga; serta c.

Kepatuhan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan persetujuan dari Rapat Umum d.


(11)

Sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dan Anggaran Dasar Perseroan, pembagian dividen diputuskan oleh para pemegang saham Perseroan dalam RUPS Tahunan atau RUPS Luar Biasa atas rekomendasi dari Direksi Perseroan.

Perseroan telah melakukan tindakan-tindakan baik berupa pemberitahuan dan atau permohonan kepada krediturnya dan atau pihak yang melakukan kerja sama dengan Perseroan untuk mencabut pembatasan-pembatasan (negative covenant) yang termuat dalam perjanjian kredit dan perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani oleh Perseroan dengan pihak kreditur dan pihak yang melakukan kerja sama dengan Perseroan. Hingga saat ini, tidak terdapat lagi pembatasan-pembatasan (negative covenants) yang termuat dalam perjanjian kredit yang telah ditandatangani oleh Perseroan dengan para krediturnya. Perseroan tidak akan membuat perjanjian-perjanjian dan/atau kerjasama-kerjasama dengan pihak-pihak lain yang memuat ketentuan-ketentuan yang sekiranya dapat membatasi dan merugikan kepentingan serta hak dari para pemegang saham Perseroan.

Ikhtisar Data Keuangan Penting

7.

Angka-angka ikhtisar data keuangan penting di bawah ini berasal dari dan atau dihitung berdasarkan laporan keuangan Perseroan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009, 2008, 2007 dan 2006 dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Mulyamin Sensi Suryanto.

Neraca

(dalam jutaan Rupiah) 31 Desember

2010 2009 2008 2007 2006

Jumlah Aset 741.472 415.204 325.899 269.362 236.788

Jumlah Kewajiban 575.672 270.658 196.229 144.589 123.038

Jumlah Ekuitas 165.800 144.546 129.670 124.773 113.750

Laporan Laba Rugi

(dalam jutaan Rupiah) 31 Desember

2010 2009 2008 2007 2006

Jumlah Pendapatan 107.473 64.803 57.636 57.495 46.421

Jumlah Beban 71.553 40.319 39.445 36.503 32.522

Ekuitas pada rugi bersih dari perusahaan

asosiasi - - - (1.120) (2.663)

Laba Sebelum Pajak 35.920 24.484 18.191 19.872 11.236

Beban Pajak 7.691 6.383 6.294 6.049 4.178


(12)

Rasio Penting

31 Desember

2010 2009 2008 2007 2006

RASIO PERTUMBUHAN

Pendapatan 65,8% 12,4% 0,2% 23,9% 46,6%

Laba Bersih 55,9% 52,1% -13,9% 95,9% -25,0%

Jumlah Aset 78,6% 27,4% 21,0% 13,8% 37,8%

Jumlah Kewajiban 112,7% 37,9% 35,7% 17,5% -1,3%

Jumlah Ekuitas 14,7% 11,5% 3,9% 9,7% 141,1%

RASIO KEUANGAN

Aset Lancar/ Kewajiban Lancar 1,30 1,56 1,68 1,96 2,03

Jumlah Kewajiban/ Jumlah Aset 0,78 0,65 0,60 0,54 0,52

Jumlah Kewajiban/ Jumlah Ekuitas 3,47 1,87 1,51 1,16 1,08

Gearing Ratio *) 3,36 1,76 1,40 1,02 0,93

RASIO USAHA

Laba sebelum Pajak Penghasilan /

Pendapatan 33,4% 37,8% 31,6% 34,6% 24,2%

Laba Bersih/ Pendapatan 26,3% 27,9% 20,6% 24,0% 15,2%

Pendapatan/Jumlah Aset 14,5% 15,6% 17,7% 21,3% 19,6%

Laba Bersih/rata-rata Aset (ROAA) 4,9% 4,9% 4,0% 5,5% 3,5%

Laba Bersih/rata-rata Ekuitas (ROAE) 18,2% 13,2% 9,4% 11,6% 8,8%

Risiko Usaha

8.

Risiko Usaha Perseroan Secara Lengkap Dicantumkan Pada Bab V Prospektus Ini, yang terdiri atas : Risiko Kredit

a.

Risiko Pendanaan b.

Risiko Persaingan c.

Risiko Nilai Tukar d.

Risiko Tingkat Suku Bunga dan Ekonomi Makro e.

Risiko Operasional f.

Strategi Usaha Perseroan

9.

Perseroan dalam menjalankan kegiatan usaha pembiayaan memiliki beberapa strategi usaha. Strategi usaha tersebut dimaksudkan sebagai acuan yang harus diambil dalam menghadapi persaingan usaha serta kelangsungan dan perkembangan usaha Perseroan di masa mendatang. Adapun strategi yang dimiliki adalah sebagai berikut:


(13)

• Mengutamakan proses yang efektif dan eisien sehingga persetujuan kredit lebih cepat dengan tidak mengorbankan kualitas kredit.

• Menambah kantor jaringan dalam rangka mendekatkan Perseroan kepada tempat operasional nasabah, selain untuk meningkatkan servis juga memudahkan monitor kondisi usaha nasabah dan obyek pembiayaan.

• Dengan kinerja Perseroan yang meningkat diharapkan akan meningkatkan kemampuan Perseroan memperoleh sumber-sumber pendanaan yang lebih luas dan lebih murah.

• Menjaga hubungan baik dengan nasabah, guna selalu menjadi pilihan nasabah dalam pembiayaan kembali/investasi baru.

• Meningkatkan IT system yang digunakan untuk menunjang operasional Perseroan dengan lebih baik dan lebih cepat dalam memberikan layanan kepada nasabah.

• Menanamkan budaya Perseroan dan pemberian pelatihan kerja secara berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas seluruh karyawan Perseroan .

Prospek Usaha Perseroan

10.

Membaiknya kondisi perekonomian global paska krisis ekonomi dunia tahun 2009 yang ditandai gencarnya pemulihan ekonomi negara-negara paling berpengaruh di dunia melalui kucuran stimulus ekonomi berjumlah besar, memberikan harapan positif bagi industri alat berat di Indonesia. Beberapa sektor yang menjadi konsumen dari alat berat adalah sektor pertambangan, perkebunan, kehutanan dan konstruksi.

Setelah mengalami perkembangan pesat dari tren harga komoditas pada dua tahun lalu, sektor alat berat diyakini berpeluang untuk menguat tahun ini. Permintaan alat berat tahun ini cukup tinggi dibandingkan dengan tahun lalu mengingat beberapa sektor berkembang menjadi lebih baik, antara lain perkebunan dan pertambangan. Beberapa sektor yang mencatat pembelian terbanyak untuk produk alat berat adalah pertambangan sebesar 70% (tujuh puluh persen), konstruksi sebesar 20% (dua puluh persen), dan sisanya permintaan dari perkebunan serta kehutanan.

Peningkatan permintaan dan proyeksi positif hingga akhir tahun tersebut akan berdampak terhadap potensi pertumbuhan pendapatan pelaku usaha di industri alat berat.


(14)

(15)

Sebanyak 278.000.000 (dua ratus tujuh puluh delapan juta) atau sebesar 25,75% (dua puluh lima koma tujuh puluh lima persen) dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah Penawaran Umum, yang merupakan Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp 100,- (seratus Rupiah) setiap saham yang ditawarkan kepada masyarakat dengan Harga Penawaran Rp 200,- (dua ratus Rupiah) setiap saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS), sehingga seluruhnya berjumlah sebesar Rp 55.600.000.000,- (lima puluh lima miliar enam ratus juta Rupiah).

Saham Biasa Atas Nama yang ditawarkan terdiri dari sebanyak 55.800.000 (lima puluh lima juta delapan ratus ribu) saham baru yang berasal dari portepel Perseroan dan sebanyak 222.200.000 (dua ratus dua puluh dua juta dua ratus ribu) Saham Atas Nama Pemegang Saham yang terdiri dari sejumlah 115.544.000 (seratus lima belas juta lima ratus empat puluh empat ribu) saham atas nama PT Dwi Satrya Utama dan 106.656.000 (seratus enam juta enam ratus lima puluh enam ribu) saham atas nama Tan Chong KCredit Pte. Ltd), serta akan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan Saham Biasa Atas Nama lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk antara lain hak atas pembagian dividen, hak untuk mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham, hak atas pembagian saham bonus dan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.

