Kerangka Pemikiran Teoritis
1. Kondisi Faktor Sumberdaya
Posisi suatu bangsa berdasarkan sumberdaya yang dimilikinya merupakan faktor produksi yang diperlukan untuk bersaing dalam industri tertentu. Faktor produksi tersebut digolongkan pada lima kelompok ; a)
Sumberdaya Manusia Sumberdaya manusia yang mempengaruhi daya saing industri nasional
terdiri dari jumlah tenaga kerja yang tersedia, kemampuan manajerial dan keterampilan yang dimilikinya, biaya tenaga kerja yang berlaku (tingkat upah) dan etika kerja (termasuk moral). b)
Sumberdaya FisikAlam Sumberdaya fisik atau sumberdaya alam yang mempengaruhi dayasaing
industri nasional mencakup biaya, kualitas, aksesbilitas, ukuran lahan (lokasi), ketersediaan air, mineral dan energi serta sumber daya pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan (termasuk sumberdaya perairan laut lainnya), dan sumber peternakan, serta sumberdaya alam lainnya, baik yang dapat diperbarui maupun yang tidak dapat diperbarui. Begitu juga kondisi cuaca dan iklim, luas wilayah geografis, kondisi topografis dan lain-lain.
c)
Sumberdaya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Sumberdaya IPTEK mencakup ketersediaan pengetahuan pasar,
pengetahuan ilmiah yang menunjang dan diperlukan dalam memproduksi barang pengetahuan ilmiah yang menunjang dan diperlukan dalam memproduksi barang
Sumberdaya Modal Sumberdaya modal yang mempengaruhi dayasaing nasional terdiri dari
jumlah dan biaya (suku bunga) yang tersedia, jenis pembiayaan (sumber modal), aksesibilitas terhadap pembiayaan, kondisi lembaga pembiayaan dan perbankan, tingkat tabungan masyarakat, peraturan keuangan, kondisi moneter dan fiskal, serta peraturan moneter dan fiskal. e)
Sumberdaya Infrastruktur Sumberdaya infrastruktur yang mempengaruhi dayasaing nasional dapat
dilihat dari ketersediaan, jenis, mutu, dan biaya penggunaan infrastruktur yang mempengaruhi persaingan, termasuk sistem transportasi, komunikasi, pembayaran dan transfer dana, air bersih, energi listrik dan lain-lain.
2. Kondisi Permintaan
Kondisi permintaan dalam negeri merupakan faktor penentu dayasaing industri nasional, terutama mutu pemintaan domestik. Mutu permintaan domestik merupakan sarana pembelajaran perusahaan domestik untuk bersaing di pasar global. Mutu permintaan (pesaingan yang ketat) di dalam negeri memberikan tantangan bagi setiap pasar domestik. Ada tiga faktor kondisi permintaan yang mempengaruhi dayasaing nasional ; Kondisi permintaan dalam negeri merupakan faktor penentu dayasaing industri nasional, terutama mutu pemintaan domestik. Mutu permintaan domestik merupakan sarana pembelajaran perusahaan domestik untuk bersaing di pasar global. Mutu permintaan (pesaingan yang ketat) di dalam negeri memberikan tantangan bagi setiap pasar domestik. Ada tiga faktor kondisi permintaan yang mempengaruhi dayasaing nasional ;
nasional. Karakteristik tersebut meliputi ;
1) Struktur segmen permintaan merupakan faktor penentu dayasaing Industri
nasional. Pada sebagian besar industri, permintaan yang ada telah tersegmentasi atau dipersempit menjadi beberapa bagian yang lebih spesifik. Pada umumnya perusahaan lebih mudah memperoleh dayasaing pada struktur segmen permintaan yang lebih luas dibandingkan dengan struktur segmen yang sempit.
2) Pengalaman dan selera pembeli yang tinggi akan meningkatkan tekanan
kepada produsen untuk menghasilkan produk yang bermutu dan memenuhi standar yang tinggi, yang mencakup standar mutu produk, fitur- fitur pada produk dan pelayanan.
3) Antisipasi kebutuhan pembeli yang baik dari perusahaan dalam negeri
merupakan suatu poin dalam memperoleh keunggulan dayasaing.
b. Jumlah Permintaan dan Pola Pertumbuhan Jumlah atau besarnya permintaan domestik mempengaruhi tingkat
persaingan dalam negeri, terutama disebabkan oleh jumlah pembeli bebas, tingkat pertumbuhan permintaan domestik, timbulnya permintaan baru, dan kejenuhan permintaan lebih awal sebagai akibat perusahaan domestik melakukan penetrasi pasar lebih awal. Pasar domestik yang luas dapat diarahkan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dalam suatu industri. Hal ini terjadi jika industri dilakukan dalam skala ekonomis melalui adanya penanaman modal dengan membangun fasilitas skala besar, pengembangan teknologi dan peningkatan produktifitas.
c. Permintaan Luar Negeri Terhadap Nasional Pembeli lokal yang merupakan pembeli dari luar negeri akan mendorong
dayasaing industri nasional kerena dapat membawa produk tersebut keluar negeri. Konsumen yang memiliki mobilitas internasional tinggi dan sering mengunjungi suatu negara juga dapat mendorong dan meningkatkan dayasaing produk negeri yang dikunjungi tersebut.
