96
BAB V DISKUSI
Pada bab ini, akan didiskusikan tentang bagaimana ketiga media ini berbeda dalam hal merepresentasikan MD dari sisi praktek jurnalistiknya. Ada
beberapa point yang bisa sehubungan dengan hal tersebut diantaranya adalah:
5.1 Detikcom menggunakan narasumber sebagai kambing hitam spacegoat untuk mencela MD
Detikcom seringkali mencoba menggunakan narasumber untuk melecehkan MD dengan cara mengutip secara mentah-mentah apa yang
disampaikan narasumber yang mengandung unsur pelecehan terhadap MD. Selain itu, cara yang dilakukan juga adalah dengan mendeskripsikan apa yang
dilakukan oleh narasumber saat mengungkapkan kata-kata bias dan memojokkan MD. Misalnya wartawan yang beberapa kali mendeskripsikan sikap narasumber
yang tangannya mengarahkan ke dada saat berbicara tentang payudara MD. lihat lampiran, berita 2 detikcom.
Asumsi yang muncul adalah, detik mencoba untuk menghidar dari kesalahan dan melemparkan kesalahan kepada narasumber. Wartawan
memposisikan diri sebagai pemburu informasi faktual yang menggambarkan obyek apa adanya tanpa ada filter sema sekali. Yang menjadi masalah adalah
kenapa yang digambarkan adalah obyek tersebut. Kenapa wartawan memuat kutipan narasumber yang bias gender dan berisi pelecehan atas MD. Kenapa
97
yang dideskripsikan wartawan adalah sikap para narasumber yang sedang membicarakan payudara MD?
5.2 Wartawan editor Detikcom yang tertera di berita MD semuanya wartawan perempuan
Berbeda dengan wartawan metrotv dan majalah Tempo yang didominasi oleh laki-laki bahkan di Majalah Tempo kesemuanya laki-laki di detikcom semua
wartawan yang tertera dibawah halaman judul berita MD semuanya perempuan. Mereka adalah Nurul Hidayati, Febrina Ayu Scottiati, Ramdhania El Hida dan
Hestiana Dharmastuti. Karena penelitian ini bukan merupakan penelitian discourse analysis, maka penelitian ini memiliki keterbatasan dalam hal
pelaksanaan konfirmasi ke masing-masing media. Nama yang ada di bawah judul biasanya adalah wartawan yang mencari berita atau paling tidak dia adalah editor
dari berita yang dibuat oleh jurnalis. Namun yang pasti berita bias gender ini ternyata lolos dibawah pengawasan perempuan. Ini menarik untuk diamati karena
dengan demikian maka membuktikan bahwa wartawan atau editor perempuan tidak menjamin pemberitaan yang dibuat akan bebas dari bias gerder.
5.3 Gaya bahasa jurnalisme sastrawi digunakan Tempo untuk mendeskripsikan sensualitas MD