Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Operating Leverage

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : “Apakah Leverage Keuangan dan Perputaran Total Aktiva berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Tekstil dan Garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2008 – 2011?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : untuk mengetahui apakah Leverage Keuangan dan Perputaran Total Aktiva berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Tekstil dan Garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2008 - 2011.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan apabila suatu saat diminta pendapat atau masukan mengenai pengaruh leverage keuangan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan. 2. Bagi perusahaan, sebagai dasar pertimbangan, referensi, dan masukan bagi pihak perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. 3. Bagi peneliti lainnya, sebagai bahan masukan dan sumber informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya sehingga hasilnya dapat lebih baik dari penelitian terdahulu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Profitabilitas

2.1.1. Pengertian Profitabilitas

Profit dalam kegiatan operasional perusahaan merupakan elemen penting untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan pada masa yang akan datang. Keberhasilan perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan menciptakan laba yang berasal dari pembiayaan yang dilakukan, kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing di pasar survive, dan kemampuan perusahaan untuk dapat melakukan ekspansi usaha developt. Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam mencari keuntungan dari penggunaan modalnya. Menurut Martono dan Harjito 2001:18 menambahkan bahwa, “profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari modal yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut”. Dari pendapat tersebut disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menciptakan laba dengan menggunakan modal yang cukup tersedia. Kinerja manajerial dari setiap perusahaan akan dapat dikatakan baik apabila tingkat profitabilitas perusahaan yang dikelolanya tinggi ataupun dengan kata lain maksimal, dimana profitabilitas ini umumnya selalu diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh perusahaan dengan sejumlah perkiraan yang menjadi tolak ukur keberhasilan perusahaan. Adanya kemampuan memperoleh laba dengan menggunakan semua sumber daya perusahaan maka tujuan-tujuan perusahaan akan dapat tercapai. Penggunaan semua sumber daya tersebut akan memungkinkan perusahaan untuk memperoleh laba yang tinggi. Laba merupakan hasil dari pendapatan oleh penjualan yang dikurangi dengan beban.

2.1.2. Rasio Profitabilitas

Brigham dan Houston 2006:107 menyatakan bahwa “rasio profitabilitas akan menunjukkan efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil operasi”. Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Untuk dapat melangsungkan hidupnya, perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan. Apabila perusahaan berada dalam kondisi yang tidak menguntungkan, maka akan sulit bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman dari kreditor maupun investasi dari pihak luar. Harahap 2004:149 menyatakan bahwa “rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya”. Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menciptakan laba dengan menggunakan modal yang cukup tersedia. Rasio profitabilitas yang dipakai, adalah: Return on Equity ROE Rasio ini menunjukkan keberhasilan atau kegagalan pihak manajemen dalam memaksimumkan tingkat hasil pengembalian investasi pemegang saham dan menekankan pada hasil pendapatan dengan jumlah hasil yang diinvestasikan. ROE menjadi salah satu unsur yang penting dalam pengambilan keputusan investasi. Rasio ini digunakan sebagai indikator ataupun sumber informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang dilihat dari return yang diterima oleh investor dan tentang bagaimana perusahaan mengelola aktivanya. Return On Equity ROE sering disebut sebagai rentabilitas modal sendiri Return on Common Equity. Besarnya ROE sangat dipengaruhi oleh besarnya laba yang diperoleh perusahaan, semakin tinggi laba yang diperoleh maka akan semakin meningkatkan ROE. Sedangkan ROE merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total modal sendiri ekuitas yang berasal dari setoran pemilik, laba tidak dibagi dan cadangan lain yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Brigham dan Houston 2006:90, Return on Equity dapat dirumuskan sebagai berikut : ROE = ��� ������ ����� ��� �ℎ���� ℎ����� ′ � ������ x 100 = ..... Walsh 2004:56 menyatakan bahwa suatu angka ROE yang bagus akan membawa keberhasilan bagi perusahaan- perusahaan yang mengakibatkan tingginya harga saham dan membuat perusahaan dapat dengan mudah menarik dana baru. Hal ini juga akan memungkinkan perusahaan untuk berkembang, menciptakan kondisi pasar yang sesuai, dan pada gilirannya akan memberikan laba yang lebih besar. Semua hal tersebut pada akhirnya akan menciptakan nilai yang tinggi dan pertumbuhan yang berkelanjutan atas kekayaan pemiliknya. Peningkatan harga saham perusahaan akan memberikan keuntungan return yang tinggi bagi para investor. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik investor terhadap perusahaan. Peningkatan daya tarik ini menjadikan perusahaan tersebut makin diminati oleh investor, karena tingkat kembalian akan semakin besar. Dengan kata lain ROE akan berpengaruh terhadap return yang akan diterima oleh investor. Walsh 2004:58 menyatakan bahwa Pada tingkat perusahaan individu, ROE yang baik akan mempertahankan kerangka kerja keuangan pada tempatnya untuk perusahaan yang sedang tumbuh dan berkembang. Untuk ekonomi secara keseluruhan, ROE dapat menggerakkan investasi di bidang industri, pertumbuhan produk nasional bruto gross national product, lowongan atau kesempatan kerja, penerimaan pajak pemerintah dan sebagainya. “Secara teoritis, semakin besar penggunaan hutang maka semakin meningkat ROE suatu perusahaan”, Sartono 2001:124. Penggunaan hutang yang semakin besar dalam perusahaan oleh pemilik modal dipandang sebagai peningkatan resiko perusahaan. Artinya, apabila perusahaan meningkatkan hutang maka pemilik saham akan memperoleh laba yang semakin kecil. Oleh karena itu, tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh pemilik modal sendiri akan meningkat sebagai akibat resiko perusahaan. Resiko finansial adalah resiko tambahan pada perusahaan akibat keputusan menggunakan hutang atau resiko yang ditimbulkan dari penggunaan hutang financial leverage. Satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam menggunakan hutang adalah penggunaan hutang akan meningkatkan ROE hanya jika tingkat keuntungan pada aktiva diukur dengan EBITTA lebih besar dari biaya modal biaya hutang.

