Pembebanan dan Pengakuan Kewajiban Diestimasi atas Imbalan Pasca Kerja Pada SKK Migas Tidak Mendapat Persetujuan Menteri Keuangan

b. Pembebanan dan Pengakuan Kewajiban Diestimasi atas Imbalan Pasca Kerja Pada SKK Migas Tidak Mendapat Persetujuan Menteri Keuangan

CaLK SKK Migas Tahun 2014 butir 3.14 mengungkapkan adanya Kewajiban Diestimasi atas Imbalan Pasca Kerja SKK Migas per 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp611.358.368.453,00 dan Rp428.073.916.493,00.

SKK Migas mengakui kewajiban diestimasi atas imbalan pasca kerja sebagai implementasi Penyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 18 tentang Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya dan PSAK Nomor 24 tentang Imbalan Kerja. Berdasarkan Surat Keputusan Nomor KEP- 0062/BP00000/2008/SO tanggal 4 Desember 2008 tentang Norma dan Syarat-syarat Kerja BPMIGAS dan Surat Keputusan Kepala BPMIGAS Nomor KEP- 0173/BP00000/2011/S8 tanggal 22 Desember 2011 tentang Benefit Kesehatan Purnakarya bagi Pimpinan dan Pekerja BPMIGAS, SKK Migas memberikan manfaat masa depan untuk pekerja dan pimpinan, yaitu terdiri atas Imbalan Pasca Kerja berupa Manfaat Penghargaan atas Pengabdian (MPAP), Masa Persiapan Pensiun (MPP), dan Imbalan Kesehatan Purna Karya (IKPK), serta Imbalan Jangka Panjang Lainnya berupa Penghargaan Ulang Tahun Dinas (PUTD).

Tabel 22 Rincian Imbalan Pasca Kerja SKK Migas

No.

Jenis Program Manfaat

Nilai Estimasi Kewajiban 31 Desember 2014 (Rp)

1 Bantuan Kesehatan Purnakarya (920,645,811) 2 Penghargaan atas Pengabdian

(439,444,797,365) 3 Masa Persiapan Pensiun

(116,806,122,373) 4 Penghargaan Ulang Tahun Dinas

Imbalan Pasca Kerja (MPAP, MPP, dan IKPK) dihitung berdasarkan UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. MPAP dan MPP dibayarkan langsung ketika pekerja dan pimpinan memasuki pensiun, sedangkan IKPK diberikan kepada pensiunan dan pasangannya setelah yang bersangkutan pensiun. Imbalan Jangka Panjang Lainnya berupa PUTD dibayarkan langsung sesuai dengan masa pengabdian pekerja dan pimpinan (per 10 tahun). Khusus untuk IKPK, SKK Migas telah melakukan pendanaan atas program manfaat tersebut melalui pengelolaan PT Asuransi Allianz Life Indonesia, dengan nilai wajar aset per 31 Desember 2014 dan

LHP SPI – LKPP TAHUN 2014

31 Desember 2013 adalah sebesar Rp199.525.525.254 dan Rp141.659.775.839. Nilai kewajiban yang diestimasi per 31 Desember 2014 sebesar Rp611.358.368.453 sebagaimana disebutkan diatas merupakan kewajiban yang belum dilakukan pendanaan, yang diperoleh dari perhitungan aktuaria yang dilakukan oleh Towers Watson dan dilaporkan per 30 Januari 2015. Menurut CaLK SKK Migas Tahun Buku 2014, nilai Rp611.358.368.453,00 merupakan estimasi manfaat yang menjadi hak pekerja yang harus dipenuhi oleh Pemerintah melalui SKK Migas.

Selanjutnya, Surat Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Nomor S-718/AG/2013 tanggal 13 April 2013 tentang Permintaan Konfirmasi BPK RI menyatakan bahwa pada usulan Rencana Kerja Tahunan/Rencana Anggaran dan Pendapatan Belanja (RKT/RAPB) BPMIGAS Tahun 2012, Kementerian Keuangan tidak menyetujui beberapa usulan anggaran, termasuk usulan biaya untuk pendanaan pesangon pegawai BPMIGAS. Berkenaan dengan tidak adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap pegawai BPMIGAS pada tanggal 13 November 2012 dan berdasarkan persetujuan Menteri Keuangan atas usulan anggaran BPMIGAS Tahun 2012, BPMIGAS tidak dapat mengklaim biaya manfaat pekerja sebagai piutang BPMIGAS terhadap Pemerintah.

Persetujuan Menteri Keuangan pada Tahun 2012 tersebut melarang pengakuan imbalan pasca kerja BPMIGAS/SKK Migas sebagai piutang, sehingga kewajiban diestimasi atas imbalan pasca kerja selayaknya tidak diakui dan lebih disajikan pada Laporan Keuangan sebesar Rp611.358.368.453,00. SKK Migas telah melakukan penghapusan akun piutang, tetapi tidak diikuti dengan penghapusan kewajiban imbalan pasca kerja dan masih tetap memperhitungkannya sebagai beban pekerja setiap periode. Perhitungan kewajiban imbalan pasca kerja yang tidak mendapat persetujuan Menteri Keuangan ini telah mengurangi hak Pemerintah atas investasi Pemerintah kepada SKK Migas sebagaimana dicantumkan dalam LKPP sebagai berikut.

Tabel 23 Rincian Investasi Pemerintah

(dalam rupiah)

Uraian Sub Akun

Investasi Permanen Penyertaan Modal C.2.24 591.521.616.737 352.405.757.084 Negara – SKK Migas

Aset Lainnya dari Unit Pemerintah Lainnya – C.2.30 (494.206.706.575) (699.765.931.972) SKK Migas

Jumlah Investasi Pemerintah 97.314.910.162 (347.360.174.888)

Sehubungan dengan adanya integrasi SKK Migas terhadap sistem pengelolaan keuangan Pemerintah Pusat pada Tahun 2015, yaitu mengikuti mekanisme APBN maka dengan pengakuan manfaat tersebut tidak sesuai dengan kebijakan Pemerintah yang menetapkan metode pay as you go.

Meskipun SKK Migas menolak melakukan koreksi atas pengakuan Kewajiban Diestimasi atas Imbalan Pasca Kerja pada LK SKK Migas, Kementerian Keuangan tetap tidak menyetujui pengakuan kewajiban tersebut sehingga nilai ekuitas bersih SKK Migas yang disajikan dalam Aset Lainnya dari Unit Pemerintah Lainnya telah dikoreksi sebesar Rp611.358.368.453,00 sehingga menjadi (Rp200.106.602.515,00).

Permasalahan tersebut tidak sesuai dengan:

a. UU Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak Pasal 2 ayat (I) yang menyatakan bahwa kelompok penerimaan negara huruf c yaitu penerimaan dari