Uji Normalitas Uji Multikolinieritas Uji Heteroskedastisitas

Tabel 3.2 Defenisi Operasional Variabel Jenis Variabel Nama variabel Defenisi Variabel Skala Pengukuran Independent Debt to Asset Ratio Rasio total hutang terhadap total aktiva Rasio Debt to Equity Ratio Rasio total hutang terhadap total ekuitas Rasio Total Assets Turnover Ratio Rasio total aset terhadap penjualan Rasio Dependent Return on Equity Rasio laba terhadap total ekuitas Rasio

3.6. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan analisis statistik yang menggunakan software statistik spss versi 17.0. Metode dan teknik analisis dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

3.6.1. Pengujian Asumsi Klasik

Karena data yang digunakan adalah data sekunder, maka untuk menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang mendasari model regresi. Pernyimpangan asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Adapun masing-masing pengujian tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

3.6.1.1. Uji Normalitas

Menurut Erlina 2007:103, tujuan uji normalitas adalah ingin “mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Menurut Ghozali 2005:112, ada dua cara untuk mendeteksi “apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik”.

3.6.1.2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Jika terjadi korelasi, berarti terjadi masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dilihat dari nilai tolerance dan lawannya nilai Variance Inflation Factor VIF. Batasan yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya mutikolinieritas adalah nilai Tolerence 0,10 atau sama dengan VIF 10 Ghozali, 2005. Dan untuk matrik korelasi adanya indikasi multikolinearitas dapat dilihat jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0,90.

3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Imam Ghozali 2005:15, “uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain”. Konsekuensinya adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksir yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun besar. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat pada grafik scatter plot. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan karena kebanyakan data crosssection mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran. Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas juga dapat diketahui dengan melakukan uji gletser. “Jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2005:69.

3.6.1.4. Uji Autokorelasi