3. Industri Terkait dan Industri Pendukung
Keberadaan industri pendukung dan industri terkait yang memiliki dayasaing global juga akan mempengaruhi dayasaing industri utamanya. Industri hulu yang memiliki dayasaing global akan memasok input bagi industri utama dengan harga lebih murah, mutu yang lebih baik, pelayanan yang cepat, pengiriman tepat waktu dan jumah sesuai dengan kebutuhan industri utama, sehingga industri tersebut juga akan memiliki dayasaing global yang tinggi. Begitu juga industri hilir yang menggunakan produk industri utama sebagai bahan baku. Apabila industri hilir memiliki dayasaing global maka industri hilir tersebut dapat menarik industri hulunya untuk memperoleh dayasaing global.
4. Struktur, Persaingan dan Strategi Perusahaan
Tingkat persaingan dalam industri merupakan salah satu pendorong bagi perusahaan-perusahaan yang berkompetisi untuk terus melakukan inovasi. Keberadaan pesaing lokal yang handal dan kuat merupakan faktor penentu dan sebagai motor penggerak untuk memberikan tekanan antar perusahaan untuk berkompetisi dan terus melakukan inovasi. Keberadaan pesaing lokal yang handal dan kuat merupakan faktor penentu sebagai motor penggerak untuk memberikan tekanan pada perusahaan lain untuk meningkatkan dayasaingnya. Perusahaan- Tingkat persaingan dalam industri merupakan salah satu pendorong bagi perusahaan-perusahaan yang berkompetisi untuk terus melakukan inovasi. Keberadaan pesaing lokal yang handal dan kuat merupakan faktor penentu dan sebagai motor penggerak untuk memberikan tekanan antar perusahaan untuk berkompetisi dan terus melakukan inovasi. Keberadaan pesaing lokal yang handal dan kuat merupakan faktor penentu sebagai motor penggerak untuk memberikan tekanan pada perusahaan lain untuk meningkatkan dayasaingnya. Perusahaan-
Strukur industri dan struktur perusahaan juga menentukan dayasaing yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan yang tercakup dalam industri tersebut. Struktur industri yang monopolistik kurang memiliki daya dorong untuk melakukan perbaikan-perbaikan serta inovasi-inovasi baru dibandingkan dengan struktur industri yang bersaing. Di lain pihak, struktur perusahaan yang berada dalam industri sangat berpengaruh terhadap bagaimana perusahaan yang bersangkutan dikelola dan dikembangkan dalam suasana tekanan persaingan, baik domestik maupun internasional. Di samping itu, juga berpengaruh pada strategi perusahaan untuk memenangkan persaingan domestik dan internasional. Dengan demikian secara tidak langsung akan meningkatkan dayasaing global industri yang bersangkutan.
5. Peran Pemerintah
Peran pemerintah merupakan variabel pendukung dari Teori Berlian Porter. Pemerintah dapat mempengaruhi keempat variabel utama. Variabel kondisi faktor sumberdaya dipengaruhi melalui subsidi, kebijakan pasar modal, kebijakan pendidikan dan lain sebagainya. Peranan pemerintah dalam membentuk kondisi permintaan domesik seringkali sulit untuk dijelaskan. Pemerintah juga bertugas menetapkan standar produk lokal melalui departemen - departemen yang ada. Pemerintah juga seringkali menjadi pembeli utama, misalnya pembelian alat Peran pemerintah merupakan variabel pendukung dari Teori Berlian Porter. Pemerintah dapat mempengaruhi keempat variabel utama. Variabel kondisi faktor sumberdaya dipengaruhi melalui subsidi, kebijakan pasar modal, kebijakan pendidikan dan lain sebagainya. Peranan pemerintah dalam membentuk kondisi permintaan domesik seringkali sulit untuk dijelaskan. Pemerintah juga bertugas menetapkan standar produk lokal melalui departemen - departemen yang ada. Pemerintah juga seringkali menjadi pembeli utama, misalnya pembelian alat
6. Peran Kesempatan
Kesempatan mempunyai dampak yang asimetris atau hanya berlaku satu arah terhadap keempat faktor utama dari Teori Berlian Porter. Faktor Peluang seringkali merupakan suatu hal yang besar di luar kekuatan dari industri dan juga pemerintah dalam mempengaruhi keunggulan kompetitif, yaitu hak paten, perang, keputusan politik dari pemerintah luar negeri dan lainnya.
