Analisa Data Rumusan Masalah Perencanaan

13 c. Menarik diri, reaksi yang ditampilkan dapat berupa reaksi fisik maupun psikologis, reaksi fisik yaitu individu menghindar dari stresor, misalnya menjauhi polusi, sumber infeksi, gas beracun dan lain - lain, sedangkan reaksi psikologis individu menunjukkan perilaku apatis dan isolasi diri, tidak berminat, sering disertai rasa takut dan bermusuhan.

2.1.2 Analisa Data

Langkah selanjutnya dari proses keperawatan pada pasien dengan masalah Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi adalah dengan melakukan analisa data yang terdiri dari data subjektif dan data objektif. Data yang perlu dikaji adalah sebagai berikut: Masalah keperawatan Data yang perlu dikaji Perubahan persepsi sensori: halusinasi Subjektif: • Klien mengatakan mendengar sesuatu • Klien mengatakan melihat bayangan putih • Klien mengatakan dirnya seperti disengat listrik • Klien mencium bau bauan yang tidak sedap, seperti feses • Klien mengatakan kepalanya melayang diudara • Klien mengatakan dirinya merasakan ada sesuatu yang berbeda pada dirinya Objektif: • Klien terlihat bicara atau tertawa sendiri saat dikaji • Bersikap seperti mendengarkan sesuatu • Berhenti bicara di tengah tengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu • Disorientasi Universitas Sumatera Utara 14 • Konsentrasi rendah • Pikiran cepaat berubah-ubah • Kekacauan alur pikiran

2.1.3 Rumusan Masalah

Masalah yang mungkin muncul pada pasien dengan Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran adalah sebagai berikut: 1. Resiko tinggi perilaku kekerasan 2. Perubahan persepsi sensori: halusinasi 3. Isolasi sosial 4. Harga diri rendah kronis. Dari masalah tersebut di atas dapat di susun pohon masalah sebagai berikut: Effect Core problem Etiologi Tabel 2.1.3 dikutip dari Asfi, 2012 . Resiko tinggi perilaku kekerasan Perubahan persepsi sensori: halusinasi pendengaran Kerusakan interaksi sosial Harga diri rendah kronis Intoleransi aktifitas Defisit perawatan diri Universitas Sumatera Utara 15

