11
e. faktor genetik adanya pengaruh herediter keturunan berupa anggota keluarga
terdahulu yang mengalami skizofrenia dan kembar monozigot.
2.1.1.2 Faktor presipitasi
Faktor presipitasi adalah stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai tantangan, ancaman, atau tuntutan yang memerlukan energi ekstra untuk
menghadapinya. Adanya rangsangan dari lingkungan, seperti partisipasi klien dalam kelompok, terlalu lama tidak di ajak komunikasi, objek yang ada di
lingkungan, dan juga suasana sepi atau terisolasi sering menjadi pencetus tejadinya halusinasi, hal tersebut dapat meningkatkan stress dan kecemasan yang
merangsang tubuh mengeluarkan zat halusinogenik.
2.1.1.3 Perilaku
Respon klien terhadap halusinasi dapat berupa rasa curiga, takut, tidak aman, gelisah dan bingung, berperilaku yang merusak diri, kurang perhatian, tidak
mampu mengambil keputusan, serta tidak dapat membedakan keadaan nyata dan tidak nyata.
Pasien yang mengalami halusinasi sering kecewa karena mendapatkan respon negatif ketika mereka menceritakan halusinasinya kepada orang lain. Oleh
sebab itu, banyak pasien kemudian enggan untuk menceritakan pengalaman pengalaman aneh halusinasinya. Pengalaman halusinasi menjadi masalah untuk
dibicarakan dengan orang lain. Kemampuan untuk bercakap cakap tentang halusinasi yang dialami oleh pasien penting untuk memiliki ketulusan dan
perhatian yang penuh untuk dapat memfasilitasi percakapan tentang halusinasi. Apabila perawat mengidentifikasi adanya tanda tanda dan perilaku
halusinasi maka pengkajian selanjutnya harus dilakukan tidak hanya sekedar mengetahui jenis halusinasinya. Validasi informasi tentang halusinasi yang di
perlukan meliputi:
Universitas Sumatera Utara
12
1. Isi halusinasi yang di alami pasien
2. Waktu dan frekuensi halusinasi
3. Situasi pencetus halusinasi
4. Respon pasien
2.1.1.4 Status emosi
Afek tidak sesuai, perasaan bersalah atau malu, sikap negatif dan bermusuhan, kecemasan berat atau panik, dan suka berkelahi.
2.1.1.5 Sumber koping
Sumber koping merupakan suatu evaluasi terhadap pilihan koping dan strategi seseorang. Individu dapat mengatasi stress dan ansietas dengan
menggunakan sumber koping yang ada dilingkunganya. Sumber koping tersebut dijadikan sebagai modal untuk menyelesaikan masalah. Dukungan sosial dan
keyakinan budaya dapat membantu seseorang mengintregrasikan pengalaman yang menimbulkan stress dan mengadopsi strategi koping yang efektif.
2.1.1.6 Mekanisme koping