Ternak Ruminansia

3.1. Ternak Ruminansia

3.1.1. Sapi Kaur

Sapi Kaur mempunyai ciri-ciri yang

dahinyamempunyaibentukpola segitiga terbalik berwarna coklat, tanduk yang

panjang

dan

cenderung melengkung ke depan menyerupai bulan sabit dan berpunuk tidak terlalu besar. Sapi jantan mempunyai punuk dengan ukuran yang kecil.Sapi jantan dan

(Sapi Kaur - Dokumentasi :

betina mempunyai

Sunaryadi) Warna bulu sapi kaur dominan

gelambir.

warna putih agak kekuningan (80%), merah bata (10%) atau kombinasi warna hitam, putih, bercak hitam keputihan dan merah (10%).

Gambar 59 .Sapi Kaur Bengkulu dengan ciri khas warna coklat di sekitar kepala (Dokumentasi : Sunaryadi).

Sapi jantan dewasa mempunyai bobot + 400 kg dan betina + 300 kg.Selain itu sapi kaur mempunya karakteristik sebagai berikut : memiliki daya adaptasi yang baik terhadap lingkungan yang beriklim panas dan lembab serta dapat beradaptasi pada pakan yang kurang baik, memiliki sifat yang jinaksehingga mudah dipelihara, dapat beradaptasi pada lahan perkebunan dan pertanian, dan secara sporadis sapi kaur jantan dapat dimanfaatkan sebagai penarik gerobak pasir, batu dan hasil pertanian lainnya

Di daerah Kabupaten Kaur ditemukan sapi persilangan antara sapi Bos Indicus yang berasal dari daerah India dan Bos Taurus yang berasal dari Eropa. Penampilan secara eksterior akan terlihat pada sapi ini yang mempunyai postur seperti sapi Brahman dengan memiliki punuk atau gumba yang cukup besar dan bergelambir. Sedangkan ciri sapi eropa terhihat dari pola warna kulit yang berwarna belang hitam putih yang banyak dimiliki sapi eropa terutama sapi Frisien Holland (FH)

Gambar 60. Sapi persilangan sapi Bos Indicus dan BosTaurus

(Dokumentasi : Sunaryadi).

3.1.2. Sapi Perah

Sapi Fries Hollands (FH) merupakan sapi perah ini berasal dari daerah propinsi Friesland Barat dan Holland Utara. Menurut sejarahnya, nenek moyang bangsa sapi Fries Hollands berasal dari BosTaurus yang mendiami daerah beriklim sedang di dataran Eropa. Nama lain dalam bahasa Inggris untuk sapi perah Fries Hollands adalah Holstein Friesian atau Holstein. Di Provinsi Bengkulu ditemykan pada peternakan kecil yang ada di Kepahiang dan Rejang Lebong.

Gambar 61.Sapi FH dari Curup Rejang Lebong (Dokumentasi : Sunaryadi).

Sapi perah FH memiliki ciri antara lain 1).rambut ujung ekor dan lutut ke bawah berwarna putih dengan tubuh hitam bercak putih, 2). Pada dahi kadang-kadang terdapat tanda segi tiga putih, 3) daerah dada dan perut bawah berwarna putih dengan tanduk kecil menjurus ke depan. Selain berwarna hitam putih, sapi FH ada yang berwarna merah bercak putih yang disebut Brown Holstein.Sapi perah FH bertubuh besar dengan standar bobot badan sapi perah di daerah asalnya yang betina dewasa berkisar antara 570-730 kg sedangkan pada sapi jantan dewasa berkisar antara 800- 1000 kg.Sapi betina memiliki sifat tenang, jinak dan sifat mothering ability yang baik.

A b Gambar 62.Pedet sapi FH (a) dan kebun rumput serta biogas

(b)(Dokumentasi :Sunaryadi).