2.2. Leverage Keuangan

2.2.1. Pengertian

Leverage Leverage secara harafiah berarti pengungkit, pengungkit digunakan untuk mengangkat beban berat. Dalam ilmu manajemen keuangan juga dikenal leverage, namun dalam makna yang berbeda tentunya. Financial Leverage menurut Sartono 2001:263 adalah “penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkat keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham”. Beban tetap ini dapat berupa bunga pinjaman, jika perusahaan menggunakan sumber pembelanjaan dari luar modal asing, sedangkan apabila perusahaan menggunakan mesin-mesin, maka harus menanggung beban tetap yang berupa biaya penyusutan mesin-mesin depresiasi. Horne dan Wachowicz 2007:182 menyatakan bahwa “penggunaan leverage dimaksudkan untuk meningkatkan lever up profitabilitas”. Sartono 2001:257 menyatakan bahwa “penggunaan leverage dimaksudkan untuk meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham”. Dengan kata lain, penggunaan leverage ditujukan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada biaya asset dan sumber dananya, sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan maupun pemegang saham. Wild, Subramanyan, dan Hasley 2008:213 mengemukakan bahwa “motivasi utama perusahaan memperoleh pendanaan usaha melalui utang adalah potensi biaya yang lebih rendah”. Dari sudut pandang pemegang saham, utang lebih murah dibandingkan dengan penggunaan ekuitas. Pendapat tersebut didasarkan karena oleh karena bunga sebagian besar jumlahnya tetap, dan jika bunga lebih kecil dari pengembalian yang diperoleh dari pendanaan utang, selisih lebih dari atas pengembalian akan menjadi keuntungan bagi investor ekuitas. Selain itu, bunga merupakan beban yang dapat mengurangi pajak sedangkan sedangkan dividen tidak, dampaknya adalah besarnya pajak yang ditanggung perusahaan akan semakin kecil sebagai akibat dari penggunaan utang dalam struktur modal perusahaan sehingga pada akhirnya akan meningkatkan pengembalian. Gitman dan Michael 2003:508 menyatakan dampak dari penggunaan leverage bagi perusahaan yaitu “Result from the use of fixed cost or funds to magnify returns to firms owners. Generally increases in leverage result in increased return and risk, whereas decreases in leverage result ini decreases return and risk”. Artinya, penggunaan biaya tetap akan berpengaruh terhadap return bagi pemilik perusahaan. Secara umum, peningkatan leverage akan meningkatkan baik return maupun resiko. Sebaliknya, penurunan leverage akan mengakibatkan penurunan pada return dan resiko.

2.2.2. Jenis-jenis Leverage

Pinjaman yang diperoleh perusahaan dapat berupa pinjaman operasional dan pinjaman finansial. Kedua jenis pinjaman tersebut masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahannya. Beberapa jenis leverage tersebut sebagai berikut :

a. Operating Leverage

Leverage operasi menunjukkan penggunaan biaya tetap operasi oleh perusahaan sehubungan perusahaan melakukan kegiatan investasi. Oleh karena itu, leverage operasi digunakan untuk mengukur seberapa besar penggunaan biaya tetap operasi dalam suatu perusahaan. Leverage operasi terkait saat perusahaan mengeluarkan biaya tetap pada tingkat penjualan tertentu. Dalam istilah bisnis, bila hal-hal lain tetap, tingkat leverage operasi yang tinggi, berarti perubahan yang relatif kecil dalam penjualan akan mengakibatkan perubahan yang besar pada laba operasi Brigham dan Houston, 2001:10. Ukuran kuantitatif dari sensitivitas laba operasional perusahaan atas perubahan dalam penjualan perusahaan disebut tingkat leverage operasional Degree of Operating Leverage – DOL. DOL suatu perusahaan dengan tingkat output tertentu atau penjualan adalah persentase perubahan dalam laba operasional atas perubahan persentase dalam output atau penjualan yang menyebabkan perubahan dalam laba. DOL dapat dirumuskan sebagai berikut: DOL= Persentase perubahan EBIT Persentase perubahan penjualan x 100 = .....

b. Financial Leverage