PENGARUH KARAK TERISTIK PEKERJAAN RUTINIT

UNIVERSITAS SYIAH KUALA PROGRAM PASCASARJANA

Jalan. Tgk Chik Pante Kulu No. 5 Komplek Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda

Aceh 23111. Telp : (0651) 7407659, 7555110, Fax : (0651) 7551002. Website: www.pps.unsyiah.ac.id

DAFTAR ISI Volume 4, Nomor 4, April 2015

Pengaruh Kompetensi Pendidikan Dan Pelatihan, Motivasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Serta Dampaknya Pada Kinerja Dinas Perindustrian Dan Perdagangan

1 - 10

Aceh

Ruslan, Mukhlis Yunus, Mahdani

Pengaruh Kepemimpinan,Motivasi Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja

11 - 20

Karyawan Serta Dampaknya Pada Kinerja Koperasi Unit Desa Dan Usaha Kecil Menengah Di Provinsi Aceh

Rusli, Said Musnadi, Mahdani

Pengaruh Kompetensi, Kepemimpinan Dan Komunikasi Terhadap Kinerja Pegawai Serta

21 - 30

Dampaknya Pada Kinerja Sekretariat Daerah Kabupaten Pidie Jaya

Safrizal, Hafasnuddin, Syafruddin Chan

Pengaruh Diklat Dan Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai Inspektorat Aceh

31 - 40 Abdullah, Mukhlis Yunus, Mahdani

Pengaruh Karakteristik Pekerjaan, Rutinitas Pekerjaan Dan Pengembangan SDM

41 - 51

Terhadap Kepuasan Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Cabang Banda Aceh

Chairuni, Mukhlis Yunus, Sulaiman

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

10 Pages

pp. 1- 10

1- Volume 4, No. 4, November 2015

PENGARUH KOMPETENSI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN,

MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN ACEH

Ruslan 1 , Mukhlis Yunus 2 , Mahdani 3

1) Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

Abstract The purpose of this study was to determine (1) the influence of education and training competence, motivation and discipline affect the work performance of employees, (2) the effect of training competence, motivation and work discipline to organizational performance Aceh Department of Trade and Industry, (3) the effect of employee performance to organizational performance Aceh Department of Industry and Trade, (4) the indirect effect of education and training competence, motivation and work discipline to organizational performance through employee performance variables of Industry and Trade of Aceh. This research was conducted at the Department of Industry and Trade of Aceh by the number of respondents 160 peoples. Analytical equipment used in this study using path analysis. The study of the first hypothesis suggests that competence education and training, motivation and discipline simultaneously affect the work performance of employees of Industry and Trade of Aceh, the results of the second hypothesis also suggests that competence education and training, work motivation and work discipline simultaneously affect the performance of the organization while the third hypothesis suggests that employee performance has a significant influence on organizational performance peningaktan Department of Industry and Trade of Aceh, and then fourth hypothesis also suggests that there is a direct or indirect effect of variable competence education and training, work motivation and discipline to organizational performance through employee performance variables Department of Industry and Trade of Aceh.

Keywords : Competence, Motivation, Discipline and Employee Performance and Organizational Performance

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) pengaruh kompetensi pendidikan dan pelatihan, motivasi dan disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai, (2) pengaruh kompetensi diklat, motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh, (3) pengaruh kinerja pegawai terhadap kinerja organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh, (4) pengaruh tidak langsung kompetensi pendidikan dan pelatihan, motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja organisasi melalui variabel kinerja pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh. Penelitian ini dilakukan pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh dengan jumlah responden sebanyak 160 orang. Peralatan analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur. Hasil penelitian terhadap hipotesis pertama menunjukkan bahwa kompetensi pendidikan dan pelatihan, motivasi dan disiplin kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja pegawai Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Aceh, hasil hipotesis kedua juga menunjukkan bahwa Kompetensi pendidikan dan pelatihan, motivasi kerja dan disiplin kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja organisasi sedangkan hipotesis ketiga menunjukkan bahwa kinerja pegawai mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap peningaktan kinerja organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh, kemudian hipotesis keempat juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tidak langsung maupun langsung variabel kompetensi pendidikan dan pelatihan, motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja organisasi melalui variabel kinerja pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh.

Kata kunci :

Kompetensi, motivasi, Disiplin Kerja dan Kinerja Pegawai dan Kinerja Organisasi

PENDAHULUAN

Kinerja pegawai atau aparatur Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh

(Disperindag Aceh) dalam menjalankan tugas dan fungsinya banyak yang belum sesuai dengan tupoksi yang melekat dari

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

masing-masing pegawai sesuai dengan diperoleh melalui Diklat dapat dikatakan fungsi dalam struktur organisasi. Hal ini

lebih lengkap dan mendalam dari pada dapat dilihat dari kemampuan menyusun

melewati pengalaman. Hal ini karena pada perencanaan kerja yang harus dilakukan

pelaksanaan diklat dirancang berdasarkan dalam

sistem belajar yang terstruktrur yang perencanaan dalam satu tahun, kemudian

setiap bulannya

maupun

dibimbing oleh banyak fasilitator dan kemampuan pegawai dalam merealisasikan

penyelenggara. Lain halnya dengan rencana yang telah dibuat juga masih

perkembangan kompetensi yang diperoleh relatif rendah hal ini dapat dilihat dari

melalui pengalaman, dimana lebih banyak banyaknya pekerjaan yang tidak dapat

didasarkan pada kegiatan praktek langsung diselesaikan dalam waktu yang telah

sebagai respon dari kebutuhan hidup. ditentukan. Kemudian pegawai belum

pendapat yang melaksanakan perintah atasan dengan baik

Banyak

meyakinkan bahwa melalui pendidikan dan terutama dalam menjalankan wewenang

pelatihan (diklat) dapat meningkatkan yang telah diberikan, serta kualitas kerja

kompetensi diri seseorang. Kegiatan diklat yang masih relatif rendah terutama dalam

didesain sedemikian rupa yang mencakup memberikan pelayanan kepada masyarakat

materi pokok dan materi penunjang serta yang

kegiatan praktek lapangan. Sumber Daya Disperindag Aceh. Hal ini terkait pada

Manusia (SDM) yang terlibat pun cukup pegawai yang belum semuanya mampu

banyak jumlahnya, baik sebagai fasilitator, memberikan

pendamping kelas, panitia penyelenggara, penyempurnaan tugas-tugas organisasi

masukan

untuk

serta mungkin adanya penceramah tamu, pada setiap diskusi yang diselenggarakan

dan peserta diklat itu sendiri. Waktu oleh masing-masing bagian dalam rangka

juga relatif lama meningkatkan kinerja.

penyelenggaraan

(beberapa hari) yang dapat mencapai Kompetensi

puluhan atau ratusan jam pelajaran. berkembang atau meningkat melalui

seseorang

dapat

Dengan demikian perlu adanya dana yang beberapa cara, seperti melalui pengalaman,

memadai.

belajar sendiri, pendidikan formal maupun Salah satu faktor yang dapat melalui pendidikan dan pelatihan (diklat)

meningkatkan kinerja pegawai pada Dinas tertentu.

