Optimization Bicriteria Linear Programming Constraint Fuzzy Triangular

(1)

OPTIMASI BICRITERIA LINEAR PROGRAMMING DENGAN KENDALA FUZZY TRIANGULAR

SKRIPSI

LINTANG GILANG PRATAMA 090803050

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

OPTIMASI BICRITERIA LINEAR PROGRAMMING DENGAN KENDALA FUZZY TRIANGULAR

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

LINTANG GILANG PRATAMA 090803050

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(3)

PERSETUJUAN

Judul : Optimasi Bicriteria Linear Programming Dengan Kendala Fuzzy Triangular

Kategori : Skripsi

Nama : Lintang Gilang Pratama Nomor Induk Mahasiswa : 090803050

Program Studi : Sarjana (S1) Matematika Departemen : Matematika

Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, Januari 2014 Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2, Pembimbing 1,

Dr. Esther S. M. Nababan, M.Sc Drs. Sawaluddin, M.IT NIP. 19610318 198711 2 001 NIP. 19591231 199802 1001

Disetujui Oleh

Departemen Matematika FMIPA USU Ketua,

Prof. Drs. Tulus, Vordipl.Math., M.Si. Ph.D NIP. 19620901 198803 1 002


(4)

PERNYATAAN

OPTIMASI BICRITERIA LINEAR PROGRAMMING DENGAN KENDALA FUZZY TRIANGULAR

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri. Kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya

Medan, Januari 2014

LINTANG GILANG PRATAMA 090803050


(5)

PENGHARGAAN

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa, karena dengan limpah karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul Optimasi

Bicriteria Linear Programming Dengan Kendala Fuzzy Triangular.

Dalam Kesempatan ini, Penulis ingi mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu

1. Drs. Sawaluddin, M.IT selaku pembimbing I dan kepada Dr. Esther S. M. Nababan, M.Sc selaku Pembimbing II yang telah memberikan banyak bimbingan dalam penyempurnaan Tugas Akhir ini

2. Drs. Marihat Situmorang, M.Kom dan Syahriol Sitorus, S.Si, M.IT selaku komisi penguji atas masukan dan saran yang telah diberikan dalam penyempurnaan Tugas Akhir ini

3. Semua Dosen dan Pegawai Departemen Matematika FMIPA USU

4. Ayahanda Subakti Sugeng dan Ibunda Mariati yang telah banyak membatu atas doa, dukungan moril dan materi yang diberikan selama ini

5. Saudara Kandung Dimas dan Agung

6. Rekan kuliah Efendi, Dhani, Ryan, DCCM dan teman-teman seperjuangan dijurusan matematika 2009 atas kebersamaan selama ini

7. Serta Semua Pihak yang tidak dapat ditulis satu persatu

Semoga segala kebaikan dalam bentuk bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT.


(6)

OPTIMASI BICRITERIA LINEAR PROGRAMMING DENGAN KENDALA FUZZY TRIANGULAR

ABSTRAK

Tugas akhir ini bertujuan membuat suatu langkah-langkah penyelesaian Bicriteria Linear Programming jika diketahui kendala nya merupakan suatu bilangan fuzzy triangular. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah men-defuzzyfikasi-kan persoalan fuzzy bicriteria linear programming dengan aturan-aturan pada himpunan fuzzy dan operasi bilangan fuzzy. Menyelesaikan sub-problem dari fuzzy bicriteria linear programming dengan

Parametric Simplex Algorithm dimana setiap kendala telah menjadi bilangan tegas dan hasil efisien (optimum) yang didapat berupa nilai best efficient dan worst efficient.

Kata Kunci : Bicriteria Linear Programming, Parametric Simplex Algorithm , Interval Linear Programming, Fuzzy Triangular


(7)

OPTIMIZATION BICRITERIA LINEAR PROGRAMMING CONSTRAINT FUZZY TRIANGULAR

ABSTRACT

This final project is to make a algorithm Bicriteria Linear Programming with constraint is triangular fuzzy number. The method used in this research is download-right defuzzyfication bicriteria linear programming problems with fuzzy rules in fuzzy sets and fuzzy number operations. Resolving sub-bicriteria problem of fuzzy linear programming with Parametric Simplex Algorithm in which every constraint has become a firm number and efficient (optimum) result is the form of best efficient and worst efficient.


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Abstrak v

Abstract vi

Daftar Isi vii

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar xi

Bab 1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 2

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Tujuan Penelitian 3

1.5 Kontribusi Penelitian 3

1.6 Metodologi Penelitian 3

Bab 2. Tinjauan Pustaka

2.1 Bicriteria Linear Progamming (BLP) 4

2.2 Bilangan Interval 6

2.3 Inteval Linear Programming Dengan Kendala (≤) 7

2.4 Teori Himpunan Fuzzy 9

2.5 Bilangan Fuzzy 10

2.6 Operasi Aritmatika Pada Bilangan Fuzzy 10

2.7 Bilangan Fuzzy Triangular 11

Bab 3. Pembahasan


(9)

3.2 Langkah Optimasi BLP dengan kendala Fuzzy Triangular 15

3.3 Contoh Kasus 16

Bab 4. Kesimpulan Dan Saran

4.1 Kesimpulan 31

4.3 Saran 31


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tabel Simplex Iterasi 1 (� = 1) 6 Tabel 2.2 Tabel Simplex iterasi 2 (� =2

3) 7

Tabel 2.3 Tabel Simplex iterasi 3 (� =1

4) 7

Tabel 3.1 best optimum dan worst optimum 15 Tabel 3.2 Tabel Simplex iterasi 1 (� = 1) 20 Tabel 3.3 Tabel Simplex iterasi 2 (� =6

7) 20

Tabel 3.4 Tabel Simplex iterasi 3 (� =14

17) 21

Tabel 3.5 Tabel Simplex iterasi 1 (� = 1) 22 Tabel 3.6 Tabel Simplex iterasi 2 (� =6

7) 23

Tabel 3.7 Tabel Simplex iterasi 3 (� = 9

11) 23

Tabel 3.8 Tabel Simplex iterasi 1 (� = 1) 24 Tabel 3.9 Tabel Simplex iterasi 2 (� =6

7) 24

Tabel 3.10 Tabel Simplex iterasi 3 (� = 90

109) 25

Tabel 3.11 Tabel Simplex iterasi 1 (� = 1) 26 Tabel 3.12 Tabel Simplex iterasi 2 (� =6

7) 26

Tabel 3.13 Tabel Simplex iterasi 3 (� =13

16) 27

Tabel 3.14 Tabel Simplex iterasi 1 (� = 1) 28 Tabel 3.15 Tabel Simplex iterasi 2 (� =6

7) 28

Tabel 3.16 Tabel Simplex iterasi 3 (� =34

41) 28

Tabel 3.17 Nilai best optimum 29


(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Daerah Feasible Terkecil dan Daerah Feasible Terbesar 7

Gambar 2.2 Fuzzy Triangualar 11

Gambar 3.1 Best Efficient dan Worst Efficient (�2) 29 Gambar 3.1 Best Efficient dan Worst Efficient (�3) 30


(12)

OPTIMASI BICRITERIA LINEAR PROGRAMMING DENGAN KENDALA FUZZY TRIANGULAR

ABSTRAK

Tugas akhir ini bertujuan membuat suatu langkah-langkah penyelesaian Bicriteria Linear Programming jika diketahui kendala nya merupakan suatu bilangan fuzzy triangular. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah men-defuzzyfikasi-kan persoalan fuzzy bicriteria linear programming dengan aturan-aturan pada himpunan fuzzy dan operasi bilangan fuzzy. Menyelesaikan sub-problem dari fuzzy bicriteria linear programming dengan

Parametric Simplex Algorithm dimana setiap kendala telah menjadi bilangan tegas dan hasil efisien (optimum) yang didapat berupa nilai best efficient dan worst efficient.

