PENGARUH DIKLAT DAN KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI INSPEKTORAT ACEH

PENGARUH DIKLAT DAN KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI INSPEKTORAT ACEH

Abdullah 1 , Mukhlis Yunus 2 , Mahdani 3

1) Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

Abstract: This study aims to determine the effect of training and competence simultaneously and partially on employee performance of Aceh Inspectorate. The research sample of 68 people the agency employee who has been following education and training which taken by census method. Data collection using questionnaires, and. then the data were analyzed using multiple linear regression. The study found in generally employees of Aceh Inspectorate already has the competence and performance is relatively good. In addition, they have had a relatively good assessment of the education and training that they follow. If any of the employees with competence and performance is relatively low and has a poor assessment of the training, only a small fraction of the total number of employees. Training and competence either simultaneously or pasial positive and significant effect on employee performance of Aceh Inspectorate. The better assessment of the employee education and training and the better the employee competencies, will better the performance of employees. The conclusion of this study is the employee performance of Aceh Inspectorate significantly influenced by training and competence. Therefore Aceh Inspectors should increase the intensity of the training for their employees and work to improve the competence of employees, both intellectual competence, emotional and social competence.

Keywords : Employeee Performance, Training and Competence Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh diklat dan kompetensi secara simultan

dan parsial terhadap kinerja pegawai Inspektorat Aceh. Sampel penelitian sebanyak 68 orang pegawai instansi tersebut yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan (Diklat) yang diambil dengan metode sensus. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan peralatan statistik regresi linier berganda. Penelitian menemukan bahwa umumnya pegawai Inspektorat Aceh sudah memiliki kompetensi dan kinerja yang relatif baik. Selain itu mereka sudah memiliki penilaian yang relatif baik terhadap pendidikan dan pelatihan (Diklat) yang mereka ikuti. Kalau pun ada di antara pegawai dengan kompetensi dan kinerja relatif rendah dan memiliki penilaian yang kurang baik terhadap Diklat, hanya sebagian kecil dari jumlah keseluruhan pegawai. Pendidikan dan pelatihan (Diklat) dan kompetensi baik secara simultan maupun pasial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Inspektorat Aceh. Semakin baik penilaian pegawai terhadap pendidikan dan pelatihan (Diklat) dan semakin baik kompetensi pegawai tersebut, akan semakin baik pula kinerja pegawai. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kinerja pegawai Inspektorat Aceh secara nyata dipengaruhi oleh Diklat dan kompetensi. Karena itu sebaiknya Inspektur Aceh meningkatkan intensitas Diklat bagi pegawainya dan berupaya meningkatkan kompetensi pegawai, baik kompetensi intelektual, emosional maupun kompetensi sosial.

Kata kunci : Kinerja Pegawai, Diklat dan Kompetensi

PENDAHULUAN

Untuk melaksanakan

kegiatan

pengawasan terhadap urusan pemerintahan di daerah provinsi maupun kabupaten/kota, Inspektorat Aceh harus memiliki pegawai yang mempunyai kemampuan dan kompetensi yang cukup untuk melaksanakan tugasnya.

Kemampuan dan kompetensi yang cukup dari seorang pegawai dalam bekerja akan sangat menentukan hasil pengawasan yang dilakukan.

Salah satu upaya yang dilakukan

oleh

pimpinan organisasi untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi pegawai adalah memberikan kesempatan

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

kepada pegawai untuk mengikuti Diklat tidak dapat dipungkiri bahwa belum semua sebagaimana yang telah diprogramkan.

pegawai instansi tersebut memiliki kinerja Berdasarkan Peraturan Kepala Badan

yang baik. Indikasi adanya perbedaan kinerja Kepegawaian Negara nomor 7 Tahun 2013

pegawai dapat dilihat dari sikap dan perilaku menyebutkan bahwa kompetensi adalah

mereka dalam bekerja. Adanya sebagian kecil karakteristik dan kemampuan kerja yang

pegawai yang kurang mampu menyelesaikan mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan

tugas mereka secara tepat waktu merupakan dan sikap sesuai tugas dan atau fungsi

indikasi nyata adanya persoalan kinerja jabatan.