Perindustrian dan Perdagangan Aceh, perkembangan tersebut memiliki kelebihan

Masing-masing

pola

maka motivasi kerja yang tinggi harus juga dan kekurangan, namun sebaiknya

dimiliki oleh setiap pegawai. Pegawai yang diperoleh malalui perpaduan dari semua

tidak termotivasi tidak akan tergerak cara tersebut. Dari aspek teoritis dan

hatinya untuk bekerja atau mencapai praktis perkembangan kompetensi yang

sesuatu tujuan yang inginkan oleh Volume 4, No. 4, November 2015

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

organisasi. Motivasi adalah kesediaan pegawai, seperti penyelesaian surat izin untuk mengeluarkan tingkat upaya yang

perdagangan dan perindustrian baik dalam tinggi kearah tuuan-tujuan organisasi, yang

skala kecil maupun skala besar. dikondisikan oleh kemampuan upaya itu

Selain daripada itu kurangnya dalam memenuhi beberapa kebutuhan

motivasi kerja pagawai di Dinas individual (Robbins, 2003:208).

Perindustrian dan Perdagangan Aceh dapat Kebutuhan dapat berwujud fisik,

dilihat dari mutu pekerjaan yang dilakukan biologis serta sosial ekonomis. Akan tetapi

oleh pegawai masih kurang sesuai dengan yang lebih penting adalah adanya

harapan pimpinan, kemudian rendahnya kebutuhan-kebutuhan (needs) yang bersifat

motivasi kerja pegawai juga dapat dilihat sosial-psikis,

dari tugas sesuai kemampuan yang pengakuan, keselamatan, perlindungan

misalnya

penghargaan,

diberikan tidak sesuai dengan harapan keamanan dan jaminan sosial. Motivasi

pimpinan, sehingga menimbulkan kinerja kerja dapat memberi energi yang dapat

yang diharapkan menjadi tidak tercapai, menggerakkan segala potensi yang ada,

kemudian rendahnya motivasi kerja menciptkan keinginan yang tinggi dan

pegawai juga dapat dilihat dari insiatif luhur serta meningkatkan kebersamaan.

kerja yang masih rendah serta hubungan Masing-masing pihak bekerja menurut

kerja yang masih kurang harmonis baik aturan atau ukuran yang telah ditetapkan

antara pimpinan dengan pegawai maupun dengan saling menghormati, saling

hubungan pegawai dengan pegawai. membutuhkan, saling mengerti, dan

Sedangkan fenomena berkaitan menghargai hak dan kewajiban masing-

dengan disiplin kerja pegawai dapat masing dalam keseluruhan proses kerja.

penulis jelaskan bahwa faktor kedisiplinan Fenomena yang terjadi pada

memegang peranan yang amat penting Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh

dalam pelaksanaan kerja pegawai karena yaitu masih rendahnya motivasi kerja

disiplin kerja menjadi salah satu faktor pegawai, sehingga berdampak pada belum

yang dapat mendorong terciptanya kinerja maksimalnya tingkat kinerja pagawai, ini

pegawai yang dapat berdampak langsung terlihat masih kurangnya tanggung jawab

langsung terhadap dan kesadaran untuk menyelesaikan

maupun

tidak

peningkatan kinerja organisasi, disiplin pekerjaan sesuai dengan tugas pokok dan

kerja dalam hal ini tidak hanya diartikan fungsinya masing-masing, hal ini dapat

sebagai kepatuhan dalam kehadiran, tetapi dilihat dari setiap pekerjaan yang diberikan

lebih dari itu disiplin meliputi semua sikap, oleh pimpinan rata-rata hanya mampu

tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dikerjakan sekitar 80% dari target kerja

telah ditetapkan yang dibebankan kepada masing-masing

dengan

peraturan

Organisasi baik tertulis maupun tidak. 3-

Volume 4, No. 4, November 2015

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Disiplin pada hakekatnya merupakan Beberapa pendapat dari para ahli seperangkat aturan yang wajib ditaati oleh

memberikan definisi yang berbeda tentang setiap pegawai. Disiplin merupakan suatu

kinerja organisasi. Menurut pendapat para ketentuan yang berhubungan dalam diri

ahli yaitu pendapat yang dikemukakan setiap orang tersebut harus mampu

oleh Hasibuan Malayu, (2004:34), menyesuaikan dirinya dengan sukarela

mengemukakan bahwa kinerja (prestasi terhadap aturan-aturan dan keputusan-

kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai keputusan serta nilai-nilai yang berlaku

oleh beberapa orang dalam organisasi dalam organisasi. Kedisiplinan diartikan

didalam melaksanakan tugas-tugas yang sebagai suatu keadaan dimana seorang

dibebankan kepadanya yang didasarkan pegawai harus selalu datang, pulang

pengalaman dan sesuai waktu yang telah ditentukan (tepat

atas

kecakapan,

kesungguhan serta waktu. Sedangkan waktu) dan bekerja sesuai dengan tugas

pandangan Ambar Teguh, pokok dan fungsinya.

dalam

Sulistiyani dan Rosidah (2003:223), .

kinerja organisasi merupakan kombinasi

KAJIAN KEPUSTAKAAN

dari kemampuan, usaha dan kesempatan

Kinerja Organisasi

yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Organisasi yang baik ditentukan