Kata Kunci : Bicriteria Linear Programming, Parametric Simplex Algorithm , Interval Linear Programming, Fuzzy Triangular


(13)

OPTIMIZATION BICRITERIA LINEAR PROGRAMMING CONSTRAINT FUZZY TRIANGULAR

ABSTRACT

This final project is to make a algorithm Bicriteria Linear Programming with constraint is triangular fuzzy number. The method used in this research is download-right defuzzyfication bicriteria linear programming problems with fuzzy rules in fuzzy sets and fuzzy number operations. Resolving sub-bicriteria problem of fuzzy linear programming with Parametric Simplex Algorithm in which every constraint has become a firm number and efficient (optimum) result is the form of best efficient and worst efficient.


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pengambilan keputusan dalam dunia industri merupakan hal yang sangat penting. Program Linier (linear programmnig) merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan. Secara umum program linier adalah suatu alat pengalokasikan sumber daya yang seperti, tenaga kerja, bahan baku, jam kerja mesin, dan modal dengan sebaik mungkin sehingga diperoleh maksimasi yang dapat berupa maksimum keuntungan biaya atau minimasi yang dapat berupa minimum biaya dengan fungsi tujuan dan kendala yang diketahui (P Siagian, 2006).

Program linier klasik pertama kali diperkenalkan George Dantzig yang pada awalnya banyak dipakai pada bidang perencanaan militer, khususnya dalam perang dunia II oleh angkatan bersenjata Amerika Serikat dan Inggris Metode pengerjaan program linier umumnya mengunakan metode grafik dan metode simplex.

Dalam pengambilan suatu keputusan, permasalahan dalam dunia nyata memiliki lebih dari satu tujuan (multi objective). Hal ini menandakan bahwa program linier standar yang hanya mengoptimalkan satu tujuan atau satu kriteria (single criteria) tidak selalu efektif dalam pengambilan suatu keputusan.

Ehrgott (2005) mengemukakan Bicriteria linear programming (BLP) merupakan pengembangan dari multi objective linear programming dimana pada bicriteria linear programming terdapat dua tujuan (biobjective). Metode pengerjaan pada bicriteria linear programming mengunakan metode Parametric Simplex Algorithm.


(15)

Susilo (2006) mengemukakan bahwa jika suatu bilangan dapat lebih besar atau lebih kecil, maka hal ini disebut fuzzy triangular. Suatu fungsi keanggotaan himpunan kabur disebut fungsi keanggotaan segitiga (triangular) jika mempunyai tiga parameter, yaitu

, , ∈ ℝ dengan < < .

Allahdadi dan Mishmat (2011) mengemukakan bahwa fungsi tujuan dan kendala pada program linier sering kali tidak dapat dinyatakan dengan formula yang tegas. Oleh karena itu, program linier tegas dikembangkan pula menjadi program linier interval (interval linier programming).

Berdasarkan uraian diatas, dalam tulisan ini akan dibahas tentang permasalahan cara optimisasi dari bicriteria linear programming dimana kendala nya merupakan bilangan fuzzy triangular. Dengan alasan tersebut tugas akhir ini diberi judul “OPTIMASI BICRITERIA LINEAR PROGRAMMING DENGAN KENDALA FUZZY TRIANGULAR”

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah penyelesaikan suatu optimisasi dari bicriteria linear programming jika kendalanya diketahui merupakan bilangan fuzzy triangular.

Bentuk umum dari Bicriteria linear programming adalah :

Minimum �

Kendala ��= ; � .

Jika diketahui kendalanya merupakan bilangan fuzzy maka bentuk umum BLP menjadi

Minimum �


(16)

1.3 BATASAN MASALAH

Batasan masalah yang dibahas dalam tugas akhir ini adalah

1. Kasus optimasi bicriteria linear programming dengan pertidaksamaan kendala ( )

2. Kendala pada bicriteria linear programming merupakan bilangan fuzzy triangular.

1.4 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah membuat suatu langkah-langkah penyelesaian bicriteria linear programming dimana kendalanya yang merupakan bilangan fuzzy triangular.

1.5 KONTRIBUSI PENELITIAN

Menjadi rujukan dalam masalah optimisasi fuzzybicriteria linear programming.

1.6 METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Men-defuzzyfikasi-kan persoalan fuzzy bicriteria linear programming dengan aturan-aturan pada himpunan fuzzy dan operasi bilangan fuzzy.

2. Menyelesaikan sub-problem dari bicriteria linear programming dengan Parametric Simplex Algorithm dimana setiap kendala telah menjadi bilangan tegas yang telah di-defuzzyfikasi-kan.

� ≔ � �+ ( − �)

Minimum � �

Kendala ��= ; �

� adalah parameter yang bernilai 0 � 1 dan � � adalah fungsi tujuan parameter.


(17)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Bicriteria Linear Programming (BLP)

Pesoalan optimisasi dengan beberapa fungsi tujuan memperhitungkan beberapa tujuan yang konflik secara simultan, secara umum Multi objective programming (MOP) memiliki bentuk umum sebagai berikut.

Minimum � � = � � ,� � ,…,� � (2.1) Kendala � ∈ �

dimana � ⊆ ℝ adalah himpunan layak (feasible set) dan � , = 1,2,…,� adalah fungsi bernilai riil. Persamaan (2.1) disebut multiple objective linear programming (MOLP)

Minimum � � = �� , ∀ = , ,…,� (2.2) Kendala �= {� ∈ ℝ�: �� ,� }

Dimana = 1, 2,…, ∈ ℝ , � adalah matriks × dan = 1, 2,… ∈ ℝ , � � disebut objective space dan � disebut decision space.

Persoalan optimasi satu tujuan seperti linear programming biasaya memiliki satu penyelesaian yang disebut dengan solusi optimal. Sebaliknya persoalan optimasi kasus MOP meiliki semua penyelesaian layak (feasible solution) yang disebut dengan solusi efisien dan solusi efisien lemah.