2.1.4 Perencanaan

Langkah selanjutnya dari proses keperawatan adalah perencanaan dimana perawat akan menyusun rencana yang akan dilakukan pada klien untuk mengatasi masalahnya, perencanaan di susun berdasarkan diagnosa keperawatan. 1. Tindakan keperawatan untuk klien A. Tujuan tindakan untuk klien adalah sebagai berikut. a. Klien mengenali halusinasi yang di alaminya. b. Klien dapat mengontrol halusinasinya. c. Klien mengikuti program pengobatan secara optimal. B. Tindakan keperawatan. a. Membantu klien mengenali halusinasi. Untuk membantu pasien mengenali halusinasi, kita dapat melakukan cara berdiskusi dengan pasien tentang isi halusinasi apa yang di dengar dan dilihat, waktu terjadinya halusinasi, frekuensi terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi muncul dan perasaan pasien saat halusinasi muncul. b. Melatih pasien mengontrol halusinasi, untuk membantu pasien agar mampu mengontrol halusinasi kita dapat melatih pasien empat cara yang sudah terbukti dapat mengendalikan halusinasi. Keempat cara tersebut adalah: - Menghardik halusinasi - Bercakap cakap dengan orang lain - Melakukan aktifitas terjadwal - Menggunakan obat secara teratur. Latihan satu. Melatih menghardik halusinasi SP 1. Menghardik halusinasi adalah upaya mengendalikan diri terhadap halusinasi dengan cara menolak halusinasi yang muncul. Pasien dilatih untuk mengatakan tidak pada halusinasi yaang muncul atau tidak memperdulikan halusinasinya. Kalau ini bisa di lakukan, pasien akan mampu mengendalikan diri dan tidak mengikuti halusinasi yang muncul. Universitas Sumatera Utara 16 Mungkin halusinasi tetap ada namun dengan kemampuan ini pasien tidak akan larut untuk mengikuti apa yang ada dalam halusinasinya. Tahapan tindakan meliputi: a. Menjelaskan cara menghardik halusinasi. b. Memperagakan cara menghardik halusinasi. c. Meminta pasien memperagakan ulang. d. Memantau penerapan cara ini, menguatkan perilaku ini. Latihan dua. Melatih pasien bercakap cakap dengan orang lain SP 2 Untuk dapat mengontrol halusinasi dapat juga dengan bercakap cakap dengan orang lain. Ketika pasien bercakap cakap dengan orang lain maka terjadi distraksi, fokus perhatian pasien akan beralih dari halusinasi kepercakapan yang dilakukan dengan orang lain tersebut. Sehingga salah satu cara yang efektif untuk mengontrol halusinasi adalah dengan bercakap cakap dengan orang lain. Latihan tiga. Melatih pasien beraktifitas secara terjadwal SP 3. Untuk mengurangi resiko halusinasi muncul lagi adalah dengan menyibukkan diri dengan aktifitas secara teratur. Dengan demikian pasien tidak akan mengalami banyak waktu luang sendiri yang sering kali mencetuskan halusinasi. Untuk itu pasien yang mengalami halusinasi bisa dibantu untuk mengatasi halusinasinya dengan cara beraktifitas secara teratur dari bangun pagi sampai tidur malam, tujuh hari dalam seminggu. Tahapan intervensinya sebagai berikut: 1. Menjelaskan pentingnya aktifitas yang teratur untuk mengatasi halusinai. 2. Mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan oleh pasien. 3. Melatih pasien melakukan aktifitas. Universitas Sumatera Utara 17 4. Menyusun jadwal aktifitas sehari hari sesuai dengan aktifitas yang telah dilatih. 5. Memantau pelaksanaan pelaksanaan jadwal kegiatan, memberi penguatan terhadap perilaku pasien yang positif. Latihan empat. Melatih pasien menggunakan obat secara teratur SP4 Untuk mampu mengontrol halusinasi pasien juga harus dilatih untuk menggunakan obat secara teratur sesuai dengan program. Pasien gangguan jiwa yang dirawat dirumah sering kali mengalami putus obat sehingga akibatnya pasien mengalami kekambuhan. Bila kekambuhan terjadi maka untuk mencapai kondisi semula akan lebih sulit. Untuk itu pasien perlu dilatih menggunakan obat sesuai program dan berkelanjutan. Berikut ini tindakan keperawatan agar pasien patuh menggunakan obat: 1. Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa. 2. Jelaskan akibat bila obat tidak digunakan sesuai program. 3. Jelaskan akibat bila putus obat. 4. Jelaskan cara mendapatkan obatberobat. 5. Jelaskan penggunaan obat dengan prinsip lima benar benar obat, benar pasien, benar cara, benar waktu, dan benar dosis. 2. Tindakan keperawatan untuk keluarga a. Tujuan untuk keluarga adalah keluarga dapat merawat pasien dirumah dan menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien. b. Tindakan keperawatan Keluarga merupakan faktor vital dalam penanganan klien gangguan jiwa di rumah. Hal ini mengingat keluarga adalah sistem pendukung terdekat dan orang yang bersama sama dengan klien selama 24 jam. Keluarga sangat menentukan apakah klien akan kambuh atau tetap sehat. Keluarga yang mendukung klien secara konsisten akan membuat klien mampu mempertahankan program pengobatan secara optimal. Universitas Sumatera Utara 18 Namun demikian, jika keluarga tidak mampu merawat maka klien akan kambuh bahkan untuk memulihkanya kembali akan sangat sulit. Oleh karena itu perawat harus melatih keluarga agar mampu merawat klien gangguan jiwa dirumah. Pendidikan kesehatan keluarga dapat dilakukan melalui tiga tahap: Tahap I adalah menjelaskan tentang masalah yang dialami oleh klien dan pentingnya peran keluarga untuk mendukung klien. Tahap II adalah melatih keluarga untuk merawat klien. Tahap III adalah melatih keluarga untuk merawat klien langsung. Informasi yang perlu disampaikan kepada keluarga meliputi pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang dialami oleh klien, tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya halusinasi, cara merawat klien halusinasi cara berkomunikasi, pemberian obat, dan pemberian ektifitas pada klien, serta sumber sumber pelayanan kesehatan yang bisa di jangkau. Universitas Sumatera Utara 19 2.2 Asuhan Keperawatan Kasus 2.2.1 Pengkajian FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I.Biodata Identitas Pasien Nama : Tn.J Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 25 tahun Status Perkawinan : Belum menikah Agama : Kristen Pendidikan : SMA Pekerjaan : - Alamat :Jln. Sedia Dusun v, Desa Tanjung Rejo, Kec.Percut Sei Tuan, Kab.Deli Serdang. Tanggal Masuk RS : 06 juni 2013 No. Register : 03 15 45 RuanganKamar : Sorik Marapi Galongan Darah : - Tanggal Pengkajian : 18 juni 2013 Tanggal Operasi : - Diagnosa Medis : Skizofrenia

II. Keluhan Utama

Pasien mengatakan sejak satu bulan yang lalu sering mendengarkan suara suara yang memintanya untuk tidak berteman dengan semua orang apalagi orang yang tidak baik, pasien juga merasakan susah tidur, gelisah, pergi tanpa tujuan, dan sering marah marah tanpa sebab.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A.

Provocativepalliative Universitas Sumatera Utara