pegawai pada instansi tersebut. Penelitian ini Pendidikan dan pelatihan pada kantor

bertujuan untuk mengetahui pengaruh Diklat Inspektorat Aceh disingkat dengan Diklat.

dan kompetensi terhadap kinerja pegawai Bentuk-bentuk diklat yang telah diikuti oleh

Inspektorat Aceh.

pegawai Inspektorat Aceh adalah Diklat

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Sertifikasi Auditor Ahli dan Trampil,

Konsep Kinerja

Pengadaan Barang dan Jasa, Pengelolaan Kinerja adalah pencapaian para

Keuangan Daerah, Review Laporan Keuangan pegawai dalam melaksanakan pekerjaan

Pemerintah Daerah, Pemeriksaan Pra dan hasil kerja yang diperoleh dalam

Kontrak/tender, Audit Investigasi, dan bidang kerjanya selama periode waktu

Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja tertentu (Yusof, 2006). Kinerja adalah

Instansi Pemerintah (Inspektorat Aceh, 2013). tentang melakukan pekerjaan dan hasil

Berkaitan dengan kompetensi pegawai, yang dicapai dari pekerjaan tersebut.

temuan awal penulis mengindikasikan bahwa Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan

belum seluruh pegawai Inspektorat Aceh dan bagaimana cara mengerjakannya

mempunyai kompetensi yang cukup untuk (Wibowo, 2007). Kinerja adalah suatu

melakukan pengawasan secara baik yang hasil kerja yang dicapai seseorang dalam

merupakan tugas pokok dan fungsi Inspektorat

tugas-tugas yang Aceh, hal ini disebabkan oleh rekrutmen

melaksanakan

dibebankan kepadanya yang didasarkan pegawai baik melalui penerimaan pegawai

pengalaman dan baru maupun pindahan atau mutasi dari

atas

kecakapan,

kesungguhan serta waktu (Hasibuan, lembaga lain belum mempunyai kemampuan

2006). Kinerja adalah kesuksesan di teknis yang cukup untuk melakukan tugas

dalam melaksanakan pekerjaan atau hasil sesuai dengan bidang kerja khususnya tugas-

yang dicapai oleh seseorang menurut tugas pengawasan.

ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang Kendatipun Inspektorat Aceh sudah

Hasibuan, (2006) berupaya memberikan pendidikan dan

bersangkutan.

kinerja merupakan pelatihan (Diklat) kepada pegawainya, namun

menyatakan

Volume 4, No. 4, November 2015 - 32

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

perwujudan kerja yang dilakukan oleh mereka; (4) penyesuaian kompensasi. karyawan yang biasanya dipakai sebagai

penilaian, pimpinan dapat dasar penilaian terhadap karyawan atau

melalui

mengambil keputusan dalam menentukan organisasi.

perbaikan pemberian kompensasi, dan Sebagaimana dijelaskan sebelumnya,

sebagainya; (5) keputusan promosi dan kinerja adalah pencapaian para pegawai

demosi. hasil penilaian kinerja dapat dalam melaksanakan pekerjaan dan hasil

digunakan sebagai dasar pengambilan kerja yang diperoleh dalam bidang

keputusan untuk mempromosikan atau kerjanya selama periode waktu tertentu

karyawan; (6) (Yusof, 2006: 8). Karena itu, indikator

mendemosikan

mendiagnosis kesalahan desain pekerjaan. yang digunakan untuk mengukur kinerja

kinerja yang buruk mungkin merupakan diharapkan mampu dijadikan tolok ukur

suatu tanda kesalahan dalam desain pengukuran kinerja pegawai. Dalam hal ini,

penilaian kinerja dapat indikator pengukuran kinerja pegawai

pekerjaan.

mendiagnosis kesalahan Inspektorat Aceh mengacu pada pendapat

membantu

tersebut; (7) menilai proses rekrutmen dan Benardin dan Russel (2008) terdiri dari (a)

seleksi. kinerja karyawan baru yang rendah Kualitas kerja, (b) kuantitas kerja, (c)

mencerminkan adanya ketepatan waktu penyelesaian kerja, (d)

dapat

penyimpangan proses rekruitmen dan eefektifan biaya, (e) kebutuhan akan

seleksi.

supervisi dan (f) pengaruh interpersonal.