Sementara itu Robert dan Jackson oleh hasil kinerja yang diperoleh oleh

(2002:78), menyatakan bahwa kinerja pegawainya. Menurut pendapat dari

organisasi pada dasarnya adalah apa yang (Ambar Teguh, Sulistiyani dan Rosidah,

dilakukan atau tidak dilakukan oleh 2003:223) bahwa yang dimaksud dengan

karyawan dalam lingkungan organisasi. kinerja Kinerja organisasi merupakan

jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan

Kompetensi Diklat Dan Kinerja

organisasi yang telah ditetapkan. Para

Pegawai

adalah suatu atasan atau manajer sering tidak

Kompetensi

kemampuan untuk melaksanakan atau memperhatikan kecuali sudah amat buruk

melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu

keterampilan dan sering manajer tidak mengetahua betapa

dilandasi

atas

pengetahuan serta didukung oleh sikap buruknya kinerja telah merosot sehingga

kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. perusahaan/instansi menghadapi krisis

sebagai kemampuan yang serius. Kesan-kesan buruk organisasi

Kompetensi

seseorang untuk menghasilkan pada yang

tingkat yang memuaskan di tempat kerja, mengabaikan

tanda-tanda

peringatan

menunjukkan karakteristik adanya kinerja yang merosot.

juga

pengetahuan dan keterampilan yang

dimiliki atau dibutuhkan oleh setiap Volume 4, No. 4, November 2015

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

individu yang memampukan mereka untuk keberhasilan, diperlukan landasan yang melakukan tugas dan tanggung jawab

kuat berupa : kompetensi kepemimpinan, mereka secara efektif dan meningkatkan

kompetensi pekerja dan disiplin kerja standar kualitas professional dalam

memperkuat dan pekerjaan.

yang

mampu

memaksimumkan kompetensi. Kompetensi Ada dua istilah yang muncul dari

menjadi sangat berguna untuk membantu dua aliran yang berbeda tentang konsep

organisasi menciptakan budaya kinerja kesesuaian dalam pekerjaan. Istilah

tinggi, prestasi kerja dalam setiap proses tersebut

sumber daya manusia, seleksi karyawan, (kompetensi) yaitu deskripsi mengenai

adalah

”Competency”

manajemen kinerja, perencanaan dan perilaku, dan “Competence” (kecakapan)

sebagainya.

yang merupakan deskripsi tugas atau hasil

Iswahyu (2005), pekerjaan. (Palan R, 2007:5).

Menurut

”kompetensi merupakan kemampuan Lebih lanjut Ruky A.S, (2004:

pelaksanaan tugas sesuai dengan ilmu 106) menjelaskan bahwa kompetensi

pengetahuan dan keterampilan serta dalam kaitannya dengan unjuk kerja dapat

teknologi dan pengalaman yang relevan digolongkan dalam 2(dua) jenis, yaitu :

dengan bidang tugas sehingga dapat

mengembangkan motivasi kerja yang competencies), yaitu kriteria minimal

a. Kompetensi ambang

(threshold

bersangkutan dan peningkatan kinerjanya ”. dan esensial yang dibutuhkan/di tuntut

Menurut Purwadarminta (2010 dari sebuah jabatan dan harus bisa di

:56) “Kompetensi adalah kewenangan penuhi oleh setiap pemegang jabatan

(kekuasaan) untuk menentukan atau tersebut

memutuskan sesuatu hal ”. Budiman Sanusi menjalankan pekerjaan tersebut secara

(Wikipedia, 2010), ”bahwa kompetensi efektif

keseluruhan pengetahuan, keterampilan,

b. Kompetensi pembeda (differentiating perilaku, dan sikap yang ditampilkan oleh competencies), yaitu kriteria yang

orang-orang yang sukses atau berhasil dapat membedakan antara orang yang

dalam mengerjakan suatu tugas dengan selalu mencapai unjuk kerja superior

prestasi kerja yang optimal. dan orang yang unjuk kerjanya rata-

Motivasi Dan Kinerja Pegawai

rata saja. Motivasi terbentuk dari sikap

Wibowo (2007:109-134) mengatakan pegawai dalam menghadapi situasi kerja di

bahwa setiap organisasi dibentuk untuk tempat kerja baik itu dinas atau instansi

mencapai tujuan tertentu dan apabila pemerintah maupun perusahaan. Motivasi

tercapai barulah dapat disebut sebagai merupakan kondisi atau energi yang

sebuah keberhasilan ”. Untuk mencapai 5-

Volume 4, No. 4, November 2015

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

menggerakkan diri/pegawai yang terarah mencapai sasaran kepuasan. Motivasi untuk mencapai tujuan organisasi maupun

bukanlah yang dapat diamati tetapi adalah pegawai itu sendiri. Sikap mental pegawai

hal yang disimpulkan karena sesuatu yang pro dan positif terhadap situasi kerja

perilaku yang tampak. itulah yang memperkuat motivasi kerjanya

Menurut Siagian P. Sondang, untuk mencapai kinerja maksimal.

(2002), menyatakan bahwa motivasi Motivasi adalah adanya suatu

adalah sesuatu yang diinginkan seseorang dorongan yang diberikan oleh Kepala

dari pekerjaannya pada umumnya adalah Dinas Perindustrian Dan Perdagangan

sesuatu yang mempunyai arti penting bagi Aceh berdasarkan prinsip-prinsip motivasi

dirinya sendiri dan instansi. sebagai berikut : Prinsip Partisipasi,

Hasibuan Malayu, Prinsip Komunikasi, Prinsip Mengakui

Menurut

95) motivasi adalah “pemberian Adil Bawahan, Prinsip pendelegasian

yang menciptakan wewenang, dan Prinsip Memberikan

daya penggerak

kegairahan kerja seseorang, agar mereka Perhatian

terhadap pegawai dalam mau bekerjasama, bekerja efektif dan melakukan tugas untuk mencapai tujuan

berintegrasi dengan segala daya upayanya atau penyelesaian tugas yang telah

untuk mencapai kepuasan”. direncanakan.

Disiplin Kerja dan Kinerja Pegawai

Motivasi merupakan

semua

Kedisiplinan merupakan fungsi kekuatan yang ada dalam diri seseorang

dari Manajemen Sumber Daya Manusia. yang memberi daya, arah dan memelihara

merupakan fungsi tingkah laku yang bersangkutan. Dalam

Kedisiplinan

Manajemen SDM yang terpenting, karena kehidupan kita sehari-hari, motivasi

semakin baik disiplin karyawan semakin diartikan sebagai keseluruhan proses

tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. pemberian dorongan atau rangsangan

Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit kepada para karyawan, sehingga mereka

bagi organisasi atau perusahaan untuk bersedia bekerja dengan rela tanpa merasa

mencapai hasil yang optimal. dipaksa (Saydan : 2006).

