27
accountant akuntan pemerintah yang bekerja pada instansi pemerintah.
2.4.2 Peran Profesi Akuntan
Sangatlah penting bagi seorang akuntan yang profesional untuk memahami dengan benar peran profesi yang dijalaninya, sehingga
mereka dapat merespon terhadap permasalahan etis yang terjadi. Sebagai contoh, pemahaman terhadap yang dijalankan akuntan adalah
perlu untuk merespon pertanyan sebagai berikut : a Siapakah klien yang dilayani sesungguhnya, apakah perusahaan, manajemen,
pemegang saham, atau masyarakat?, b Apakah profesi akuntan hanya sebuah profesi atau sebuah bisnis, atau kedua-duanya?, c
Kapankah seorang akuntan menolak memberikan jasanya?, d Dapatkah seorang akuntan memberikan jasanya pada dua klien dengan
kepentingan yang bersaing pada saat bersamaan?
2.4.3 Tujuan Profesi Akuntan
Tujuan profesi akuntan adalah memenuhi tanggung jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja
tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan publik. Untuk mencapai kebutuhan tersebut terdapat tiga kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi Suhardjanto,1995 : a.Profesionalisme: Diperlukan individu dengan jelas dapat di
indentifikasikan oleh pemakai jasa akuntan sebagai profesional dibidang akuntansi.
Universitas Sumatera Utara
28
b. Kualitas Jasa: Terdapat keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan diberikan dengan standar kinerja tertinggi.
c. Kepercayaan: Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka etika profesional yang melandasi
pemberian jasa oleh akuntan.
2.4.4 Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia IAI
Kode Etik Akuntan Indonesia sebagaimana ditetapkan dalam kongres X Ikatan Akuntan Indonesia tahun 2006 terdiri dari:
A. Prinsip - prinsip Etika Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika
sebagai berikut: 1 Tanggungjawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota senangtiasa menggunakan
pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
2 Kepentingan Publik Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak
dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas
profesionalisme. 3 Integritas
Universitas Sumatera Utara
29
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggungjawab profesionalnya
dengan integritas setinggi mungkin. 4 Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban
profesionalnya. 5 Kompetensi dan Kehati - Hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan, serta
mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk
memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesionalnya yang kompeten berdasarkan
perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang mutakhir. 6 Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak
boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional
atau hukun untuk mengungkapkan. 7 Perilaku Profesional
Universitas Sumatera Utara
30
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat
mendiskreditkan profesi. 8 Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang
relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan
dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.
B. Aturan etika Disahkan oleh rapat anggota himpunan dan hanya mengikat
anggota himpunan yang bersangkutan. C. Interprestasi aturan etika
Interprestasi aturan etika merupakan interprestasi yang dikeluarkan oleh badan yang dibentuk oleh himpunan setelah
memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak – pihak berkepentingan lainya, sebagai panduan dalam penerapan aturan
etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya.
Sebagai pernyataan ideal dari kode etik, prinsip etika bukan merupakan standar yang bisa dipaksakan pelaksanaanya.
Universitas Sumatera Utara
31
Sebaliknya, aturan etika merupakan standar minimum yang telah diterima dan bisa dipaksakan pelaksanaanya.
2.5 Penelitian Terdahulu