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan

Manfaat penilaian kinerja menurut

(Diklat) terhadap Kinerja Pegawai

Sedarmayanti (2007) adalah untuk: (1)

adalah proses meningkatkan prestasi kerja, dengan

Diklat

penyelenggaraan belajar mengajar dalam adanya penilaian, baik pimpinan maupun

rangka meningkatkan kemampuan pegawai karyawan memperoleh umpan balik dan

sipil (Peraturan Pemerintah mereka

Republik Indonesia no. 101 tahun 2000). pekerjaan/prestasinya; (2) memberikan

Dalam studi literatur, proses belajar kesempatan kerja yang adil. penilaian

dalam meningkatkan akurat

mengajar

dapat menjamin

karyawan

kemampuan pegawai disebut pelatihan. memperoleh kesempatan menempati posisi

Pelatihan adalah serangkaian aktivitas pekerjaan sesuai kemampuannya; (3)

yang diprogram untuk meningkatkan kebutuhan pelatihan dan pengembangan.

pengalaman, melalui penilaian kinerja, terdeteksi

keahlian-keahlian,

pengetahuan, atau perubahan sikap karyawan yang kemampuannya rendah

individu.

sehingga memungkinkan adanya program

pelatihan untuk meningkatkan kemampuan

33 - Volume 4, No. 4, November 2015

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

hubungan yang positif antara pendidikan menyatakan

Spears dan

Darrel

dan kinerja (Ng dan Feldman, 2009), mempersiapkan para pegawai untuk

bahwa

pelatihan

terdapat hubungan yang positif antara meningkatkan kinerja (performance) pada

pelatihan dengan kinerja pegawai (Evans pekerjaan

dan Lindsay, 2009, dan kinerja organisasi dipandang sebagai item penting untuk

(Purcell et al., 2006). Elnaga dan Imran menjadikan organisasi lebih efektif dan

(2013) menyatakan bahwa pelatihan untuk

mempunyai pengaruh yang positif terhadap Pelatihan adalah proses terintegrasi yang

meningkatkan

produktivitas.

kinerja pegawai.

digunakan oleh

Menurut Guest (2007), program memastikan agar para karyawan bekerja

pengusaha

untuk

pendidikan dan pelatihan berpengaruh untuk mencapai tujuan organisasi (Dessler,

positif terhadap pengetahuan, keahlian dan 2005).

kecakapan pegawai dan menghasilkan Pelatihan

kinerja yang lebih tinggi. Gamage dan pembelajaran penting yang melibatkan

adalah

proses

Imbulana (2013) menyatakan bahwa pengetahuan, keahlian dan kecakapan

terdapat hubungan yang positif dan dalam pelaksanaan pekerjaan secara tepat

signifikan antara pendidikan dan pelatihan (Byars dan Rue, 2008: 160). Pelatihan

dengan produktivitas pegawai. Belajar merujuk kepada metode yang digunakan

melalui pelatihan mempunyai pengaruh untuk

terhadap kinerja organisasi dengan kinerja diperlukan kepada pegawai baru dan juga

pegawai yang lebih baik, hal ini pegawai lama untuk melaksanakan

merupakan kunci utama dalam mencapai pekerjaan mereka

tujuan organisasi (Harrison, 2007). Pernyataan yang senada juga dituliskan oleh Noe et. al. (2006) yang menyatakan

(Dessler, 2005).

Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Pegawai.

bahwa pelatihan merujuk pada usaha yang

terencana yang dilakukan oleh perusahaan Kompetensi adalah karakteristik dan untuk memfasilitasi pembelajaran para

kemampuan kerja yang mencakup aspek pegawai yang berhubungan dengan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap kompetensi pekerjaan.

sesuai tugas dan/atau fungsi jabatan Pendidikan dan pelatihan merupakan

(Peraturan Kepala BKN No. 7 tahun 2013). faktor yang dapat mempengaruhi kineja

Kompetensi adalah karakteristik dasar dari pegawai, oleh sebab itu perlu diberikan

memungkinkannya perhatian yang serius terhadap pendidikan

seseorang

yang

memberikan kinerja unggul dalam dan pelatihan pegawai.

pekerjaan, peran atau situasi tertentu terdahulu menyatakan bahwa terdapat

Penelitian

(Marshall, 2003). Spencer dan Spencer Volume 4, No. 4, November 2015

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

dalam Putri (2012) menyatakan bahwa (Emmyah, 2009; Listio, 2010; Ismail dan kompetensi adalah kemampuan yang

Abidin, 2010; dan Putri, 2012). Semakin terbentuk dari sinergi watak, motif, konsep

tinggi kompetensi yang dimiliki oleh diri, pengetahuan dan keterampilan yang

seorang pegawai dan sesuai dengan diimplementasikan dalam bentuk sikap

tuntutan pekerjaan maka kinerja pegawai atau perilaku dalam bekerja.

semakin meningkat. Moeheriono (2009:212) mengemu

tersebut akan

kompeten memiliki kakan

Pegawai

yang

pengetahuan dan keterampilan yang baik karakteristik yang mendasari seseorang

bahwa kompetensi

adalah

pegawai tersebut dapat berkaitan dengan efektifitas kinerja

sehingga

memanfaatkan potensi yang mereka miliki individu dalam pekerjaannya. Suprapto

dan mudah memahami apa yang harus dalam Listio (2010), mengatakan bahwa

dikerjakan, dapat bekerja secara efisien kompetensi adalah kemampuan dan

dan efektif, dan mampu merespon karakteristik yang dimiliki oleh seorang

perubahan-perubahan yang terjadi di pegawai negeri sipil berupa pengetahuan,

lingkungan kerjanya. keahlian dan sikap perilaku yang

METODE PENELITIAN

diperlukan dalam pelaksanaan tugas Penelitian ini dilakukan pada kantor

jabatannya. Lasmahadi dalam Listio

Aceh dengan objek (2010), mengatakan bahwa kompetensi

Inspektorat

penelitiannya adalah pengaruh diklat dan didefinisikan sebagai aspek pribadi dari

kompetensi terhadap kinerja pegawai seorang pegawai yang memungkinkan dia

Inspektorat Aceh. Subjek penelitian adalah untuk mencapai kinerja yang superior.

pegawai Inspektorat Aceh yang telah Aspek-aspek pribadi termasuk sifat, motif-

mengikuti program pendidikan dan motif, sistem nilai, sikap pengetahuan, dan

pelatihan.

keterampilan (Moeheriono,

Populasi penelitian ini adalah Vathanophan dan Thai-ngam (2007)

seluruh pegawai Inspektorat Aceh yang menyatakan bahwa kompetensi dapat

sudah mengikuti program pendidikan dan digolongkan dalam tiga kelompok, yaitu

pelatihan. Jumlah pegawai Inspektorat motif, konsep diri dan keahlian dan

yang sudah mengikuti pendidikan dan kemampuan

pelatihan adalah 70 orang. Seluruh Kinerja pegawai dipengaruhi oleh

pegawai yang sudah mengikuti pelatihan beberapa faktor, diantaranya kompetensi,

menjadi elemen dalam penelitian ini. motivasi (Listio, 2010), dan penempatan

Penelitian ini tidak menggunakan teknik kerja (Putri, 2012). Hasil penelitian

pengambilan sampel karena meneliti empirik menunjukkan bahwa kompetensi

populasi. Peralatan analisis data yang mempengaruhi

kinerja

karyawan

35 - Volume 4, No. 4, November 2015

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

digunakan adalah regresi linier berganda variabel Y (kinerja pegawai) akan dengan dua variabel bebas diformulasikan

mendekati 1,903. Angka ini mendekati 2 sebagai berikut.