3.1.2 Struktur Pasar
Istilah struktur pasar (market structure) mengacu pada semua aspek yang dapat mempengaruhi perilaku dan kinerja perusahaan di suatu pasar, misalnya jumlah perusahaan di pasar atau jenis produk yang mereka jual (Lipsey,1997). Struktur pasar umumnya dicirikan atas dasar empat karakteristik yang penting, yaitu jumlah dan distribusi ukuran dari penjual dan pembeli yang aktif serta para pendatang potensial, tingkat diferensiasi produk, jumlah dan biaya, informasi tentang harga dan mutu produk, serta kondisi masuk dan keluar pasar.
3.1.2.1 Pasar Persaingan Sempurna
Menurut pappas dan Hirchey (1995), pasar persaingan sempurna adalah struktur pasar yang dicirikan dengan sejumlah besar pembeli dan penjual untuk sebuah produk yang homogen, di mana setiap transaksi peserta pasar adalah begitu kecil sehingga tidak memiliki pengaruh terhadap harga dari produk tersebut. Para pembeli dan penjual individual adalah para pengambil harga (price taker). Harga telah ditentukan pasar dan cenderung konstan. Ini berarti bahwa perusahaan–perusahaan mengambil harga sebagai sesuatu yang tidak dapat diubah dan tidak mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi pasar melalui tindakannya sendiri. Sehingga untuk mendapatkan keuntungan maksimum seorang produsen hanya dapat mencapainya melalui keputusan banyaknya jumlah produk yang akan dijual, dengan kata lain laba maksimum dapat diwujudkan dalam kondisi MR=MC. Pada struktur pasar ini informasi permintaan dan penawaran yang bebas dan lengkap tersedia serta tidak terdapat hambatan masuk dan keluar yang berarti, akibatnya tingkat pengembalian atas investasi hanya dimungkinkan dalam jangka panjang.
3.1.2.2 Pasar Persaingan Monopolistik
Menurut Pappas dan Hirchey (1995), persaingan monopolistik adalah pasar yang terdiri dari banyak penjual yang menawarkan produk-produk yang serupa tetapi tidak identik atau terdiferensiasi. Namun barang-barang tersebut tidak bisa saling mensubtitusi. Sehingga konsumen melihat adanya perbedaan penting diantara produk-produk yang ditawarkan oleh setiap produsen individual.
Perusahaan dalam persaingan monopolistik dapat memperkenalkan sebuah inovasi dalam produk yang dapat memberikan peningkatan laba ekonomi Perusahaan dalam persaingan monopolistik dapat memperkenalkan sebuah inovasi dalam produk yang dapat memberikan peningkatan laba ekonomi
Alasan perusahaan dalam industri monopolistik dapat mengontrol harga produknya adalah subyektifitas konsumen yang memandang produk-produknya berbeda. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan pada industri yang memiiki struktur ini berusaha meyakinkan bahwa produk mereka berbeda dan lebih baik dari perusahaan lainnya.
3.1.2.3 Pasar Oligopoli
Menurut Lipsey (1997), Oligopoli adalah industri yang terdiri dari dua atau beberapa perusahaan, sedikitnya satu di antaranya menghasilkan sebagian besar dari keluaran total industri. Para oligopolis memperhitungkan keputusan– keputusan yang diambil oleh berbagai produsen dan mereka memperhitungkan juga dampak keputusan yang diambil oleh berbagai produsen dan mereka memperhitungkan juga dampak keputusan mereka terhadap pesaing-pesaingnya. Bila tedapat perubahan harga sekecil apapun, maka konsumen beralih pada produsen lainnya.
Akses yang yang terbatas pada informasi, biaya, dan mutu produk yang dikombinasikan dengan hambatan masuk dan keluar yang tinggi memberikan potensial laba ekonomi dalam jangka panjang. Strategi untuk mendapatkan keuntungan dalam pasar oligopoli antara lain adalah perusahaan-perusahaan yang terlibat dapat bekerjasama dalam beberapa hal yang menyangkut kepentingan bersama, lalu melakukan strategi diferensiasi produk, dan inovasi produk.
3.1.2.4 Pasar Monopoli
Menurut Pappas dan Hirchey (1995), pasar monopoli adalah suatu pasar yang dicirikan dengan penjual tunggal dan sebuah produk yang sangat terdiferensiasi. Produsen monopoli dapat menentukan harga. Hambatan masuk atau keluar yang besar seringkali merintangi para pendatang potensial. Monopoli biasa terjadi kerena 3 hal, yaitu monopoli alami, monopoli kerena efisiensi yang superior, dan monopoli kerena paten.
