Uraian Teoritis .1 Profitabilitas TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Profitabilitas Menurut Munawir 2004 : 33, “profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu”. Kinerja manajerial dari setiap perusahaan akan dapat dikatakan baik apabila tingkat profitabilitas perusahaan yang dikelolanya tinggi ataupun dengan kata lain maksimal, dimana profitabilitas ini umumnya selalu diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh perusahaan dengan sejumlah perkiraan yang menjadi tolak ukur keberhasilan perusahaan seperti jumlah aktiva perusahaan maupun penjualan investasi, sehingga dapat diketahui efektifitas pengelolaan keuangan dan aktiva oleh perusahaan. Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Wild, et al 2005 : 25 mendefenisikan laba sebagai berikut: “Laba earnings atau laba bersih net income mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan, sementara pos-pos dalam laporan merinci bagaimana laba didapat. Laba merupakan perkiraan atas kenaikan atau penurunan ekuitas sebelum distribusi kepada dan kontribusi dari pemegang ekuitas. Laba terdiri dari empat elemen utama yaitu pendapatan revenue, beban expense, keuntungan gain, dan kerugian loss. Defenisi dari elemen-elemen UNIVERSITAS SUMATERA UTARA laba tersebut telah dikemukakan oleh Financial Accounting Standard Board dalam Stice, Stice, dan Skousen 2004 : 230. a. Pendapatan revenue adalah arus masuk atau peningkatan lain dari aktiva suatu entitas atau pelunasan kewajibannya atau kombinasi dari keduanya dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut. b. Beban expense adalah arus keluar atau penggunaan lain dari aktiva atau timbulnya kewajiban atau kombinasi keduanya dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan aktivitaslain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut. c. Keuntungan gain adalah peningkatan dalam ekuitas aktiva bersih dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik. d. Kerugian loss adalah penurunan dalam ekuitas aktiva bersih dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.

2.1.2 Analisis Rasio Keuangan

Kondisi keuangan dan prestasi sebuah perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rasio keuangan maupun indeks. Analisis dan interprestasi dari rasio UNIVERSITAS SUMATERA UTARA keuangan dapat memberikan gambaran atau pandangan yang lebih baik tentang kinerja sebuah perusahaan. Agar dapat mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya, analisis keuangan perlu melakukan pemeriksaan atas berbagai aspek kesehatan keuangan perusahaan. Alat yang sering kali digunakan selama pemeriksaan tersebut adalah rasio keuangan financial ratio atau indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan didapat dengan membagi satu angka dengan angka lainnya Horne, 2005:201. Rasio-rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok Brigham dan Houston, 2006:95, yaitu: 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan aktiva lancar lainnya dari sebuah perusahaan dengan kewajiban lancarnya. Rasio ini terdiri dari Current Ratio, Acid Test Ratio, dan Cash Ratio. Rasio Manajemen Aktiva. Serangkaian rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan telah mengelola aktiva-aktivanya.Rasio ini terdiri dari inventory turnover ratio, days sales outstanding, fixed asset turnover ratio, dan total asset turnover ratio. 2. Rasio Manajemen Utang Rasio manajemen utang atau rasio leverage keuangan adalah rasio yang menunjukkan penggunaan dana melalui utang. Rasio ini terdiri atas Debt to total asset, debt to total equity, times interest earned, dan rasio cakupan EBITDA. 3. Rasio Profitabilitas UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Rasio profitabilitas adalah sekelompok rasio yang menunjukkan gabungan efek-efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil-hasil operasi. Rasio ini terdiri dari profit margin on sales, basic earning power, return on total asset, dan return on equity. 4. Rasio Nilai Pasar Rasio nilai pasar adalah sekumpulan rasio yang menghubungkan harga saham perusahaan dengan laba, arus kas, dan nilai buku per lembar sahamnya. Rasio ini terdiri price earning ratio, price cash flow ratio, book value per share, earning per share, dan dividend per share.