3.1.3. Sapi Bali

Sapi Bali merupakan sapi asli Indonesia yang mempunyai ciri - cirinya khas dan berbeda dari bangsa sapi lainnya. Keunggulan sapi Bali sendiri memiliki efisiensi reproduksi yang tinggi, daging dan karkasnya berkualitas baik dengan kisaran 57%, Daya adaptasinya terhadap lingkungan yang sangat baik,dan mampu menggunakan sumber pakan yang terbatas.

a b Gambar 63.Sapi Bali digembalakan di ladang (a) dan sapi

Bali di kandang (b)(Dokumentasi : Sunaryadi)

Sapi Bali memiliki karakteristik antara lain : 1). Warna bulu pada waktu pedet berwarna sawo matang dan kemerahan; 2) Pada sapi betina tidak berubah warnanya dan jantan dewasa menjadi berwarna hitam; 3) Berat badan untuk jantan 450 kg, sedang pada sapi betina 350 kg; 4) Bertanduk tidak tidak terlalu panjang; 5) Mempunyai bercak putih pada pantat (bentuk setengah lingkaran); dan 6) Bibir bawah tepi dan bagian dalam telinga serta keempat kakinya mulai dari tarsus dan carpus ke bawah sampai kuku berwarna putih dan pada pinggiran punggung terdapat garis hitam

3.1.4. Sapi Madura

Sapi Madura adalah bangsa sapi potong lokal asli Indonesia yang terbentuk dari persilangan antara banteng dengan Bos indicus atau sapi Zebu yang secara genetik memiliki sifat toleran terhadap iklim panas dan lingkungan marginal serta tahan terhadap serangan caplak. Karakteristik sapi Madura sudah sangat seragam, yaitu bentuk tubuhnya kecil, kaki pendek dan kuat, bulu berwarna merah bata agak kekuningan tetapi bagian perut dan paha sebelah dalam berwarna putih dengan peralihan yang kurang jelas ; bertanduk khas dan jantannya bergumba.

Ciri-ciri umum Sapi Madura adalah 1) jantan dan betina sama-sama berwarna merah bata. 2) Paha belakang berwarna putih, 3) Kaki depan berwarna merah muda, 4) Tanduk pendek beragam, 5) Pada betina kecil dan pendek berukuran 10 cm, sedangkanpada jantannya berukuran 15-20 cm, dan 6) Panjang badan mirip Sapi Bali tetapi memiliki punuk walaupun berukuran kecil.

Gambar 64 . Sapi Madura yang digembalakan di tanah lapang

(Dokumentasi : Sunaryadi).

Keunggulan sapi Madura diantaranya adalah mudah dipelihara, mudah berkembang biak dimana saja, tahan Keunggulan sapi Madura diantaranya adalah mudah dipelihara, mudah berkembang biak dimana saja, tahan

Sapi dalam kehidupan masyarakat Madura, memang mempunyai tempat yang khusus. Jasanya terhadap para petani tidak dapat dipandang sebelah mata.Tanah pertanian yang tandus tetap dapat ditanami dengan bantuan Sapi.Alat transportasi yang sulit didapat dipedalaman Madura juga dapat teratasi dengan tenaga sapi yang di padukan dengan pedati,yang disebut dengan “Sapi Pajikaran”.

3.1.5. Kerbau

Ternak kerbau merupakan penghasil daging, penghasil pupuk organik, dan sumber tenaga kerja yang potensial untuk mengolah lahan.Susu kerbau yang diolah dan dijual peternak dalam bentuk dadih di Sumatera Barat, gula puan, sagon puan dan minyak samin (ghee) di Sumatera Selatan, serta dangke di Sulawesi Selatan khususnya di Kabupaten Enrekang.

Lambatnya perkembangan ternak kerbau tidak lepas dari persepsi negatif terhadap ternak kerbau antara lain : 1) Secara luas dipercaya ternak kerbau adalah ternak yang liar dan ganas. 2). Kerbau hanya dapat dipelihara di daerah yang banyak airnya atau dekat air. 3). Kerbau sering disebut ternak yang hanya cocok untuk daerah tropis. 4). Kerbau dianggap sebagai beban bagi orang miskin, padahal kerbau sangat membantu masyarakat, yakni dapat menghasilkan daging yang empuk dan menghasilkan susu. Susu kerbau mempunyai kandungan lemak dan bahan kering bebas lemak (SNF) lebih tinggi daripada susu sapi. Rumpun ternak kerbau di Indonesia yaitu kerbau rawa atau lumpur ( Swamp buffalo ) dan kerbau sungai ( Riverine buffalo ).

