Ternak Non Ruminansia
3.3. Ternak Non Ruminansia
3.3.1. Itik Talang Benih
Menurut sejarah, pada tahun 1908 kontrolir Kepahiang DG Hoeyer bersama dengan beberapa kepala marga (pasirah) mengajukan usul kolonisasi ke daerah Bengkulu. Adapun tujuannya adalah agar ilmu yang tinggi dibidang pertanian dari masyarakat Jawa akan dapat memajukan daerah Bengkulu. Usulan itu diterima oleh pemerintah Belanda.Kemudian, 1909 itu juga dibuka 3 (tiga) desa kolonisasi di daerah Rejang, yaitu Permu, Air Sempiang dan Talang Benih.
Para kolonis yang pandai bercocok tanam itu, di daerah-daerah tersebut mengalami kesulitan masalah kesehatan. Oleh karena itu tanggal 20 Desember 1910 keluarlah beslit No 23 yang isinya pemerintah menyediakan anggaran sebesar f 5.000,-untuk memindahkan kolonis suku
Jawa ke daerah dekat Muara Aman (Lebong) dan f 3.000,- biaya untuk perbaikan saluran air yang melalui daerah itu.
Gambar 78. Itik Talang Benih dan hamparan sawah di Desa
Talang Benih (Dokumentasi : Sunaryadi).
Maka, mulai dibukalah persawahan yang luas tempat bercocok tanam, sampai sekarang bisa dilihat di kawasan Talang Benih Ujung terhampar persawahan yang luas.
Pada saat itu di daerah Talang Benih didiami mayoritas suku Sunda, mereka datang akibat program Pada saat itu di daerah Talang Benih didiami mayoritas suku Sunda, mereka datang akibat program
Itik Talang Benih merupakan salah satu plasma nutfah Bengkulu yang berasal dari desa Talang Benih. Itik Talang Benih pada mulanya terdapat di Desa Talang Benih, Curup, Kabupaten Rejang Lebong. Namun saat ini telah tersebar luas di Kota Bengkulu dan sekitarnya.Itik lokal Talang Benih mempunyai perbedaan karakteristik fenotip dengan itik-itik lokal Indonesia lainnya yang telah cukup populer seperti Itik Tegal, Alabio, Mojosari dan lainnya.
Menurut beberapa informasi, itik Talang Benih terlahir dari perkawinan antara itik dari Cianten, Bogor Jawa Barat, dan burung belibis yang masih banyak di Talang Benih saat itu.Itik tersebut dibawa orang dari Jawa Barat yang didatangkan pemerintah kolonial Belanda ke Curup pada akhir abad ke-19.
Gambar79. Mesin tetas dan anak itik Talang Benih dengan
kandang sederhana (Dokumentasi : Sunaryadi).
Sejak tahun 2005 itik Talang Benih sudah diteliti dan ditetapkan pemerintah sebagai plasma nutfah dari Rejang Lebong, yang tertuang dalam Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 2836/KPTS/LB.430/2005 tentang rumpun Itik Talang Benih. Di dalam Surat Keputusan tersebut salah satunya disebutkan bahwa Itik Talang Benih sebagai salah satu rumpun itik lokal Indonesia dan sebagai kekayaan sumber daya genetik ternak lokal Indonesia, harus dilindungi dan dilestarikan. Masyarakat baru menyadari Sejak tahun 2005 itik Talang Benih sudah diteliti dan ditetapkan pemerintah sebagai plasma nutfah dari Rejang Lebong, yang tertuang dalam Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 2836/KPTS/LB.430/2005 tentang rumpun Itik Talang Benih. Di dalam Surat Keputusan tersebut salah satunya disebutkan bahwa Itik Talang Benih sebagai salah satu rumpun itik lokal Indonesia dan sebagai kekayaan sumber daya genetik ternak lokal Indonesia, harus dilindungi dan dilestarikan. Masyarakat baru menyadari
Gambar 80.Ternak itik Talang Benih dengan teknik digembalakan (Dokumentasi : Sunaryadi).
Karakteristik morfologisitik Talang Benih adalah sebagai berikut warna bulu umumnya merah tua (coklat) atau bervariasi bertotol-totol coklat (rebuin/blorok), tubuhnya langsing, leher pendek dan tidak terlalu tegak, kepala tidak terlalu besar, matanya jernih dan terletak ke bagian atas kepala, itik-itik jantan warnanya cenderung lebih gelap. Sangat beradaptasi dengan lingkungan basah dan mempunyai kepekaan sangat tinggi terhadap lingkungan.