Kegiatan Usaha :

Bergerak Dalam Bidang Jasa Pembiayaan dan Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Syariah

Kantor Pusat : Tifa Building Lt.4 Jl. Kuningan Barat 26

Jakarta 12710

Telp.: 021-5252029, 021-5200667, 021-5200667

Faksimili : 021-5229273, 021-5262425

Email: corporate-secretary@tifainance.co.id

Kantor Cabang Surabaya : DSU Building, 3rd Floor

Jl. Slompretan 26 Surabaya 60161

Telp.: 031-3531822, 031-35205933531822 Faksimili : 031-3521645521645

website: www.tifainance.co.id

Jaringan Pemasaran: Semarang dan Samarinda

RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH KETIDAKMAMPUAN NASABAH UNTUK MEMBAYAR KEMBALI FASILITAS YANG DIBERIKAN, SEHINGGA MENYEBABKAN TIDAK TERTAGIHNYA PIUTANG PEMBIAYAAN KEPADA NASABAH, YANG DAPAT MENURUNKAN

PENDAPATAN DAN KINERJA PERSEROAN.

RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DIUNGKAPKAN PADA BAB V PROSPEKTUS INI

MENGINGAT JUMLAH SAHAM YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM INI RELATIF TERBATAS MAKA TERDAPAT KEMUNGKINAN PERDAGANGAN EFEK YANG DITAWARKAN


(16)

Perseroan didirikan dengan nama PT Tifa Mutual Finance Corporation berdasarkan Akta Perseroan Terbatas Nomor 42 tanggal 14 Juni 1989 yang dibuat oleh Esther Daniar Iskandar, SH, Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan Nomor C2-6585.HT.01.01.TH.89 tanggal 25 Juli 1989 dan didaftarkan pada buku register di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dibawah Nomor 344/Not/1990/PN.JKT.SEL tanggal 17 Mei 1990 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 61 tanggal 30 Juli 1991, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 2257/1991 (“Akta Pendirian No.42/1989”).

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Nomor 39 tanggal 16 Agustus 2000 yang dibuat dihadapan Adam Kasdarmadji, SH, Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusan Nomor C-6276.HT.01.04.TH.2001 tanggal 27 April 2001 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perseroan di Kantor Pendaftaran Perseroan Kodya Jakarta Selatan di bawah Nomor 160/RUB.09.03/II/2002 tanggal 13 Pebruari 2002 (“Akta PKR Nomor 39/2000”), dilakukan perubahan pasal 1 anggaran dasar mengenai perubahan nama Perseroan dari nama PT Tifa Mutual Finance Corporation menjadi PT Tifa Finance.

Perseroan telah melakukan penyesuaian anggaran dasar dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UUPT”) dengan berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Nomor 154 tanggal 30 Mei 2008 yang dibuat dihadapan Siti Rohmah Caryana, SH, Notaris di Jakarta sebagaimana telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusan Nomor AHU-48955.AH.01.02. Tahun 2008 tanggal 7 Agustus 2008 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan dibawah Nomor AHU-0068356.AH.01.09 Tahun 2008 tanggal 7 Agustus 2008 (“Akta PKR Nomor 154/2008”). Perubahan terakhir anggaran dasar Perseroan dilakukan dengan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Nomor 1 tanggal 2 Agustus 2010 yang dibuat oleh Fathiah Helmi, SH, Notaris di Jakarta sebagaimana telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan surat keputusan Nomor AHU-41304.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 23 Agustus 2010 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan dibawah Nomor AHU-0062854.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 23 Agustus 2010 (“Akta BAR Nomor 1/2010”) yang berisikan antara lain mengenai perubahan seluruh anggaran dasar Perseroan dalam rangka menjadi Perseroan terbuka termasuk perubahan nama Perseroan dari nama PT Tifa Finance menjadi PT Tifa Finance Tbk juncto Akta Pernyataan Keputusan Persetujuan Bersama Seluruh Pemegang Saham Nomor 16 tanggal 7 Maret 2011 yang dibuat oleh Fathiah Helmi, SH, Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan surat keputusan Nomor AHU-13080.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 15 Maret 2011 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan dibawah Nomor AHU-0020998.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 15 Maret 2011 (“Akta PK

Nomor 16/2011”), yang antara lain berisikan mengenai perubahan pasal 3 Anggaran Dasar mengenai Maksud dan Tujuan dan penegasan kembali seluruh isi anggaran dasar Perseroan sebagaimana termuat dalam Akta BAR Nomor 1/2010.

Dan susunan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan yang terakhir adalah sebagaimana Akta Pernyataan Keputusan Persertujuan Bersama Seluruh Pemegang Saham PT Tifa Finance Tbk Nomor 35 tanggal 15 April 2011 yang dibuat dihadapan Fathiah Helmi, SH, Notaris di Jakarta, yang telah dilaporkan kepada Direktur Jendral Administrasi Hukum Umum-Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan Nomor AHU-AH.01.10-15192 tanggal 20 Mei 2011 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan Nomor AHU-0040620.AH.01.09 Tahun 2011 tanggal 20 Mei 2011 (“Akta PK Nomor 35/2011”).

Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar, Maksud dan Tujuan Perseroan adalah untuk menjalankan usaha dalam bidang Lembaga Pembiayaan dan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. Perseroan telah memiliki ijin-ijin yang diperlukan dalam menjalankan kegiatan usahanya yaitu berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 1085/KMK.013/1989 tanggal 26 September 1989 tentang Pemberian Ijin Usaha Dalam Bidang Usaha Lembaga Pembiayaan. Perubahan terakhir atas ijin usaha Perseroan adalah berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor KEP-076/KM.6/2003 tanggal 24 Maret 2003 tentang ijin untuk melakukan usaha dalam bidang sewa guna usaha, anjak piutang dan pembiayaan konsumen. Perseroan berdomisili di Gedung Tifa, Jalan Kuningan Barat No. 26, Jakarta.


(17)

Komposisi modal saham Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut :

Nilai Nominal Rp 100,- per saham

Nama Pemegang Saham Jumlah Saham Nilai Nominal

(Rp)

%

Modal dasar 4.000.000.000 400.000.000.000

Modal ditempatkan dan disetor penuh

PT Dwi Satrya Utama 532.428.000 53.242.800.000 52,00

Tan Chong Credit Pte Ltd 491.472.000 49.147.200.000 48,00

Jumlah Modal ditempatkan dan disetor penuh 1.023.900.000 102.390.000.000 100,00

Saham Dalam Portopel 2.976.100.000 297.610.000.000

Dengan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan Perseroan dalam Penawaran Umum Perdana ini, maka susunan modal saham dan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah Penawaran Umum Perdana adalah sebagai berikut:

Keterangan

Sebelum Penawaran Umum Perdana Setelah Penawaran Umum Perdana Jumlah

Saham Jumlah Nominal (Rp) %

Jumlah

Saham Nominal (Rp)Jumlah %

Modal Dasar 4.000.000.000 400.000.000.000 4.000.000.000 400.000.000.000 Saham Biasa Atas Nama

PT Dwi Satrya Utama 532.428.000 53.242.800.000 52,00 416.884.000 41.688.400.000 38,61

Tan Chong Credit Pte Ltd 491.472.000 49.147.200.000 48,00 384.816.000 38.481.600.000 35,64

Masyarakat - - - 278.000.000 27.800.000.000 25,75

Total Modal Ditempatkan

dan Disetor Penuh 1.023.900.000 102.390.000.000 100,00 1.079.700.000 107.970.000.000 100,00

Saham Dalam Portepel 2.976.100.000 297.610.000.000 2.920.300.000 292.030.000.000

Tidak ada saham-saham yang diperoleh pemiliknya dengan harga dan atau nilai konversi dan atau harga pelaksanaan di bawah harga Penawaran Umum dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sebelum Pernyataan Pendaftaran disampaikan ke Bapepam dan LK.

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam No. IX.A.6 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-06/PM/2001 tanggal 8 Maret 2001, setiap pihak yang memperoleh saham dari Emiten dengan harga dan atau nilai konversi dan atau harga pelaksanaan di bawah harga Penawaran Umum perdana saham dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sebelum penyampaian Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam, dilarang untuk mengalihkan sebagian atau seluruh kepemilikan atas saham dan atau Efek Bersifat Ekuitas lain Emiten tersebut sampai dengan 8 (delapan) bulan setelah Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif. Larangan dimaksud tidak berlaku bagi kepemilikan atas saham dan atau Efek Bersifat Ekuitas lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, atau Badan Penyehatan Perbankan Nasional.


