Faktor Internal
7.1.2 Faktor Internal
7.1.2.1 Kekuatan
1) Dukungan sumber modal.
Peranan sumberdaya modal bagi keberlangsungan dan pengembangan kelapa sawit sangat penting. Pemerintah memberikan bantuan kepada petani plasma dalam bentuk bantuan kredit lunak dengan total bantuan 12 triliun dan pemberian subsidi bunga kredit. Untuk sektor swasta dukungan dari modal asing merupakan sumber pendanaan perkebunannya.
2) Peranan asosiasi kelapa sawit.
Perkembangan informasi dan teknologi yang pesat dibutuhkan peranan asosiasi yang mampu menyampaikan informasi kepada anggotanya. Asosiasi yang menaungi masing-masing kepentingan dari stakeholders sudah banyak terbentuk antara lain Gapki yang merupakan asosiasi bagi para pengusaha dan untuk para petani adalah Asosiasi petani kelapa sawit (Apsakindo).
3) Sumberdaya lahan luas.
Negara indonesia dengan lahan yang luas dan iklim yang mendukung menyebabkan negara Indonesia merupakan salah satu tempat perkembangan pengusahaan kelapa sawit. Potensi pengembangan kelapa sawit di indonesia terdapat lebih dari 26,3 juta hektar yang mempunyai potensi untuk perluasan penanaman kelapa sawit di 19 provinsi. Untuk Negara indonesia dengan lahan yang luas dan iklim yang mendukung menyebabkan negara Indonesia merupakan salah satu tempat perkembangan pengusahaan kelapa sawit. Potensi pengembangan kelapa sawit di indonesia terdapat lebih dari 26,3 juta hektar yang mempunyai potensi untuk perluasan penanaman kelapa sawit di 19 provinsi. Untuk
Tabel 22 Distribusi Lahan Potensial untuk Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia.
No
Provinsi
Potensi Lahan Untuk Perluasan (Ha)
1 NAD
2 Sumatera Utara
3 Sumtera barat
6 Sumatera Selatan
7 Bangka belitung
10 Jawa Barat
12 Kalimantan Barat
13 Kalimantan Tengah
14 Kalimantan Selatan
15 Kalimantan Timur
16 Sulawesi Tengah
17 Sulawesi Selatan
18 Sulawesi Tenggara
19 Irian jaya
Luas total
Sumber : Dirjen Bina Produksi Perkebunan, Departemen Pertanian, 2007
4) Produk yang berstandart nasional dan internasional.
Produksi CPO Indonesia secara nasional harus memenuhi standar nasional indonesia atau SNI 01-2901-2006. Besarnya produk CPO yang berstandart nasional dan internasional terlihat dari besarnya jumlah CPO Indonesia yang diekspor keluar negeri.
5) Teknik pengembangan budidaya kelapa sawit.
Bibit kelapa sawit merupakan cikal bakal pohon sawit yang menghasilkan minyak kelapa sawit. Saat ini terdapat tujuh produsen pembibitan yang diakui untuk menghasilkan bibit berkualitas. Teknik budidaya yang dikembangkan oleh produsen benih kelapa sawit yaitu dengan melakukan perkawinan silang antara indukan-indukan unggul antara lain psifera, delidura dan tenera.
6) Besarnya jumlah dan ketersediaan tenaga kerja perkebunan.
Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 200 juta jiwa merupakan potensi tenaga kerja yang besar. Dengan besarnya jumlah tenaga kerja dan diikuti oleh pembangunan sektor perkebunan dengan perluasan dan peremajaan perkebunan sehingga membutuhkan tenaga kerja yang besar.
7) Ketersediaan dan kemudahan akses informasi.
Pembangunan perkebunan sawit yang profesional harus didukung oleh kemudahan akses informasi oleh konsumen yang berkepentingan. Pembuatan situs resmi terkait perusahaan perkebunan kelapa sawit sangat banyak dilakukan untuk mempermudah akses konsumen untuk memperoleh informasi mengenai besarnya produksi perusahaan dan hal- hal yang terkait mengenai perusahaan.
7.1.2.2 Kelemahan
1) Lokasi pabrik dan kebun yang berjauhan.
Perusahaan perkebunan rata-rata mempunyai lahan perkebunan yang luas, begitu juga dengan perkebunan negara. Besarnya lahan membuat jarak Perusahaan perkebunan rata-rata mempunyai lahan perkebunan yang luas, begitu juga dengan perkebunan negara. Besarnya lahan membuat jarak
2) Tingkat upah yang masih rendah.
Produktivitas tenaga kerja mempengaruhi akan besarnya produksi. Perkebunan kelapa sawit membutuhkan tenaga kerja yang besar untuk mengelola lahan. Rata-rata gaji yang rendah diberikan oleh perusahaan menyebabkan tenaga kerja mempunyai motivasi yang rendah sehingga akan mempengaruhi produksi dan produkstivitas CPO.
3) Rendahnya pendidikan pelaku industri.
Implementasi teknologi akan semakin cepat apabila sumberdaya manusia yang mempunyai pengetahuan dan pendidikan. Hambatan untuk implementasi teknologi diakibatkan oleh pendidikan para palaku industri yang masih rendah dengan tingkat pendidikan rata-rata SD sampai dengan SMU.
4) Kurangnya promosi penjualan produk.
Besarnya produksi CPO Indonesia akibat dari pengaruh perluasan penanaman yang semakin bertambah setiap tahunnya. Pengembangan perluasan penanaman kelapa sawit yaitu pada lahan hutan yang bukan hutan alamcagar alam dan lahan tidur. Negara di Eropa menentang pembukaan lahan karena akan mempengaruhi pemanasan global dan banyaknya satwa yang mati. Kurangnya komunikasi dan promosi antar Besarnya produksi CPO Indonesia akibat dari pengaruh perluasan penanaman yang semakin bertambah setiap tahunnya. Pengembangan perluasan penanaman kelapa sawit yaitu pada lahan hutan yang bukan hutan alamcagar alam dan lahan tidur. Negara di Eropa menentang pembukaan lahan karena akan mempengaruhi pemanasan global dan banyaknya satwa yang mati. Kurangnya komunikasi dan promosi antar
5) Sarana dan prasarana serta pabrik pengolahan yang masih kurang
Sarana dan prasarana pembangunan perkebunan kelapa sawit masih kurang. Sarana dan prasarana yang masih kurang untuk mendukung dayasaing CPO Indonesia adalah jalan yang belum permanen, listrik, serta pelabuhan. Masih tidak meratanya pabrik pengolahan kelapa sawit menyebabkan potensi produksi kelapa sawit belum teroptimlakan dengan baik.
Gambar 11 Matriks Analisis SWOT Industri CPO Indonesia
Internal
Kekuatan (Strengtht-S)
Kelemahan
1. Sumberdaya lahan luas
(Weaknesses-W)
2. Dukungan Sumber modal
1. Lokasi pabrik dan kebun
3. Peranan Asosiasi kelapa sawit