F. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan ketentuan program SPSS versi 17.0.
Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengujian Asumsi Klasik
a. Pengujian Normalitas Uji normalitas perlu dilakukan untuk menentukan alat statistik yang
diperlukan. Jika data yang diperoleh terdistribusi normal dan atau variasinya tidak sama, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan alat statistik
nonparametrik. Tujuan uji normalitas menurut Ghozali 2005:111 adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik grafik
normal probability plot dan uji satatistik uji kolmogorov-smirnov. b. Uji Multikolonieritas
Menurut Ghozali, 2005:91 uji multikolonieritas bertujuan menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi kurang dari
95, dan nilai tolerance 0.1 juga nilai VIF 10 maka dikatakan tidak terjadi adanya multikolonieritas. Ghozali, 2005:93.
Menurut Ghozali 2005, cara yang dapat dilakukan jika terjadi multikolinearitas yaitu:
1. mengeluarkan satu atau lebih variabel independen yang mempunyai korelasi tinggi dari model regresi dan identifikasi variabel independen
lainnya untuk membantu prediksi, 2. menggabungkan data cross section dan time series,
3. menambah data penelitian.
c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi,
maka dinamakan adanya autokorelasi. Pengujian autokorelasi meggunakan uji Durbin-Watson DW test, dengan kriteria sebagai berikut:
• Bila nilai D-W Durbin Witson terletak antara batas atas atau upper bound du dan 4-du, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol,
berarti tidak ada autokorelasi. • Bila nilai D-W Durbin Witson lebih rendah dari pada batas bawah atau
lower bound dl, maka koefisien autokorelasi lebih besar dari pada nol, berarti ada autokorelasi positif.
• Bila nilai D-W Durbin Witson lebih besar dari pada 4-d1, maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif.
• Bila nila D-W Durbin Witson terletak diantara batas atas du dan batas bawah dl atau terletak antara 4-du dan 4-dl, maka hasilnya tidak dapat
disimpulkan.
d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dijelaskan oleh Ghozali, 2005:105 sebagai
berikut: Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas, menurut Ghozzali 2005:105 dapat dilihat dari grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel
dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah
terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
2. Pengujian Hipotesis