(18)

2. PENCATATAN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

Bersamaan dengan pencatatan sebanyak 278.000.000 (dua ratus tujuh puluh delapan juta) Saham Biasa Atas Nama atau sebesar 25,75% (dua puluh lima koma tujuh puluh lima persen) dari Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh dalam Penawaran Umum, maka Perseroan atas nama pemegang saham lama akan mencatatkan pula sejumlah 801.700.000 (delapan ratus satu juta tujuh ratus ribu) saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan, yang terdiri dari 416.884.000 (empat ratus enam belas juta delapan ratus delapan puluh empat ribu) saham PT Dwi Satrya Utama dan 384.816.000 (tiga ratus delapan puluh empat juta delapan ratus enam belas ribu) saham Tan Chong Credit Pte Ltd.

Dengan demikian jumlah saham yang akan dicatatkan oleh Perseroan di Bursa Efek Indonesia seluruhnya adalah sebanyak 1.079.700.000 (satu miliar tujuh puluh sembilan juta tujuh ratus ribu) lembar saham atau sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh sesudah Penawaran Umum ini.

Perseroan tidak berencana untuk menerbitkan, mengeluarkan, dan/atau mencatatkan saham lain dan atau efek lain yang dapat dikonversikan menjadi saham dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah Pernyataan Pendaftaran dinyatakan efektif oleh Bapepam-LK.


(19)

Dana hasil Penawaran Umum Saham yang berasal dari portepel Perseroan yang berjumlah Rp 11.160.000.000,- (sebelas miliar seratus enam puluh juta Rupiah) setelah dikurangi biaya-biaya terkait dengan emisi efek akan digunakan seluruhnya untuk penambahan modal kerja Perseroan dalam melakukan pembiayaan Sewa Guna Usaha (Leasing).

Penggunaan dana hasil Penawaran Umum akan mengikuti ketentuan yang berlaku. Perseroan akan melaporkan dan mempertanggungjawabkan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan.

Perseroan akan mempertanggungjawabkan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum ini secara periodik kepada para Pemegang Saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan dan melaporakan kepada Bapepam-LK sesuai dengan Peraturan Nomor X.K.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-27/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum.

Apabila dikemudian hari Perseroan bermaksud mengubah rencana penggunaan dana hasil dari Penawaran Umum, maka Perseroan akan terlebih dahulu melaporkan rencana tersebut ke Bapepam dan LK dengan mengemukakan alasan beserta pertimbangannya, dan perubahan penggunaan dana tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari para pemegang saham.

Sesuai dengan Surat Edaran yang diterbitkan oleh Bapepam-LK Nomor SE-05/BL/2006 tanggal 29 September 2006 tentang Keterbukaan Informasi Mengenai Biaya Yang Dikeluarkan Dalam Rangka Penawaran Umum, maka total biaya yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah sekitar 1,88% (satu koma delapan puluh delapan persen) atau sebesar Rp 233.244.0001.046.000.000,- (duaratus tiga puluh tiga juta dua ratus empat puluh empat ribu Rupiahsatu miliar empat puluh enam juta) dari dana yang diperoleh dari penawaran Saham Perdana yang meliputi:

Biaya jasa penyelenggaraan (

1. management fee) sekitar 0,55%, jasa penjaminan (underwriting fee) sekitar 0,175% dan jasa penjualan (selling fee) sekitar 0,175%.

Biaya jasa lembaga dan profesi penunjang, yang terdiri dari : 2.

Biaya jasa Akuntan Publik sekitar 0,36% dari penawaran Saham Perdana

Biaya jasa Konsultan Hukum sekitar 0,22% dari penawaran Saham Perdana

Biaya jasa Notaris sekitar 0,11% dari penawaran Saham Perdana

Biaya jasa Biro Administrasi Efek sekitar 0,03%

Biaya pencatatan di BEI, biaya pendaftaran efek di KSEI, biaya penyelenggaraan

3. Public Expose,

Due Diligence meeting dan Roadshow, biaya percetakan Prospektus dan Sertiikat, biaya iklan Koran Prospektus Ringkas, biaya kunjungan lokasi dan biaya-biaya yang berhubungan dengan hal-hal tersebut serta biaya lain-lain sekitar 0,27% dari penawaran Saham Perdana

Biaya-biaya terkait dengan emisi efek menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari pemegang saham yang melakukan Penawaran Umum. Dengan demikian biaya penawaran umum sebesar Rp 233.244.0001.046.000.000,- atau 2,091,88% ditanggung sebesar :

Rp 209.952.518,- atau 0,38% ditanggung oleh Perseroan 1.

Rp 46.816.601434,- atau 0,42% ditanggung oleh Perseroan 2.

Rp 96.942.247.744.691,- atau 0,870,78% ditanggung oleh PT Dwi Satrya Utama 3.

Rp 89.485.151401.302.791,- atau 0,800,72% ditanggung oleh PT Tan Chong CKredit Pte .Ltd.s 4.

II. RENCANA PENGGUNAAN DANA HASIL

PENAWARAN UMUM


(20)

Sesuai dengan laporan keuangan Perseroan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Mulyamin Sensi Suryanto untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) , Perseroan mempunyai kewajiban yang seluruhnya berjumlah Rp 575.672 juta (lima ratus tujuh puluh lima ribu enam ratus tujuh puluh dua juta Rupiah).

Uraian Jumlah

(dalam juta Rupiah)

Pinjaman yang Diterima 556.677

Hutang Pajak 2.450

Biaya yang Masih Harus Dibayar 3.530

Uang Muka Pelanggan 4.794

Cadangan Imbalan Pasti Pasca Kerja 3.567

Kewajiban Lain-lain 4.654

Jumlah Kewajiban 575.672

Perseroan telah melakukan tindakan-tindakan baik berupa pemberitahuan dan atau permohonan kepada krediturnya dan atau pihak yang melakukan kerja sama dengan Perseroan untuk mencabut pembatasan-pembatasan (negative covenant) yang termuat dalam perjanjian kredit dan perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani oleh Perseroan dengan pihak kreditur dan pihak yang melakukan kerja sama dengan Perseroan. Hingga saat ini, tidak terdapat lagi pembatasan-pembatasan (negative covenants) yang termuat dalam perjanjian kredit yang telah ditandatangani oleh Perseroan dengan para krediturnya. Perseroan tidak akan membuat perjanjian-perjanjian dan/atau kerjasama-kerjasama dengan pihak-pihak lain yang memuat ketentuan-ketentuan yang sekiranya dapat membatasi dan merugikan kepentingan serta hak dari para pemegang saham Perseroan.

Perincian lebih lanjut mengenai kewajiban tersebut adalah sebagai berikut:

Pinjaman yang Diterima

Pada tanggal 31 Desember 2010, pinjaman yang diterima tercatat sebesar Rp 556.677 juta (lima ratus lima puluh enam ribu enam ratus tujuh puluh tujuh juta Rupiah), dengan perincian sebagai berikut:

Uraian (dalam juta Rupiah)Jumlah

Rupiah

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (a) 185.725

PT Bank Internasional Indonesia Tbk (b) 67.540

PT Bank CIMB Niaga Tbk – Kantor Cabang Syariah (CIMB Niaga Syariah) (c) 37.142

PT Bank OCBC Indonesia (d) 59.588

PT Bank Central Asia Tbk (e) 65.524

PT Bank Sinarmas (f) 27.161

PT Bank Jabar Banten Syariah (g) 77.133

PT Bank Syariah Mandiri (h) 12.246

Dolar Amerika Serikat

PT Bank Sinarmas (f) 20.122

PT Bank OCBC Indonesia (d) 4.496

Jumlah 556.677

PERNYATAAN HUTANG

III.


(21)

a. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Pada tanggal 21 September 2007, Perseroan mengadakan Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Bersama dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Mandiri), dengan jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp 25.000 juta (revolving), selain itu Perseroan juga memperoleh Kredit Modal Kerja dengan jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp 50.000 juta (revolving).

