48
5.3 Pengetahuan Ibu Post Partum dalam Pemberian ASI Kolostrum
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Ibu Post Partum dalam Pemberian ASI Kolostrum di Rumah Sakit Martha Friska Brayan Tahun
2012
Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan bahwa pengetahuan ibu post partum dalam pemberian ASI Kolostrum, mayoritas pengetahuan responden dikatakan cukup
sebanyak 17 responden 56,7, pengetahuan ibu post partum dalam pemberian ASI Kolostrum dikatakan baik sebanyak 9 responden 30
5.4 Sikap Ibu Post Partum dalam Pemberian ASI Kolostrum
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi berdasarkan sikap ibu post partum dalam pemberian ASI kolostrum di Rumah Sakit Martha Friska Brayan Tahun 2012.
Pengetahuan Ibu Post Partum dalam Pemberian ASI Kolostrum
Frekuensi Persentase
Baik 9
30 Cukup
17 56,7
Kurang 4
13,3 Total
30 100
Sikap Ibu Post Partum dalam Pemberian ASI Kolostrum
Frekuensi Persentasi
Ya 18
60 Tidak
12 40
Total 30
100
Universitas Sumatera Utara
49 Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan bahwa sikap ibu post partum dalam
pemberian ASI kolostrum yang baik sebanyak 18 responden 60, dan sikap ibu post partum dalam pemberian ASI Kolostrum kurang baik sebanyak 12 responden
40.
5.5 Tindakan Ibu Post Partum dalam Pemberian ASI Kolostrum
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi berdasarkan tindakan ibu post partum dalam pemberian ASI kolostrum di Rumah Sakit Martha Friska Brayan
Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 5.5 menunjukkan bahwa tindakan ibu post partum dalam pemberian ASI Kolostrum baik sebanyak 16 responden 53,3, dan tindakan ibu
post partum dalam pemberian ASI Kolostrum kurang baik sebanyak 14 responden 46,7.
Tindakan Ibu Post Partum dalam Pemberian ASI Kolostrum
Frekuensi Persentasi
Ya 16
53,3 Tidak
14 46,7
Total 30
100
Universitas Sumatera Utara
50
5.6 Pembahasan 5.6.1 Pengetahuan Ibu Post Partum dalam Pemberian ASI Kolostrum
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra
manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga Notoatmojo, 2007.
Pengetahuan Ibu Post Partum Normal dan Sectio Caesarea dalam Pemberian ASI Kolostrum mayoritas kategori cukup sebanyak 17 orang 56,7, Hal ini
menunjukkan bahwa pengetahuan ibu post partum normal dan section caesarea dalam pemberian ASI kolostrum sudah baik namun masih ada pengetahuan ibu post partum
normal dan section caesarea dalam pemberian ASI Kolostrum yang termasuk dalam kategori kurang sebanyak 4 orang 13,3, pengetahuan ibu Post Partum dipengaruhi
dukungan dan motivasi dari keluarga terutama dukungan suami dalam memotivasi pemberian ASI kolostrum pada bayi. Pengetahuan ibu post partum normal dan
section caesarea dalam pemberian ASI Kolostrum dikatakan cukup didukung oleh pendidikan ibu yang mayoritas SMA sebanyak 10 orang 33.3, semakin tinggi
tingkat pendidikan yang didapatkan ibu maka pengetahuan semakin baik. Ibu yang tamat SMA masih memiliki pengetahuan yang minim terhadap pemberian ASI
kolostrum. Ibu yang kurang pengetahuan tentang ASI kolostrum dan kurang diberi nasehat tentang pentingnya pemberian kolostrum, maka banyak ibu setelah bersalin
tidak langsung memberikan kolostrum namun kebanyakan menunggu sampai berwarna putih dan cairan berwarna kuning dibuang Hal ini disebabkan oleh
Universitas Sumatera Utara
51 kurangnya sistem informasi yang masih belum memadai dan masih kurangnya
penyuluhan kesehatan tentang ASI kolostrum. Pelayanan kesehatan yang kurang memadai dan sarana serta prasarana yang kurang mendukung seperti tidak adanya
ruang khusus bayi menyusui. Faktor umur juga mempengaruhi pengetahuan ibu post partum normal dan section caesarea dalam pemberian dimana mayoritas umur ibu
berusia 23-28 tahun sebanyak 12 orang 40. Pola pemikiran ibu post partum normal dan section caesarea dalam pemberian ASI Kolostrum didukung oleh
kematangan umur, sehingga dalam hal berpikir ibu sudah mampu memilih tindakan yang baik dalam pemberian ASI kolostrum terhadap kesehatan bayi.