Disiplin yang baik mencerminkan Menurut Supardi dan Anwar

besarnya rasa tanggung jawab seseorang (2004), menyatakan bahwa : motivasi terhadap tugas –tugas yang diberikan adalah keadaan dalam pribadi seseorang

kepadanya. Hal ini dapat memotivasi atau yang mendorong keinginan individu untuk

semangat kerja dan melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna

mendorong

terwujudnya tujuan organisasi atau instansi. mencapai tujuan tertentu. Motivasi diri

Oleh karena itu, setiap pimpinan atau seseorang akan mewujudkan suatu perilaku

atasan harus selalu berusaha agar para yang diarahkan pada tujuan untuk

Volume 4, No. 4, November 2015 -6

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

bawahannya mempunyai disiplin yang baik.

METODE PENELITIAN

Seorang pimpinan atau atasan dikatakan

Lokasi dan Objek Penelitian

efektif dalam kepemimpinannya, jika para Penelitian ini dilakukan pada Dinas bawahannya mempunyai disiplin yang baik.

Perindustrian dan Perdagangan Aceh. Menurut Dessler (2005 : 275)

Objek penelitian ini adalah para seluruh bahwa “Disiplin adalah suatu prosedur

pegawai pada Dinas Perindustrian dan yang mengoreksi atau menghukum

Perdagangan Aceh. Penelitian ini akan seorang bawahan karena melanggar

menyajikan tentang pengaruh kompetensi aturan atau prosedur yang telah ditentukan

pendidikan dan pelatihan, motivasi dan oleh organisasi atau perusahaan”.

disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Disiplin merupakan perasaan taat

serta dampaknya pada kinerja Dinas dan patuh terhadap nilai-nilai yang

Perindustrian Dan Perdagangan Aceh. dipercaya termasuk melakukan pekerjaan

Populasi dan Sampel

tertentu yang dirasakan menjadi tanggung

adalah wilayah jawab bila dihubungkan dengan tugas dan

Populasi

yang terdiri atas: kewajiban serta larangan untuk abdi

generalisasi

obyek/subyek yang mempunyai kualitas negara. Kedisiplinan juga fungsi dari

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan Manajemen Sumber Daya yang terpenting,

oleh peneliti untuk dipelajari dan karena semakin baik disiplin karyawan

ditarik kesimpulannya semakin tinggi prestasi kerja yang dapat

kemudian

(Sugiyono, 2007 : 72). Dalam penelitian dicapainya. Tanpa disiplin karyawan yang

ini yang menjadi populasi adalah seluruh baik, sulit bagi organisasi atau perusahaan

pegawai pada Dinas Perindustrian dan untuk mencapai hasil yang optimal.

Perdagangan Aceh yang berjumlah 160 Disiplin yang baik mencerminkan

orang pegawai, sehingga metode yang besarnya rasa tanggung jawab seseorang

digunakan dalam penelitian ini adalah terhadap tugas –tugas yang diberikan

metode sensus.

kepadanya. Hal ini dapat memotivasi atau

Peralatan Analisis Data terwujudnya tujuan organisasi atau instansi.

mendorong semangat

kerja

dan

Peralatan analisis data yang Oleh karena itu, setiap pimpinan atau

digunakan untuk melakukan pengujian atasan harus selalu berusaha agar para

hipotesis penelitian adalah analisis jalur bawahannya mempunyai disiplin yang

(path analysis). Asumsi-asumsi standar baik. Seorang pimpinan atau atasan

yang harus dipenuhi sebelum membangun dikatakan efektif dalam kepemimpinannya,

model path analysis antara lain: (1) jika para bawahannya mempunyai disiplin

berbentuk rekursif; (2) hubungan satu arah; yang baik.

(3) linier, aditif dan kausal, (4) 7-

Volume 4, No. 4, November 2015

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

berdistribusi normal; (5) tidak ada

Perdagangan Aceh.

multikolinieriti; dan (6) semua variable

Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja

terukur, minimal dalam skala interval.

Pegawai

Model jalur sesuai dengan Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kerangka pemikiran yang telah dijelaskan motivasi yang dilakukan oleh pimpinan

sebagai berikut ini:

mempunyai

pengaruh terhadap

peningkatan kinerja pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh dengan diperoleh nilai koefisien sebesar 0,254 artinya setiap perubahan terhadap variabel motivasi sebanyak 1 satuan, maka

Gambar 1. Diagram Jalur

akan meningkatkan kinerja pegawai sebanyak 0,254 pada satuan skala likert.

HASIL PEMBAHASAN

Pengaruh Kompetensi pendidikan dan Pengaruh Disiplin Terhadap Kinerja pelatihan, Motivasi dan Disiplin Kerja

Pegawai

Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Aceh

Hasil penelitian menunjukkan bahwa disiplin kerja yang diperlihatkan oleh

Pengaruh Kompetensi Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai

pegawai mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kinerja pegawai Dinas

Berdasarkan hasil penelitian seperti Perindustrian dan Perdagangan Aceh

ditunjukkan pada tabel 4.9. menunjukkan dengan diperoleh nilai koefisien sebesar

bahwa kompetensi

pendidikan dan

0,240 artinya setiap perubahan terhadap pelatihan mempunyai pengaruh terhadap

variabel disiplin kerja sebanyak 1 satuan, peningkatan kinerja pegawai Dinas

maka akan meningkatkan kinerja pegawai Perindustrian dan Perdagangan Aceh

sebanyak 0,240 pada satuan skala likert. diperoleh nilai koefisien sebesar 0,448

artinya setiap perubahan terhadap variabel

Pengaruh Kompetensi pendidikan dan pelatihan, Motivasi dan Disiplin Kerja

kompetensi pendidikan dan pelatihan

Terhadap Kinerja Organisasi Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Aceh

meningkatkan kinerja pegawai sebanyak

Pengaruh Kompetensi Pendidikan dan

0,448 pada satuan skala likert. Hasil

Pelatihan Terhadap Kinerja Organisasi

penelitian ini membuktikan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi pendidikan dan pelatihan

bahwa

kompetensi pendidikan dan pelatihan berpengaruh nyata terhadap peningkatan

pengaruh terhadap kinerja pegawai Dinas Perindustrian dan

mempunyai

peningkatan kinerja organisasi Dinas Volume 4, No. 4, November 2015

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Perindustrian dan Perdagangan Aceh