Pada tanggal 16 Desember 2008, Perseroan memperoleh tambahan fasilitas Kredit Modal Kerja sebesar Rp 50.000 juta dengan jangka waktu penarikan sampai dengan 20 September 2009.

Pada tanggal 12 November 2009, Perseroan kembali memperoleh penambahan fasilitas Kredit Modal Kerja sebesar Rp 100.000 juta (non revolving) dengan jangka waktu penarikan selama 18 bulan sampai dengan 12 Mei 2011.

Pada tanggal 11 Juni 2010, Perseroan kembali memperoleh penambahan fasilitas Kredit Modal Kerja sebesar Rp 90.000 juta (non revolving) dengan jangka waktu penarikan selama 54 bulan sampai dengan 11 Desember 2014.

Fasilitas pembiayaan bersama dijamin dengan kendaraan yang dibiayai oleh pinjaman ini, sedangkan untuk fasilitas Kredit Modal Kerja dijamin dengan piutang Perseroan yang dibiayai oleh pinjaman ini.

Pinjaman ini dijamin secara idusia atas seluruh obyek yang dibiayai.

Sehubungan dengan pinjaman yang diterima dari Mandiri, saldo kas di bank yang dibatasi pencairannya pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 masing-masing adalah sebesar Rp 750 juta, Rp 348 juta dan Rp 78 juta.

Pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008, saldo pinjaman yang diterima dari Mandiri masing-masing adalah sebesar Rp 186 juta, Rp 111 juta dan Rp 45 juta.

Saldo pokok pinjaman sebesar Rp 8.445.152 telah dilunasi pada bulan Januari 2011. b. PT Bank Internasional Indonesia Tbk

Pada tanggal 8 April 2010, Perseroan mengadakan Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Bersama dengan PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII), dengan jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp 100.000 juta (non revolving) dengan jangka waktu penarikan sampai dengan 48 bulan sampai dengan 8 April 2014.

Pinjaman ini dijamin secara idusia atas seluruh obyek yang dibiayai.

Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo pinjaman yang diterima dari BII ádalah sebesar Rp 67.540 juta.

Pada tanggal 18 Oktober 2010, sesuai dengan Perjanjian Perubahan Struktur Fasilitas Kredit, jumlah fasilitas menjadi Rp 80.000 juta untuk Pinjaman Berjangka (PB) dan Rp 20.000 juta untuk Pinjaman Promes Berulang (PPB).

Saldo pokok pinjaman sebesar Rp 2.269 juta telah dilunasi pada bulan Januari 2011 c. PT Bank CIMB Niaga Tbk – Kantor Cabang Syariah

Pada tanggal 15 Agustus 2005, Perseroan memperoleh pinjaman melalui Perjanjian Kerjasama Fasilitas Pembiayaan Transaksi Khusus – Ijarah Muntahia Bittamlik Channeling dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk - Kantor Cabang Syariah (CIMB Niaga Syariah), dengan jumlah maksimum fasilitas sebesar Rp 15.000 juta. Pinjaman tersebut telah dilunasi di tahun 2008.

Pada tanggal 11 Mei 2006, Perseroan memperoleh tambahan fasilitas pinjaman sebesar Rp 35.000

juta, dimana sebesar Rp 20.000 juta dapat langsung digunakan. Pinjaman ini dijamin secara idusia atas


(22)

Pada tanggal 26 Oktober 2007, Perseroan memperoleh pinjaman melalui Perjanjian Kerjasama tentang Pemberian Pembiayaan Sewa Ijarah Muntahia Bittamlik dalam bentuk Penerusan (Channeling), dengan jumlah maksimum fasilitas pinjaman sebesar Rp 35.000 juta yang jatuh tempo pada tanggal 26 Oktober

2008. Pinjaman ini dijamin secara idusia atas seluruh obyek yang dibiayai.

Pada tanggal 12 Juni 2009, Perseroan kembali memperoleh pinjaman melalui Perjanjian Kerjasama Fasilitas Pembiayaan Transaksi Khusus – Ijarah Muntahia Bittamlik Channeling 4 sebesar Rp 50.000 juta dengan jangka waktu penarikan sampai dengan tanggal 12 Juni 2010 dan dapat diperpanjang kembali.

Pinjaman ini dijamin secara idusia atas seluruh obyek yang dibiayai.

Pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008, saldo kas di bank dan deposito berjangka yang dibatasi pencairannya sehubungan dengan pinjaman ini masing-masing adalah sebesar Rp 24 juta, Rp 936.823 ribu dan Rp 814 juta.

Pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008, saldo pinjaman yang diterima dari CIMB Niaga Syariah adalah masing-masing sebesar Rp 37.142 juta, Rp 51.687 juta dan Rp 36.104 juta.

Saldo pokok pinjaman sebesar Rp 3.652 juta telah dilunasi pada bulan Januari 2011. d. PT Bank OCBC Indonesia

Pada tanggal 28 Oktober 2005, Perseroan memperoleh pinjaman dari PT Bank OCBC Indonesia (OCBC) dalam mata uang Rupiah dengan jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp 12.000 juta dengan batas waktu penarikan sampai dengan tanggal 30 November 2006.

Berdasarkan perubahan perjanjian pinjaman pada tanggal 30 November 2006, jumlah fasilitas maksimum menjadi sebesar Rp 20.000 juta dan batas waktu penarikan diperpanjang sampai dengan tanggal 30 November 2007.

Pada tanggal 23 Januari 2009 dalam perubahan perjanjian pinjaman, jumlah fasilitas menjadi Rp 20.000

juta untuk Speciic Advance Facility 1 (SAF 1), US$ 1.000.000 untuk Speciic Advance Facility 2 (SAF 2) dan US$ 1.000.000 untuk fasilitas nilai tukar mata uang asing (FX), 30 November 2010 dimana fasilitas pinjaman tersebut menjadi Rp 80.000 juta untuk Speciic Advance Facility 1 (SAF 1), US$ 1.000.000 untuk Speciic Advance Facility 2 (SAF 2) dan US$ 1.000.000 untuk fasilitas nilai tukar mata uang asing (FX)

dan telah diperpanjang sampai dengan tanggal 30 November 2011. Fasilitas ini dijamin dengan piutang Perseroan yang dibiayai oleh pinjaman ini.

Pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008, saldo pinjaman yang diterima dari OCBC

masing-masing adalah sebesar Rp 64.496 juta (Rp 59.588 juta dan US$ 500.000), Rp 29.400 juta (Rp 20.000 juta dan US$ 1.000.000) dan Rp 20.000 juta.

e. PT Bank Central Asia Tbk

Pada tanggal 4 Oktober 2005, Perseroan memperoleh pinjaman angsuran dalam mata uang Rupiah dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dengan jumlah maksimum fasilitas sebesar Rp 20.000 juta.

Pada tanggal 25 April 2007, Perseroan memperoleh tambahan fasilitas pinjaman angsuran dari BCA dengan jumlah maksimum fasilitas sebesar Rp 25.000 juta. Kedua fasilitas pinjaman jatuh tempo tiga puluh enam (36) bulan sejak tanggal penarikan.

Pada tanggal 20 Juni 2008, Perseroan memperoleh tambahan fasilitas pinjaman angsuran sebesar Rp 30.000 juta dengan jatuh tempo tiga puluh enam (36) bulan sejak tanggal penarikan.

Pada tanggal 26 Maret 2010, Perseroan memperoleh tambahan fasilitas pinjaman angsuran sebesar Rp 30.000 juta dengan jatuh tempo tiga puluh enam (36) bulan sejak tanggal penarikan. Pinjaman ini dijamin dengan piutang pembiayaan, deposito yang dibatasi pencairannya serta agunan yang diambil alih. Saldo agunan yang diambil alih yang dijaminkan adalah sebesar Rp 2.682 juta masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008.


(23)

Pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008, saldo piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan masing-masing sebesar Rp 6.193 juta, Rp 26.952 juta dan Rp 50.598 juta, dan saldo kas di bank dan deposito yang dibatasi pencairannya masing-masing sebesar Rp 5.186 juta, Rp 4.268 juta dan Rp 4.851 juta.

Pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 saldo pinjaman yang diterima dari BCA masing-masing adalah sebesar Rp 65.524 juta, Rp 21.262 juta dan Rp 40.355 juta dan akan jatuh tempo antara tanggal 26 Juni 2011 sampai dengan tanggal 26 Maret 2013.