Definisi (Solusi efisien) Solusi layak dari � ∈ � dikatakan efisien atau pareto optimal jika dan hanya jika tidak terdapat titik lain � ∈ � sehingga � (� )

Definisi (Solusi efisien lemah) Solusi layak dari � ∈ � dikatakan efisien lemah atau weakly pareto optimal jika dan hanya jika tidak terdapat titik lain � ∈ � sehingga � < (� )


(18)

Bicreteria linear programming (BLP) merupakan kasus khusus dari persamaan (2.1) dengan �= 2 yang dapat ditulis bentuk umum nya sebagai berikut

Minimum �

Kendala �= {� ∈ ℝ�: �� ,� } dimana merupakan matriks 2 ×

Ehrgott (2005) mengemukakan solusi efisien dari BLP akan sama dengan penyelesaian optimum linear programming parametic yang memiliki bentuk umum :

� ≔ � �+ ( − �) � (2.3)

Minimum � �

Kendala ��= ; �

adalah parameter yang bernilai 0 � 1 dan � � adalah fungsi tujuan parameter. Langkah-langkah Parametric Simplex Algorithm pada Bicriteria Linear Programming yaitu :

1. Memodelkan data �, , pada Bicriteria Linear Programming

2. Menambah slack variabel pada persamaan Bicriteria Linear Programming

3. Membuat tabel simplex, dimulai dengan �= 1 4. Mendefinisikan basis yang akan keluar (ℬ) 5. Mendefinisikan variabel yang akan masuk (�)

Dimana �= ∈ ℕ ∶ 2 < 0 , 1 0 ≠ ∅ Jika � =∅ STOP, maka penyelesaian telah efisien 6. Menetukan �′ = �∈�

2 12

7. Menentukan ∈ � � ∈ �: − 2 12


(19)

9. Kembali ke tahap 5 jika hasil belum merupakan solusi efisien

2.2 Bilangan Interval

Moore (2009) Mengemukakan interval tertutup (untuk seterusnya disebut interval) dinotasikan dengan [ , ] memiliki notasi

, = {� ∈ ℝ: � }

Definisi (Degenerate Interval) Moore (2009) Andaikan �= [�,�] dan �= � maka merupakan suatu bilangan riil atau merupakan interval �= [�,�]

Definisi (Operasi Aritmatika dari Interval) Andaikan �= , , = , , = [ , ] dan andaikan * dinotasikan sebagai operasi aritmatika + , − , × , ÷ pada interval. Maka * operasi dari interval dinotasikan.

� ∗

Sehingga

Operasi Penjumlahan � + = [ + , + ]

Operasi Pengurangan � − = [ − , − ]

Operasi Perkalian � × = min , , , , max , , ,

Operasi Perkalian skalar .� = ,

Operasi Pembagi ÷ =

,

× 1 , 1

Sifat komutatif �+ = +� ; �× = ×�


(20)

2.3 Interval Linear Programming Dengan kendala ( )

Allahdadi dan Mishmat (2011) mengemukakan pada kendala linear programming

yang memiliki tanda ketidaksamaan lebih kecil sama dengan ( ) memiliki daerah feasible terbesar dan daerah feasible terkecil dinyatakan dalam notasi matematika

Teorema 1 Andaiakan jika terdapat suatu pertidaksamaan interval = � ,

maka =merupakan daerah feasible terbesar dan = Merupakan daerah feasible terkecil.

Bukti

Andaikan �= merupakan versi tegas dari pertidaksamaan.

Untuk beberapa solusi � didapat �= � �= � oleh karena itu jika �

= maka memungkinkan �= � �= � sehingga titik � berada pada area feasible terbesar.

Untuk beberapa solusi � didapat �= � �= � oleh karena itu jika �

= maka memungkinkan �= � �= � sehingga titik � berada pada area feasible terkecil. ∎


(21)

Allahdadi dan Mishmat (2011) mengemukakan berdasarkan Teorema 1 maka didapat langkah-langkah penyelesaian Interval Linear Programming dengan kendala ( )

1. memodelkan suatu kasus Interval linear programming

Minimum = �=

Kendala �= � ; � .

2. Menyelesaikan Best optimum dari (2.2). Best optimum merupakan suatu keputusan optimum terbaik yang dapat terjadi dinyatakan.

Minimum = �= ′�

Kendala �= ′′� ; � .

3. Menyelesaikan Worst optimum dari (2.2). Worst optimum merupakan suatu keputusan optimum terburuk yang dapat terjadi dinyatakan.

Minimum = �= ′′�

Kendala �= ′ � ; � . 4. Menarik Kesimpulan

dan merupakan batas bawah dan batas atas koefisien fungsi tujuan.

dan merupakan batas bawah dan batas atas konstanta teknologis.

dan merupakan batas bawah dan batas atas dari konstanta pembatas.

Dimana ′, ′′, ′, ′′

=

0 � 0

′′ = � 0

� 0


(22)

2.4 Teori Himpunan Fuzzy

Teori himpunan fuzzy yang ditemukan oleh Lotfi A. Zadeh pada tahun 1965 merupakan kerangka matematis yang digunakan untuk mempresentasikan ketidakpastian, ketidakjelasan, ketidaktepatan dan kekurangan informasi.

Setiadji (2009) mengemukakan pada teori himpunan tegas (Crisp) keberadaan suatu elemen pada suatu himpunan (misal himpunan �) hanya memiliki dua kemungkinan keanggotaan yaitu anggota � atau bukan anggota �. Zadeh mengkaitkan fungsi keanggotaan atau derajat keanggotaan ke dalam suatu himpunan tertentu yaitu himpunan fuzzy.

Susilo (2006) Mengemukakan bahwa fungsi keanggotaan atau derajat keanggotaan adalah suatu nilai atau parametr yang menunjukan seberapa besar tingkat keanggotaan elemen (�) dalam suatu himpunan A yang dinotasikan dengan � . Pada himpunan tegas hanya ada dua nilai yaitu � = 1 untuk � menjadi anggota � dan � = 0 untuk � bukan anggaota �.

� � =

1, � ∈ �

0, � �

Definisi (Himpunan Fuzzy) Andaikan adalah himpunan semesta dimana elemenya dinotasikan sebagai . Maka himpunan fuzzy dinotasikan dinyatakan sebagai himpunan pasangan terurut

� = {(�, � )|� ∈ �}

dimana adalah fungsi keanggotaan dari himpunan kabur yang merupakan suatu pemetaan dari himpunan semesta ke selang tertutup [0,1] .

� ∶ � →[0,1]

Definisi (� − ) Bector dan Chandra (2005) Andaikan adalah suatu himpunan fuzzy di

dan � ∈(0,1]. Maka � − dari himpunan fuzzy adalah himpunan tegas dinotasikan


(23)

2.5 Bilangan Fuzzy

Klir dan Yuan (1995) mengemukakan bilangan fuzzy didefinisikan sebagai setiap himpunan fuzzy di ℝ dimana fungsi keanggotaan sifat (�) berikut :

1. �haruslah himpunan fuzzy normal dan convex

2. � dalam selang tertutup untuk setiap � ∈(0,1] 3. Mempunyai pendukung yang terbatas

Suatu bilangan kabur bersifat normal, jika fungsi keanggotaan bernilai sama dengan 1 untuk �= . Pendukung yang terbatas dan �-cuts untuk � ≠0 harus dalam interval tertutup sebagai syarat untuk mendefinisikan operasi atitmatika pada bilangan fuzzy.