Ciri spesifik Itik Talang Benih adalah bentuk tubuh kompak padat berisi mirip enthok ( Muscopy sp ), leher dan kaki relatif pendek dan besar, kepala relatif besar, warna bulu sebagian besar hitam keunguan dengan belang putih pada bagian perut, ujung sayap dan leher bagian depan. Terdapat tiga pola warna bulu pada Itik Talang Benih, yaitu pola warna bulu hitam, putih, dan coklat dengan penyebaran sifat karakter fenotip warna sirip renang, warna paruh, dan warna shank dengan penyebaran yang luas.
Ciri kasat mata itik talang benih ialah lehernya yang lebih pendek dibandingkan itik jenis lain, seperti mojosari atau tegal. Badannya pun lebih besar dibandingkan itik jenis lain sehingga dagingnya lebih Ciri kasat mata itik talang benih ialah lehernya yang lebih pendek dibandingkan itik jenis lain, seperti mojosari atau tegal. Badannya pun lebih besar dibandingkan itik jenis lain sehingga dagingnya lebih
A b Gambar 81.Itik Talang Benih jantan (a) dan betina (b) (Dokumentasi : Sunaryadi).
3.3.2. Bebek
Bebek disebut juga Muscovy atau entog. Bebek memiliki ciri-ciri seperti berikut : kepala besar, pada kepala sebelah kiri dan kanan terdapat gumpalan kulit atau kutil berwarna merah terang; paruh pendek, sempit dan mendatar berwarna kekuningan; leher pendek dan besar; dada lebar dan besar; kaki pendek, kuat berwarna jingga kekuningan; sayap panjang dan kuat; bulu-bulu, umumnya berwarna hitam bercampur biru, ada juga yang dominan putih; di alam liar, mereka dapat terbang jauh; ekor lebar dan pendek; badan besar dan mendatar; kuku panjang dan tajam; kulit tubuh kuning; dan pada pangkal paruh bagian atas terdapat daging tumbuh. Bentuk tubuh bebek / entog/ Muscovy memiliki perawakan sedang hingga besar. Di alam liar, berat Muscovy mencapai 3 –7kg. Sedangkan di penangkaran, muscovy jantan dapat mencapai 10 kg.
Satwa liar bebek ini merupakan penghuni hutan rawa, danau, sungai dan lahan pertanian, dan pada waktu malam hari, unggas ini dapat bertengger di pohon. Spesies ini, merupakan hewan pemakan segala, sumber makanan mereka peroleh dari permukaan air dangkal berupa ikan kecil, reptil, serangga, serta tanaman muda ataupun biji-bijian.
Gambar 82.Bebek dari kabupaten Seluma (Dokumentasi : Sunaryadi).
Perilaku kawin bebek / entog / muscovy ini seperti bebek mallard, di mana pasangan mereka tidak bertahan lama. Saat betina mulai mengerami telur, jantan akan meninggalkannya dan bergabung dengan kelompok jantan lainnya.
Biasanya di alam liar betina bersarang pada lubang- lubang pohon. Setelah bertelur sekirar 8 – 16 butir, ia akan mengerami telurnya selama 35 hari. Selama proses Biasanya di alam liar betina bersarang pada lubang- lubang pohon. Setelah bertelur sekirar 8 – 16 butir, ia akan mengerami telurnya selama 35 hari. Selama proses
Gambar 83.Bebek dari kabupaten Kaur (Dokumentasi :
Sunaryadi).
.Peternakan bebek/entok ini di Bengkulu tidak berkembang seperti peternakan itik petelur lokal, karena perkembangbiakan bebek ini lambat serta jumlah telurnya sedikit. Tetapi unggas entog ini sering dikawin silangkan dengan bebek domestik yang menghasilkan itik hibrida pedaging unggul yang disebut mule duck .
Gambar 84.Bebek atau entog dari kabupaten Lebong (Dokumentasi : Sunaryadi).
Masakan daging entoq merupakan salah satu masakan yang disukai penduduk desa.Selain memiliki daging yang empuk, liat dan gurih, daging entok memiliki nilai gizi cukup lengkap dan tidak kalah dengan daging sapi, ayam, domba dan kambing. Salah satu kelebihan lainnya adalah daging bebek mengandung lemak yang lebih rendah dari daging hewan di atas. Diharapkan di Bengkulu muncul makanan dari bebek ini karena diseluruh kabupatenkota di Provinsi Bengkulu memiliki ternak bebek atau entog ini.
3.3.3. Angsa
Angsa adalah burung air berukuran besar dari genus Cygnus famili Anatidae.Bebek dan Angsa berleher pendek juga terdapat dalam famili Anatidae.Angsa berleher pendek masuk ke dalam subfamili Anserinae namun Angsa memiliki suku sendiri, yaitu suku Cygnini.