Pada tanggal 1 September 2010, Perseroan memperoleh tambahan fasilitas pinjaman angsuran sebesar Rp 50.000 juta dengan jangka waktu tiga puluh enam (36) bulan. Saldo pokok pinjaman sebesar Rp 2.764 juta telah dilunasi pada bulan Januari 2011.

f. PT Bank Sinarmas

Pada tanggal 18 Januari 2007, Perseroan memperoleh fasilitas Demand Loan dari PT Bank Sinarmas

(Sinarmas) dalam mata uang Dolar Amerika Serikat, dengan jumlah maksimum fasilitas sebesar US$

1.000.000 (TL I).

Pada tanggal 31 Mei 2007, jumlah maksimum fasilitas Demand Loan diturunkan menjadi US$ 400.000. Namun Perseroan mendapatkan fasilitas Term Loan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat, dengan

jumlah maksimum fasilitas sebesar US$ 3.200.000 (TL I).

Kemudian pada tanggal 2 Oktober 2007, Perseroan memperoleh tambahan fasilitas Demand Loan sebesar

US$ 600.000 sehingga jumlah maksimum fasilitas kredit Perseroan menjadi sebesar US$ 1.000.000 untuk

fasilitas Demand Loan (DL I).

Pada tanggal 11 Maret 2008, Perseroan memperoleh tambahan fasilitas Demand Loan (DL II) sebesar

US$ 1.300.000.

Pada tanggal 18 Mei 2009, Perseroan mendapat tambahan fasilitas pinjaman yang termasuk Demand Loan (DL III) sebesar US$ 3.000.000, Term Loan (TL II) sebesar Rp 20.000 juta dan Pinjaman Rekening

Koran (PRK) sebesar Rp 5.000 juta. Selanjutnya, TL I turun menjadi US$ 2.600.000, sehingga jumlah fasilitas pinjaman sebesar US$ 7.900.000 dan Rp 25.000 juta.

Pada tanggal 12 Februari 2010, Perseroan mendapat tambahan fasilitas pinjaman yang termasuk Demand Loan (DL IV) sebesar US$ 700.000 dan Demand Loan (DL V) sebesar Rp 27.000 juta. Perseroan telah

melunasi fasilitas pinjaman TL I sebesar US$ 2.600.000 pada tanggal 21 April 2010, sehingga jumlah fasilitas pinjaman sebesar US$ 6.000.000 dan Rp 52.000 juta.

Saldo pinjaman yang diterima dari Sinarmas adalah:

2010 2009 2008

Fasilitas DL US$ 2.238.076

(ekuivalen Rp 20.123 juta)

US$ 2.129.246

(ekuivalen Rp 20.015 juta)

US$ 1.391.520

(ekuivalen Rp 15.237 juta)

Rp 13.978 juta -

-Fasilitas TL Rp 13.184 juta Rp 19.094 juta US$ 1.561.848

(ekuivalen Rp 17.102 juta)


(24)

-Pinjaman dalam bentuk Demand Loan dan -Pinjaman Rekening Koran akan jatuh tempo pada tanggal 18 Januari 2011 sedangkan pinjaman dalam bentuk Term Loan akan jatuh tempo dalam waktu 3 tahun sejak tanggal pencairan.

Pada tanggal 21 April 2010, Perseroan telah melunasi pinjaman DL sebesar US$ 411.520 (ekuivalen Rp

3.704 juta) dan memperoleh pencairan pinjaman DL dan TL masing-masing sebesar Rp 14.000 juta dan

US$ 915.831 (ekuivalen Rp 8.424 juta).

Pada berbagai tanggal antara 28 September 2010 sampai dengan 30 Desember 2010, Perseroan telah

melunasi pinjaman DL sebesar US$ 393.800,94 (ekuivalen Rp 3.529 juta). Saldo pokok pinjaman sebesar

Rp 533 juta telah dilunasi pada bulan Januari 2011. g. PT Bank Jabar Banten Syariah

Pada tanggal 25 Mei 2010, Perseroan memperoleh pinjaman melalui Perjanjian Kerjasama tentang Pemberian Pembiayaan Sewa Ijarah Muntahia Bittamlik dalam Bentuk Penerusan (Channeling) dengan PT Bank Jabar Banten Syariah (Jabar), dengan jumlah maksimum fasilitas pinjaman sebesar Rp 100.000 juta yang jatuh tempo pada tanggal 25 Mei 2011.

Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo kas dibank dan deposito berjangka yang dibatasi pencairannya sehubungan dengan pinjaman ini adalah sebesar Rp 712 juta.

Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo pinjaman yang diterima dari Jabar adalah sebesar Rp 77.133 juta. Saldo pokok pinjaman sebesar Rp 2.389 juta telah dilunasi pada bulan Januari 2011.

h. PT Bank Syariah Mandiri

Pada tanggal 27 September 2010, Perseroan mengadakan Perjanjian Kerjasama Fasilitas Pembiayaan Transaksi Khusus-Wakalah Wal IMBT (Ijarah Muntahia Bittamlik) Chanelling Revolving bersama dengan PT Bank Syariah Mandiri, dengan jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp. 50.000 juta dengan jangka waktu penarikan sampai dengan 48 bulan sampai dengan 27 September 2014. Fasilitas ini dijamin dengan barang yang dibiayai.

Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo pinjaman yang diterima dari Bank Syariah Mandiri adalah sebesar Rp 12.246 juta. Saldo pokok pinjaman sebesar Rp 348 juta telah dilunasi pada bulan Januari 2011.

Hutang Pajak

Pada tanggal 31 Desember 2010, hutang pajak tercatat sebesar Rp 2.450 juta yang terdiri dari :

Uraian (dalam juta Rupiah)Jumlah

Pajak Penghasilan Badan 1.767

Pajak Penghasilan Pasal 21 61

Pajak Penghasilan Pasal 23 19

Pajak Penghasilan Pasal 25 603

Jumlah 2.450

Biaya Yang Masih Harus Dibayar

Pada tanggal 31 Desember 2010, biaya yang masih harus dibayar tercatat sebesar Rp 3.530 juta yang terdiri dari bunga pinjaman yang diterima.

Uang Muka Pelanggan

Pada tanggal 31 Desember 2010, uang muka pelanggan tercatat sebesar Rp 4.794 juta yang merupakan uang yang diterima Perseroan atas titipan nasabah untuk pembayaran premi asuransi, uang muka fasilitas pembiayaan dan titipan notaris.


(25)

Cadangan Imbalan Pasca Kerja

Kewajiban imbalan pasca kerja dihitung oleh aktuaris independen, PT Padma Radya Aktuaria, tertanggal 28 Januari 2011 dengan saldo penyisihan imbalan pasca kerja pada tanggal 31 Desember 2010 tercatat sebesar Rp 3.567 juta.

Kewajiban Lain-lain

Saldo kewajiban lain-lain pada tanggal 31 Desember 2010 tercatat sebesar Rp 4.655 juta.

Perjanjian Penting Setelah Tanggal Neraca

Pada tanggal 17 Januari 2011, Perseroan menandatangani Perjanjian Kredit Modal Kerja (Musyawarah) a.

dengan PT Bank Internasional Indonesia (Divisi Syariah) sebesar Rp 50.000 juta (non revolving) dengan maksimum tenor pembiayaan selama 3 tahun sejak tanggal penarikan pinjaman dan masa penarikan pinjaman selama 12 bulan. Pinjaman tersebut dijamin dengan 110% piutang Perseroan.

Berdasarkan Akta No. 14 tanggal 27 Januari 2011 dari Hartojo, SH, Notaris di Jakarta, Perseroan b.

mendapatkan persetujuan perpanjangan, penambahan dan perubahan struktur fasilitas kredit dari PT Bank Sinarmas Tbk antara lain:

• Perubahan Demand Loan II, III dan IV dari jumlah maksimum sebesar US$ 5 juta menjadi fasilitas Term Loan II sebesar US$ 12,5 juta dengan maksimum tenor permbiayaan selama 3 tahun sejak

tanggal pencairan kredit.

• Perubahan Demand Loan V dari jumlah maksimum sebesar Rp 27.000 juta menjadi Rp 30.000 juta dan akan jatuh tempo pada tanggal 18 Januari 2012.