Kesimpulan

diperoleh nilai koefisien sebesar 0,453

1. Kompetensi pendidikan dan pelatihan, artinya setiap perubahan terhadap variabel

motivasi kerja dan disiplin kerja secara kompetensi pendidikan dan pelatihan

bersama-sama berpengaruh terhadap sebanyak

pegawai pada Dinas meningkatkan kinerja pegawai sebanyak

Perindustrian dan Perdagangan Aceh, 0,453% pada satuan skala likert.

hal ini mengindikasikan bahwa faktor kompetensi pendidikan dan pelatihan,

Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja

motivasi kerja yang dilakukan

Pegawai

pimpinan maupun disiplin kerja Hasil penelitian menunjukkan bahwa

berdampak terhadap motivasi yang diberikan oleh pimpinan

pegawai

peningkatan kinerja pegawai. mempunyai

pengaruh

terhadap

2. Kompetensi pendidikan dan pelatihan, peningkatan kinerja organisasi Dinas

motivasi kerja dan disiplin kerja secara Perindustrian dan Perdagangan Aceh

simultan berpengaruh terhadap kinerja dengan diperoleh nilai koefisien sebesar

organisasi, sedangkan secara parsial 0,245 artinya setiap perubahan terhadap

variabel kompetensi pendidikan dan variabel motivasi sebanyak 1 satuan, maka

pelatihan, motivasi kerja dan disiplin akan meningkatkan kinerja pegawai

kerja juga mempunyai pengaruh sebanyak 0,245% pada satuan skala likert.

terhadap kinerja organisasi Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Aceh.

Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai

3. Kinerja pegawai mempunyai pengaruh

secara signifikan terhadap peningkatan Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kinerja organisasi Dinas Perindustrian disiplin kerja yang diperlihatkan oleh

dan Perdagangan Aceh. pegawai mempunyai pengaruh terhadap

4. Terdapat pengaruh tidak langsung peningkatan kinerja organisasi Dinas

maupun langsung variabel kompetensi Perindustrian dan Perdagangan Aceh

pendidikan dan pelatihan, motivasi dan dengan diperoleh nilai koefisien sebesar

kerja terhadap kinerja 0,223 artinya setiap perubahan terhadap

disiplin

organisasi melalui variabel kinerja variabel disiplin kerja sebanyak 1 satuan,

pegawai Dinas Perindustrian dan maka akan meningkatkan kinerja pegawai

Perdagangan Aceh. sebanyak 0,223% pada satuan skala likert.

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

9- Volume 4, No. 4, November 2015

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

DAFTAR KEPUSTAKAAN

semua variabel mempunyai pengaruh

Ambar, T., Sulistiyani dan Rosidah, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia,

baik secara langsung dan tidak

Konsep, Teori dan Pengembangan

dalam Konteks Organisasi Publik langsung dalam meningkatkan kinerja .

Yogyakarta: Graha Ilmu.

organisasi, sehingga

keberadaan

Hasibuan, M. SP, 2004. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah . Edisi Revisi.

variabel tersebut perlu ditingkatkan,

Jakarta: Bumi Aksara.

terutama dalam meningkatkan kinerja Iswahyu, H., 2005. Pengaruh Kompetensi dan

Motivasi Kerja Terhadap Kinerja

Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Pegawai pada Sekretariat Daerah Kabupaten Malang. Jurnal Eksekutif.

Aceh, baik dalam jangka pendek

Vol. 2, No. 1, April 2005.

maupun dalam jangka panjang.

Mangkunegara, A.P., 2006. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia . Bandung: PT.

2. Kompetensi pendidikan dan pelatihan,

Refika Aditama. Palan, R., 2007. Competency Management.

motivasi kerja dan disiplin kerja dapat

Teknik

Mengimplementasikan

menjadi referensi bagi pimpinan dalam

Manajemen

SDM berbasis

Kompetensi

untuk Meningkatkan

pengambilan kebijaksanaan organisasi

Daya Saing Organisasi . Penerjemah: Octa Melia Jalal. Jakarta: Penerbit

berkaitan dengan peningkatan kinerja

PPM.

pegawai.

Purwadarminta, 2010. Manajemen Kinerja Sektor Publik, Akademi Manajemen

3. Kompetensi pendidikan dan pelatihan,

Perusahaan YKPN . Yogyakarta. Mathis, Robert L, Jackson, John H, 2002.

motivasi kerja dan disiplin kerja

Manajemen Sumber Daya Manusia.

menjadi salah satu faktor yang dapat

Jakarta: Salemba Empat. Ruky, A. S., 2004. Sistem Manajemen Kinerja:

dijadikan rujukan bagi pimpinan baik

Panduan Praktis untuk Merancang dan Meraih Kinerja Prima. Jakarta:

secara langsung

maupun tidak

PT. Gramedia Pustaka Utama.

langsung terhadap peningkatan kinerja

Saydan, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit Jambatan

organisasi, sehingga dapat dijadikan

Siagian, S., 2002. Manajemen Stratejik. Jakarta: Bumi Aksara.

sebagai tolok ukur dalam menilai

Wibowo, 2009. Manajemen Kinerja. Edisi

tingkat keberhasilan organisasi.

Kedua. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

4. Untuk meningkatkan kinerja pegawai yang lebih baik lagi, hendaknya disiplin

ditingkatkan lagi, sehingga dengan disiplin kerja yang tinggi akan mampu meningkatkan

kinerja

organisasi

menjadi lebih baik lagi, sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada masyarakat.

Volume 4, No. 4, November 2015 - 10

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

10 Pages

pp. 11- 20

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA KOPERASI UNIT DESA DAN USAHA KECIL MENENGAH DI PROVINSI ACEH

Rusli 1 , Said Musnadi 2 , Mahdani 3

1) Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

Abstract The purpose of this study was to Determine (1) the influence of education and training competence, motivation and discipline Affect the work performance of employees, (2) the effect of training competence, motivation and work discipline to organizational performance Aceh Department of Trade and Industry, (3) the effect of employee performance to organizational performance Aceh Department of Industry and Trade, (4) the indirect effect of education and training competence, motivation and work discipline to organizational performance through employee performance variables of Industry and Trade of Aceh. This research was conducted at the Department of Industry and Trade of Aceh by the number of respondents 160 people. Analytical equipment used in this study using path analysis. The study of the first hypothesis Suggests that competence education and training, motivation and discipline simultaneously Affect the work performance of employees of Industry and Trade of Aceh, the results of the second hypothesis also Suggests that competence education and training, work motivation and work discipline simultaneously Affect the performance of the organization while the third hypothesis Suggests that employee performance has a significant influence on organizational performance peningaktan Department of Industry and Trade of Aceh, and then fourth hypothesis also Suggests that there is a direct or indirect effect of variable competence education and training, work motivation and discipline to organizational performance through employee performance variables, the Department of Industry and Trade of Aceh.

