Gaya bahasa jurnalisme sastrawi digunakan Tempo untuk mendeskripsikan sensualitas MD

97 yang dideskripsikan wartawan adalah sikap para narasumber yang sedang membicarakan payudara MD?

5.2 Wartawan editor Detikcom yang tertera di berita MD semuanya wartawan perempuan

Berbeda dengan wartawan metrotv dan majalah Tempo yang didominasi oleh laki-laki bahkan di Majalah Tempo kesemuanya laki-laki di detikcom semua wartawan yang tertera dibawah halaman judul berita MD semuanya perempuan. Mereka adalah Nurul Hidayati, Febrina Ayu Scottiati, Ramdhania El Hida dan Hestiana Dharmastuti. Karena penelitian ini bukan merupakan penelitian discourse analysis, maka penelitian ini memiliki keterbatasan dalam hal pelaksanaan konfirmasi ke masing-masing media. Nama yang ada di bawah judul biasanya adalah wartawan yang mencari berita atau paling tidak dia adalah editor dari berita yang dibuat oleh jurnalis. Namun yang pasti berita bias gender ini ternyata lolos dibawah pengawasan perempuan. Ini menarik untuk diamati karena dengan demikian maka membuktikan bahwa wartawan atau editor perempuan tidak menjamin pemberitaan yang dibuat akan bebas dari bias gerder.

5.3 Gaya bahasa jurnalisme sastrawi digunakan Tempo untuk mendeskripsikan sensualitas MD

Gaya jurnalistik sastrawi yang memang menjadi kekuatan Majalah ternyata jusrtu memberikan celah bagi media melakukan memperkuat representasi MD. Pada 98 laporan utama, teras berita beberapa kali memunculkan diskripsi tentang MD secara fisik misalnya dalam paragrafi berikut ini: ..Begitu pintu flat itu diketuk, keluar seorang perempuan berambut panjang. Mengenakan tank top yang ditutupi jaket hitam, perempuan tersebut langsung dikenali penyidik. Itulah buruan mereka: Inong Malinda. Dan paragraf yang berikut ini: Petang itu Malinda membalut tubuhnya dengan serba hitam. Dari kerudung, baju, hingga celana panjangnya. Kerudungnya terjuntai panjang menutupi dadanya. Tubuhnya terlihat sangat kurus dibanding foto dirinya yang banyak muncul di Internet atau berseliweran di layar BlackBerry. Poni khasnya menyeruak dari balik kerudungnya dan tergerai di keningnya yang mulus. Jurnalisme sastrawi ini diterpkan sekitar 1 sampai 2 paragraf dan selanjutnya bahasa berubah formal dan masuk ke topik utama permasalahan. Biasanya setelah topik selesai, tulisan biasanya ditutup dengan gaya yang menyudutkan MD, misalnya dalam penutup berikut ini: Sejauh ini, berdasarkan catatan di Bank Indonesia, sudah ada 20 nasabah Citibank yang mengadukan uangnya hilang dengan total kerugian Rp 90 miliar. closing Si Barbie kini ditahan di penjara Markas Besar Polri. Kami juga sudah memberhentikan dia, kata juru bicara Citibank, Ditta Amahorseya. Gaya ini berbeda dengan Metro TV dan Detik Com yang biasanya letak bias berada pada sekitar setengah berita pertama dan ditutup dengan laporan formal tentang kasus MD. Ini artinya jurnalis sudah keluar kontek dalam memberitakan media karena meletakkan data yang tidak penting di bagian aras dan meletakkan data yang penting justru di bagian bawah. 99 5.4 Majalah Tempo lebih memilih karikatur untuk merepresentasikan MD dibanding dengan menggunakan foto-foto sensual Foto MD yang ditampilkan di Detikcom dan MetroTV memiliki persamaan yang signifikan dimana keduanya mengambilnya dari internet dan yang dipilih adalah MD dengan pose yang menonjolkan sensualitas. Sementara itu Majalah Tempo sebagai majalah mingguan sepertinya lebih memilik kartun untuk menggambarkan sisi sensual MD. Foto MD yang ditampilkan di Majalah Tempo bisa dibilang cukup sopan dan beberapa diantaranya adalah foto baru saat dia sudah ditangkap polisi. Mungkin Majalah Tempo sebagai media cetak yang bisa terdokumentasikan secara permanen mencoba untuk lebih berhati-hati untuk memasang gambar MD. Sementara karikatur mungkin dianggap lebih aman dibanding dengan memajang foto sensual seperti yang dilakukan oleh Detikcom dan Metro TV.

5.5 Penyiar Metro TV berperan dalam representasi atas MD