(skor pilihan jawaban tidak setuju) pada

satuan skala Likert yang bermakna bahwa Dimana:

Y=a+b 1 X 1 +b 2 X 2 +e

kinerja pegawai termasuk katagori sangat Y

= Kinerja pegawai rendah. Dengan demikian nilai konstanta

a = Konstanta tersebut dapat diinterpretasikan bahwa

X 1 = Diklat

X 2 = Kompetensi apabila nilai skor untuk variabel

b 1 = koefisien regresi variabel pendidikan dan pelatihan (Diklat) dan Diklat

b 2 = Koefisien regresi variabel

mendekati 0,00 yang Kompetensi

kompetensi

bermakna memiliki pegawai memiliki

e = error term penilaian yang tidak baik terhadap Diklat

HASIL DAN PEMBAHASAN

dan memiliki kompetensi yang sangat

Pengaruh Diklat dan Kompetensi

rendah, maka kinerja pegawai termasuk

Terhadap Kinerja Pegawai Inspektorat

katagori sangat rendah.

Aceh

Persamaan di atas memperlihatkan Kinerja pegawai dapat dipengaruhi

nilai koefisien regresi untuk variabel oleh berbagai faktor di antaranya

pendidikan dan pelatihan (Diklat) (X 1 ) pendidikan dan pelatihan (Diklat) dan

sebesar 0,271. Hal ini dapat diartikan kompetensi. Karena itu, dalam penelitian

setiap kenaikan skor variabel Diklat ini, kinerja pegawai Inspektorat Aceh

sebesar 1,00 pada satuan skala likert akan merupakan fungsi dari Diklat dan

dapat meningkatkan skor kinerja pegawai kompetensi. Hasil pengolahan data

sebesar 0,271. Dengan kata lain setiap menunjukkan bahwa pendidikan dan

peningkatan skor variabel Diklat sebesar pelatihan (Diklat) dan kompetensi positif

1% akan dapat meningkatkan skor kinerja terhadap kinerja pegawai Inspektorat Aceh.

sebesar 0,271%. Hal ini mengisyaratkan Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien

bahwa pendidikan dan pelatihan (Diklat) regresi masing-masing variabel seperti

berpengaruh positif terhadap kinerja terlihat dalam persamaan regresi linier di

pegawai Inspektorat Aceh. Sehingga bawah ini:

jelaslah bahwa semakin baik penilaian

Y = 1,903 + 0,271X 1 + 0,342X 2

pegawai terhadap Diklat yang mereka ikuti Persamaan di atas memperlihatkan

akan semakin tinggi pula kinerja pegaewai nilai konstanta sebesar 1,903. Secara

tersebut. Sebaliknya apabila pegawai statistik dapat diartikan bahwa apabila

memiliki penilaian yang tidak baik

variabel X 1 (Diklat) dan variabel X 2

terhadap Diklat, maka kinerja mereka juga (kompentensi) mendekati 0 (nol), maka

rendah. Dengan kata lain terdapat Volume 4, No. 4, November 2015

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

hubungan linier antara Diklat dan kinerja Sekalipun kedua variabel tersebut (Diklat pegawai.

dan kompetensi) berpengaruh positif Nilai koefisien regresi variabel

terhadap kinerja pegawai Inspektorat kompetensi (X 2 ) menunjukkan angka

Aceh, namun kompetensi memiliki efek sebesar 0,342. Secara statistik angka

positif yang lebih besar terhadap kinerja tersebut dapat diartikan bahwa setiap

bila dibandingkan dengan diklat itu sendiri. peningkatan skor variabel kompetensi

Hipotesis dalam penelitian ini dapat sebesar 1,00 pada satuan skala likert, akan

dikelompokkan dalam dua kelompok yakni dapat meningkatkan skor kinerja pegawai

deskriptif dan hipotesis sebesar 0,342. Dengan kata lain, setiap

hipotesis

verifikatif. Hipotesis deskriptif berkaitan peningkatan skor kompetensi sebesar 1%

dengan dugaan terhadap fenomena yang dapat meningkatkan skor kinerja pegawai

berkaitan dengan suatu variabel penelitian sebesar 0,342%. Hal ini berarti bahwa

tanpa mengkaitkan variabel tersebut kompetensi juga berpengaruh positif

dengan variabel lain. Hipotesis deskriptif terhadap kinerja pegawai Inspektorat

dalam penelitian ini menyatakan bahwa Aceh. Dengan kata lain, semakin baik

pegawai Inspektorat Aceh memiliki kompetensi seseorang pegawai akan

kompetensi dan kinerja yang baik serta semakin baik pula kinerja pegawai

memiliki penilaian yang baik terhadap tersebut. Sebaliknya apabila pegawai

pendidikan dan pelatihan (Diklat) yang memiliki kompetensi yang rendah, maka

mereka ikuti.