Definisi (Bilangan Fuzzy) Andaikan merupakan himpunan fuzzy di . Maka adalah suatu bilangan fuzzy jika dan hanya jika terdapat pada suatu interval tertutup , ≠ ∅

sehingga

� � =

1, � ∈ �

� , � ∈ −∞,

� � , � ∈( ,∞)

Dimana

: −∞, →[0,1] bergerak naik dan � = 0 untuk semua � ∈ −∞, 1 , 1 < �: ,∞ →[0,1] bergerak turun dan � � = 0 untuk semua � ∈ 2,∞ , 2 <

2.6 Operasi Aritmatika Pada Bilangan Fuzzy

Bector dan Chandra (2005) mengemukakan aritmatika Fuzzy merupakan sifat dasar dari � − dimana � merupakan bilangan fuzzy dan � berada pada suatu interval tertutup.


(24)

Definisi (Operasi dari dua bilangan fuzzy)

Bector dan Chandra (2005) Andaikan �, ,�, dimana = �, � , = �, � , � ∈(0,1] dan andaikan * dinotasikan sebagai operasi aritmatika + , − , × , ÷ pada bilangan fuzzy.Maka * operasi dari bilangan fuzzy dinotasikan.

� ∗ � = �� ∗ �, � ∈(0,1]

2.7 Bilangan Fuzzy Triangular

Susilo (2006) Mengemukakan suatu fungsi keanggotaan himpunan kabur disebut fungsi keanggotaan segitiga jika mempunyai tiga parameter, yaitu , , ∈ ℝ dengan

< < dan dinyatakan dengan �= ( , , ) dengan aturan :

� � =

0, � < ,� > � −

− , <�

� − �

� − , < � �

� − dari bilangan fuzzy triangular �= [ , , ] merupakan interval tertutup pada �

, ��

� �,

= − �+ ,

� − � − � , � ∈ (0,1]


(25)

BAB 3 PEMBAHASAN

3.1. Bilangan Fuzzy Triangular Pada Kendala BLP

Andaikan terdapat interval linear programming parametic yang memiliki bentuk umum

Minimum � , � � Kendala �,� � ,

jika � = � maka � , � = . Sehingga berdasarkan langkah-langkah penyelesaian Interval Linear Programming dengan kendala ( ) dapat ditentukan nilai best efficient dan worst efficient dari interval linear programming parametic adalah

Best efficient

Minimum � � (3.1)

Kendala �′′�

Worst efficient

Minimum � � (3.2)

Kendala �′�

Dimana �′,�′′

�′=

� � 0

� � 0

�′′ =

� � 0


(26)

Diketahui bahwa hasil yang didapat linear programming parametic akan sama dengan

Parametric Simplex Algorithm di BLP maka bisa dituliskan � �= � dimana merupakan matriks 2 × , sehingga pers (3.1) dan (3.2) menjadi

Best efficient

Minimum � (3.3)

Kendala �′′�

Worst efficient

Minimum � (3.4)

Kendala �′�

Bentuk umum BLP jika diketahui kendalanya merupakan bilangan fuzzy triangular

dalam notasi matriks ialah

Minimum � (3.5)

Kendala �,�,�, , ; �

dimana � adalah vektor kolom berdimensi− , � adalah matriks fuzzy triangular × menandakan koefisien teknologis fuzzy triangular ,�,� , dan adalah vektor kolom

fuzzy triangular berdimensi- menandakan sumber daya pembatas fuzzy triangular �, , � . Fungsi ketidaksamaan vektor dari � menunjukan bahwa setiap komponen dari � adalah non-negatif.

Kendala fuzzy triangular pada BLP (3.5) diubah dalam bentuk interval � − , maka bentuk umum BLP menjadi

Minimum � (3.6)

Kendala


(27)

Asumsikan pers kendala pada (3.6) menjadi

� � = � − �

� �+�� � � =− �− � �

=

� �+ �

= − �

Maka bentuk umum BLP dengan kendala interval fuzzy ialah

Minimum � (3.7)

Kendala ���,��� � , � ; �

Berdasarkan pers (3.3) dan pers (3.4) maka BLP dengan kendala interval fuzzy (3.7) memiliki best efficient dan worst efficient yaitu

Best efficient.

Minimum �

Kendala �′′� �

Worst efficient

Minimum � Kendala �′� �

Dimana �′,�′′

�′=

�� 0

�� 0 �′′=

�� 0


(28)

3.2. Langkah Optimasi BLP dengan Kendala Fuzzy Triangular

Berdasarkan uraian pada Sub-bab 3.1 maka dapat disimpulkan langkah-langkah penyelesaian BLP dengan kendala fuzzy triangular adalah sebagai berikut :

1. Memodelkan data ,� , pada BLPdimana merupakan matriks 2 × Dimana nilai � dan merupakan bilangan fuzzy triangular

Minimum �

Kendala �,�,�, , ; � .

2. Menegaskan nilai � dan ke dalam interval fuzzy triangular

Minimum �

Kendala ��� ,��� � , � ; � ; �

3. Menentukan nilai best efficient dan worst efficient dengan metode Parametric Simplex Algorithm

Tabel 3.1 best efficient dan worst efficient

Best efficient. Worst efficient

Minimum �

Kendala �′′� ; �

Minimum �

Kendala �′� ; �

Dimana �′,�′′

�′=

� � 0

� � 0

�′′ =

� � 0

� � 0


(29)

3.3 Contoh Kasus Aplikasi

Contoh kasus diambil dari buku Kusumadewi (2010) yang dimodifikasi pada kendala.

Suatu perusahaan memiliki pabrik yang menghasilkan tiga produk. Pada satu unit produk pertama membutuhkan 2 unit �1, 3 unit �2 dan 4 unit �3. Pada satu unit produk kedua membutuhkan 8 unit �1 dan 1 unit �2. Sedangkan pada satu unit produk ketiga membutuhkan 4 unit �1, 4 unit �2 dan 2 unit �3. Banyak bahan baku yang tersedia �1 sebanyak 100, �2 sebanyak 50 unit, �3 sebanyak 50 unit

Kontribusi keuntungan yang didapat dari tiap produk, keuntungan produk satu sebesar $ 5/ unit, keuntungan produk kedua sebesar $10/ unit, dan keuntungan produk ketiga sebesar $ 12/unit

Namun selama Proses produksi menimbulkan polusi, polusi yang timbul pada produk satu sebesar 1 satuan polusi, polusi yang timbul pada produk dua ketiga sebesar 2 satuan polusi, dan polusi yang timbul pada produk satu sebesar 2 satuan polusi. Kualitas dari �1 dan �2 tidak dapat diprediksi karena faktor cuaca

Pada cuaca baik, produk satu membutuhkan 1 unit �1 dan 1 unit �2, produk dua membutuhkan 5 unit �1 dan 0.25 unit �2,dan produk ketiga membutuhkan 2 unit �1 dan 2 unit �2

Pada cuaca buruk, produk satu membutuhkan 3 unit �1 dan 4 unit �2, produk dua membutuhkan 10 unit �1 dan 2 unit �2, dan produk ketiga membutuhkan 5 unit �1 dan 5 unit �2

Bahan baku �1dan �2 pada cuaca baik meningkat sebesar 150 dan 60, dan pada cuaca buruk �1 dan �2 menurun sebesar 90 dan 40.

Tujuan perusahaan yakni memaximumkan keuntungan dan meminimumkan polusi.

