4
Memerintahkan Pencabutan Sita Apabila Gugatan Ditolak. d. Sita Jaminan.
1
Pengertian, Penerapan, Obyek Sita Jaminan, Dan Tata Cara Pelaksanaan Sita Jaminan.
2
Sita Jaminan Atas Barang Bergerak Dan Barang Tidak Bergerak.
3
Penyitaan Di Tangan Pihak Ketiga. e. Sita Harta Bersama.
Pengertian, Pengaturan, Lingkup Penerapan Sita Harta Bersama f. Kriteria Sita Harta Bersama, Berakhirnya Sita Harta Bersama, dan Ijin Menjual Atau
Mengagunkan Barang Sitaan
8. Verstek
a. Pengertian dan Syarat Acara Verstek. b. Penerapan Acara Verstek.
1 Penerapan Acara Verstek Tidak Imperatif. 2 Penerapan Acara Verstek Apabila Tergugat Lebih Dari Satu Orang.
3 Saat Putusan Verstek Dijatuhkan. c. Bentuk Putusan Verstek.
d. Upaya Hukum Terhadap Putusan Verstek. e. Proses Pemeriksaan Perlawanan.
f. Putusan Perlawanan. g. Verstek Atas Verstek Tidak Dapat Di Verzet.
h. Eksekusi Putusan Verstek.
9.
Eksepsi dan Bantahan Pokok Perkara a. Eksepsi
1
Pengertian dan Tujuan. 2 Cara Mengajukan Eksepsi.
3 Pengajuan Eksepsi Sekaligus. 4 Cara Penyelesaian Eksepsi.
5 Upaya Hukum Terhadap Putusan Eksepsi. 6 Jenis Eksepsi.
b. Bantahan Pokok Perkara. c. Perumusan Bantahan Yang Dibarengi Eksepsi.
10. Gugat Rekonvensi
a.
Pengertian dan Tujuan Gugat Rekonvensi b. Syarat Materiil Gugat Rekonvensi
c. Syarat Formil Gugat Rekonvensi d. Larangan Mengajukan Gugat Rekonvensi.
e. Sistem Pemeriksaan Konvensi dan Rekonvensi.
11. Pembuktan
a. Prinsip Umum Pembuktian. b. Beban Pembuktian.
c. Batas Minimal Pembuktian. d. Klasifikasi Kekuatan Pembuktian yang Melekat pada Setiap Alat Bukti Dikaitkan Dengan
Batas Miunimal Pembuktian e. Alat-Alat Bukti
12. Alat Bukt Tulisan.
Saksi.
a. Syarat Alat Bukti Keterangan Saksi. b. Testimonium de auditu.
c. Pengunduran Diri Pejabat Penyimpan Rahasia Jabatan Sebagai Saksi. 3
d. Tata Cara Pemeriksaan Saksi. e. Kuasa Cakap Menjadi Saksi.
Persangkaan.
a. Pengertian Persangkaan. b. Pengaturan Persangkaan.
c. Klasifikasi Alat Bukti Persangkaan. d. Persangkaan Undang-Undang.
e. Persangkaan Hakim dan Kualitas Persangkaan Hakim. f. Kualitas Persangkaan.
Pengakuan.
a. Pengertian dan Pengaturan. b. Yang Berwenang Memberi Pengakuan.
c. Pengakuan yang Memenuhi Syarat Formil dan Nilai Kekuatan Pembuktiannya. d. Pengakuan yang Tidak Dapat Ditarik Kembali.
e. Peristiwa yang Tidak Boleh Diakui. f. Pengakuan Di Luar Sidang Pengadilan.
g. Klasifikasi Pengakuan. h. Pengakuan Tidak Boleh Dipisah-Pisah.
Sumpah.
a. Pengertian. b. Syarat Formil Sumpah.
c. Sumpah Pemutus. d. Sumpah Tambahan.
e. Sumpah Penaksir.
13. Pemeriksaan Setempat Dan Pendapat Ahli.
a. Pemeriksaan Setempat
1
Pengertian dan Pengaturan. 2 Oleh Hakim Atau Atas Permintaan Para Pihak.
3 Perintah Dituangkan Dalam Putusan Sela. 4 Pelaksanaan Pemeriksaan Setempat.
5 Pendelegasian Pemeriksaan Sewtempat. 6 Biaya.
7 Nilai Kekuatan Pembuktian. b. Pendapat Ahli
1 Pengertian. 2 Pengangkatan Ahli.
3 Alasan Pemeriksaan Ahli. 4 Bentuk Dan Penyampaian Pendapat Ahli.
5 Yang Tidk Cakap Menjadi Ahli. 6 Nilai Kekuatan Pembuktian Pendapat Ahli.
14. Putusan
a. Arti Putusan. b. Asas Putusan.
1 Memuat Dasar Alasan Yang Jelas dan Rinci. 2 Wajib Mengadili Seluruh Bagian Gugatan.
3 Tidak Boleh Mengabulkan Melebihi Tuntutan. 4 Diucapkan Di Muka Umum.
c. Formulasi Putusan 1 Membuat Secara Ringkas dan Jelas Pokok Perkara, Jawaban, Pertimbangan dan
Amar Putusan. 2 Mencantumkan Biaya Perkara.
4
d. Mencari dan Menemukan Hukum. 1 Pengadilan Tidak Boleh Menolak Memeriksa dan Mengadili Perkara.
2 Prinsip Curia Novit Jus. 3 Mencari dan Menemukan Hukum Obyektif dari Sumber Hukum.
e. Otonomi Kebebasan Hakim Menjatuhkan Putusan. f. Putusan Ditinjau dari Berbagai Aspek.
1 Aspek Kehadiran Para Pihak. 2 Apek Sifatnya.
3 Aspek Saat Penjatuhan Putusan. g. Putusan Yang Dapat Dijalankan Lebih Dahulu.
1 Pengertian dan Landasan Hukum. 2 Syarat Putusan Yang Dapat Dijalankan Lebih Dahulu
3 Eksekusi Putusan Yang Dapat Dijalankan Lebih Dahulu. h. Pemulihan Kembali Eksekusi Terlebih Dahulu.
D. Alternatf Kegiatan Metode Pembelajaran