kinerja pegawai juga akan rendah sehingga

hipotesis tersebut terdapat hubungan yang searah antara

Pembuktian

didasarkan pada nilai rata-rata skor pilihan kompetensi dan kinerja pegawai.

jawaban pegawai pada pertanyaan/ Di antara dua variabel independent

pernyataan yang dimuat dalam masing- seperti dijelaskan di atas, variabel yang

masing variabel penelitian. Semakin tinggi paling dominan pengaruhnya terhadap

nilai rata-rata skor pilihan jawaban

pegawai terhadap suatu variabel penelitian dengan nilai koefisien regresi sebesar

kinerja pegawai adalah kompetensi (X 1 )

dapat diartikan semakin baik persepsi 0,342, lebih besar bila dibandingkan

mereka terhadap variabel tersebut. Hal dengan Diklat (X 2 ) dengan nilai koefisien

didasarkan pada alasan semua item regresi sebesar 0,271. Hal ini bermakna

pernyataan pada kuesioner penelitian yakni bahwa peningkatan kinerja pegawai akibat

berkaitan dengan variabel kinerja pegawai, peningkatan kompetensi lebih besar bila

Diklat dan variabel kompetensi berbentuk dibandingkan dengan peningkatan kinerja

pernyataan positif

pegawai akibat peningkatan penilaian Skala pengukuran yang digunakan terhadap pendidikan dan pelatihan (Diklat.

adalah skala Likert berkisar antara 1-5.

37 - Volume 4, No. 4, November 2015

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Ketika pegawai memilih alternatif pilihan pendidikan dan pelatihan (Diklat) yang jawaban dengan skor sebesar 4,00 untuk

mereka ikuti.

variabel kompetensi dan kinerja dapat Berdasarkan uraian di atas, maka diartikan bahwa pegawai

hipotesis pertama (H 1 ) yang menyatakan, kompetensi dan kinerja yang baik.

memiliki

pegawai Inspektorat Aceh sudah memiliki Demikian pula halnya kalau pegawai

kompetensi dan kinerja yang baik dan memilih alternatif pilihan jawaban sebesar

hipotesis kedua (H 2 ) yang menyatakan, 4,00 (skor untuk pilihan jawaban setuju)

pegawai Inspektorat Aceh sudah memiliki untuk variabel pendidikan dan pelatihan

penilaian yang baik terhadap Diklat yang (Diklat), dapat diartikan pegawai juga

mereka ikuti dapat diterima. memiliki penilaian yang baik terhadap

perhitungan statistik pendidikan dan pelatihan (Diklat) yang

Hasil

memperli hatkan nilai F hitung sebesar mereka ikuti. Atas dasar penafsiran

26,374 lebih besar bila dibandingkan tersebut dapat dikemukakan bahwa apabila

dengan nilai F tabel sebesar 3,140, dengan nilai rata-rata skor suatu variabel

demikian hipotesis ketiga (H 3 ) yang mendekati 4,00 dapat diartikan bahwa

menyatakan, Diklat dan kompetensi penilaian mereka terhadap variabel

berpengaruh secara simultan terhadap tersebut cenderung baik.

kinerja pegawai Inspektorat Aceh dapat Nilai rata-rata skor pilihan jawaban

diterima.