Variabel keputusan

�1 : Jumlah produk satu yang diproduksi �2 : Jumlah produk kedua yang diproduksi


(30)

Memodelkan Fugsi Tujuan dan kendala

Tujuan pertama adalah Maximum keuntungan jika keuntungan produk satu sebesar $ 5/ unit, keuntungan produk kedua sebesar $10/ unit, dan keuntungan produk ketiga sebesar $ 12/unit.

Maximum 1∶ 5�1+ 10�2+ 12�3 (3.8) Pada fungsi tujuan ke pertama di kali (-1) agar menjadi minimum maka fungsi tujuannya adalah

Minimumkan − 1 ∶ −5�1−10�2−12�3 (3.9) Tujuan kedua adalah Minimum polusi jika diketahui produk satu menyebabkan 1 satuan polusi, pada produk dua menyebabkan 2 satuan polusi, dan pada produk tiga menyebabkan 2 satuan polusi.

Minimum 2 ∶ �1+ 2�2+ 2�3 (3.10) Bahan baku �1 merupakan kasus fuzzy triangular. Terdapat (90,100,150) bahan baku �1. Dimana �1 membutuhkan (1,2,3)�1, �2 membutuhkan (5,8,10)�1 dan �3 membutuhkan (2,4,5)�1 , maka pers dalam bilangan fuzzy

1,2,3 �1+ 5,8,10 �2+ (2,4,5)�3 (90,100,150)

Bahan baku �2 merupakan kasus fuzzy triangular. Terdapat (40,50,90) bahan baku �1. Dimana �1 membutuhkan (1,3,4)�1, �2 membutuhkan (0.25,1,2)�1 dan �3 membutuhkan (2,4,5)�1 maka pers dalam bilangan fuzzy

1,3,4 �1+ 0.25,1,2 �2+ (2,4,5)�3 (40,50,90)

Bahan Baku �3 tersedia sebanyak 50 unit dan digunakan produk �1 sebanyak 4 unit, pada produk �3 sebanyak 3 unit


(31)

Maka persamaan BLP pada contoh kasus diatas dengan kendala fuzzy adalah

Minimum

− 1 ∶ −5�1−10�2−12�3 2 ∶ �1+ 2�2+ 2�3 Kendala

1,2,3 �1+ 5,8,10 �2+ (2,4,5)�3 (90,100,150)

1,3,4 �1+ 0.25,1,2 �2+ (2,4,5)�3 (40,50,90) 4�1+ 2�3 50

Mengubah kendala bahan baku �1 ke dalam interval � − fuzzy triangular

⟺ 2−1 �+ 1,3− 3−2 � �1+ 8−5 �+ 5,10− 10−8 � �2 + 4−2 �+ 2,5− 5−4 � �3

100−90 �+ 90,150− 150−100 �

⟺ �+ 2 �1 , (3− �)�1 + 3�+ 5 �2 , (10−2�)�2 + 2�+ 2 �3 , (5− �)�3

10�+ 90 , ( 150−50�) (3.12) Mengubah kendala bahan baku �3 ke dalam interval � − fuzzy triangular

⟺ 3−1 �+ 1,4− 4−3 � �1+ 1−0.25 �+ 0.25,2− 2−1 � �2

+ 4−2 �+ 2,5− 5−4 � �3 50−40 �+ 40,90− 90−50 � ⟺ 2�+ 1 �1 , (4− �)�1 + 0.75�+ 0.25 �2 , (2− �)�2 + 2�+ 2 �3 , (5− �)�3


(32)

Maka persamaan BLP pada contoh kasus diatas dengan kendala interval adalah

Minimum

− 1 ∶ −5�1−10�2−12�3 2 ∶ �1+ 2�2+ 2�3

(3.14)

kendala

�+ 1 �1 , (3− �)�1 + 3�+ 5 �2 , (10−2�)�2 + 2�+ 2 �3 , (5− �)�3 10�+ 90 , ( 150−50�)

2�+ 1 �1 , (4− �)�1 + 0.75�+ 0.25 �2 , (2− �)�2 + 2�+ 2 �3 , (5− �)�3 10�+ 40 , (90−40�)

4�1+ 2�3 100

� 0

 Andaikan jika �= 1

Maka (3.14) memiliki �= 1 dapat diselesaikan tanpa menentukan best efficient dan worst efficient.

Minimum

− 1 ∶ −5�1−10�2−12�3 2 ∶ �1+ 2�2+ 2�3

(3.15)

kendala

2�1+ 8�2+ 4�3 100 3�1+�2+ 4�3 50

4�1+ 2�3 100


(33)

Memodelkan (3.14) ke dalam Parametric Simplex Algorithm

Minimum 4�+ 1 �1+ −8�+ 2 �2+ −10�+ 2 �3 (3.16) kendala

2�1+ 8�2+ 4�3+�4 100 3�1+�2+ 4�3+�5 50

4�1+ 2�3+�6 100

� 0

Penyelesaian (3.16) Tabel 3.2 Tabel Simplex iterasi 1 (�= )

�1 �2 �3 �4 �5 �6

1 -5 -10 -12 0 0 0 0

2 1 2 2 0 0 0 0

�4 2 8 4 1 0 0 100

�5 3 1 4 0 1 0 50

�6 4 0 2 0 0 1 100

ℬ ={4,5,6}, � ={1,2,3}, �′ = � 5 6,

5 6,

6 7 =

6

7 , = 3 dan �= 5 Tabel 3.3 Tabel Simplex iterasi 1 (�= )

�1 �2 �3 �4 �5 �6

1 -1/2 1 1/2 0 0 -1/2 0 -25 2 4 -7 0 0 3 0 150 �4 -1 7 0 1 -1 0 50 �3 3/4 1/4 1 0 1/4 0 12 1/2 �6 2 1/2 - 1/2 0 0 -1/2 1 75 ℬ ={3,4,6}, � ={1,2}, �′ = � 9

11 = 9


(34)

Tabel 3.4 Tabel Simplex iterasi 1 (�= )

�1 �2 �3 �4 �5 �6

1 -2/7 0 0 -3/14 -2/7 0 -35 5/7 2 3 0 0 1 2 0 200 �2 -1/7 1 0 1/7 -1/7 0 7 1/7 �3 11/14 0 1 -1/28 2/7 0 10 5/7 �6 2 3/7 0 0 1/14 -4/7 1 78 4/7 ℬ ={2,3,6}, � ={∅}, Penylesain efficient �1 = 0, �2 = 11

7 dan �3 = 10 5 7

− 1 =−200 dan 2 = 35 5 7 .