Keywords: Competence, Motivation, Discipline and Employee Performance and Organizational Performance

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) pengaruh kepemimpinan, motivasi kerja dan lingkungan kerja secara simultan terhadap kinerja karyawan, (2) pengaruh kepemimpinan, motivasi kerja, lingkungan kerja dan kinerja karyawan terhadap kinerja Koperasi Unit Desa dan Usaha Kecil Menengah di Provinsi Aceh, (3) pengaruh kepemimpinan, motivasi kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja Koperasi Unit Desa dan Usaha Kecil Menengah di Provinsi Aceh melalui kinerja karyawan. Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Unit Desa dan Usaha Kecil Menengah di Provinsi Aceh, dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. Peralatan analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan, motivasi kerja, lingkungan kerja baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan, dengan nilai F hitung > F tabel (64,054 > 2,690) pada tingkat signifikansi 0,000. Kemudian hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kepemimpinan, motivasi kerja, lingkungan kerja baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja KUD dan UKM di Provinsi Aceh, dengan diperoleh nilai F hitung >

F tabel ( 55,910 > 2,699) pada tingkat signifikansi 0,000, kemudian hasil penelitian juga membuktikan bahwa terdapat pengaruh tidak langsung kepemimpinan, motivasi kerja, lingkungan kerja terhadap kinerja KUD dan UKM di Provinsi Aceh melalui kinerja karyawan.

Kata kunci :

Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja, Kinerja Karyawan dan Kinerja Organisasi

PENDAHULUAN

pelaksana Pemerintah Aceh di bidang Dinas Koperasi dan Usaha Kecil

kelembagaan dan usaha koperasi, usaha Menengah

Aceh merupakan unsur mikro, kecil dan menengah serta

11 - Volume 4, No. 2, Mei 2015

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

pembiayaan koperasi, usaha mikro, kecil Beberapa faktor tersebut perlu mendapat menengah. Dinas Koperasi dan Usaha

kajian yang sifatnya ilmiah guna Kecil Menengah Aceh dipimpin oleh

mengetahui sejauhmana pengaruhnya seorang kepala dinas yang bertugas

terhadap kinerja karyawan pada Koperasi melaksanakan tugas umum pemerintah dan

dan Usaha Kecil Menengah Aceh secara pembangunan di bidang kelembagaan dan

umum. Berdasarkan hal tersebut akhirnya usaha koperasi, uasha mikro, kecil dan

penulis tertarik melakukan penelitian yang menengah serta pembiayaan koperasi,

dengan penembangan usaha mikro, kecil dan menengah sesuai

berkaitan

sumberdaya manusia yang ada di Dinas dengan peraturan perundang-undangan.

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kepala dinas sebagai pemimpin pada

Aceh.

Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Indikator kinerja atau performance Menengah

indicators berkaitan dengan hasil yang melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai

dikuantitatifkan dan mengusahakan data dengan kewenangan yang dimilikinya

setelah kejadian. Sementara itu indikator dalam rangka meningkatkan kinerja

kinerja dipakai untuk aktivitas yang hanya karyawannya.

dapat ditetapkan secara lebih kualitatif atas Secara empiris kinerja karyawan dan

dasar perilaku yang dapat diamati. Dalam kinerja organisasi pada Dinas Koperasi dan

hal indikator kinerja Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Aceh dipengaruhi

Usaha Kecil Menengah Aceh dapat dilihat oleh faktor eksternal maupun internal.

dari target dan realisasi pekerjaan yang Faktor eksternal umumnya diciptakan oleh

dapat diselesaikan oleh karyawan Dinas kondisi dari organisasi Dinas Koperasi dan

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Aceh Usaha Kecil Menengah Aceh dan

dalam kurun waktu tertentu. Bagi lingkungan organisasi seperti : kebijakan

organisasi yang memberikan pelayanan menenai pengembangan sumber daya

kepada publik, tentu saja kinerja karyawan manusia yang ada di Dinas Koperasi dan

itu dapat dilihat dari bagaimana organisasi Usaha

tersebut dalam memberikan pelayanan kepemimpinan, pengembangan karier,

Kecil Menengah

Aceh,

kepada publik, serta penanganan masalah- lingkungan kerja maupun tingkat birokrasi

masalah perkoperasian dan usaha kecil dan lain-lain. Sementara faktor internal

menengah dalam masyarakat seperti umumnya diciptakan oleh faktor-faktor

seperti pengurusan surat izin maupun yang terkandung dalam setia jiwa

masalah pengembangan usaha yang karyawan Koperasi dan Usaha Kecil

dilakukan oleh masyarakat, sehingga Menengah Aceh seperti motivasi, mental,

diperlukan adanya seseorang yang dapat attitude dan lain-lain, Saydan (2006 : 259).

mengarahkan dan mengkoordinasikan Volume 4, No. 4, November 2015

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

setiap pekerjaan dengan baik, yaitu dengan

motivasi dengan adanya figur kepemimpinan.

mengarahkan

menciptakan kondisi (iklim) organisasi Kepemimpinan merupakan faktor

melalui pembentukan budaya kerja atau penting dalam memberikan pengarahan

budaya organisasi sehingga para karyawan kepada karyawan apalagi pada saat-saat

merasa terpacu untuk bekerja lebih keras sekarang ini di mana semua serba terbuka,

agar kinerja yang dicapai juga tinggi. maka kepemimpinan yang dibutuhkan

Pemberian motivasi harus diarahkan adalah

dengan baik menurut prioritas dan dapat memberdayakan

diterima dengan baik oleh karyawan, Kepemimpinan yang bisa menumbuhkan

karyawannya.

karena motivasi tidak dapat diberikan motivasi

untuk setiap karyawan dengan bentuk yang kepemimpinan yang bisa menumbuhkan

kerja karyawan

adalah

berbeda-beda.

rasa percaya diri para karyawan dalam

diberikannya motivasi menjalankan tugasnya masing-masing.