pegawai untuk variabel kinerja sebesar Nilai t hitung untuk variabel pendidikan 3,975. Angka ini mendekati nilai rata-rata

dan pelatihan (Diklat) menunjukkan angka skor yang diharapkan sebesar 4,00

sebesar 3,280. Angka ini lebih besar bila sehingga dapat dimaknai bahwa secara

dibandingkan dengan nilai t tabel pada umum pegawai sudah cenderung memiliki

tingkat keyakinan 95 persen menunjukkan kinerja baik. Selanjutnya nilai rata-rata

angka sebesar 1,997. Sehingga hipotesis skor untuk variabel kompetensi sebesar

keempat (H 4 ) yang menyatakan, Diklat 3,831, juga mendekati 4,00 dapat diartikan

berpengaruh secara parsial terhadap secara umum pegawai juga sudah memiliki

kinerja pegawai Inspektorat Aceh diterima. kompetensi yang relatif baik

Selanjutnya nilai t hitung untuk Nilai rata-rata skor pendidikan dan

variabel kompetensi sebesar 5,055 juga pelatihan (Diklat) sebesar 3,717. Angka ini

lebih besar bila dibandingkan dengan nilai mendekati 4,00 (skor untuk pilihan

t tabel pada tingkat keyakinan 95 persen jawaban setuju) dapat diartikan umumnya

sebesar 1,997. Dengan demikian hipotesis pegawai Inspektorat Aceh cenderung

kelima (H 5 ) yang menyatakan kompetensi memiliki persepsi yang baik terhadap

berpengaruh secara parsial terhadap kinerja pegawai Inspektorat Aceh juga diterima.

Volume 4, No. 4, November 2015 - 38

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

KESIMPULAN DAN SARAN

Semakin baik kompetensi seseorang

Kesimpulan

pegawai terdiri dari kompetensi intelektual, Umumnya pegawai Inspektorat

kompetensi emosional dan kompetensi Aceh sudah memiliki kompetensi dan

sosial akan semakin baik pula kinerja kinerja yang relatif baik. Kalau pun ada di

pegawai. Peningkatan kompetensi pegawai antara pegawai dengan kompetensi dan

untuk ketiga jenis kompetensi tersebut kinerja relatif rendah hanya sebagian kecil

secara nyata dapat meningkatkan kinerja dari jumlah keseluruhan pegawai. Pegawai

pegawai.

Inspektorat Aceh sudah memiliki penilaian

Saran

yang relatif baik terhadap pendidikan dan Inspektur Aceh dinilai perlu untuk

pelatihan (Diklat) yang mereka ikuti.

dan kalau bisa Pegawai yang memiliki penilaian yang

mempertahankan

intensitas program kurang baik terhadap pendidikan dan

meningkatkan

pendidikan dan pelatihan (Diklat) bagi pelatihan (Diklat) hanya sebagian kecil

pegawai instansi tersebut. Upayakan agar dari jumlah keseluruhan pegawai.

program Diklat yang diberikan kepada Pendidikan dan pelatihan (Diklat)

pegawai sesuai dengan tuntutan pekerjaan dan

yang dibebankan kepada mereka, sehingga berpengaruh

positif dan signifikan pemberian diklat tidak hanya dapat

terhadap kinerja pegawai Inspektorat Aceh. meningkatkan kemampuan kerja, tetapi

Semakin baik penilaian pegawai terhadap juga dapat meningkatkan kinerja pegawai

pendidikan dan pelatihan (Diklat) dan dan kinerja Inspektorat Aceh secara

semakin baik kompetensi pegawai tersebut,

keseluruhan.

akan semakin baik pula kinerja pegawai. Inspektur Aceh perlu meningkatkan

Pendidikan dan pelatihan (Diklat) kompetensi pegawainya, baik kompetensi

secara parsial berpengaruh positif dan intelektual, kompetensi emosional maupun

signifikan terhadap kinerja pegawai

sosial. Upaya untuk Inspektorat

meningkatkan kompetensi intelektual intensitas pendidikan dan pelatihan

dapat dilakukan melalui program Diklat, (Diklat) yang diikuti oleh pegawai, dan

dan memberikan kesempatan bagi pegawai semakin baik relevansi Diklat dengan

untuk mengikuti berbagai kegiatan ilmiah tuntutan pekerjaan yang dilakukan oleh

yang berkaitan dengan tugas mereka pegawai, akan semakin baik kinerja

Inspektorat Aceh. pegawai.

sebagai pegawai

Selanjutnya upaya peningkatan kompetensi Kompetensi

secara

parsial

emosional dan kompetensi sosial dapat berpengaruh

positif dan signifikan dilakukan dengan cara membiasakan

terhadap kinerja pegawai Inspektorat Aceh.