 Andaikan jika �= 0.5

Maka (3.14) jika memiliki �= 0.5 maka bentuk umum BLP menjadi

Minimum

− 1 ∶ −5�1−10�2−12�3 2 ∶ �1+ 2�2+ 2�3

(3.17)

kendala

1.5 , 2.5 �1+ 6.5 , 9 �2+ 3 , 4.5 �3 [95 , 120] 2 , 3.5 �1+ 0.625 , 1.5 �2+ 3 , 4.5 �3 [45,70]

4�1+ 2�3 100


(35)

 Maka Model best efficient (3.17) Minimum

− 1 ∶ −5�1−10�2−12�3 2 ∶ �1+ 2�2+ 2�3

(3.18)

Kendala 1.5�1+ 6.5�2+ 3�3 125 2�1+ 0.625�2+ 3�3 70 4�1+ 2�3 100

� 0

Memodelkan (3.18) best ke dalam Parametric Simplex Algorithm

Minimum 4�+ 1 �1+ −8�+ 2 �2+ −10�+ 2 �3 (3.19) kendala 1.5�1+ 6.5�2+ 3�3 125

2�1+ 0.625�2+ 3�3 70 4�1+ 2�3 100

� 0

Penyelesaian (3.19) Tabel 3.5 Tabel Simplex iterasi 1 (�= )

�1 �2 �3 �4 �5 �6

1 1 2 2 0 0 0 0

2 -5 -10 -12 0 0 0 0

�4 1 1/2 6 1/2 3 1 0 0 125

�5 2 5/8 3 0 1 0 70

�6 4 0 2 0 0 1 100

ℬ ={4,5,6}, � ={1,2,3}, �′ = � 5 6,

5 6,

6 7 =

6


(36)

Tabel 3.6 Tabel Simplex iterasi 1 (�= )

�1 �2 �3 �4 �5 �6

1 - 1/3 1 7/12 0 0 - 2/3 0 -46 2/3 2 3 -7 1/2 0 0 4 0 280 �4 - 1/2 5 7/8 0 1 -1 0 55 �3 2/3 5/24 1 0 1/3 0 23 1/3 �6 2 2/3 - 5/12 0 0 - 2/3 1 53 1/3 ℬ ={3,4,6}, � ={1,2}, �′ = � 9

11 = 9

11 , = 2 dan �= 4

Tabel 3.7 Tabel Simplex iterasi 1 (�= �)

�1 �2 �3 �4 �5 �6

1 - 1/5 0 0 - 7/26 - 27/68 0 -61 23/47 2 2 17/47 0 0 1 13/47 2 34/47 0 350 10/47 �2 - 4/47 1 0 8/47 - 8/47 0 9 17/47 �3 13/19 0 1 - 1/28 7/19 0 21 18/47 �6 2 12/19 0 0 1/14 - 59/80 1 57 11/47 ℬ ={2,3,6}, � ={∅}, Penylesain efficient �1 = 0, �2 = 917

47 dan �3 = 21 18 47

− 1 =−350

10

47 dan 2 = 61 23 47 .

 Maka Model worst efficient (3.17) Minimum

− 1 ∶ −5�1−10�2−12�3 2 ∶ �1+ 2�2+ 2�3

(3.20)

Kendala 2.5�1+ 9�2+ 4.5�3 95 3.5�1+ 1.5�2+ 4.5�3 45 4�1+ 2�3 100


(37)

Memodelkan (3.20) best ke dalam Parametric Simplex Algorithm

Minimum 4�+ 1 �1+ −8�+ 2 �2+ −10�+ 2 �3 (3.21) Kendala 2.5�1+ 9�2+ 4.5�3 95

3.5�1+ 1.5�2+ 4.5�3 45 4�1+ 2�3 100

� 0

Penyelesaian (3.21) Tabel 3.8 Tabel Simplex iterasi 1 (�= )

�1 �2 �3 �4 �5 �6

1 1 2 2 0 0 0 0

2 -5 -10 -12 0 0 0 0

�4 2 1/2 9 4 1/2 1 0 0 95

�5 3 1/2 1 1/2 4 1/2 0 1 0 45

�6 4 0 2 0 0 1 100

ℬ ={4,5,6}, � ={1,2,3}, �′ = � 5 6, 5 6, 6 7 = 6 7 , = 3 dan �= 5 Tabel 3.9 Tabel Simplex iterasi 1 (�= ) �1 �2 �3 �4 �5 �6 1 - 5/9 1 1/3 0 0 - 4/9 0 -20

2 4 1/3 -6 0 0 2 2/3 0 120

�4 -1 7 1/2 0 1 -1 0 50

�3 7/9 1/3 1 0 2/9 0 10

�6 2 4/9 - 2/3 0 0 - 4/9 1 80 ℬ ={3,4,6}, � ={1,2}, �′ = � 9

11 = 9


(38)

Tabel 3.10 Tabel Simplex iterasi 1 (�= �)

�1 �2 �3 �4 �5 �6

1 - 17/45 0 0 - 8/45 - 4/15 0 -28 8/9 2 3 8/15 0 0 4/5 1 13/15 0 160 �2 - 2/15 1 0 2/15 - 2/15 0 6 2/3 �3 37/45 0 1 - 2/45 4/15 0 7 7/9 �6 2 16/45 0 0 4/45 - 8/15 1 84 4/9 ℬ ={2,3,6}, � ={∅}, Penylesain efficient �1 = 0, �2 = 62

3 dan �3 = 7 7 9

− 1 =−160 dan 2 = 28 8 9 .

 Andaikan jika �= 0

Maka (3.14) jika memiliki �= 0 maka bentuk umum BLP menjadi

Minimum

− 1 ∶ −5�1−10�2−12�3 2 ∶ �1+ 2�2+ 2�3

(3.22)

kendala 1,3 �1+ 5,10 �2+ 2,5 �3 [90,150]

1,4 �1+ 0.25,2 �2+ 2,5 �3 40,90

4�1+ 2�3 100

� 0

 Maka Model best efficient (3.22) Minimum

− 1 ∶ −5�1−10�2−12�3 2 ∶ �1+ 2�2+ 2�3

(3.23)

Kendala �1+ 5�2+ 2�3 150 �1+ 0.25�2+ 2�3 90 4�1+ 2�3 100


(39)

Memodelkan (3.23) best ke dalam Parametric Simplex Algorithm

Minimum 4�+ 1 �1+ −8�+ 2 �2+ −10�+ 2 �3 (3.24) kendala �1+ 5�2+ 2�3 150

�1+ 0.25�2+ 2�3 90 4�1+ 2�3 100

� 0

Penyelesaian (3.24) Tabel 3.11 Tabel Simplex iterasi 1 (�= )

�1 �2 �3 �4 �5 �6

1 1 2 2 0 0 0 0

2 -5 -10 -12 0 0 0 0

�4 1 5 2 1 0 0 150

�5 1 0.25 2 0 1 0 90

�6 4 0 2 0 0 1 100

ℬ ={4,5,6}, � ={1,2,3}, �′ = � 5 6,

5 6,

6 7 =

6

7 , = 3 dan �= 5 Tabel 3.12 Tabel Simplex iterasi 1 (�= )

�1 �2 �3 �4 �5 �6

1 0 1 3/4 0 0 -1 0 -90 2 1 -8 1/2 0 0 6 0 540 �4 0 4 3/4 0 1 -1 0 60 �3 1/2 1/8 1 0 1/2 0 45 �6 3 - 1/4 0 0 -1 1 10 ℬ ={3,4,6}, � ={1,2}, �′ = � 9

11 = 9


(40)

Tabel 3.13 Tabel Simplex iterasi 1 (�= )

�1 �2 �3 �4 �5 �6

1 0 0 0 - 7/19 - 12/19 0 -112 /19 2 1 0 0 1 15/19 4 4/19 0 647 7/19 �2 0 1 0 4/19 - 4/19 0 12 12/19 �3 1/2 0 1 - 1/38 10/19 0 43 8/19 �6 3 0 0 1/19 -1 1/19 1 13 3/19 ℬ ={2,3,6}, � ={∅}, Penylesain efficient �1 = 0, �2 = 1212

19 dan �3 = 43 8 19

− 1 =−647

7

19 dan 2 = 112 2 19 .