• Perubahan jangka waktu fasilitas Demand Loan I dan Pinjaman Rekening Koran dari tanggal 18 Januari 2011 menjadi tanggal 18 Januari 2012. Sedangkan fasilitas Term Loan I akan jatuh tempo pada tanggal 26 Oktober 2012.

Pinjaman tersebut dijamin dengan 110% piutang Perseroan yang dibiayai dengan pinjaman ini.

Pada tanggal 16 Februari 2011, Perseroan menandatangani Perjanjian Kredit Modal Kerja dengan c.

PT Bank Mandiri Tbk sebesar Rp 100.000 juta dengan maksimum tenor pembiayaan 3 tahun sejak tanggal penarikan pinjaman dan masa penarikan pinjaman selama 12 bulan. Pinjaman tersebut dijamin dengan 105% piutang Perseroan.

Berdasarkan Akta No. 41 tanggal 10 Maret 2011 dari Siti Rohmah Caryana, SH, Notaris di Jakarta, d.

Perseroan memperoleh tambahan fasilitas pinjaman berjangka (PB) dari PT Bank Internasional Indonesia sebesar Rp 100.000 juta. Dengan demikian fasilitas kredit Perseroan meliputi PB I sebesar Rp 80.000 juta, PB II sebesar Rp 100.000 juta dan Pinjaman Promes Berulang (PPB) sebesar Rp 20.000 juta. Jangka waktu fasilitas PB I adalah 15 April 2010 sampai dengan 15 April 2014, fasilitas PB II adalah 10 Maret 2011 sampai dengan 10 Maret 2015 dan fasilitas PPB adalah 18 November 2010 sampai dengan 18 November 2011. Fasilitas ini dijamin dengan 110% piutang Perseroan.

Berdasarkan perjanjian penerbitan Medium Term Notes yang didokumentasikan dalam Akta No. 19 tanggal e.

11 Maret 2011 dari Vita Cahyojati, SH, M.Hum, Notaris di Jakarta, Perseroan menerbitkan Medium Term Notes (MTN) I dengan cara penempatan secara terbatas (private placement) sebesar Rp 100 miliar yang dibagi menjadi Seri A sebesar Rp 20 miliar dengan suku bunga sebesar 11% per tahun dan jangka waktu 370 hari dan Seri B sebesar Rp 80 miliar dengan suku bunga yang akan ditentukan kemudian dan jangka waktu 370 hari. PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas ditunjuk oleh Perseroan sebagai agen dan penata usaha dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai agen pembayaran.

Berdasarkan Addendum I perjanjian penerbitan Medium Term Notes yang didokumentasikan dalam Akta f.

No. 28 tanggal 24 Maret 2011 dari Vita Cahyojati, SH, M.Hum, Notaris di Jakarta, terdapat perubahan untuk Medium Term Notes (MTN) I Seri B dari sebesar Rp 80 miliar menjadi Rp 20 miliar dengan suku bunga sebesar 11% per tahun dan jangka waktu 370 hari, dan sisanya menjadi MTN Seri lainnya sebesar Rp 60 miliar berjangka waktu 370 hari dengan suku bunga yang akan ditentukan kemudian.

Perseroan telah melunasi seluruh kewajiban yang telah jatuh tempo. Tidak terdapat kewajiban yang telah jatuh tempo dan belum dilunasi

Manajemen dalam hal ini bertindak dan atas nama Perseroan serta sehubungan dengan tugas dan tanggung jawabnya dalam Perseroan dengan ini menyatakan kesanggupannya untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya yang telah diungkapkan dalam Laporan Keuangan Perseroan serta disajikan dalam Prospektus ini.


(26)

Umum

4.1.

Perseroan pada awalnya didirikan dengan nama “PT TIFA MUTUAL FINANCE CORPORATION” pada tahun 1989.

Maksud dan tujuan Perseroan adalah untuk menjalankan usaha dalam bidang Lembaga Pembiayaan dan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. Perseroan telah memiliki ijin-ijin yang diperlukan dalam menjalankan kegiatan usahanya yaitu berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 1085/KMK.013/1989 tanggal 26 September 1989 tentang Pemberian Izin Usaha Dalam Bidang Usaha Lembaga Pembiayaan. Perubahan terakhir atas ijin usaha Perseroan adalah berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor KEP-076/KM.6/2003 tanggal 24 Maret 2003 tentang izin untuk melakukan usaha dalam bidang sewa guna usaha, anjak piutang dan pembiayaan konsumen. Dan sesuai dengan surat dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor U-375/DSN-MUI/XI/2010 pada tanggal 1 Desember 2010 Perseroan mendapatkan rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional - MUI untuk secara resmi mengoperasikan sektor pembiayaan yang sesuai dengan syariah.

Adapun Perseroan memiliki visi dan misi sebagai berikut:

Visi Perseroan adalah : Menjadi yang terpilih dengan pelayanan prima di industri pembiayaan Misi Perseroan adalah :

Menciptakan nilai kepada semua pihak terkait. 1.

Memberikan pelayanan yang prima kepada nasabah. 2.

Memberdayakan semua sumber daya untuk menjadi yang terbaik. 3.

Melakukan perbaikan berkesinambungan melalui profesionalisme. 4.

Nilai-nilai dan Budaya yang dianut Perseroan adalah I4C yaitu: Integrity

1. , memiliki integritas (kejujuran, menghindari benturan kepentingan) dalam menjalankan tugas/ pekerjaan.

Competence,

2. menghargai kemampuan dan prestasi setiap individu. Communication

3. , pentingnya memelihara komunikasi yang baik diantara individu-individu/bagian baik didalam organisasi Perseroan maupun dengan semua pihak berkepentingan dengan Perseroan. Collaboration

4. , dasar kerjasama yang baik merupakan cara mencapai prestasi terbaik. Continuous Improvement

5. , secara terus menerus melakukan perbaikan kearah yang lebih baik.

Perseroan mempunyai intensi untuk andil dalam pembangunan ekonomi sebagai bagian dari penggerak perekonomian Indonesia. Karena itu Perseroan memfokuskan pada pembiayaan usaha produktif karena akan mempunyai efek multiplier dalam perekonomian. Usaha produktif yang berkembang akan menciptakan lapangan kerja dan peningkatan GDP (Gross Domestic Product) perekonomian baik melalui peningkatan pendapatan usaha tersebut, pendapatan pihak-pihak berkepentingan dalam usaha tersebut yang pada akhirnya kepada masyarakat luas dan pemerintah melalui pendapatan pajak.

Perseroan memiliki nasabah yang tersebar diseluruh Indonesia dan akan meningkatkan jumlah jaringan dari jaringan yang dimiliki saat ini untuk dapat menjangkau lebih banyak lagi dunia usaha didaerah-daerah untuk lebih berperan dalam perekonomian daerah. Untuk mendukung perkembangan usaha yang lebih luas, Perseroan memiliki sistem data elektronik yang memungkinkan untuk pengembangan tersebut. Perseroan menyadari pentingnya kualitas Sumber Daya Manusia sebagai bagian terpenting dalam pengembangan usaha. Karena itu Perseroan secara berkesinambungan menanamkan nilai-nilai Peseroan dan melakukan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan setiap karyawan Perseroan sehingga setiap karyawan cakap dalam menjalankan tugasnya dengan penuh integritas dan selalu ingin menjadi yang terbaik dibidangnya.

Perbaikan secara terus menerus merupakan hal yang harus selalu dilakukan Perseroan dengan belajar dari pengalaman dan dengan mempelajari hal/bidang-bidang yang baru untuk pengembangan usaha Perseroan baik dalam hal teknologi, segmen pasar, obyek pembiayaan dan cara-cara operasi yang lebih baik. Dengan melakukan perbaikan berkesinambungan ini, Perseroan percaya akan mampu menghadapi perubahan situasi persaingan dan perubahan kondisi perekonomian yang dapat terjadi.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN

IV.


(27)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Usaha dan Keuangan Perseroan

Kondisi Perekonomian dan Kondisi Pasar 1.