Pengetahuan ibu post partum normal dan section caesarea dalam pemberian ASI Kolostrum meliputi manfaat ASI kolostrum yaitu dapat menambah daya tahan
tubuh bayi, dan bayi bebas dari penyakit infeksi, tumbuh kembang bayi semakin baik, dan jarang terserang penyakit. Kekebalan bayi akan bertambah jika adanya
kandungan zat-zat dan vitamin yang terdapat pada air susu ibu, maka mengharuskan bayi segera setelah lahir ditempelkan ke payudara ibu agar bayi dapat sesering
mungkin menyusui. Pemberian ASI kolostrum kepada bayi diberikan satu jam setelah persalinan. Hal ini dilakukan supaya hubungan antara ibu dan bayi lebih dekat dan
manfaat dari kolostrum dapat dirasakan oleh bayi. Pengetahuan ibu yang cukup didukung oleh pengalaman dan sumber
informasi kesehatan yang baik di lingkungan rumah tempat tinggal, dimana semakin jauh lingkungan tempat tinggal maka informasi tentang ASI Kolostrum semakin
Universitas Sumatera Utara
52 kurang dan dengan informasi yang memadai pemberian ASI kolostrum pada bayi
semakin baik juga. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya lingkungan yang baik mendukung tingkat kesehatan bayi yang semakin baik.
Menurut Junita 2011 dari 23 orang sampel penelitian dengan hasil penelitian kualitatif diperoleh secara umum perilaku ibu post partum baik 91,3
dalam pemberian ASI.
Menurut Indriyani dari 128 responden yang memiliki pengetahuan dalam kategori baik sebagian besar 80 memberikan ASI eksklusif. Separuh 50 dari
responden dengan pengetahuan cukup memberikan ASI eksklusif dan separuhnya lagi 50 tidak memberikan ASI eksklusif. Sedangkan responden dengan pengetahuan
kurang 100 tidak memberikan ASI eksklusif.
5.6.2 Sikap
Adapun hasil penelitian mayoritas sikap ibu Post Partum Normal dan Sectio Caesarea dalam Pemberian ASI Kolostrum adalah positif sebanyak 18 orang 80.
Sikap ibu dikatakan positif didukung oleh sikap ibu yang memberikan ASI kolostrum kepada bayi saat bayi lahir. Sikap tersebut baik karena ibu mengetahui pentingnya
ASI kolostrum terhadap kesehatan bayi. Ibu juga mengetahui ASI kolostrum dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi sehingga bayi kebal terhadap penyakit yang
sedang mewabah. ASI kolostrum juga berguna untuk membersihan saluran pencernaan bayi,
Universitas Sumatera Utara
53 Sikap ibu yang dikatakan positif dimana ibu mampu mengambil keputusan
kesehatan terhadap bayi, sikap tersebut memberikan respon yang baik terhadap bayi karena membantu pertumbuhan dan perkembangan bayi yang lebih sempurna. Ibu
juga mengetahui bahwa ASI kolostrum tidak berbahaya bagi bayi, selain itu ASI kolostrum tidak menyebabkan diare pada bayi.
Menurut Indriyani 2011 dari 128 responden yang memiliki sikap dalam kategori baik sebagian besar 66,7 memberikan ASI eksklusif. Sedangkan
responden yang memiliki sikap dalam kategori cukup sebagian besar tidak memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 83,3.
5.6.3 Tindakan
Hasil penelitian dari 30 responden dengan 1 pertanyaan dimana 16 responden 53.3 menjawab ibu langsung memberikan ASI kolestrum kepada bayi. Demikian juga
dengan penelitian Mardeyanti 2007, bahwa 60 ibu yang bekerja tidak patuh memberikan ASI eksklusif, hasil penelitian ini tidak sesuai dengan kedua hasil penelitian
tersebut karena secara proporsi responden yang bekerja hanya 36 sedangkan responden yang tidak bekerja sebesar 64.
Tindakan yang harus dilakukan ibu setelah memberikan ASI kolostrum yaitu menyendawakan bayi tujuanya adalah
mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah setelah menyusui .
Menurut Indriyani 2011 mengatakan peranan budaya yang ada
dimasyarakat sangatlah mempengaruhi proses terjadinya pembentukan perilaku seperti halnya dalam proses pemberian ASI. Jumlah sampel dalam penelitian ini
Universitas Sumatera Utara
54 adalah 128 orang dan menggunakan tehnik cluster sampling. Berdasarkan hasil yang
diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku ibu postpartum dikecamatan Medan Belawan khususnya pada masyarakat melayu berada pada
kategori cukup dengan persentase sebesar 55.1.
Universitas Sumatera Utara
55
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI