Penyiar Metro TV berperan dalam representasi atas MD

99 5.4 Majalah Tempo lebih memilih karikatur untuk merepresentasikan MD dibanding dengan menggunakan foto-foto sensual Foto MD yang ditampilkan di Detikcom dan MetroTV memiliki persamaan yang signifikan dimana keduanya mengambilnya dari internet dan yang dipilih adalah MD dengan pose yang menonjolkan sensualitas. Sementara itu Majalah Tempo sebagai majalah mingguan sepertinya lebih memilik kartun untuk menggambarkan sisi sensual MD. Foto MD yang ditampilkan di Majalah Tempo bisa dibilang cukup sopan dan beberapa diantaranya adalah foto baru saat dia sudah ditangkap polisi. Mungkin Majalah Tempo sebagai media cetak yang bisa terdokumentasikan secara permanen mencoba untuk lebih berhati-hati untuk memasang gambar MD. Sementara karikatur mungkin dianggap lebih aman dibanding dengan memajang foto sensual seperti yang dilakukan oleh Detikcom dan Metro TV.

5.5 Penyiar Metro TV berperan dalam representasi atas MD

Selain menggunakan video dalam membiaskan pembaritaan MD, televisi juga seringkali menggunakan body language penyiar untuk membuat asosiasi tertentu atas MD. Misalnya saja, penyiar biasanya tersenyum saat membacakan opening kasus MD. Yang menjadi pertanyaan adalah kenapa dia tersenyum? Apakah memang ada yang lucu dengan kasus MD? Sebenarnya sikap tersenyum yang dilakukan oleh penyiar sendiri sangat berhubungan erat dengan teks opening yang harus dibaca yang memang sangat mengarah ke pelecehan aras MD. Misalnya saja dalam salah satu opening ini: 100 Pemirsa, si seksi pembobol bank Malinda Dee tampil memukau dengan gayanya yang berkelas. Tidak hanya dirinya yang tinggal di apartemen mewah bersama suaminya yang seorang bintang iklan namun Malinda yang memiliki nama Inong Malinda juga memiliki banyak mobil mewah. Hingga kini polisi telah menyita lima unit mobil mewah malinda. Yang menarik untuk diamati adalah adanya naskah yang berbeda antara versi online dan versi televisi. Jika di televisi pelaku disebut Malinda Dee, namun ternyata pada berita yang sama di versi online, naskan ditulis menjadi perempuan berdada montok . 101

BAB VI PENUTUP

6. 1 Kesimpulan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa dari Dari analisa framing yang relah dilakukan di bab IV dan V maka disimpulkan ada enam representasi untuk MD yaitu 1 Perempuan tidak benar bad woman; bad wife; bad mother, 2 Orang yang kalah a loser yang Sedang Menjalani Karma, 3 Monster mistik Mythical Monster, 4 Barbie, boneka yang menyimbolkan kemersialisme, 5 Perempuan yang memiliki kelainan psikologi, 5 Orang yang menjadi obyek humor. Meski demikian tidak semua media melakukan hal yang sama seperti yang terlihat di tabel X. Dari analisa framing ditemukan bahwa terdapat praktek jurnalistik bias gender yang dilakukan oleh ketiga media dan masing-masing platform memiliki ciri masing-masing yaitu: 1 Detikcom menggunakan narasumber sebagai kambing hitam spacegoat untuk mencela MD, 2 Wartawan editor Detikcom yang tertera di berita MD semuanya wartawan perempuan, 3 Gaya bahasa jurnalisme sastrawi digunakan Tempo untuk mendeskripsikan sensualitas MD, 4 Majalah Tempo lebih memilih karikatur untuk merepresentasikan MD dari dengan meng pada gunakan foto-foto sensual MD, 5 Penyiar Metro TV berperan dalam representasi atas MD di televisi 102

6.2 Implikasi Hasil Penelitian