39 - Volume 4, No. 4, November 2015

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

adanya kegiatan-kegiatan bersama di

Wilayah

Barat. Master Theses,

Universitas

Komputer Indonesia-

antara sesama pegawai inspektorat,

Bandung.

terutama kegiatan informal diluar kegiatan

Marshall, P. (2003). Mengapa Beberapa Orang Lebih Sukses dari yang Lainnya?

dinas. Dengan demikian akan terbangun

Manusia dan Kompetensi. Panduan Praktis untuk Keunggulan Bersaing.

rasa kekeluargaan dan komunikasi yang

Editor: Boulter, Murray Dalziel, dan

baik di antara sesama pegawai yang

Jackie Hill, Alih Bahasa: bern. Hidayat. Penerbit PT Bhuana Ilmu Populer.

tergabung dalam

keluarga

besar

Moeheriono (2009). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Jakarta: Ghalia

Inspektorat Aceh, yang pada gilirannya

Indonesia.

Ng, T.W.H. dan Feld man, D.C. (2009). “How Broadly Does Education Contribute to

dapat meningkatkan kompetensi emosional

dan kompetensi sosial pegawai

Job

Performance?” Personnel Psychology. Vol. 62, pp. 89-134.

Noe, Raymond A., Hoolenbeck, J.R. dan

DAFTAR PUSTAKA

Gerhart, B. (2006), Human Resources Management. 5 Bernardin, John H., Russell, Joyce E. A., th ed. New York:

(2008), Human Resource Management :

McGraw Hill.

An Experiential Approach. Mc Graw- Purcell, J., Kinnie, N., Hutchinson, S., Rayton, Hill.

B. dan Swart, J. (2006). Understanding Byars, Lloyd L. dan. Roe, Leslie W. (2008),

the People and Performance Link: Human Resources Management. 9 th ed. Unlocking the Black-Box. Research

New York: McGraw Hill. Report, CIPD, London. Dessler,

Putri, E.M. (2012). Pengaruh Kompetensi dan Management. 10 th

Penempatan (Job Placement) terhadap Emmyah

ed. Prentice Hall

Kinerja Pegawai PT. PLN (Persero) terhadap

(2009). Pengaruh

Kompetensi

Aceh. Master Thesis, Politeknik Negeri Ujung Pandang.

Universitas Syiah Kuala Master Theses, STIA-LAN Makassar.

Sedarmayanti (2007). Sumber Daya Manusia Evans, J.R. dan Lindsay, W.M., (2009). The

dan Produktifitas Kerja. Bandung, Management and Control of Quality, 4 th Mandar Maju.

ed. South-Western College Publishing, Spears, M.C. dan Darrell F.P. (2006), “A Probit

Cincinnati Ohio, USA. Analysis of the Impact of Training on Gamage, P.N. dan Imbulana, L. (2013).

Performance Appraisal Satisfaction”. “Training and Development and

American Business Review. P. 12-16. Performance of Employees: Evidence

Wibowo (2007). Manajemen Kinerja. Edisi from Sri Lanka Telecom”. International

Kedua. Rajawali Pers. Jakarta. Journal of Marketing Financial Service

(2006), Performance & Management Research. Vol. 2(9), pp.

Yusof,

Ab. Aziz

Issues, Challenges & 12-21.

Appraisal:

Prospects. Malaysia: Prentice Hall. Guest, D. (2007). “Human Resource Management and

Performance:

Review and Research Agenda”, International

Resource Management. Vol 8(3), pp. 263-276.

Harrison, R. (2007). Employee Development. Beekman Publishing, Silver Lakes, Pretoria.

Hasibuan, Malayu S.P. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Gunung Agung, Jakarta.

Listio, R. (2010). Pengaruh Kompetensi dan Motivasi

Karyawan PT. Allianz Life Indonesia

Volume 4, No. 4, November 2015 - 40

Jurnal Magister Manajemen ISSN 2302-0199 Pascaserjana Universitas Syiah Kuala

11 Pages

PP. 41 - 51 PP