2.1.2. Bentuk Pembelajaran Organisasi
Menurut Pedler, dkk Dale, 2003 suatu organisasi pembelajaran adalah organisasi yang memiliki karakteristik berikut :
1 Mempunyai suasana dimana anggota-anggotanya secara individu terdorong untuk belajar dan mengembangkan potensi penuh mereka;
2 Memperluas budaya belajar ini sampai pada pelanggan, pemasok dan stakeholder lain yang signifikan;
3 Menjadikan strategi pengembangan sumber daya manusia sebagai pusat kebijakan bisnis;
4 Berada dalam proses transformasi organisasi secara terus menerus; Senge 1990 mengatakan sebuah organisasi pembelajar adalah organisasi
“yang terus menerus memperbesar kemampuannya untuk menciptakan masa depannya” dan berpendapat mereka dibedakan oleh lima disiplin, yaitu:
penguasaan pribadi, model mental, visi bersama, pembelajaran tim, dan pemikiran sistem. Oleh karena itu, menurut
Senge 2002, bentuk atau dimensi pembelajaran
organisasi ada 5 yakni : 1. Thinking System Sistem berpikir
Thinking system model berpikir merupakan suatucaraberfikirtentang suatubahasauntukmenguraikandan memahamikekuatan-kekuatandan hubungan
antar pribadi yang membentuk perilaku sistem. Disiplin ini membantumelihatbagaimanamengubahsistem
secara lebih
efektifdan bertindaklebihselarasdenganproses-prosesyang
lebihbesardari alamdan
duniaekonomi. Senge 2002
Universitas Sumatera Utara
2. Personal Mastery Pemilikan budaya kerja Merupakan disiplin belajar untuk meningkatkan kapasitas pribadi dalam
menciptakan hasil yang paling diinginkan dan menciptakan suatu lingkungan organisaional yang mendorong semua anggotanya untuk mengembangkaan diri
mereka kearah sasaran- sasaran dan tujuan-tujuan yang dipilih. Senge 2002
Kemampuan untuk secara terus menerus dan sabar memperbaiki wawasan agar objektif dalam melihat realitas dengan pemusatan energi pada hal-hal yang
strategis. Organisasi pembelajaran memerlukan pegawai yang memiliki kompetensi yang tinggi, agar bisa beradaptasi dengan tuntutan perubahan,
khususnya perubahan teknologi dan perubahan paradigma bisnis dari paradigma yang berbasis kekuatan fisik ke paradigma yang berbasis pengetahuan.
Senge 2002
3. Mental Model Pemahaman dan keyakinan Suatu proses menilai diri sendiri untuk memahami, asumsi, keyakinan, dan
prasangka atas rangsangan yang muncul. Mental model memungkinkan manusia bekerja dengan lebih cepat. Namun, dalam organisasi yang terus berubah, mental
model ini kadang-kadang tidak berfungsi dengan baik dan menghambat adaptasi yang dibutuhkan. Dalam organisasi pembelajar, mental model ini didiskusikan,
dicermati, dan direvisi pada level individual, kelompok, dan organisasi Senge
2002 Mental model ini juga didefinisikan sebagai disiplin belajar yang terus-
menerus melakukan perenungan, mengklarifikasi dan memperbaiki gambaran-
Universitas Sumatera Utara
gambaran internal kita tentang dunia dan melihat bagaimana hal itu membentuk tindakan dan keputusan kita.
4. Shared Vision Berbagi visi Merupakan upaya membangun suatu rasa mempunyai komitmen dalam
suatu kelompok membuatgambaran- gambaranbersama tentang masa depan yang coba kita ciptakan dan prinsip sertapraktik-praktek penuntun yang kita harapkan
berfungsi sebagai sarana untuk bisa mencapai masa depan. Senge 2002
Shared vision juga merupakan komitmen untuk menggali visi bersama tentang masa depan secara murni tanpa paksaan. Oleh karena organisasi terdiri
atas berbagai orang yang berbeda latar belakang pendidikan, kesukuan, pengalaman serta budayanya, maka akan sangat sulit bagi organisasi untuk
bekerja secara terpadu kalau tidak memiliki visi yang sama. Selain perbedaan latar belakang pegawai, organisasi juga memiliki berbagai unit yang pekerjaannya
berbeda antara satu unit dengan unit lainnya. Untuk menggerakkan organisasi pada tujuan yang sama dengan aktivitas yang terfokus pada pencapaian tujuan
bersama diperlukan adanya visi yang dimiliki oleh semua orang dan semua unit yang ada dalam organisasi.
Senge 2002
5. Team Learning Pembelajaran Tim Merupakan disiplin untuk mengubah keahlian percakapan dan keahlian
berpikir kolektif sehingga kelompok-kelompok manusia dapat diandalkan dan
Universitas Sumatera Utara
bisa mengembangkan kecerdasan dan kemampuan yang lebih besardari pada jumlah bakat para anggotanya secara individual.
Senge 2002 Team learning ini juga merupakan gambaran kemampuan dan motivasi
untuk belajar secara adaptif, generatif, dan berkesinambungan. Kini makin banyak organisasi berbasis tim, karena rancangan organisasi dibuat dalam lintas fungsi
yang biasanya berbasis team. Kemampuan organisasi untuk mensinergikan kegiatan tim ini ditentukan oleh adanya visi bersama dan kemampuan berfikir
sistemik seperti yang telah diuraikan di atas. Namun tanpa adanya kebiasaan berbagi wawasan sukses dan gagal yang terjadi dalam suatu tim, maka
pembelajaran organisasi akan sangat lambat, dan bahkan berhenti. Pembelajaran dalam organisasi akan semakin cepat kalau orang mau berbagi wawasan dan
belajar bersama-sama. Berbagi wawasan pengetahuan dalam tim menjadi sangat penting untuk peningkatan kapasitas organisasi dalam menambah modal
intelektualnya. Senge 2002
Kelima dimensi organisasi pembelajaran ini harus hadir bersama-sama dalam sebuah organisasi untuk meningkatkan kualitas pengembangan SDM,
karena mempercepat proses pembelajaran organisasi dan meningkatkan kemampuannya untuk beradaptasi pada perubahan dan mengantisipasi perubahan
pada masa depan. Kelima dimensi dari Senge tersebut perlu dipadukan secara utuh, dikembangkan dan dihayati oleh setiap anggota organisasi, dan diwujudkan
dalam perilaku sehari-hari. Menurut Garvin 2000, kegiatan kunci dalam pembelajaran adalah
akuisisi, distribusi, kreasi dan pemanfaatan atau utilisasi pengetahuan. Dalam
Universitas Sumatera Utara
studi yang dilakukan oleh Marquardt 2002, ditunjukan 2 bahwa semakin tinggi kemampuan pembelajaran suatu organisasi, semakin tinggi pula kemampuannya
untuk melakukan perubahan secara efektif. Selanjutnya diketahui pula bahwa pembelajaran pada tingkat reaktif akan membuat organisasi mampu beradaptasi
dengan perubahan di lingkungannya dengan memberikan respon-respon efektif. Sedangkan pada tingkat yang lebih tinggi, yaitu pembelajaran antisifatif,
organisasi mampu memprediksi akan munculnya perubahan-perubahan, bahkan menjadi pemicu terjadinya perubahan.
2.1.3. Fungsi Pembelajaran Organisasi