Penatausahaan ATB pada tujuh KL tidak memadai

b. Penatausahaan ATB pada tujuh KL tidak memadai

Hasil pemeriksaan atas penatausahaan ATB pada tujuh KL menunjukkan bahwa penatausahaan ATB sebesar Rp630.650.491.953,00 pada tujuh Kl belum memadai dengan rincian sebagai berikut.

1) Kementerian Pertanian Mutasi transfer keluar dan masuk dari Biro Keuangan dan Perlengkapan ke satker

pengguna belum dapat ditelusuri, yaitu:

a) Software intradata dan reporting tool telah diserahkan kepada sembilan unit Eselon I dan 33 satker BPTP secara bersamaan pada tanggal 17 Desember 2010 sesuai BAST, tetapi pencatatan dalam pembukuan tidak dilakukan secara seragam;

b) Software intradata dan reporting tool yang dicatat dalam SIMAK BMN satker penerima adalah senilai Rp1.864.846.801,00. Sementara Biro Keuangan dan Perlengkapan mencatat transfer keluar senilai Rp4.088.896.754,00 sehingga pada satker penerima terdapat transaksi yang belum tercatat senilai Rp2.224.049.953,00 (Rp4.088.896.754,00 – Rp1.864.846.801,00) yang masih harus ditelusuri lebih lanjut pada satker penerima.

2) Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Terdapat ATB yang sudah tidak digunakan, tetapi masih tercatat senilai

Rp3.943.134.600,00 dan yang tidak diketahui keberadaannya senilai Rp215.050.000,00.

3) Komisi Yudisial Terdapat ATB yang sampai dengan saat pemeriksaan berakhir tidak diketahui

keberadaan fisiknya senilai Rp75.141.600,00. Selain itu terdapat hak cipta pembuatan jingle KY dengan nilai sebesar Rp33.000.000,00 yang tidak mempunyai bukti kepemilikan berupa “hak untuk menyalin suatu ciptaan” yang diberikan oleh negara dhi. Direktorat Jenderal Hak Kekayan Intelektual (Ditjen HAKI) Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

LHP SPI – LKPP TAHUN 2014

4) Kementerian Kelautan dan Perikanan Neraca KKP per 31 Desember 2014 menyajikan ATB senilai

Rp52.047.993.596,00 yang diantaranya berupa hasil kajian/penelitian. Hasil pemeriksaan menunjukkan saldo akun Hasil Kajian/Penelitian yang disajikan pada Neraca Kementerian Kelautan dan Perikanan per 31 Desember 2014 belum termasuk hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh Balitbang KP. Sampai dengan pemeriksaan berakhir, Bagian Keuangan dan Umum Balitbang KP telah mengumpulkan data terkait kajian/penelitian s.d. 31 Desember 2014 yang telah dilaksanakan oleh 20 satker Balitbang KP senilai Rp249.910.521.781,00.

Selain hasil kajian/penelitian, Balitbang KP menghasilkan sembilan paten yang telah terdaftar dan tersertifikasi serta enam paten masih dalam proses pendaftaran pada Ditjen HAKI Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Lima belas hak paten tersebut juga belum dicatat dan diungkapkan dalam Neraca KKP per 31 Desember 2014.

5) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian ESDM belum melakukan penyimpanan dan pencatatan atas ATB

hasil kajian senilai Rp144.504.033.900,00.

6) Kementerian Pekerjaan Umum Terdapat ATB hasil kajian yang diantaranya berupa perencanaan atas pekerjaan

konstruksi yang belum dikapitalisasi ke dalam Aset Tetap terkait dengan total senilai Rp419.443.440.804,00.

7) Kementerian Koperasi dan UKM Lembaga Layanan Pemasaran (LLP) Kementerian Koperasi dan UKM belum

memanfaatkan aset tidak berwujud senilai Rp8.164.647.500,00 dari penyerahan aset senilai Rp10.227.392.500,00 yang diserahkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2010. Sampai dengan akhir pemeriksaan, belum ada pihak yang dapat menjelaskan alasan belum dimanfaatkannya aset tak berwujud tersebut.

Penjelasan permasalahan KL secara rinci dapat dilihat pada LHP LKKL terkait.

Permasalahan tersebut tidak sesuai dengan Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintah Nomor 11 tentang Aset Tak Berwujud (ATB) yang antara lain menyatakan:

a. Bab II Aset Tidak Berwujud.

1) Paragraf 20,definisi ATB mensyaratkan bahwa ATB harus memenuhi kriteria dapat diidentifikasi, dikendalikan oleh entitas, dan mempunyai potensi manfaat ekonomi masa depan.

2) Paragraf 24, Aset non-moneter artinya aset ini bukan merupakan kas atau setara kas atau aset yang akan diterima dalam bentuk kas yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan. Dapat diidentifikasi maksudnya aset tersebut nilainya dapat dipisahkan dari aset lainnya. Tidak memiliki wujud fisik, artinya aset tersebut tidak memiliki bentuk fisik tertentu seperti halnya aset tetap. Bentuk fisik tersebut tidak esensial untuk menentukan keberadaan ATB; karena itu, paten dan hak cipta, misalnya, merupakan aset pemerintah apabila pemerintah dapat memperoleh manfaat ekonomi di masa depan dan pemerintah menguasai aset tersebut.”;

b. Bab IV ATB yang diperoleh dari pengembangan secara internal, misalnya hasil dari