 Maka Model worst efficient (3.22) Minimum

− 1 ∶ −5�1−10�2−12�3 2 ∶ �1+ 2�2+ 2�3

(3.25)

Kendala 3�1+ 10�2+ 5�3 90 4�1+ 2�2+ 5�3 40 4�1+ 2�3 100

� 0

Memodelkan (3.25) worst ke dalam Parametric Simplex Algorithm

Minimum 4�+ 1 �1+ −8�+ 2 �2+ −10�+ 2 �3 (3.26) Kendala 3�1+ 10�2+ 5�3 90

4�1+ 2�2+ 5�3 40 4�1+ 2�3 100


(41)

Penyelesaian (3.26) Tabel 3.14 Tabel Simplex iterasi 1 (�= )

�1 �2 �3 �4 �5 �6

1 1 2 2 0 0 0 0

2 -5 -10 -12 0 0 0 0

�4 3 10 5 1 0 0 90

�5 4 2 5 0 1 0 40

�6 4 0 2 0 0 1 100

ℬ ={4,5,6}, � ={1,2,3}, �′ = � 5 6, 5 6, 6 7 = 6

7 , = 3 dan �= 5 Tabel 3.15 Tabel Simplex iterasi 1 (�= )

�1 �2 �3 �4 �5 �6

1 - 3/5 1 1/5 0 0 - 2/5 0 -16 2 4 3/5 -5 1/5 0 0 2 2/5 0 96 �4 -1 8 0 1 -1 0 50 �3 4/5 2/5 1 0 1/5 0 8 �6 2 2/5 - 4/5 0 0 - 2/5 1 84 ℬ ={3,4,6}, � ={1,2}, �′ = � 9

11 = 9

11 , = 2 dan �= 4

Tabel 3.16 Tabel Simplex iterasi 1 (�= )

�1 �2 �3 �4 �5 �6

1 - 9/20 0 0 - 3/20 - 1/4 0 -23 1/2 2 3 19/20 0 0 13/20 1 3/4 0 128 1/2 �2 - 1/8 1 0 1/8 - 1/8 0 6 1/4 �3 17/20 0 1 - 1/20 1/4 0 5 1/2 �6 2 3/10 0 0 1/10 - 1/2 1 89 ℬ ={2,3,6}, � ={∅}, Penylesain efficient �1 = 0, �2 = 61

4 dan �3 = 5 1 2

− 1 =−128

1

2 dan 2 = 23 1 2 .


(42)

Hasil penyelesaian kasus numerik berupa nilai best efficient dan worst efficient dimana �= {0,0.5,1} dapat disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini

Tabel 3.17 Nilai best efficient

�1 �2 �3 1 2

� = 0 0 9 17/47 21 18/47 350 10/47 61 23/47 � = 0.5 0 12 12/19 43 8/9 647 7/19 112 2/19 � = 1 0 1 1/7 10 5/7 200 35 5/7

Tabel 3.18 Nilai worst efficient

�1 �2 �3 1 2

�= 0 0 6 2/3 7 7/9 160 28 8/9

�= 0.5 0 6 1/4 5 ½ 128 1/2 23 ½

�= 1 0 1 1/7 10 5/7 200 35 5/7

Dari perhitungan pada �= 0,� = 0.5, � = 1 didapati bahwa


(43)

Pada setiap �= 0 didapati

Best efficient dari produk satu adalah 0 dan worst efficient dari produk satu adalah 0 Best efficient dari produk dua adalah 1212

19 dan worst efficient dari produk dua adalah 6 1 4 Best efficient dari produk tiga 438

9 adalah dan worst efficient dari produk tiga adalah 5 1 2

Pada setiap �= 0.5 didapati

Best efficient dari produk satu adalah 0 dan worst efficient dari produk satu adalah 0 Best efficient dari produk dua 917

47 adalah dan worst efficient dari produk dua adalah Best efficient dari produk tiga adalah 2118

47 dan worst efficient dari produk tiga adalah 7 7 9

Pada setiap �= 1 didapati

 Best efficient dari produk satu 0 adalah dan worst efficient dari produk satu adalah 0  Best efficient dari produk dua adalah 71

7 dan worst efficient dari produk dua adalah 7 1 7 Gambar 3.1 Best Efficient dan Worst Efficient (� )


(44)

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. KESIMPULAN

Dari studi literatur ini dapat disimpulkan :

1. Hasil yang didapat berupa best efficient dan worst efficient sehingga memberikan alternatif pilihan dimana best efficient merupakan keputusan efisien terbaik yang dapat terjadi dan worst efficient merupakan keputusan efisien terburuk yang dapat terjadi.

2. Hasil perhitungan best efficient dan worst efisien sangat bergantung pada intuisi pengambil keputusan karena nilai � ditentukan secara subjectif dimana 0 � 1 dan � bernilai 0 jika bersifat sangat kabur dan benilai 1 jika bersifat tidak kabur.

4.2. SARAN

1. Penelitian yang dilakukan sebatas pada bicriteria linear programming. Bagi pembaca yang berminat mengembangkan lebih lanjut dapat mengembangkan optimasi secara

multiple objective.

2. Penelitian yang dilakukan sebatas pada kasus fuzzy pada kendala, dapat dikembangkan jika diketahui fungsi tujuan juga merupakan suatu bilangan fuzzy.


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Allahdadi, M dan Mishmat, H. 2011. Fuzzy Linear Programming With Interval Linear Programming Approach. Advanced Modeling and Optimization. Vol 13, No. 1

Bector dan Chandra. 2005. Fuzzy Mathematical Programming and Fuzzy Matrix Games. Springer. Germany

Ehrgott, Matthias. 2005. Multicriteria Optimization. second editition .Springer. Germany

Klir, G.J. dan Yuan, B. 1995. Fuzzy Sets And Logic – Theory And Aplication. first edition. Prentice Hall. New Jersey

Moore etc. 2009. Introduction to Interval Analysis.Society for Industrial and Applied Mathematics. Philadelphia

Setiadji. 2009. Himpunan & Logika Samar - Serta Aplikasinya. Cetakan Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Siagian, P. 2006. Penelitian Operasional Teori dan Praktek. Cetakan 2006. UI Press. Jakarta.

Kusumadewi, Sri dan Purnomo, H. 2010. Aplikasi Logika Fuzzy Untuk Pendukung Keputusan. Edisi 2. Graha Ilmu. Yogyakarta

Susilo, Frans. 2006. Himpunan & Logika Kabur - Serta Aplikasinya. Cetakan Pertama. Graha ilmu. Yogyakarta.