2.1.3 Rasio Profitabilitas

Menurut Kasmir 2008 : 196, “rasio profitabilitas adalah rasio yang memperlihatkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva dan utang terhadap hasil operasi untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan”. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Berikut ini diuraikan beberapa jenis-jenis rasio profitabilitas yaitu : 1. Return On Asset ROA Rasio ini menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomis yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih. Dengan kata lain, berapa laba yang diperoleh atas setiap rupiah yang tertanam dalam aktiva. Rumus ROA adalah sebagai berikut : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ROA = x 100 = ……. 2. Return On Equity ROE Rasio ini menunjukkan keberhasilan atau kegagalan pihak manajemen dalam memaksimumkan tingkat hasil pengembalian investasi pemegang saham dan menekankan pada hasil pendapatan dengan jumlah hasil yang diinvestasikan. Menurut Sartono 2001 : 124, ROE merupakan pengembalian hasil atau ekuitas yang jumlahnya dinyatakan sebagai suatu parameter dan diperoleh atas investasi dalam saham biasa perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu. Besarnya ROE sangat dipengaruhi oleh besarnya laba yang diperoleh perusahaan, semakin tinggi laba yang diperoleh maka akan semakin meningkatkan ROE. Sedangkan ROE merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total modal sendiri ekuitas yang berasal dari setoran pemilik, laba tidak dibagi dan cadangan lain yang dimiliki oleh perusahaan. Return on Equity dapat dirumuskan sebagai berikut : ROE = x 100 = …….. Meskipun rasio ini mengukur laba dari sudut pemegang saham, rasio ini tidak memperhitungkan deviden maupun capital gain untuk pemegang saham. 3. Net Profit Margin NPM NPM menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada setiap penjualan yang dilakukan. Karena adanya unsur pendapatan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dan biaya non-operasional maka rasio ini tidak menggambarkan besarnya presentase keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan untuk setiap penjualan. Rasio ini dapat diukur dengan rumus: NPM = x 100 = …….. NPM yang tinggi menandakan kemampuan suatu perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tersebut. NPM yang rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu. Secara umum rasio rendah bisa menunjukkan ketidakefisienan manajemen.

2.1.4 Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah beberapa lembar kertas dengan angka-angka yang tertulis di atasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan asset-aset nyata yang mendasari angka-angka tersebut. Laporan keuangan dari perusahaan sangat diperlukan oleh berbagai pihak, misalnya, Bankir dan Investor lain membutuhkan informasi akuntansi yang terdapat pada laporan keuangan untuk membuat keputusan yang cerdas, manajer membutuhkannya untuk mengoperasikan bisnis secara efisien dan badan perpajakan membutuhkannya untuk menilai pajak dengan cara yang wajar Brigham dan Houston, 2006: 44. Laporan ini melaksanakan beberapa fungsi Horne, 2005:193. Pertama, Neraca Balance sheet meringkas aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik suatu perusahaan pada suatu periode, biasanya pada akhir tahun atau kuartal. Laporan laba rugi Income statement meringkas pendapatan dan biaya perusahaan selam UNIVERSITAS SUMATERA UTARA satu periode waktu tertentu yang biasanya untuk periode satu tahun atau kuartal. Laporan laba ditahan Statement of retained earning melaporkan berapa banyak laba perusahaan yang ditahan dalam usahanya dan tidak dibayarkan ke dividennya. Laporan arus kas adalah laporan yang melaporkan dampak dari aktivitas-aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan oleh perusahaan pada arus kas selama satu periode akuntansi. Jika disajikan bersama, semua laporan ini memberikan gambaran akuntansi atas operasi dan posisi keuangan perusahaan.