Dengan

kepada karyawan Koperasi dan Usaha Pemimpin

Kecil Menengah Aceh, diharapkan kepada peningkatan kemampuan berfokus pada

yang

berorientasi

setiap karyawan akan memiliki tingkat pengembangan keterampilan-keterampilan

tanggung jawab yang tinggi sesuai dengan karyawan untuk meningkatkan kualitas

uraian jabatan yang diberikan serta kinerja

memiliki rencana kerja yang menyeluruh mempunyai

karyawan.

Pemimpin yang

dan berusaha untuk merealisasikan target kemampuan lebih tampak seperti pelatih

orientasi

peningkatan

pelayanan kepada masyarakat. yang

berfokus pada meningkatkan Sedangkan mengenai lingkungan keterampilan dan kemampuan karyawan.

kerja dapat dijelaskan bahwa faktor Selain kepemimpinan, motivasi juga

lingkungan kerja dapat mempengaruhi mempunyai peranan penting bagi para

terhadap peningkatan kinerja karyawan karyawan dalam rangka meningkatkan

dan kinerja organisasi, dimana lingkungan kinerjanya. Oleh sebab itu, motivasi yang

kerja yang masih kurang sesuai dengan tinggi dari para karyawan akan sangat

harapan karyawan, seperti penerangan diharapkan

ruangan yang belum sesuai dengan meningkatkan

harapan karyawan, kebersihan ruangan Ermayanti

kinerja

karyawan.

yang tidak terjaga dengan baik, warna cat bahwa pemahaman motivasi, baik yang

mengemukakan

pada dinding yang sangat jarang diganti ada dalam diri karyawan maupun yang

atau dicat kembali serta ruang kantor yang berasal dari lingkungan akan dapat

terlalu bising dengan suara kendaraan membantu dalam peningkatan kinerja.

umum. Selain faktor tadi juga masalah Dalam hal ini seorang manajer perlu

hubungan antar karyawan dan pimpinan

13 - Volume 4, No. 4, November 2015

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

dalam organisasi yang belum berjalan membandingkan apa yang telah dikerjakan dengan harmonis.

dengan apa yang sedang dikerjakan. Dengan demikian pengertian kinerja

KAJIAN KEPUSTAKAAN

UKIM merupakan Kinerja Koperasi Dan UKM

koperasi

dan

pendapatan koperasi yang diperoleh dalam Kinerja perusahaan dalam hal ini

satu tahun buku dikurang dengan biaya, kinerja koperasi dan UKM pada dasarnya

penyusutan, dan kewajiban lain termasuk merupakan cermin atas hasil kegiatan dan

pajak dalam tahun buku yang bersangkutan, kondisi yang ada disebuah perusahaan,

Soni Yuwono,dkk (2003). hasil kegiatan dari perusahaan ini akan

Kinerja karyawan mengacu pada dianalisis, dimana hasil dari analisis

prestasi seseorang yang diukur berdasarkan tersebut akan dapat memperlihatkan

standar atau kriteria yang ditetapkan oleh kondisi manajemen perusahaan selama

perusahaan/organisasi. Pengelolaan untuk periode dilakukannya analisis akan kinerja.

mencapai kinerja sumber daya manusia Kinerja juga merupakan suatu

tinggi dimaksudkan guna meningkatkan tingkat dimana para individu dan

kinerja organisasi secara keseluruhan. organisasi dalam suatu perusahaan

Kinerja sebenarnya meupakan konsep yang berusaha untuk mencapai suatu tujuan

sangat kompleks, baik definisi maupun secara efektif dan efisien. Anthony dkk,

pengukurannya yang sering menjadi (1995:6) dalam buku Soni Yuwono,dkk

tantangan bagi peneliti teori manajemen (2003) menyatakan bahwa efektifitas suatu

dan perilaku organisasi, karena bersifat organisasi berkaitan dengan kemampuan

multidimensional. Sehingga pengukuran untuk mencapai tujuan yang diinginkan,

hendaknya menginteraksikan sedangkan

dimensi pengukuran yang beragam. beberapa masukan yang diperlukan untuk

(2007 : 212), menghasilkan suatu unit keluaran.

Robbins

mendefinisikan prestasi kerja karyawan Sedangkan Lazzaro dan Brush

sebagai hasil kerja seseorang karyawan (2005:229-230) mendefenisikan bahwa

selama periode tertentu dibandingkan kinerja sama dengan pengukuran pekerjaan

dengan berbagai kemungkinan, misalnya maksudnya adalah perbandingan yang

standar, target/sasaran atau kriteria yang esensial antara satu standar dengan hasil

telah ditentukan terlebih dahulu dan telah yang dicapai dengan pengerahan usaha

disepakati bersama. Oleh karena itu fisik dan mental. Pengukuran kinerja

prestasi kerja umumnya menyangkut menyajikan suatu basis bagi penentuan

dengan pekerjaan atau macam pekerjaan luas kemajuan dan perbaikan dalam usaha-

manusia yang mengerjakan pekerjaan usaha

tersebut dan kemampuan/ketrampilan serta Volume 4, No. 4, November 2015

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

lingkungan dari pada pekerjaan tersebut. dengan kekuasaan yang dimiliki untuk Faktor kritis yang berkaitan dengan

organisasi dalam keberhasilan jangka panjang organisasi

mencapai

tujuan

membangun organisasi menuju high adalah kemampuan untuk mengukur

performance (Harvey dan Brown, 1996, seberapa baik karyawannya bekerja serta

dalam Cahyono, 2005). Perilaku pemimpin menggunakan informasi tersebut guna

mempunyai dampak signifikan terhadap memastikan pelaksanaannya memenuhi

sikap, perilaku dan kinerja pegawai. standar-standar sekarang dan terus

Efektivitas pemimpin dipengaruhi oleh meningkat sepanjang waktu. Teknik yang

karakteristik bawahannya dan terkait paling tua yang digunakan manajemen

dengan proses komunikasi yang terjadi adalah

antara pemimpin dan bawahan. (performance apprasial). Penilaian kinerja

Motivasi Kerja

dapat pula menjadi sumber kerisauan dan

mencapai tujuan dan frustasi bagi manajer dan karyawan. Hal

Untuk

keberhasilan dari sebuah organisasi maka ini disebabkan ketidakpastian di sekitar

pimpinan dari organisasi tersebut harus sistem penilaian kinerja.