Indonesia tidak terlepas dari pengaruh ketidakstabilan perekonomian global yang dapat berdampak negatif terhadap dunia bisnis. Perbankan dan penanggulangan krisis ekonomi global tergantung pada

keefektifan kebijakan iskal dan moneter yang terus menerus diupayakan oleh Pemerintah, suatu

tindakan yang berada di luar kendali Perseroan. Perseroan yakin dengan mengupayakan prinsip kehati-hatian (prudent, baik dalam hal pemberian kredit maupun manajemen gap antara suku bunga tetap-mengambang, sumber dana dan alokasi portofolio jangka pendek-panjang dan gap antara asset dan kewajiban mata uang asing), serta perencanaan keuangan yang memadai dan pengalaman manajemen dalam menghadapi risiko krisis ekonomi tahun 1998 yang lalu akan mampu untuk menghadapi risiko-risiko ini.

Perubahan Kondisi Likuiditas atau

2. Cash Flow serta Kondisi Tahun yang akan datang

Faktor dominan yang akan mempengaruhi likuiditas Perseroan adalah ketersediaan dana untuk menjalankan operasi Perseroan. Sumber dana ini adalah penerimaan dari pelanggan dan fasilitas pendanaan dari bank yang terdiri dari fasilitas penerusan pinjaman, pembiayaan bersama dan pinjaman bank dari bank pemerintah dan bank swasta nasional.

Perseroan telah mendapatkan plafond fasilitas bank yang mencukupi untuk kebutuhan pembiayaan, dimana seluruh fasilitas ini mempunyai suku bunga tetap dan suku bunga mengambang, baik dalam mata uang Rupiah maupun Dolar Amerika Serikat dan jangka waktu fasilitas yang umumnya disamakan dengan jangka waktu pembiayaan kepada nasabah.

selain itu juga, Perseroan menerapkan kebijakan manajemen piutang yang ketat melalui kontrol jatuh tempo angsuran dan proses seleksi terhadap pelanggan baru.

Perilaku Pelanggan 3.

Pelanggan merupakan fokus penting dalam bisnis pembiayaan, karena itu Perseroan melakukan program maintenance pelanggan melalui temu muka secara berkala untuk mengetahui perkembangan bisnis dan perilaku pelanggan sehingga antisipasi terhadap peningkatan ataupun penurunan fasilitas pembiayaan diperoleh dengan lebih akurat. Disamping itu, Perseroan membina hubungan “win-win” dalam setiap keputusan bisnis dengan pelanggan.

Metode Penjualan 4.

Pada umumnya dalam bisnis pembiayaan, Supplier memegang peranan yang penting dalam mata rantai transaksi pembiayaan, sehingga Perseroan menjaga dan terus meningkatkan hubungan baik dengan Supplier dengan cara antara lain kunjungan yang intensif ke kantor pusat dan kantor-kantor cabang Supplier dengan program pemasaran yang memadai. Perseroan juga mengutamakan kecepatan persetujuan pembiayaan tanpa mengurangi kualitas kredit yang dibiayai. Hal ini merupakan faktor penting dalam mendapatkan pelanggan dari Supplier.

Perubahan yang Terjadi pada Kompetitor 5.

Sejalan dengan berkembangnya industri pembiayaan di Indonesia, banyak bermunculan kompetitor baru baik merupakan anak Perseroan bank maupun Perseroan dengan modal sendiri. Kompetitor-kompetitor baru ini menawarkan program dan paket yang terlihat sangat menarik. Perseroan tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian dan manajemen resiko yang ketat, karena Perseroan yakin dengan prinsip ini akan memberikan kemampuan daya tahan yang tinggi.


(1)

Catatan atas Laporan Keuangan

31 Desember 2010, 2009 dan 2008 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010, 2009 dan 2008

34. Informasi Segmen (Lanjutan) b. Segmen Usaha

2010 Pembiayaan

Sewa Pembiayaan Konsumen Anjak Piutang Sewa Operasi Jumlah Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000 Pendapatan usaha 89.866.058 12.733.298 1.317.193 2.852.612 106.769.161 Pendapatan yang tidak

dialokasikan 703.708

Jumlah pendapatan 107.472.869

Penyisihan Piutang

ragu-ragu - bersih (750.000) (150.000) - - (900.000)

Beban yang tidak

dialokasikan (70.653.169)

Beban pajak (7.690.892)

Laba bersih 28.228.808

Aset segmen 658.073.608 50.322.159 7.175.273 3.875.472 719.446.512

Aset yang tidak dialokasikan 20.999.793

Jumlah aset segmen* 740.446.305

Kewajiban segmen* 573.222.811

2009 Pembiayaan

Sewa Pembiayaan Konsumen Anjak Piutang Sewa Operasi Jumlah Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000 Pendapatan usaha 50.283.816 9.999.214 741.466 2.831.424 63.855.920 Pendapatan yang tidak

dialokasikan 946.798

Jumlah pendapatan 64.802.718

Penyisihan piutang

ragu-ragu - bersih (1.200.000) (600.000) - - (1.800.000) Beban yang tidak

dialokasikan (38.518.747)

Beban pajak (6.382.762)

Laba bersih 18.101.209

Aset segmen 334.846.806 48.351.762 6.468.939 5.364.698 395.032.205

Aset yang tidak dialokasikan 19.360.523

Jumlah aset segmen* 414.392.728

Kewajiban segmen* 268.012.658

* Aset segmen tidak termasuk pajak dibayar dimuka dan aset pajak tangguhan, sedangkan kewajiban segmen tidak termasuk hutang pajak.


(2)

34. Informasi Segmen (Lanjutan) b. Segmen Usaha (Lanjutan)

2008 Pembiayaan

Sewa Pembiayaan Konsumen Anjak Piutang Sewa Operasi Jumlah Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000 Pendapatan usaha 40.600.598 12.169.266 652.684 1.354.131 54.776.679 Pendapatan yang tidak

dialokasikan 2.859.331

Jumlah pendapatan 57.636.010

Penyisihan piutang

ragu-ragu - bersih (6.032.627) (600.000) - - (6.632.627) Beban yang tidak

dialokasikan (32.812.393)

Beban pajak (6.293.839)

Laba bersih 11.897.151

Aset segmen 239.710.704 41.806.157 3.483.796 4.918.642 289.919.299

Aset yang tidak dialokasikan 35.276.875

Jumlah aset segmen* 325.196.174

Kewajiban segmen* 192.998.148

* Aset segmen tidak termasuk pajak dibayar dimuka dan aset pajak tangguhan, sedangkan kewajiban segmen tidak termasuk hutang pajak.

35. Reklasifikasi Akun

Beberapa akun dalam laporan laba rugi tahun 2009 dan 2008 telah direklasifikasi agar sesuai dengan hasil penelaahan Bapepam dan LK, sebagai berikut:

Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Reklasifikasi Reklasifikasi Reklasifikasi Reklasifikasi

Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000 Beban Gaji dan Tunjangan 6.931.919 6.471.347 8.051.361 7.530.681 Beban Umum dan Administrasi 5.863.430 6.323.912 3.714.234 4.234.914

2008 2009

36. Peristiwa Penting Setelah Tanggal Neraca

a. Pada tanggal 17 Januari 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Modal Kerja (Musyawarah) dengan PT Bank Internasional Indonesia (Divisi Syariah) sebesar Rp 50.000.000 ribu (non revolving) dengan maksimum tenor pembiayaan selama 3 tahun sejak tanggal penarikan pinjaman dan masa penarikan pinjaman selama 12 bulan. Pinjaman tersebut dijamin dengan 110% piutang perusahaan.


(3)

Catatan atas Laporan Keuangan

31 Desember 2010, 2009 dan 2008 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010, 2009 dan 2008

36. Peristiwa Penting Setelah Tanggal Neraca (Lanjutan)

b. Berdasarkan Akta No. 14 tanggal 27 Januari 2011 dari Hartojo, S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan mendapatkan persetujuan perpanjangan, penambahan dan perubahan struktur fasilitas kredit dari PT Bank Sinarmas Tbk antara lain :

- Perubahan Demand Loan II, III dan IV dari jumlah maksimum sebesar US$ 5.000 ribu menjadi fasilitas Term Loan II sebesar US$ 12.500 ribu dengan maksimum tenor pembiayaan selama 3 tahun sejak tanggal pencairan kredit.

- Perubahan Demand Loan V dari jumlah maksimum sebesar Rp 27.000.000 ribu menjadi Rp 30.000.000 ribu dan akan jatuh tempo pada tanggal 18 Januari 2012.