Angsa adalah hewan monogami, „perceraian‟ kadang- kadang terjadi jika proses bersarang dan pengeraman
mengalami kegagalan. Angsa adalah anggota terbesar dari famili Anatidae, dan merupakan salah satu burung air terbesar yang dapat terbang. Angsa membentuk ikatan monogami yang dapat berlangsung selama bertahun- tahun.Dalam beberapa kasus, ikatan ini dapat berlangsung seumur hidup.Sarang mereka berada di daratan dekat perairan, dan jaraknya sekitar satu meter. Tidak seperti bebek dan Angsa berleher pendek, Angsa jantan membantu pembangunan sarang. Ukuran rata-rata telur Angsa adalah (tinggi x diameter) 113 x 74 mm dan berat 340 g dan masa inkubasi atau mengeram berlangsung selama 34-45 hari.
Gambar 85.Angsa yang ada dan banyak di pelihara di Bengkulu (Dokumentasi : Sunaryadi).
3.3.4. Ayam
3.3.4.1.Ayam Brundul / Grundul.
Ayam Brundul / Grundul adalah unggas lokal berukuran sedang dari Pasar Tebat Kecamatan Air Napal Kabupaten Bengkulu Utara. Keunikan ayam ini terletak pada absennya bulu dari kepala hingga bagian atas tembolok sehingga leher tampak polos alias gundul atau grundul.
Berat tubuh ayam jantan dewasa berkisar 3,4 - 4 kg dan ayam betina berkisar 1,5 - 2 kg. Produksi telur 10 - 14 butir per periode peneluran.Dalam satu tahun produksi telur sebanyak 40 - 60 butir.Bobot telur 60 - 75 g. Prosentase karkas 75─80%.
Gambar 86. Ayam Brundul atau Grundul dari Pasar Tebat Kecamatan Air Napal(Dokumentasi : Sunaryadi).
Umur siap kawin 8 bulan (jantan) dan 7 bulan (betina).Umur mulai fase produksi 6 bulan, dengan lama produksi bertelur sekitar 30 bulan.Jarak antara masa bertelur 10 - 14 hari.Masa rontok bulu antar masa bertelur 6 minggu. Dilihat dari Umur siap kawin 8 bulan (jantan) dan 7 bulan (betina).Umur mulai fase produksi 6 bulan, dengan lama produksi bertelur sekitar 30 bulan.Jarak antara masa bertelur 10 - 14 hari.Masa rontok bulu antar masa bertelur 6 minggu. Dilihat dari
3.3.4.2. Ayam Kampung.
Ayam Kampung atau ayam lokal khas Indonesia termasuk yang ada di Provinsi Bengkulu memiliki corak dan beragam jenisnya.Masing-masing memiliki kelebihan dan keunggulan yang berbeda-beda.Misalnya saja dari warna bulu yang indah, pertumbuhan yang pesat, kokok yang merdu dan unik, penghasil telur yang bagus dan lain sebagainya.Pada hakekatnya dengan kekayaan hayati tersebutIndonesia bisa menjadi penghasil bibit ayam yang baik dengan cara melakukan pemuliaan bibit ayam kampong, sehingga kekayaan alam yang dimiliki tersebut dapat dilestarikan sepanjang masa.
Berdasarkan penelitian sejarah ayam kampung yang sekarang
banyak dibudidayakan merupakan hasil domestifikasi dari ayam-ayam liar semenjak berpuluh-puluh tahun lalu. Konon ayam kampung berasal dari domestifikasi empat jenis ayam liar, yaitu ayam Hutan Merah ( Gallus gallus ), ayam Hutan Sri Lanka ( Gallus lavayetti ), ayam
Hutan Abu-Abu atau ayam Soneratti ( Gallus sonerattii ) dan ayam Hutan Hijau atau ayam Hutan Jawa ( Gallus varius ).
Gambar87.Ayam Kampung yang di pelihara diprovinsi Bengkulu (Dokumentasi : Sunaryadi).
3.3.4.3. Ayam Brugo atau Burgo.
Ayam Burgo merupakan ayam lokal yang berkembang di Provinsi Bengkulu. Persebarannya meliputi Kabupaten Mukomuko, Rejang Lebong, Bengkulu Utara, Kepahiang, Seluma, Bengkulu Selatan, dan Bengkulu Tengah. Ayam ini berasal dari hasil persilangan antara pejantan ayam hutan merah dengan betina ayam kampung yang memiliki tampilan bulu yang indah dan memiliki suara Ayam Burgo merupakan ayam lokal yang berkembang di Provinsi Bengkulu. Persebarannya meliputi Kabupaten Mukomuko, Rejang Lebong, Bengkulu Utara, Kepahiang, Seluma, Bengkulu Selatan, dan Bengkulu Tengah. Ayam ini berasal dari hasil persilangan antara pejantan ayam hutan merah dengan betina ayam kampung yang memiliki tampilan bulu yang indah dan memiliki suara
Gambar 88. Ayam Brugo atau Burgo Jantan dari Mukomuko
(Dokumentasi : Sunaryadi).