Kerbau lumpur atau rawa dipelihara terutama sebagai ternak kerja dan untuk produksi daging, namun di beberapa daerah kerbau ini juga diperah.Kerbau lumpur juga terdapat di daerah Nusa Tenggara Barat dan susu kerbau digunakan dalam pembuatan dodol untuk keperluan keluarga peternak, selain itu sebagai bahan dasar pembuatan bahan pangan lokal

berupa “palopo” dan untuk permen susu.

Gambar 65.Kerbau Bokok dari Benteng dengan ciri tanduk

melingkar ke leher (Dokumentasi : Sunaryadi).

Potensi yang sangat besar ternak kerbau di Bengkulu, sebaiknya dimanfaatkan sebagai menjadi sumber penghasilan yang lain tidak hanya sebagai tabungan keluarga yang biasanya dijual pada saat dibutuhkan.

Kerbau Lumpur ( Swamp buffalo ) memiliki ciri-ciri warna kulit abu-abu kehitam-hitaman, tubuhnya relatif pendek,

tanduknya agak melengkung.Berat badan kerbau dewasa berkisar antara 300- 600 kg tergantung kondisi dan genetis ternak.

kaki

pendek,

serta

Gambar 66. Kerbau Abang dari Benteng dengan ciri kulit

berwarna kemerahan (Dokumentasi : Sunaryadi).

Gambar 67.Kerbau Racak dari Benteng dengan warna kulit

kehitaman (Dokumentasi : Sunaryadi).

Gambar 68. Ternak kerbau dari Bengkulu Selatan (Dokumentasi : Sunaryadi).

Kerbau rawa mampu menghasilkan anak 10-15 ekor selama hidupnya dan dapat hidup sampai 25 tahun.Hewan- hewan betina muda tidak boleh dikawinkan sampai pertumbuhan badannya memungkinkan (dewasa kelamin dan dewasa tubuh) agar didapatkan kebuntingan dan kelahiran normal.

Berkaitan dengan produksi susu yaitu ambing berjumlah empat, tidak terlalu besar, warna ambing putih kemerahan, letak di belakang (dekat kaki belakang) dan simetris, dan puting susu relatif panjang. Namun ambing susu kerbau rawa atau kerbau lumpur kurang berkembang dengan Berkaitan dengan produksi susu yaitu ambing berjumlah empat, tidak terlalu besar, warna ambing putih kemerahan, letak di belakang (dekat kaki belakang) dan simetris, dan puting susu relatif panjang. Namun ambing susu kerbau rawa atau kerbau lumpur kurang berkembang dengan

Gambar69.Ternak kerbau dari kabupaten Lebong (Dokumentasi : Sunaryadi).

3.1.7. Kambing Kacang

Kambing Kacang adalah kambing yang pertama kali ada di Indonesia dan banyak terdapat pada seluruh kabupaten di Provinsi Bengkulu. Badannya kecil, tinggi gumba pada yang jantan 60 sentimeter hingga 65 sentimeter. Sedangkan yang betina 56 sentimeter. Bobot pada yang jantan bisa mencapai 25 kilogram, sedangkan yang betina seberat 20 Kambing Kacang adalah kambing yang pertama kali ada di Indonesia dan banyak terdapat pada seluruh kabupaten di Provinsi Bengkulu. Badannya kecil, tinggi gumba pada yang jantan 60 sentimeter hingga 65 sentimeter. Sedangkan yang betina 56 sentimeter. Bobot pada yang jantan bisa mencapai 25 kilogram, sedangkan yang betina seberat 20

Gambar 70. Kambing kacang dari kota Bengkulu (Dokumentasi : Sunaryadi).