- Perubahan jangka waktu fasilitas Demand Loan I dan Pinjaman Rekening Koran dari tanggal 18 Januari 2011 menjadi tanggal 18 Januari 2012. Sedangkan fasilitas Term Loan I akan jatuh tempo pada tanggal 26 Oktober 2012.

Pinjaman tersebut dijamin dengan 110% piutang perusahaan yang dibiayai dengan pinjaman ini. c. Pada tanggal 16 Februari 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Modal Kerja

dengan PT Bank Mandiri Tbk sebesar Rp 100.000.000 ribu dengan maksimum tenor pembiayaan 3 tahun sejak tanggal penarikan pinjaman dan masa penarikan pinjaman selama 12 bulan. Pinjaman tersebut dijamin dengan 105% piutang Perusahaan.

d. Pada tanggal 17 Februari 2011, Perusahaan secara resmi mengoperasikan unit Usaha Syariah. Perusahaan telah memperoleh rekomendasi dan Dewan Syariah Nasional pada tanggal 1 Desember 2010 dan melaporkan keberadaan unit Syariah kepada Departemen Keuangan pada tanggal 8 Desember 2010.

e. Berdasarkan Akta No. 41 tanggal 10 Maret 2011 dari Siti Rohmah Caryana, S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas pinjaman berjangka (PB) dari PT Bank Internasional Indonesia sebesar Rp 100.000.000 ribu. Dengan demikian fasilitas kredit Perusahaan meliputi PB I sebesar Rp 80.000.000 ribu, PB II sebesar Rp 100.000.000 ribu dan Pinjaman Promes Berulang (PPB) sebesar Rp 20.000.000 ribu. Jangka waktu fasilitas PB I adalah 15 April 2010 sampai dengan 15 April 2014, fasilitas PB II adalah 10 Maret 2011 sampai dengan 10 Maret 2015 dan fasilitas PPB adalah 18 November 2010 sampai dengan 18 November 2011. Fasilitas ini dijamin dengan 110% piutang Perusahaan.

f. Berdasarkan perjanjian penerbitan Medium Term Notes yang didokumentasikan dalam Akta No. 19 tanggal 11 Maret 2011 dari Vita Cahyojati, S.H., M.Hum., notaris di Jakarta, Perusahaan menerbitkan Medium Term Notes (MTN) I dengan cara penempatan secara terbatas (private placement) sebesar Rp 100 miliar yang dibagi menjadi Seri A sebesar Rp 20 miliar dengan suku bunga sebesar 11% per tahun dan jangka waktu 370 hari dan Seri B sebesar Rp 80 miliar dengan suku bunga yang akan ditentukan kemudian dan jangka waktu 370 hari. PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas ditunjuk oleh Perusahaan sebagai agen dan penata usaha dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai agen pembayaran.

g. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS) pada tanggal 16 Maret 2011, pemegang saham menyetujui pembagian dividen untuk tahun 2010 sebesar Rp 10.000.000 ribu dan pembagian tersebut telah dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2011. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan, pendokumentasian RUPS tersebut kedalam akta masih dalam proses.

h. Berdasarkan Addendum I perjanjian penerbitan Medium Term Notes yang didokumentasikan dalam Akta No. 28 tangal 24 Maret 2011 dari Vita Cahyojati, S.H., M.Hum., notaris di Jakarta,


(4)

36. Peristiwa Penting Setelah Tanggal Neraca (Lanjutan)

i. Berdasarkan akta No. 35 tanggal 15 April 2011 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, susunan pengurus Perusahaan adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris:

Presiden Komisaris : Lisjanto Tjiptobiantoro

Komisaris : Sng Chiew Huat

Teo Siok Ghee Janpie Siahaan Komisaris Independen : Sutadi Sukarya Tjipto Surjanto Direksi

Presiden Direktur : Suwinto Johan Direktur tidak terafiliasi : Tjahja Wibisono

Direktur : Ester Gunawan

Dewan Pengawas Syariah

Ketua : H. iggi H. Achsien

Anggota : Yulizar Jamaludin Sanrego

j. Sehubungan dengan rencana Penawaran Umum Perdana, Perusahaan telah mengadakan perjanjian-perjanjian sebagai berikut:

1. Perjanjian Pendaftaran Efek Bersifat Ekuitas di KSEI No. SP.0010/PE/KSEI/0411 tanggal 5 April 2011 antara Perusahaan dengan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia.

2. Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham antara Perusahaan dengan PT Ficomindo Buana Registrar yang telah didokumentasikan dalam Akta No. 61 tanggal 20 April 2011 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta.

3. Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Saham Perdana antara Perusahaan dengan PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas sebagai “Penjamin Pelaksana Emisi Efek” yang telah didokumentasikan dalam Akta No. 62 tanggal 20 April 2011 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta.

4. Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek di Bursa Efek Indonesia tanggal 21 April 2011 antara Perusahaan dengan PT Bursa Efek Indonesia.

k. Melalui Surat No. 122/DIR/HO/04/11 tertanggal 25 April 2011, Perusahaan mengajukan Pernyataan Pendaftaran dalam Rangka Penawaran Umum Perdana Saham kepada Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.

37. Penerbitan Standar Akuntansi Keuangan Baru

Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK). Standar-standar akuntansi keuangan tersebut akan berlaku efektif sebagai berikut:


(5)

Catatan atas Laporan Keuangan

31 Desember 2010, 2009 dan 2008 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010, 2009 dan 2008

37. Penerbitan Standar Akuntansi Keuangan Baru (Lanjutan) Periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011 PSAK

1. PSAK 1 (Revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan 2. PSAK 2 (Revisi 2009), Laporan Arus Kas

3. PSAK 3 (Revisi 2010), Laporan Keuangan Interim

4. PSAK 4 (Revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri 5. PSAK 5 (Revisi 2009), Segmen Operasi

6. PSAK 7 (Revisi 2010), Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi 7. PSAK 8 (Revisi 2010), Peristiwa Setelah Periode Pelaporan 8. PSAK 12 (Revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama 9. PSAK 15 (Revisi 2009), Investasi Pada Entitas Asosiasi

10. PSAK 19 (Revisi 2010), Aset Tidak Berwujud 11. PSAK 22 (Revisi 2010), Kombinasi Bisnis 12. PSAK 23 (Revisi 2010), Pendapatan

13. PSAK 25 (Revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan 14. PSAK 48 (Revisi 2009), Penurunan Nilai Aset

15. PSAK 57 (Revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi

16. PSAK 58 (Revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan

ISAK

1. ISAK 7 (Revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus

2. ISAK 9: Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas Serupa 3. ISAK 10: Program Loyalitas Pelanggan

4. ISAK 11: Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik

5. ISAK 12: Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer 6. ISAK 14 (2010), Biaya Situs Web

7. ISAK 17 (2010), Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai Periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012

PSAK

1. PSAK 10 (Revisi 2010), Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing

2. PSAK 18 (Revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya 3. PSAK 24 (Revisi 2010), Imbalan Kerja

4. PSAK 34 (Revisi 2010), Kontrak Konstruksi

5. PSAK 46 (Revisi 2010), Akuntansi Pajak Penghasilan 6. PSAK 50 (Revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian 7. PSAK 53 (Revisi 2010), Pembayaran Berbasis Saham 8. PSAK 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan

9. PSAK 61, Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah ISAK

1. ISAK 13 (2010), Lindung Nilai Investasi Neto Kegiatan Usaha Luar Negeri

2. ISAK 15, PSAK 24 – Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya


(6)

37. Penerbitan Standar Akuntansi Keuangan Baru (Lanjutan)

Perusahaan masih mengevaluasi dampak penerapan PSAK dan ISAK revisi di atas dan dampak terhadap laporan keuangan dari penerapan PSAK dan ISAK revisi tersebut belum dapat ditentukan.

38. Penerbitan Kembali Laporan Keuangan

Dalam rangka rencana Penawaran Umum Perdana Saham, Perusahaan telah menerbitkan kembali laporan keuangan untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 untuk disesuaikan dengan peraturan pasar modal yang berlaku.

Perubahan laporan keuangan yang diterbitkan kembali telah diungkapkan dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas serta Catatan 1b, 2b, 2c, 2d, 2g, 2j, 2k, 2l, 2n, 2o, 2q, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 15, 18, 19, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 30, 32, 35, 36 dan 38.