2.1.5 Financial leverage

Menurut Weston dan Birmingham 2000: 240, Leverage merupakan suatu ukuran yang menunjukkan jumlah sejauh mana sekuritas berpenghasilan tetap hutang dan saham preferen digunakan dalam struktur modal perusahaan. Tujuan dari penggunaan hutang leverage adalah untuk meningkatkan return bagi pemegang saham. Dengan memperbesar unsur leverage, maka unsur ketidakpastian return makin tinggi, tapi juga memperbesar kemungkinan pertambahan jumlah return yang diperoleh. Leverage jika diartikan secara harfiah berarti pengungkit, pengungkit digunakan untuk mengangkat beban berat. Dalam ilmu manajemen keuangan juga dikenal leverage, namun dalam makna yang berbeda tentunya. Menurut Sartono 2001:257 “leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana sources of funds oleh perusahaan yang memiliki beban tetap dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham”. Dengan kata lain, penggunaan leverage UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ditujukan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada biaya aset dan sumber dananya, sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan atau pemegang saham. Gitman 2003:508 mengemukakan dampak dari penggunaan leverage bagi perusahaan yaitu “Results from the use of fixed-cost or funds to magnify returns to the firms owners. Generally increases in leverage result in increased return and risk, whereas decreases in leverage result in decreases return and risk”. Artinya bahwa akibat dari penggunaan biaya tetap untuk memperoleh return bagi pemilik perusahaan secara umum juga akan meningkatan risiko. Sebaliknya, penurunan leverage akan menurunkan return dan risk. Dari pernnyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa leverage digunakan oleh suatu perusahaan bukan hanya untuk membiayai aktiva serta menanggung beban tetap melainkan juga untuk memperbesar pendapatan. Konsep leverage tersebut sangat penting terutama untuk menunjukkan kepada analis keuangan dalam melihat trade-off persimpangan antara risiko dan tingkat keuntungan dari berbagai tipe keputusan finansial. Jenis-jenis Leverage Pinjaman yang diperoleh perusahaan dapat berupa pinjaman operasional dan pinjaman finansial. Kedua jenis pinjaman tersebut masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahannya. Pembahasan mengenai kedua jenis pinjaman tersebut dikemukakan oleh Van Horne 2000;440,445 sebagai berikut. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1. Leverage Operasi Operating Leverage Menurut Brigham dan Houston 2006:12, “operating leverage adalah tingkat sampai sejauh mana biaya-biaya tetap digunakan di dalam operasi sebuah perusahaan.” Leverage operasi merupakan penggunaan aktiva dengan biaya tetap yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menutup biaya tetap dan variabel serta dapat meningkatkan profitabilitas. Leverage operasi timbul setiap saat perusahaan memiliki biaya-biaya tetap tanpa memperhatikan jumlah biaya tersebut. Biasanya biaya-biaya yang menyangkut leverage operasi timbul dari penggunaan aset tetap, seperti biaya depresiasi atau penyusutan aset tetap. 2. Leverage Keuangan Financial Leverage Menurut Brigham Houston 2006: 17, Financial Leverage adalah tingkat sampai sejauh mana sekuritas dengan laba atau pengembalian tetap saham preferen dan utang digunakan dalam struktur modal perusahaan. Sedangkan menurut Bambang Riyanto 2001: 375, Financial Leverage adalah penggunaan dana dengan beban tetap dengan harapan untuk memperbesar pendapatan per lembar saham biasa Earning per Share. Financial leverage berasal dari keberadaan biaya finansial tetap dalam arus pendapatan perusahaan. Ada dua biaya finansial eksternal dalam hal pendanaan, yaitu bunga pinjaman dan dividen saham preferen. Biaya-biaya ini harus ditutupi, berapapun nilai EBIT Earning Before Interest and Tax yang tersedia untuk membiayai biaya-biaya tersebut. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Financial leverage dapat didefenisikan sebagai kemampuan perusahaan perusahaan dalam menggunakan kewajiban-kewajiban keuangan yang sifatnya tetap untuk mempengaruhi perubahan EBIT terhadap pendapatan per lembar saham biasa earning per share. Financial leverage atau leverage keuangan timbul karena adanya kewajiban- kewajiban keuangan yang sifatnya tetap yang harus di bayar oleh perusahaan. Kewajiban-kewajiban keuangan yang tetap ini tidaklah berubah dengan adanya perubahan pada tingkat EBIT dan harus dibayar tanpa melihat sebesar apapun tingkat EBIT yang dicapai oleh perusahaan. Ada dua kewajiban keuangan yang sifatnya tetap, yaitu: 1 bunga atas hutang, dan 2 dividen untuk saham preferen. Di dalam analisis financial leverage di asumsikan bahwa dividen untuk pemegang saham preferen selalu dibayar dalam setiap periode. Asumsi ini diperlukan karena tujuan utama dari finacial leverage adalah untuk mengetahui berapa jumlah uang yang sesungguhnya tersedia bagi pemegang saham biasa setelah bunga dan dividen untuk pemegang saham preferen dibayarkan. Leverage keuangan menilai sejauh mana perusahaan menggunakan utang yang dipinjam. Jenis-jenis dari rasio leverage keuangan adalah DAR, DER, LDAR dan LDER. Debt to Total asset Ratio adalah rasio utang terhadap total aktiva didapat dari membagi total utang perusahaan dengan total utang perusahaan. Rasio ini menekankan pada peran penting pendanaan utang bagi perusahaan dengan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan utang. Besarnya hasil perhitungan rasio utang menunjukkan besarnya total utang yang dapat dijamin oleh aktiva total. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Semakin tinggi DAR semakin besar resiko keuangan yang dihadapi perusahaan, karena utang membawa konsekuensi beban bunga tetap, semakin rendah rasio ini, maka akan semakin rendah resiko keuangannya. Para pemegang saham biasanya lebih menyukai rasio leverage lebih banyak karena akan memperbesar ekspektasi keuntungan, sedangkan para kreditor lebih menyukai rasio leverage yang lebih rendah, karena semakin rendah rasio utang, maka resiko kerugian yang dialami kreditor akan lebih rendah jika terjadi likuidasi. Debt to Equity Ratio adala rasio utang terhadap ekuitas dihitung dengan hanya membagi total utang perusahaan termasuk kewajiban jangka pendek dengan ekuitas pemegang saham. Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman yang diberikan kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Besarnya hasil perhitungan rasio utang terhadap ekuitas menunjukkan seberapa besar utang jangka panjang yang dapat dijamin dengan ekuitas, maka akan semakin besar risiko keuangan yang ditanggung perusahaan. Para kreditor secara umum menyukai jika rasio ini lebih rendah. Semakin rendah rasio ini, semakin tinggi tingkat pendanaan perusahaan yang tersedi bagi pemegang saham dan semakin besar perlindungan bagi kreditor. Jika DER semakin meningkat maka menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin memburuk, selain itu semakin tinggi DER menunjukkan struktur permodalan lebih banyak dibiayai oleh pinjaman sehingga ketergantungan perusahaan terhadap kreditur semakin meningkat. Long Term Debt to Total Asset Ratio adalah rasio yang menggambarkan besarnya tingkat penggunaan hutang jangka panjang dibandingkan dengan total UNIVERSITAS SUMATERA UTARA aset yang dimiliki. Long Term Debt To Equity LDER merupakan perbandingan antara utang jangka panjang dengan ekuitas saham biasa. Semakin tinggi rasio LDER, maka semakin besar risiko yang ditanggung para pemegang saham Warsono, 2003:239. 3. Leverage Total Gabungan Combination leverage Total Leverage merupakan kombinasi dari Operating Leverage dengan Financial Levearge. Leverage gabungan atau kombinasi merupakan pengaruh perubahan penjualan terhadap laba setelah pajak ataupun pendapatan per lembar saham EPS. Leverage kombinasi terjadi apabila perusahaan baik operating leverage maupun financial leverage dalam usahanya untuk meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham biasa. Leverage operasi timbul ketika ada biaya tetap dari penggunaan aset depresiasi, sedangkan leverage keuangan timbul pada saat ada biaya tetap atas penggunaan dana pinjaman.

2.1.6 Pengaruh Financial Leverage terhadap ROE

Pada kondisi yang bagus atau stabil, penggunaan financial leverage dapat memberikan pengaruh positif berupa peningkatan ROE. Hal ini dikarenakan tingkat pengembalian terhadap laba operasi perusahaan lebih besar dari pada beban tetapnya. Sedangkan penggunaan financial leverage dapat memberikan pengaruh negatif berupa penurunan ROE, bila hal tersebut digunakan pada kondisi ekonomi yang kurang stabil. Pengaruh negatif ini disebabkan tingkat pengembalian investasi terhadap laba perusahaan kecil dan ditambah beban bungan yang harus UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dibayar, maka penggunaan financial leverage dapat menimbulkan risiko keuangan perusahaan.

2.2 Penelitian Terdahulu