(1)

Tabel 3.13 Tabel Simplex iterasi 1 (�= )

�1 �2 �3 �4 �5 �6

1 0 0 0 - 7/19 - 12/19 0 -112 /19

2 1 0 0 1 15/19 4 4/19 0 647 7/19

�2 0 1 0 4/19 - 4/19 0 12 12/19

�3 1/2 0 1 - 1/38 10/19 0 43 8/19

�6 3 0 0 1/19 -1 1/19 1 13 3/19

ℬ ={2,3,6}, � ={∅}, Penylesain efficient �1 = 0, �2 = 1212

19 dan �3 = 43 8 19 − 1 =−647

7

19 dan 2 = 112 2 19 .

 Maka Model worst efficient (3.22)

Minimum

− 1 ∶ −5�1−10�2−12�3 2 ∶ �1+ 2�2+ 2�3

(3.25)

Kendala 3�1+ 10�2+ 5�3 90 4�1+ 2�2+ 5�3 40 4�1+ 2�3 100 � 0

Memodelkan (3.25) worst ke dalam Parametric Simplex Algorithm

Minimum 4�+ 1 �1+ −8�+ 2 �2+ −10�+ 2 �3 (3.26) Kendala 3�1+ 10�2+ 5�3 90

4�1+ 2�2+ 5�3 40 4�1+ 2�3 100 � 0


(2)

Penyelesaian (3.26) Tabel 3.14 Tabel Simplex iterasi 1 (�= )

�1 �2 �3 �4 �5 �6

1 1 2 2 0 0 0 0

2 -5 -10 -12 0 0 0 0

�4 3 10 5 1 0 0 90

�5 4 2 5 0 1 0 40

�6 4 0 2 0 0 1 100

ℬ ={4,5,6}, � ={1,2,3}, �′ = � 5 6, 5 6, 6 7 = 6

7 , = 3 dan �= 5

Tabel 3.15 Tabel Simplex iterasi 1 (�= )

�1 �2 �3 �4 �5 �6

1 - 3/5 1 1/5 0 0 - 2/5 0 -16

2 4 3/5 -5 1/5 0 0 2 2/5 0 96

�4 -1 8 0 1 -1 0 50

�3 4/5 2/5 1 0 1/5 0 8

�6 2 2/5 - 4/5 0 0 - 2/5 1 84

ℬ ={3,4,6}, � ={1,2}, �′ = � 9 11 =

9

11 , = 2 dan �= 4

Tabel 3.16 Tabel Simplex iterasi 1 (�= )

�1 �2 �3 �4 �5 �6

1 - 9/20 0 0 - 3/20 - 1/4 0 -23 1/2

2 3 19/20 0 0 13/20 1 3/4 0 128 1/2

�2 - 1/8 1 0 1/8 - 1/8 0 6 1/4

�3 17/20 0 1 - 1/20 1/4 0 5 1/2

�6 2 3/10 0 0 1/10 - 1/2 1 89

ℬ ={2,3,6}, � ={∅}, Penylesain efficient �1 = 0, �2 = 61

4 dan �3 = 5 1 2 − 1 =−128

1

2 dan 2 = 23 1 2 .


(3)

Hasil penyelesaian kasus numerik berupa nilai best efficient dan worst efficient dimana

�= {0,0.5,1} dapat disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini

Tabel 3.17 Nilai best efficient

�1 �2 �3 1 2

� = 0 0 9 17/47 21 18/47 350 10/47 61 23/47

� = 0.5 0 12 12/19 43 8/9 647 7/19 112 2/19

� = 1 0 1 1/7 10 5/7 200 35 5/7

Tabel 3.18 Nilai worst efficient

�1 �2 �3 1 2

�= 0 0 6 2/3 7 7/9 160 28 8/9

�= 0.5 0 6 1/4 5 ½ 128 1/2 23 ½

�= 1 0 1 1/7 10 5/7 200 35 5/7

Dari perhitungan pada �= 0,� = 0.5, � = 1 didapati bahwa


(4)

Pada setiap �= 0 didapati

Best efficient dari produk satu adalah 0 dan worst efficient dari produk satu adalah 0

Best efficient dari produk dua adalah 1212

19 dan worst efficient dari produk dua adalah 6 1 4

Best efficient dari produk tiga 438

9 adalah dan worst efficient dari produk tiga adalah 5 1 2

Pada setiap �= 0.5 didapati

Best efficient dari produk satu adalah 0 dan worst efficient dari produk satu adalah 0

Best efficient dari produk dua 917

47 adalah dan worst efficient dari produk dua adalah Best efficient dari produk tiga adalah 2118

47 dan worst efficient dari produk tiga adalah 7 7 9

Pada setiap �= 1 didapati

 Best efficient dari produk satu 0 adalah dan worst efficient dari produk satu adalah 0

 Best efficient dari produk dua adalah 71

7 dan worst efficient dari produk dua adalah 7 1 7 Gambar 3.1 Best Efficient dan Worst Efficient (� )


(5)

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. KESIMPULAN

Dari studi literatur ini dapat disimpulkan :

1. Hasil yang didapat berupa best efficient dan worst efficient sehingga memberikan alternatif pilihan dimana best efficient merupakan keputusan efisien terbaik yang dapat terjadi dan worst efficient merupakan keputusan efisien terburuk yang dapat terjadi.

2. Hasil perhitungan best efficient dan worst efisien sangat bergantung pada intuisi pengambil keputusan karena nilai � ditentukan secara subjectif dimana 0 � 1

dan � bernilai 0 jika bersifat sangat kabur dan benilai 1 jika bersifat tidak kabur.

4.2. SARAN

1. Penelitian yang dilakukan sebatas pada bicriteria linear programming. Bagi pembaca yang berminat mengembangkan lebih lanjut dapat mengembangkan optimasi secara

multiple objective.

2. Penelitian yang dilakukan sebatas pada kasus fuzzy pada kendala, dapat dikembangkan jika diketahui fungsi tujuan juga merupakan suatu bilangan fuzzy.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Allahdadi, M dan Mishmat, H. 2011. Fuzzy Linear Programming With Interval Linear Programming Approach. Advanced Modeling and Optimization. Vol 13, No. 1

Bector dan Chandra. 2005. Fuzzy Mathematical Programming and Fuzzy Matrix Games. Springer. Germany

Ehrgott, Matthias. 2005. Multicriteria Optimization. second editition .Springer. Germany Klir, G.J. dan Yuan, B. 1995. Fuzzy Sets And Logic – Theory And Aplication. first edition.

Prentice Hall. New Jersey

Moore etc. 2009. Introduction to Interval Analysis.Society for Industrial and Applied Mathematics. Philadelphia

Setiadji. 2009. Himpunan & Logika Samar - Serta Aplikasinya. Cetakan Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Siagian, P. 2006. Penelitian Operasional Teori dan Praktek. Cetakan 2006. UI Press. Jakarta. Kusumadewi, Sri dan Purnomo, H. 2010. Aplikasi Logika Fuzzy Untuk Pendukung

Keputusan. Edisi 2. Graha Ilmu. Yogyakarta

Susilo, Frans. 2006. Himpunan & Logika Kabur - Serta Aplikasinya. Cetakan Pertama. Graha ilmu. Yogyakarta.