3.1.3 Teori Perdagangan Internasional
Pengertian sederhana pedagangan internasional adalah suatu proses yang timbul sehubungan dengan pertukaran komoditas antar negara. Adam Smith dalam Salvatore (1996) menyatakan bahwa perdagangan antara dua negara di dasarkan pada keunggulan absolut (absolute advantage). Jika sebuah negara lebih efisien dari pada (atau memilki keunggulan absolut terhadap) negara lain dalam memproduksi sebuah komoditi, namun kurang efisien dibanding (atau memiliki kerugian absolut terhadap) negara lain dalam memproduksi komoditas lainnya, maka kedua negara tersebut dapat memperoleh keuntungan dengan cara masing- masing melakukan spesialisasi dalam memproduksi komoditas yang memiliki keunggulan absolut, dan menukarkannya dengan komoditas lain yang memiliki kerugian absolut. Melalui proses ini sumberdaya di kedua negara dapat digunakan dalam cara yang paling efesien. Output kedua komoditas yang diproduksi pun akan meningkat. Peningkatan dalam output ini akan mengukur keuntungan dari spesialisasi produksi untuk kedua negara yang melakukan perdagangan.
Menurut teorema (Heckscher-Ohlin dalam Salvatore, 1996) sebuah negara akan mengekspor komoditi yang diproduksinya lebih banyak menyerap faktor produksi yang relatif melimpah dan murah di negara itu, dan dalam waktu yang bersamaan akan mengimpor komoditas yang diproduksinya memerlukan sumberdaya yang relatif langka dan mahal di negara itu. Singkatnya, sebuah negara yang relatif kaya atau berkelimpahan tenaga kerja akan mengekspor komoditas yang relatif padat tenaga keja dan mengimpor komoditas yang relatif padat modal (yang meupakan faktor produksi langka dan mahal di negara bersangkutan).
Dalam teori mengenai timbulnya perdagangan Internasional, (Heckscher- Ohlin dalam Salvatore, 1987) menganggap bahwa negara dicirikan oleh faktor bawaan yang berbeda, sedangkan fungsi produksi di semua negara adalah sama. Dengan menggunakan asumsi tersebut diperoleh kesimpulan bahwa dengan fungsi produksi yang sama dan faktor bawaan yang berbeda antar negara, suatu negara cenderung untuk mengekspor komoditas yang secara relatif intensif dalam menggunakan faktor produksinya lebih banyak dan mengimpor barang-barang yang menggunakan faktor-faktor produksi yang relatif langka dan intensif.
Volume ekspor suatu komoditas tertentu dari suatu negara ke negara lain merupakan selisih antara penawaran domestik dan permintaan domestik yang disebut sebagai kelebihan penawaran (excess supply). Di lain pihak kelebihan penawaran dari negara tersebut merupakan permintaan impor bagi negara lain atau merupakan kelebihan permintaan (excess demand). Selain dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran domestik, ekspor juga dipengaruhi oleh faktor-faktor pasar dunia seperti harga komoditas itu sendiri dan komoditas subtitusinya dipasar Volume ekspor suatu komoditas tertentu dari suatu negara ke negara lain merupakan selisih antara penawaran domestik dan permintaan domestik yang disebut sebagai kelebihan penawaran (excess supply). Di lain pihak kelebihan penawaran dari negara tersebut merupakan permintaan impor bagi negara lain atau merupakan kelebihan permintaan (excess demand). Selain dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran domestik, ekspor juga dipengaruhi oleh faktor-faktor pasar dunia seperti harga komoditas itu sendiri dan komoditas subtitusinya dipasar
3.1.4 Pasar dan Pangsa Pasar
Dalam perdagangan dikenal istilah pasar. Menurut Lipsey (1995), pasar merupakan suatu konsep yang memiliki beberapa definisi. Definisi yang pertama yaitu pasar merupakan tempat berlangsungnya negosiasi pertukaran komoditas antara pembeli dan penjual. Definisi yang kedua dari sudut pandang rumah tangga, pasar adalah perusahaan-perusahaan dimana rumah tangga dapat membeli produk. Definisi yang ketiga dari sudut pandang perusahaan, pasar adalah pembeli - pembeli dimana perusahaan dapat menjual produk. Sedangkan pengertian pasar yang dikemukakan oleh WJ. Stanton dalam Swatha (1998) adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja dan kemauan untuk membelanjakannya. Istilah pangsa pasar (market share) didefinisikan sebagai persentase penguasaan pasar (Chandradhy, 1978).