memperhatikan apa-apa yang membuat

Kepemimpinan

termotivasi dalam Untuk

karyawannya

melakukan pekerjaan dan berusaha untuk mengendalikan berbagai fungsi subsistem

mengelola

dan

supaya karyan benar-benar memahami apa dalam organisasi agar tetap konsisten

sebenarnya, menurut dengan tujuan organisasi dibutuhkan

itu

motivasi

Ermayanti (2001:3), mengemukakan seorang pemimpin karena pemimpin

bahwa pemahaman motivasi, baik yang merupakan

ada dalam diri karyawan maupun yang peningkatan

berasal dari lingkungan akan dapat (Bass,1994 dalam Cahyono 2005).

membantu dalam peningkatan kinerja. Disamping itu kemampuan pemimpin

Dalam hal ini seorang pimpinan perlu dalam menggerakan dan memberdayakan

motivasi dengan karyawannya akan berpengaruh terhadap

mengarahkan

menciptakan kondisi (iklim) organisasi kinerja karyawan. Perubahan lingkungan

melalui pembentukan budaya kerja atau dan tehnologi yang cepat meningkatkan

budaya organisasi sehingga para karyawan kompleksitas tantangan yang dihadapi oleh

merasa terpacu untuk bekerja lebih keras organisasi,

agar kinerja yang dicapai juga tinggi. kebutuhan organisasi terhadap pemimpin

hal ini

memunculkan

Menurut Nawawi dan Hadari, yang

(2005 : 52), motivasi merupakan proses mengembangkan usaha-usaha bawahan

dapat mengarahkan

dan

psikologis yang berlangsung dalam

15 - Volume 4, No. 4, November 2015

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

interaksi antar kepribadian yang berbeda- Kemudian juga didukung oleh hasil beda untuk memenuhi kebutuhan sebagai

penelitian yang dilakukan oleh Lewa dan manusia. Dari proses ini dihasilkan

Subowo, (2005) dimana lingkungan kerja dorongan (motif) berupa kehendak.

dapat berdampak terhadap peningkatan Kemauan

kinerja karyawan dalam suatu organisasi. bertindak/berbuat melalui pengambilan

Lingkungan kerja merupakan suatu keputusan.

masalah yang perlu diperhatikan oleh Menurut

setiap orang yang melakukan suatu motivasi adalah “pemberian daya

Hasibuan,

pekerjaan, karena lingkungan kerja dapat penggerak yang menciptakan kegairahan

karyawan dalam kerja seseorang, agar mereka mau

mempengaruhi

pekerjaan atau bekerjasama,

menyelesaikan

menghasilkan barang atau jasa. Karyawan berintegrasi dengan segala daya upayanya

yang merasa senang, optimis mengenai untuk mencapai kepuasan ”.

kegiatan dan tugasnya menunjukkan adanya

lingkungan kerjanya baik.

Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja yang baik akan Menurut

Nitisemito

mendorong seseorang untuk bekerja lebih lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada

baik dan bersikap positif seperti disekitar para pekerja dan dapat

mempunyai kesetiaan yang tinggi, mempengaruhi dirinya dalam menjalankan

kegembiraan, kebanggaan dalam dinas, tugas

yang dibebankannya.

Suatu

dan kedisiplinan dalam organisasi atau perusahaan harus dapat

kerjasama

kewajiban (Moekijat, 2005 : 136). memperhatikan kondisi yang ada dalam

Berdasarkan uraian di atas, dapat peusahaan baik didalam maupun diluar

disimpulkan lingkungan kerja adalah ruangan tempat kerja, sehingga karyawan

segala sesuatu baik sarana dan prasarana dapat bekerja dengan lancar dan merasa

yang ada disekitar karyawan atau pekerja aman. Berdasarkan pendapat diatas dapat

sehingga langsung maupun tidak langsung dijelaskan bahwa lingkungan kerja yang

dapat mempengaruhi dalam pelaksanakan nyaman dapat berdampak terhadap

tugas-tugas dan pekerjaannya. kepuasan pegawai. Hubungan lingkungan

kerja dengan peningkatan kepuasan kerja

METODE PENELITIAN

juga dibuktikan dari hasil penelitian yang

Lokasi dan Objek Penelitian

dilakukan oleh Nasution dan Rodhiyah Penelitian ini dilakukan pada (2008), bahwa lingkungan kerja yang

Koperasi Unit Desa dan Usaha Kecil nyaman dapat berdampak terhadap

Menengah di Provinsi Aceh. Objek peningkatan kepuasan kerja karyawan.

penelitian ini adalah kepemimpinan, Volume 4, No. 4, November 2015

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

motivasi, lingkungan kerja, kinerja karyawan dan kinerja koperasi dan UKM.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah

Gambar 1. Diagram Jalur

seluruh Koperasi Unit Desa dan Usaha

HASIL PEMBAHASAN

Kecil Menengah di Provinsi Aceh yang

Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi

berjumlah sebanyak 91 unit KUD dan

Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap

2020 UKM dengan jumlah karyawan

Kinerja Karyawan Pada Koperasi Unit Desa dan Usaha Kecil Menengah

sebanyak 2699 orang.

Provinsi Aceh

Menurut Arikunto (2002 : 108)

Perkembangan KUD dan UKM di populasi adalah keseluruhan subjek

Provinsi Aceh saat ini cenderung penelitian. Apabila seseorang ingin

mengalami stagnasi terutama koperasi unit meneliti semua elemen yang ada dalam

cenderung mengalami wilayah penelitian, maka penelitiannya

desa

yang

penurunan perkembangan, sedangkan merupakan penelitian populasi. Studi atau

usaha kecil menengah juga belum penelitian juga disebut studi populasi atau

perkembangan yang studi sensus.

menunjukkan

menggemberikan. Pada penelitian ini akan

Peralatan Analisis Data

dilihat pengaruh kepemimpinan yang Peralatan analisis

dijalankan oleh pimpinan dalam mengelola digunakan untuk melakukan pengujian

data yang

KUD dan UKM, kemudian motivasi kerja hipotesis penelitian adalah analisis jalur

yaitu dorongan yang timbul dari dalam diri (path analysis). Asumsi-asumsi standar

karyawan dan segenap unsur pada KUD yang harus dipenuhi sebelum membangun

dan UKM, sedangkan lingkungan kerja model path analysis antara lain: (1)

juga menjadi salah satu faktor yang dapat berbentuk rekursif; (2) hubungan satu arah;