Ciri-ciri utama kaming kacang antara lain adalah :1). Bulu pendek dan satu warna (coklat, hitam, putih) atau kombinasi dari ketiga warna tersebut; 2). Jantan betina bertanduk, telinga pendek dan tegak keatas; 3). Bobot yang jantan dewasa rata-rata 25 kg, tinggi tubuh gumba 60-65 cm dan betina 20 kg, tinggi tubuh 56 cm, dan prosentase karkas 44-51%; 4). Peluang induk lahir kembar 52%, kembar tiga 2.6% dan tunggal 44.9%; dan 5). Dewasa kelamin jantan Ciri-ciri utama kaming kacang antara lain adalah :1). Bulu pendek dan satu warna (coklat, hitam, putih) atau kombinasi dari ketiga warna tersebut; 2). Jantan betina bertanduk, telinga pendek dan tegak keatas; 3). Bobot yang jantan dewasa rata-rata 25 kg, tinggi tubuh gumba 60-65 cm dan betina 20 kg, tinggi tubuh 56 cm, dan prosentase karkas 44-51%; 4). Peluang induk lahir kembar 52%, kembar tiga 2.6% dan tunggal 44.9%; dan 5). Dewasa kelamin jantan

Gambar 71. Kambing kacang kabupaten Seluma (Dokumentasi : Sunaryadi).

3.1.8. Kambing Peranakan Etawa (PE)

Kambing PE disebut juga kambing Jamnapari karena kambing ini berasal dari wilayah Jamnapari India. Tepatnya Kambing Jumna Pari atau Jamnapari mengambil nama sungai Jamna (Jamna par) di Uttar Pradesh , India dimana kambing ini banyak terdapat. Kambing Jamnapari juga banyak terdapat di Agra, Mathura dan daerah Etawa di Uttar Pradesh, Bhind dan daerah Morena di Madhya Pradeshi.Kambing PE ini anyak dikembang di daerah Rejang Lebong, Lebong, Kepahiang dan Bengkulu Tengah.

Gambar 72.Kambing Peranakan Etawa dari kabupaten Rejang Lebong (Dokumentasi : Sunaryadi).

Gambar 73. Kambing Peranakan Ettawa kabupaten Seluma (Dokumentasi : Sunaryadi).

Ciri-cirinya postur tubuh besar, telinga panjang menggantung, bentuk muka cembung, hidung melengkung, bulu bagian paha sangat lebat. Kambing PE, baik jantan maupun betina bertanduk, telinga panjang terkulai sampai 30 cm. Kaki panjang dan berbulu panjang pada garis belakang kaki.Warna bulu belang hitam putih atau merah dan coklat putih.

3.1.9. Domba Ekor Tipis (Domba Gembel)

Domba ekor tipis dikenal sebagai domba asli Indonesia dan sering disebut Domba Gembel, dalam Bahasa Inggris disebut Javanesse Thin-Tailed Sheep .Pada awalnya domba ini berkembang di daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat, namun saat ini sudah berkembang di seluruh pulau jawa khususnya dan Indonesia pada umumnya. Domba ekor tipis juga banyak dan berkembang di hampir seluruh kabupaten di Provinsi Bengkulu. Ciri-ciri domba ekor tipis antara lain adalah : 1). Termasuk golongan domba berperawakan kecil, dengan berat badan domba jantan 30-40 kg dan domba betina 15-20 kg. 2). Bulu wolnya gembel berwarna putih dominan dan coklat 3). Ekornya tidak Domba ekor tipis dikenal sebagai domba asli Indonesia dan sering disebut Domba Gembel, dalam Bahasa Inggris disebut Javanesse Thin-Tailed Sheep .Pada awalnya domba ini berkembang di daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat, namun saat ini sudah berkembang di seluruh pulau jawa khususnya dan Indonesia pada umumnya. Domba ekor tipis juga banyak dan berkembang di hampir seluruh kabupaten di Provinsi Bengkulu. Ciri-ciri domba ekor tipis antara lain adalah : 1). Termasuk golongan domba berperawakan kecil, dengan berat badan domba jantan 30-40 kg dan domba betina 15-20 kg. 2). Bulu wolnya gembel berwarna putih dominan dan coklat 3). Ekornya tidak

Gambar74. Domba ekor tipis dari kabupaten Lebong (Dokumentasi : Sunaryadi).

Keunggulan domba ekor tipis ini adalah bersifat prolific (dapat melahirkan anak kembar 2-5 ekor setiap kelahiran), mudah berkembang biak dan tidak dipengaruhi musim kawin, serta mampu beradaptasi pada daerah tropis dengan makanan yang buruk.