Ayam Brugo memiliki sosok yang mirip dengan ayam hutan, namun postur tubuhnya lebih gempal.Suaranya lebih nyaring dan frekuensi kokoknya juga lebih sering.Ayam Brugo juga lebih tahan terhadap penyakit, tidak mudah stress dan lebih jinak dibandingkan ayam hutan.Produksi telur dan bobot tubuh ayam Burgo tidak jauh berbeda dibandingkan dengan ayam kampung biasa.Ayam Brugo lebih berpotensi untuk dikembangkan sebagai ayam hias, karena nilai jualnya lebih tinggi. Ayam burgo merupakan hasil persilangan antara Ayam Brugo memiliki sosok yang mirip dengan ayam hutan, namun postur tubuhnya lebih gempal.Suaranya lebih nyaring dan frekuensi kokoknya juga lebih sering.Ayam Brugo juga lebih tahan terhadap penyakit, tidak mudah stress dan lebih jinak dibandingkan ayam hutan.Produksi telur dan bobot tubuh ayam Burgo tidak jauh berbeda dibandingkan dengan ayam kampung biasa.Ayam Brugo lebih berpotensi untuk dikembangkan sebagai ayam hias, karena nilai jualnya lebih tinggi. Ayam burgo merupakan hasil persilangan antara
Gambar 89.Ayam Burgo atau Brugo betina dan telornya
(Dokumentasi : Sunaryadi).
Secara fenotif, ayam burgo memiliki ciri-ciri cuping telinga yang berwarna putih, tubuh lebih kecil dibandingkan dengan ayam kampung tetapi lebih besar dari ayam hutan merah. Paruh ayam burgo jantan berwarna hitam dengan tinggi badan berkisar 10-15 cm dan panjang kaki 5-7 cm. beratnya berkisar antara 800-1250 gram. Ayam burgo betina Secara fenotif, ayam burgo memiliki ciri-ciri cuping telinga yang berwarna putih, tubuh lebih kecil dibandingkan dengan ayam kampung tetapi lebih besar dari ayam hutan merah. Paruh ayam burgo jantan berwarna hitam dengan tinggi badan berkisar 10-15 cm dan panjang kaki 5-7 cm. beratnya berkisar antara 800-1250 gram. Ayam burgo betina
3.3.4.4. Ayam Bulu Walik (Terbalik)
Ayam Walik adalah ayam lokal biasa yang memiliki gen unik sehingga bulu-bulu tubuhnya tumbuh terbalik ( frizzle ) atau tersingkap. Penampilan ayam ini cukup menarik dan dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai ayam hias atau dijadikan induk untuk menciptakan varietas baru. Ayam Walik tersebar di seluruh Indonesia termasuk di Provinsi Bengkulu dan dapat dijumpai pada hampir semua ras ayam.
Berdasarkan tampilan bulunya, ayam Walik dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:1). Walik Sekul: seluruh bulu tumbuhnya terbalik, 2) Walik Sura: bulu warna hitam, keriting sedikit dan 3) Walik Tulak: seluruh bulu keriting di ujung sayap dan ekor ada warna putih.
Adapun bentuk tubuh, berat, kebiasaan dan karakteristik ayam Walik tidak berbeda jauh dengan ayam kampung pada umumnya. Dari beberapa informasi dijumpai sepasang ayam Walik muda, diantara sekumpulan ayam Adapun bentuk tubuh, berat, kebiasaan dan karakteristik ayam Walik tidak berbeda jauh dengan ayam kampung pada umumnya. Dari beberapa informasi dijumpai sepasang ayam Walik muda, diantara sekumpulan ayam
Populasi ayam walik banyak ditemukan di sekitar Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara dan Seluma. Ayam Walik terlihat menyolok diantara kelompok ayam tersebut, dengan bulu-bulu di sekujur tubuh yang melengkung terbalik. Saat masih anakan, Ayam Walik dilaporkan cukup rentan terhadap paparan suhu udara yang dingin. Sedangkan Ayam Walik dewasa, cukup tahan terhadap suhu dingin dan serangan penyakit.
Gambar 90. Ayam bulu terbalik dari Bengkulu Tengah (Dokumentasi : Sunaryadi).